Pemenang Pemilu Presiden Kenya William Ruto Berjanji Membongkar Kontrak yang Korup dengan RRT

oleh Chen Beichen

Calon presiden Kenya dan Wakil Presiden saat ini William Ruto pada Senin (15/8) keluar sebagai pemenang pemilihan presiden baru Kenya. Sebagai presiden terpilih, Ruto berjanji untuk mengontrol pemberian pinjaman negara, mengumumkan kesepakatan tidak transparan yang dibuat oleh pemerintah Tiongkok dengan pemerintah sebelumnya, memberantas korupsi dan mendorong pengembangan usaha kecil dengan menyalurkan dana pinjaman.

Kenya, negara terkaya dan paling dinamis secara demokratis di Afrika Timur, mengadakan pemilihan “3 in 1” (pemilihan presiden, DPR dan DPRD) pada 9 Agustus. Namun, penghitungan suara panitia pemilihan berjalan lambat, sehingga baru selesai pada 15 Agustus. Menurut penghitungan suara resmi, Wakil Presiden petahana Wiliam Ruto mengungguli pemimpin oposisi veteran Raila Odinga.

Saat ini, ketika Kenya dan pemerintah Tiongkok sedang merundingkan kembali pembayaran utang dari inisiatif “One Belt One Road” (OBOR), bagaimana Ruto dapat menyingkirkan kesulitan beban utang Kenya telah menarik perhatian dunia luar.

Dalam sebuah wawancara, Ruto mengakui bahwa total utang publik Kenya sebesar USD. 73,5 miliar per bulan Maret tahun ini, sementara produk domestik bruto negara itu hanya sedikit di atas USD. 100 miliar. Hal ini menciptakan situasi ekonomi yang “sangat tidak stabil”. Sedangkan fungsi kereta api yang dibangun proyek OBOR Tiongkok sejauh ini gagal membantu perekonomian.

“Kami dirugikan untuk melunasi utang kepada Tiongkok”, tegasnya.

Ketika Ruto menjabat, Kenya menghadapi serangkaian tantangan. Lengsernya Presiden Uhuru Kenyatta meninggalkan utang miliaran dolar dari proyek OBOR yang segera akan jatuh tempo. Sementara itu, kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir telah menghancurkan daerah pertanian di utara Kenya, memaksa 4 juta rakyat bergantung pada bantuan pangan.

William Ruto yang kini berusia 55 tahun telah menjadikan isu-isu tersebut sebagai topik kampanyenya untuk menduduki kursi presiden Kenya kelima.

Perjalanan dari seorang penjualan ayam kampung hingga presiden terpilih

Setelah Ruto terpilih, latar belakangnya sebagai anak pedesaan akar rumput membuat orang terkagum.

Di perbukitan berwarna merah yang terletak di luar Kota Eldoret, Kenya, penduduk bangga dan nyaris tidak percaya pada hasil pemilihan umum. Penduduk masih mengingat bahwa Ruto kecil pernah menjadi murid yang terpaksa pergi ke sekolah dengan bertelanjang kaki dan yang menjual ayam di pinggir jalan. Sebagai pemuda yang cerdas dan berpikiran tajam, Ruto juga konsisten menjadi siswa dengan nilai tertinggi di sekolah Desa Sambut.

Sebuah sekolah dengan bangunan sangat sederhana dan 1 ruangan beratap seng berkarat yang menjadi tempat Ruto menimba ilmu sampai sekarang masih berdiri.

Esther Cherobon, seorang warga mengatakan : “Saya tidak bisa membayangkan seseorang yang tidak memiliki sepatu sepanjang ia mengikuti sekolah dasar sekarang menjadi presiden. Kami dulu berpikir bahwa semua pemimpin tentu berasal dari keluarga kaya”.

Di dunia politik, Ruto menjadi terkenal sebagai organisator pemuda untuk mantan presiden Daniel arap Moi, menjadi anggota parlemen dan menteri termuda Kenya. Ada orang yang menggambarkan Ruto sebagai orator berbakat dengan semangat bekerja yang kuat.

Dia telah mendukung Raila Odinga dalam pemilihan yang diperebutkan pada tahun 2007, ketika itu kekerasan politik memicu pembersihan etnis di mana 1.200 orang tewas terbunuh. Tetapi dia dan Presiden Kenyatta juga menghadapi tuntutan kekerasan di Pengadilan Kriminal Internasional, tetapi kasus-kasus itu tidak ditanggapi. Seorang pengacara Kenya saat ini sedang menghadapi tuduhan mencampuri urusan saksi dalam kasus Ruto.

Ruto kemudian beralih menjadi wakil presiden yang bekerja dengan Uhuru Kenyatta pada 2013. Tetapi mereka berselisih setelah pemilihan 2017, ketika itu Uhuru Kenyatta berdamai dengan Odinga dan menjauhkan diri dari Ruto.

Pada 9 Agustus 2022, dalam sebuah forum ekonomi Ruto mengatakan : “Apakah itu orang asal Tiongkok yang menjual jagung bakar atau menjual ponsel … mereka akan kita usir semuanya”, Pekerjaan itu dapat diserahkan kepada orang Kenya. Kedutaan RRT di Nairobi tidak menanggapi permintaan komentar tentang masalah ini. (sin)