ETAC : Bagaimana Partai Komunis Tiongkok Melakukan Pengambilan Paksa Organ Hidup-Hidup ?

The International Coalition to End Transplant Abuse in China (ETAC) atau Koalisi Internasional untuk Mengakhiri Penyalahgunaan Transplantasi di Tiongkok, baru-baru ini merilis video terbaru yang mengungkapkan bagaimana komunis Tiongkok melakukan pengambilan paksa organ dari tubuh hidup praktisi Falun Gong, warga etnis Uighur dan tahanan hati nurani lainnya.

ETAC menyerukan semua negara untuk merumuskan hukum untuk menindak organisasi dan peserta “pariwisata transplantasi” internasional. Dengan demikian diharapkan dapat menghentikan tindak pembunuhan yang masih terus dilakukan oleh komunis Tiongkok. 

Selama lebih dari tiga dekade, partai komunis Tiongkok terus dituduh secara paksa mengambil organ dari warganya sendiri. Korban dibunuh untuk diambil organ tubuhnya demi transplantasi.

Perdagangan organ manusia semacam ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang berdampak pada kita semua.

Tapi bagaimana pengambilan paksa organ dari tubuh hidup itu dilakukan oleh komunis Tiongkok ?

Dimana letak perbedaannya dengan sistem transplantasi di negara lain dalam hal cara pengambilan organ ?

Adakah buktinya bahwa pengambilan paksa organ sedang terjadi ?

“Kejahatan Organ,” sebuah lukisan minyak oleh Xiqiang Dong menggambarkan penyitaan organ dari seorang praktisi Falun Dafa yang masih hidup di Tiongkok. ( Xiqiang Dong)

Sebagian besar negara memiliki sistem donasi sukarela. Penerima diwajibkan menunggu organ itu muncul — yang mana bisa makan waktu terkadang sampai 3 atau 4 tahun. Ketika donor meninggal, yang paling cocok dalam daftar tunggu dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani transplantasi.

Tetapi partai komunis Tiongkok memiliki sistem yang sangat berbeda, yakni berdasarkan fungsi pencocokan berbalik. Penerima organ membayar untuk menemukan organ yang cocok dari sejumlah besar orang yang ditahan oleh pemerintah, setelah mendapatkan organ yang paling cocok dari seorang tahanan, ia kemudian dijadikan “pendonor”.

Tahanan tersebut akan dibunuh dan organnya diambil untuk transplantasi.

Transplantasi untuk organ seperti jantung, liver, dan ginjal dijadwalkan sebelumnya dan umumnya dapat diselesaikan dalam beberapa minggu menunggu.

Sistem donasi organ yang etis tidak mungkin dapat menyediakan organ sesuai permintaan.

Apakah tahanan hati nurani dibunuh untuk diambil organnya telah diperdebatkan selama bertahun-tahun. Akibatnya, pengadilan rakyat independen yang diketuai oleh pengacara Kerajaan Inggris Sir Geoffrey Ness dibentuk untuk menilai semua bukti yang ada.

Setelah 12 bulan, termasuk menyelenggarakan sidang dengar pendapat selama 5 hari, akhirnya pengadilan independen menyimpulkan :

“Pengambilan organ secara paksa dalam skala besar telah terjadi selama bertahun-tahun di berbagai tempat di seluruh Tiongkok”.

“Praktisi Falun Gong selalu menjadi salah satu korban — bahkan mungkin menjadi sumber pasokan organ utama dalam transplantasi di rumah-rumah sakit di Tiongkok”.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan warga etnis Uighur dijadikan sebagai bank organ.

Untuk memahami bagaimana kekejaman ini dimulai, kita perlu kembali ke akhir era tahun 1970, ketika ahli bedah Tiongkok mulai mentransplantasikan organ dari para terpidana mati.

Praktek ini telah banyak dikutuk.

Pada tahun 1994, Human Rights Watch melaporkan 3 temuan utama mereka :

Tahanan politik dan penjahat non-kekerasan lainnya digunakan sebagai sumber organ.

Dokter Tiongkok terlibat dalam tes medis pra-eksekusi dan mencocokkan data medis tahanan dengan penerima organ. “Biasanya siapa yang membayar lebih awal dialah yang dilayani lebih dahulu”.

Selain itu, eksekutor sengaja melakukan kesalahan untuk memastikan bahwa tahanan tidak mati pada saat pengambilan organ.

Sejak tahun 2000, sistem transplantasi di daratan Tiongkok berkembang pesat.

Pada saat yang sama, pihak berwenang meluncurkan kampanye kekerasan … dengan mencoba melenyapkan praktik qigong Buddhis dan latihan meditasi Falun Gong, yang di daratan Tiongkok saja telah diikuti oleh jutaan warga.

Karena semakin banyak praktisi Falun Gong yang ditahan di kamp kerja paksa, tempat penahanan ilegal dan penjara, jumlah transplantasi meningkat secara dramatis. Organ yang diperoleh dengan cepat ini tidak mungkin dapat diperoleh hanya dari jumlah tahanan yang dijatuhi hukuman mati. Sehingga, praktisi Falun Gong adalah sumber organ yang lebih sehat karena mereka tidak minum, tidak merokok, dan melakukan latihan qigong secara teratur, yang merupakan bagian dari latihan spiritual mereka.

Praktisi Falun Gong mengambil bagian dalam parade di New York pada 18 April 2021, untuk memperingati 22 tahun seruan damai 25 April dari 10.000 praktisi Falun Gong di Beijing. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

Jumlah transplantasi organ liver pada tahun 2000 saja sudah mencapai 10 kali lipat dari jumlah pada tahun 1999. Pada tahun 2005, jumlah itu meningkat 3 kali lipat.

Seiring berkembangnya sistem transplantasi Tiongkok, jumlah orang yang ditahan sebagai stok organ juga terus bertambah.

Pada tahun 2017, warga Muslim etnis Uighur yang ditahan mulai meningkat. Menurut laporan bahwa banyak warga etnis Uighur “hilang”. Meskipun belakangan ini pemerintah Tiongkok mulai mengembangkan sistem donasi sukarela, namun sumber organ tetap tidak transparan.

Dari Juli 2018 hingga Juni 2019, anggota pengadilan independen dengan keahlian di berbagai bidang seperti hukum hak asasi manusia internasional, transplantasi organ, hubungan internasional, penelitian tentang urusan Tiongkok, dan bisnis telah meninjau sejumlah bukti, termasuk :

Kesaksian dari kerabat korban yang meninggal, rekan yang pernah ditahan, kesaksian dari warga Uighur dan praktisi Falun Gong yang ditahan yang dipaksa menjalani tes darah dan pemindaian organ, termasuk rontgen dada dan ultrasound, Beberapa dari mereka bahkan pernah diancam akan diambil organnya secara hidup-hidup.

Dari investigasi rahasia lewat sambungan telepon dan video yang dimulai pada tahun 2019 menunjukkan bahwa pejabat pemerintah dan ahli bedah mengakui bahwa organ tersedia sesuai permintaan, dan organ praktisi Falun Gong juga tersedia.

Dalam panggilan telepon forensik, mantan menteri kesehatan militer Tiongkok Bai Shuzhong mengatakan bahwa mantan Sekjen PKT Jiang Zemin secara langsung memerintahkan pembunuhan terhadap praktisi Falun Gong untuk mendapatkan organ.

(Percakapan yang direkam tersebut berbunyi :)

Investigator : Apakah pengambilan organ dari tubuh praktisi Falun Gong yang ditahan untuk keperluan transplantasi itu merupakan perintah yang berasal dari kepala Departemen Logistik Umum Tiongkok ?

Bai Shuzhong : Saat itu adalah Ketua Jiang, beliau yang menurunkan perintah, memberi petunjuk untuk melakukan hal itu, yakni transplantasi organ.

Pengadilan independen juga meninjau kompilasi catatan investigasi yang berbahasa Mandarin, termasuk penggunaan tempat tidur, tim bedah, dan pendapatan rumah sakit. Catatan ini menunjukkan bahwa setiap tahun ada transplantasi berjumlah antara 60.000 dan 100.000 kasus ….. jauh lebih banyak daripada yang diklaim oleh pihak berwenang Tiongkok. Pada tahun 2010, satu rumah sakit saja telah melaksanakan lebih dari 5.000 kasus transplantasi.

Bukti lain yang ditinjau meliputi juga :

Kebijakan resmi pemerintah Tiongkok dan dokumen tentang operasi bedah, laporan penelitian ilmiah di jurnal Tiongkok, juga merinci data meragukan tetapi jumlahnya yang konsisten dengan spekulasi tentang melakukan pembunuhan demi pengambilan organ.

Ada juga analisis statistik dari sistem donasi organ di daratan Tiongkok, yang menunjukkan bahwa angka donasi organ dipalsukan dan tidak dapat mewakili angka sebenarnya.

Tapi siapa yang bertanggung jawab atas tindakan ini ?

Juga, apa yang harus dilakukan ?

Institusi dan perusahaan medis harus mematuhi kewajiban komersial dan hak asasi manusia mereka… dan itu berarti memutuskan hubungan dengan Tiongkok dalam praktik, penelitian, dan pelatihan transplantasi organ.

Negara-negara harus memberlakukan undang-undang untuk menindak organisasi yang menyelenggarakan pariwisata transplantasi internasional dan pengiktnya, para pelaku di Tiongkok harus diberi sanksi. Pemerintah di seluruh dunia harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencari keadilan dan meminta pertanggungjawaban Partai Komunis Tiongkok atas tindakannya. Sebagai warga dunia, kita memiliki tanggung jawab untuk berbicara menentang pengambilan organ secara paksa.

Jika kita tidak bertindak sekarang, lebih banyak orang akan menjadi korban, semakin banyak nyawa akan melayang.

Mari kita bersama menyerukan STOP Pengambilan Paksa Organ!

The International Coalition to End Transplant Abuse in China (ETAC) adalah koalisi dari dibentuk bersama oleh para pengacara, akademisi, ahli etika, profesional medis, dan pembela hak asasi manusia yang bekerja untuk mengakhiri kejahatan pengambilan organ paksa yang dilakukan oleh PKT. (sin)