Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan Komandan Kelompok Teror Jihad Islam yang Disokong Iran

Chen Beichen

Setelah lebih dari setahun sempat mereda, konflik serius meletus antara Israel dan Palestina. Pada Minggu (7/8), Israel melanjutkan serangan udara di koridor Gaza dan mengonfirmasi bahwa mereka membunuh seorang komandan senior gerakan Jihad Islam Palestina di sebuah kamp pengungsi Gaza yang ramai. Sementara itu, Jihad Islam menembakkan ratusan roket ke Israel yang meningkatkan risiko perang.

Israel mengatakan operasi itu ditujukan untuk membom kelompok teroris yang bersembunyi di Gaza. Gerakan Jihad Islam ditetapkan sebagai organisasi teroris global oleh Departemen Luar Negeri AS pada Oktober 1997. Kelompok itu diyakini didukung oleh Iran.

Komandan Jihad Islam Khaled Mansour tewas di gedung apartemen seorang anggota kelompok di sebuah kamp pengungsi di Gaza selatan dalam serangan udara pada Sabtu lalu, ketika rudal meratakan bangunan gedung tiga lantai, dan merusak rumah-rumah di dekatnya.

Serangan udara itu juga menewaskan dua teroris dan lima warga sipil. Tujuh orang lagi tewas dalam serangan udara pada Minggu lalu. Militer Israel mengatakan pihaknya menindak lokasi peluncuran roket yang dicurigai dilakukan oleh Jihad Islam. Serangan udara dan tembakan roket berlanjut selama beberapa jam.

Lebih dari 311 orang terluka dan 36 tewas, termasuk 11 anak-anak dan empat wanita, sejak Israel melancarkan serangan pada Jumat lalu. Sebagian besar korban adalah warga sipil Palestina. Israel mengatakan sedang menyelidiki apakah beberapa kematian disebabkan oleh peluncuran roket yang salah.

Israel memperkirakan serangan udaranya telah menewaskan sekitar 15 gerilyawan.

Militer Israel mengatakan gerilyawan di Gaza menembakkan sekitar 580 roket ke Israel, akan tetapi sebagian besar roket berhasil ditembak jatuh, dengan dua roket ditembak jatuh ke arah Yerusalem. Militer Israel mengatakan tidak banyak pejuang dari Jihad Islam, dan sirene serangan udara pertama terdengar di Yerusalem pada  Minggu lalu setelah setahun mereda.

Mesir Menengahi Gencatan Senjata antara Israel dan Gerakan Jihad Islam

Ketika konflik antara Israel dan Jihad Islam memasuki hari ketiga.  Mesir mengatakan pada  Minggu (7/8) bahwa mereka sedang bernegosiasi secara intensif untuk menstabilkan situasi.

Dengan mediasi dari Mesir, Israel dan Jihad Islam menyetujui gencatan senjata di Gaza mulai Minggu malam, seperti yang dilaporkan kantor berita Reuters, mengutip keterangan sebuah sumber. 

Sumber keamanan Mesir mengatakan Israel telah menyetujui proposal tersebut, yang diharapkan mulai berlaku pada pukul 09.00. Pejabat Palestina lainnya yang mengetahui masalah ini mengatakan gencatan senjata akan mulai berlaku pada (7/8) pukul 20.00.

Juru bicara Israel dan Jihad Islam tidak mengkonfirmasi gencatan senjata, hanya mengatakan bahwa kedua pihak berhubungan dengan Mesir.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyerukan ketenangan di kedua belah pihak, tetapi mengatakan Israel, sekutu AS, memiliki hak untuk membela diri.

“Kami tentu saja meminta semua pihak untuk menahan diri agar tidak memperburuk situasi. [Tapi] kami sepenuhnya mendukung hak Israel untuk membela diri dari kelompok teroris yang merenggut nyawa warga tak berdosa di Israel,” ujar John Kirby. (hui)