Terlalu Banyak yang Meninggal Dunia, Tak Ada Tempat Pemakaman Hingga Rumah Sakit Darurat Fangcang Berubah Menjadi Kamar Mayat

Ruili dan Zhang Danxia

Kita prihatin dengan wabah saat ini di Tiongkok, yang mana mengalami lonjakan penyakit serius dan kematian, serta  merebaknya kekacauan.  Terdapat di beberapa daerah bahkan membuka rumah sakit darurat Fangcang untuk menyimpan jenazah.

Batuk-batuk terdengar di mana-mana. Inilah yang diposting reporter media Prancis France 24 di Tiongkok, yang merilis situasi tragis di rumah sakit Shanghai. 

Dia men-tweet: Sulit untuk berjalan di koridor karena ada begitu banyak orang. Sebagian besar lansia menggunakan alat bantu pernapasan untuk tetap hidup. 

Di kamar mayat Rumah Sakit Shanghai, karena jumlah mayat yang sangat banyak hingga  jenazah terpaksa dibungkus dalam kantong mayat dan diletakkan ke lantai. Jumlah jenazah yang tergeletak di lantai sangat mengejutkan.

Reporter menelepon banyak rumah duka di Shanghai pada  28 Desember, tetapi semuanya sibuk untuk waktu yang lama. Beberapa direktur pemakaman mengungkapkan bahwa terlalu banyak orang yang meninggal dunia, tetapi pihak berwenang tidak mengizinkan industri layanan pemakaman swasta untuk ikut campur tangan.

Seorang karyawan perusahaan jasa pemakaman di Shanghai berkata : “Terlalu banyak kematian. (mobil jenazah) tidak bisa dihubungi. Sekarang mereka  pergi ke rumah duka untuk mengantre. Sepertinya hanya ada 200 nomor sehari. Biro Urusan Sipil tidak peduli, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Perusahaan tidak memiliki cara untuk menghadapi situasi khusus sekarang.

Menghadapi runtuhnya sistem medis, kepala bagian gawat darurat Peking Union Medical College Hospital (UMC) tidak bisa lagi menyembunyikan dirinya di depan kamera CCTV, dan mengatakan secara langsung bahwa ini adalah saat yang paling sulit dalam 30 tahun praktik medisnya.

Zhu Huadong, Direktur Departemen Gawat Darurat di  Peking Union Medical College Hospital berkata :  Dalam beberapa hari terakhir, kami telah memantau proporsi pasien di tingkat pertama, kedua, dan ketiga, dan proporsi pasien gawat darurat ini telah mencapai 75%, atau bahkan 80%, dengan proporsi tingginya pasien yang kritis, jadi kami menghadapi apa yang dapat digambarkan sebagai tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Setelah rumah duka di Beijing mengeluarkan “perintah tutup mulut” yang melarang keras peliputan dan pembuatan video oleh media, ditemukan bahwa industri pemakaman di kota tetangga Tangshan dan Tianjin juga kewalahan.

Rekaman menunjukkan asap hitam mengepul dari krematorium di Kabupaten Yutian, Kota Tangshan, Provinsi Hebei.

Orang-orang di Tangshan, Hebei menyebutkan :  “Tungku  pembakaran kertas dibakar sampai runtuh dan alasnya juga terbakar. Sekarang krematorium cepat di Kaiping pada dasarnya mengkremasi satu jenazah setiap 20 menit, satu setiap 20 menit.”

Pada  28 Desember, ada antrian panjang di depan Rumah Duka Da Fu An di Tianjin, dipenuhi dengan  mobil jenazah  dan aula yang penuh dengan anggota keluarga yang menunggu untuk mengambil abu jenazah.

Di Shenyang, Liaoning, banyak rumah duka harus meminta rumah sakit darurat Fangcang sebagai “kamar mayat”, dan ratusan jenazah ditempatkan di rak rumah sakit Fangcang.

Seorang netizen berkomentar tentang ini: “setelah habis digunakan oleh orang yang hidup habis,  sekarang digunakan orang mati,  Ada peluang bisnis di mana-mana.”

Pekerja di Rumah Duka Dayong di Anshan, Liaoning berkata :  “Seperti ini sekarang, karena ada terlalu banyak orang yang meninggal dunia di Anshan,  ada lebih dari 200 orang pada hari ini. Tak bisa menangani semuanya dan keluarga mereka harus mengantre.”

Karena permintaan yang luar biasa, orang-orang harus menerima permintaan rumah duka untuk membeli layanan “satu paket” yang mahal agar dapat mengkremasi jenazah keluarga mereka sesegera mungkin.

Layanan satu paket di Jalan Shuangshan, Anshan, Liaoning mengumumkan : 

Tergantung pada apa yang Anda gunakan dalam layanan satu paket, sekarang tergantung pada situasi ke rumah duka untuk menentukan bagaimana biayanya lebih dari 10.000 yuan.

Warga Guangzhou (Sumber: Radio Free Asia): “Jenazah tidak bisa dikremasi di sini. Anda harus membeli setelan besar, satu set lengkap kain kafan, peti mati dari kayu solid, karangan bunga, Anda menghabiskan 100.000 atau 80.000 renminbi, maka kremasi harus jadi prioritas. ”

Rumah duka di Guangzhou mengalami antrian panjang selama beberapa hari. Beberapa orang melaporkan bahwa ada ribuan orang yang mengantre dan beberapa orang bahkan membawa bangku untuk duduk dan menungguu.

Ada juga calo yang dipukuli anggota keluarga  karena menjual plat nomor di luar rumah duka.

Fenomena rumah duka yang terlalu padat juga terjadi di banyak tempat seperti Wuhan Hankou, Distrik Nanjing Pukou, Kota Nantong di Provinsi Jiangsu, Kunming, Xi’an, Chengdu dan Shandong. Di banyak tempat seperti Xi’an, Chengdu dan Shandong, rumah duka juga kelebihan beban.

Dalam percakapan dengan seorang teman, Chen Liming, mantan aktris dari Tiongkok, berkata: “Bagaimana orang-orang Tiongkok bisa meninggal dunia tanpa tempat untuk mati! Dapatkah negara ini diselamatkan?”

Sejak Desember, jumlah kematian resmi yang dilaporkan oleh PKT hanya 9 orang. Namun penelusuran untuk “layanan pemakaman” di Baidu meningkat empat kali lipat dalam seminggu terakhir, 64% lebih tinggi dari puncak sebelumnya.

Jumlah kematian resmi yang dilaporkan oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Desember hanya sembilan orang. Tetapi dalam seminggu terakhir, jumlah pencarian “layanan pemakaman” di Baidu telah meningkat empat kali lipat, dan 64% lebih tinggi dari puncak sebelumnya.

Majalah Eonomist menunjukkan, jika tingkat kematian seperti ini, minggu terakhir tahun 2022 bisa menjadi minggu paling mematikan di Tiongkok. (hui)