Komentator Politik Jepang : Master Li Menunjukkan Cara Mengumpulkan Kebajikan dengan Berbuat Kebaikan

NTD

Setelah membaca artikel Master Li Hongzhi yang berjudul “Mengapa Ada Umat Manusia“, komentator politik Jepang Takao Miida mengatakan bahwa artikel tersebut menunjukkan jalan bagi umat manusia di akhir zaman untuk kembali ke pangkuan Pencipta melalui menjaga keyakinan yang benar, mengumpulkan kebajikan dan berbuat kebaikan.

Komentator politik Takao Miida mengatakan bahwa banyak hal yang dijelaskan dalam artikel telah menimbulkan pikiran dan perasaan yang sama dalam bathinnya, sehingga ia sangat setuju dengan penjelasan dan peringatan Master Li kepada manusia di dunia, meskipun ia bukan seorang praktisi Falun Gong.

Takao Miida mengatakan : “Saya bukan praktisi Falun Gong, tetapi sejak masa kecil, orang tua dan kakek nenek saya telah mengajari saya tentang nilai-nilai moral dan etika, yang banyak sekali kemiripannya dengan apa yang diutarakan dalam artikel (Master Li). Kakek saya pernah berpesan bahwa ‘manusia berbuat, Tuhan melihat’. Ia juga menyinggung soal rikudo (enam jalan reinkarnasi), karena orang memiliki enam jalan reinkarnasi, jadi jika orang dapat mengumpulkan banyak kebajikan dari berbuat hal-hal baik dalam hidup ini, maka orang tersebut dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan dapat terbebas dari keharusan untuk menjalankan keenam jalan reinkarnasi di kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu saya sangat setuju dengan apa yang diajarkan oleh Master Li Hongzhi.”

Takao Miida sangat yakin bahwa Sang Penciptalah yang menjadikan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Meskipun sains modern mengarah ke ateisme, tetapi banyak pengetahuan yang gagal dijelaskan oleh ilmu pengetahuan manusia. Takao Miida yang juga berprofesi sebagai pengajar, mengaku bahwa ia pun tidak mampu menjelaskan secara ilmiah banyak pertanyaan yang diajukan oleh siswa dalam kelas.

“Ketika saya menjelaskan tentang asal usul alam semesta kepada para siswa dalam kelas, saya akan berbicara tentang big bang. Dan saat itu siswa akan bertanya, siapa yang pertama kali menekan tombol (big bang) itu ? Ketika saya berbicara tentang teori evolusi, ketika saya menyebutkan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari sejenis kera. Saat itu saya ditanya oleh siswa apakah ada fosil di tengah evolusi yang pernah ditemukan oleh manusia ? Saya tidak dapat menunjukkannya. Kemudian para siswa akan bertanya dari mana asal manusia ? Ada pula siswa yang bertanya kepada saya mengapa bumi adalah sebuah magnet besar ? Pertanyaan-pertanyaan ini membuat saya tidak dapat menjawabnya. Saya pikir jika kita ingin menjelaskannya hal-hal tersebut, kita hanya dapat menjelaskannya melalui sudut pandang “Pencipta Alam” atau non-ilmiah, karena sangat sulit untuk menjelaskannya dari sudut pandang ilmiah. Master Li Hongzhi menjelaskan dalam artikel beliau tentang keberadaan Sang Pencipta Alam Semesta, ini yang membuat saya berperasaan dekat dengan penjelasan beliau, yang tentunya saya sepakati”.

Takao Miida mengatakan bahwa meskipun banyak warga masyarakat Jepang pergi beribadah ke kuil Shinto atau vihara, tetapi banyak orang yang tidak benar-benar melakukan perbuatan baik seperti yang diajarkan dalam agama atau keyakinan mereka. Setiap agama ortodoks di dunia selalu mengingatkan umatnya untuk memperhatikan orang lain, berempati terhadap orang lain, ini juga merupakan pesan baik yang harus dipatuhi manusia.

“Berempati terhadap orang lain adalah yang terbaik. Pertama-tama, berbuat baik kepada orang lain adalah satu cara dalam upaya mengumpulkan kebajikan, yang pada akhirnya imbalan baik akan kembali kepada diri sendiri. Ada pepatah Jepang yang berbunyi ‘belas kasihan bukan buat orang lain’ yang artinya, ketika seseorang melakukan perbuatan baik buat orang lain, balasan dari kebaikannya itu pada akhirnya akan kembali kepada dirinya”.

Takao Miida mengatakan bahwa banyak konten yang disebutkan dalam artikel “Mengapa Ada Umat Manusia” membuat pikirannya bertambah segar. Dia mengatakan bahwa meskipun dirinya juga menyadari bahwa masyarakat manusia sekarang berada dalam tahap kemunduran, tetapi tidak menyangka bahwa dunia sudah berada pada tahap akhir dari keempat tahapan proses panjang alam semesta, yakni Pembentukan – Bertahan – Rusak – Musnah. Jika manusia dapat kembali ke kerajaan surga melalui iman yang benar dan perbuatan baik, Takao percaya, bahwa semua orang termasuk dirinya harus menjadi orang yang lebih baik meskipun dunia sudah berada pada tahap Musnah.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang melibatkan latihan meditasi dan ajaran moral berdasarkan tiga prinsip: Sejati, Baik, dan Sabar. Master  Li memperkenalkan Falun Gong kepada publik di Tiongkok pada tahun 1992.

Praktik tersebut mendapatkan popularitas di Tiongkok selama tahun 1990-an, dengan perkiraan jumlah penganutnya mencapai 70 juta hingga 100 juta. Rezim partai komunis, takut jumlah praktisi mengancam kontrol otoriternya, memulai kampanye besar-besaran pada 20 Juli 1999, bertujuan untuk memberantas latihan tersebut, sebuah program yang berlanjut hingga hari ini. (sin)