Home Blog Page 1842

Trump Tandatangani Undang-Undang HAM dan Demokrasi Hong Kong

0

The Epochtimes

Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi menandatangani dua undang-undang hak asasi manusia untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong, pada Rabu 27 November waktu setempat. Kepastian itu dirilis oleh Gedung Putih dalam pernyataan resminya. 

Pekan lalu, baik Senat dan DPR AS mengesahkan Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. 

Jika diberlakukan, Undang-Undang tersebut mengharuskan Amerika Serikat untuk meninjau setiap tahun hubungan perdagangan khusus Hong Kong. 

Undang-Undang tersebut membuka jalan sanksi terhadap pejabat Komunis Tiongkok dan Hong Kong yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Hong Kong. 

Kongres AS juga mengesahkan undang-undang yang akan melarang ekspor peralatan pengendalian massa ke polisi Hong Kong. Dikarenakan telah dituduh menggunakan kekerasan dan taktik berat untuk memadamkan aksi demonstrasi.

“Saya menandatangani Undang-Undang ini untuk menghormati Presiden Xi, Tiongkok, dan rakyat Hong Kong,” demikian pernyataan Trump dalam sebuah pernyataan. 

Pernyataan tersebut berharap para Pemimpin dan Perwakilan Tiongkok dan Hong Kong akan dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara damai yang mengarah pada perdamaian jangka panjang dan kemakmuran bagi semua.

Di bawah Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong, Menlu AS diwajibkan untuk menyatakan setiap tahun apakah Hong Kong “cukup otonom.” Peninjauan tersebut untuk membenarkan status ekonomi khusus yang telah diberikan berdasarkan Undang-Undang Kebijakan Amerika Serikat-Hong Kong tahun 1992.

Undang-Undang Kebijakan telah memungkinkan Amerika Serikat untuk berurusan dengan Hong Kong secara terpisah dari daratan Tiongkok dalam hal perdagangan, investasi, dan imigrasi sejak kota itu kembali ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997. 

Misalnya, kota ini tidak dikenakan tarif AS saat ini pada impor terkait perang dagang dengan Tiongkok. 

“Undang-undang itu menegaskan kembali dan mengubah Undang-Undang Kebijakan Amerika Serikat-Hong Kong tahun 1992, menetapkan kebijakan Amerika Serikat terhadap Hong Kong, dan penilaian langsung terhadap perkembangan politik di Hong Kong,” demikian pernyataan Trump pada kesempatan lainnya. .

Trump mengatakan bahwa “ketentuan tertentu dari Undang-Undang tersebut akan mengganggu pelaksanaan kewenangan konstitusional Presiden untuk menyatakan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.” Selain itu, pemerintah AS akan “memperlakukan setiap ketentuan Undang-Undang secara konsisten dengan otoritas konstitusional Presiden sehubungan dengan hubungan luar negeri.”

Sedangkan pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan, “Pemerintah AS berulang kali kepada Partai Komunis Tiongkok harus menghormati janji kepada rakyat Hong Kong yang menginginkan kebebasan yang dijanjikan dalam Deklarasi Bersama Inggris-Tiongkok.” 

Hong Kong telah menyaksikan babak setelah hari yang damai pada 24 November, ketika kubu pro-demokrasi mencetak kemenangan telak yang menyingkirkan kubu pro-Komunis Tiongkok dalam pemilihan lokal. (asr)

Amnesty International Mengecam Perlakuan Rezim Tiongkok atas Staf Konsulat Inggris di Hong Kong

Frank Fang – The Epochtimes

Laporan oleh warga Hong Kong bernama Simon Cheng yang menjadi sasaran penyiksaan saat berada dalam tahanan Tiongkok merinci taktik umum oleh Komunis. Amnesty International, yang mengutuk tindakan intimidasi rezim Tiongkok.

“Pelecehan mengerikan yang dijelaskan Simon Cheng dalam kesaksiannya, seperti dibelenggu dan ditempatkan dalam posisi stres, sejalan dengan penyiksaan endemik dan perlakuan buruk lainnya dalam penahanan yang telah berulang kali kami dokumentasikan di Tiongkok Daratan,” Patrick Poon, seorang peneliti Tiongkok untuk Amnesty International  dalam siaran pers tanggal 20 November 2019.

“Ini tampaknya merupakan upaya tanpa perasaan oleh pejabat negara Tiongkok untuk mengintimidasi siapa pun yang dianggap terkait dengan unjuk rasa Hong Kong, dan dengan dingin menggambarkan bahaya yang melekat dari RUU ekstradisi yang diusulkan yang memicu kerusuhan di tempat pertama,” jelas Patrick Poon.

Patrick Poon meminta otoritas Komunis Tiongkok untuk menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban polisi atas penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya terhadap Simon Cheng.

Simon Cheng, 28 tahun, seorang staf kantor konsulat Inggris di Hong Kong, hilang pada awal bulan Agustus setelah bepergian ke Shenzhen, sebuah kota di Tiongkok Daratan yang berbatasan dengan Hong Kong, untuk menghadiri acara bisnis.

Pada tanggal 21 Agustus, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengkonfirmasi bahwa ia berada dalam penahanan administratif selama 15 hari di Shenzhen, Tiongkok. Dikarenakan dicurigai melanggar Hukum Hukuman Administrasi Keamanan Masyarakat Tiongkok, yang memberikan hukuman bagi mereka yang “mengganggu ketertiban umum” atau “membahayakan keselamatan publik.””

Simon Cheng dibebaskan pada tanggal 24 Agustus.

Simon Cheng merinci bagaimana ia dilecehkan secara fisik saat dalam tahanan Tiongkok, dalam sebuah posting Facebook baru-baru ini.

“Saya digantung (diborgol dan dibelenggu) pada X-Cross yang curam melakukan pose elang selama berjam-jam,” tulis Simon Cheng.

“Kadang, mereka memerintahkan saya untuk melakukan ‘tes stres,’ yang mencakup latihan kekuatan ekstrem seperti ‘jongkok’ dan ‘pose kursi’ selama berjam-jam. Mereka memukuli saya setiap kali saya gagal melakukannya menggunakan sesuatu seperti tongkat yang diasah.”

“Saya dicurigai sebagai dalang dan wakil Inggris untuk menghasut dan mengatur unjuk rasa di Hong Kong,” tulisnya. 

Media pemerintahan Komunis Tiongkok dan pejabat Beijing secara konsisten mendorong narasi bahwa unjuk rasa pro-demokrasi saat ini di Hong Kong dipicu oleh negara-negara asing.

Simon Cheng menulis bahwa ia difilmkan sambil membaca pengakuan tertulis yang dipaksakan. Ia ditekan untuk mengatakan bahwa ia “mengkhianati ibu pertiwi” dan “meminta imbalan pelacuran,” tuduhan yang diajukan otoritas Tiongkok kepadanya.

Pada tanggal 21 November, media pemerintah Tiongkok menerbitkan pengakuan video Simon Cheng.

Pihak berwenang mengancam Simon Cheng bahwa ia akan kembali dibawa ke Tiongkok jika ia berbicara secara terbuka mengenai pengalamannya dalam penahanan, menurut postingannya.

Simon Cheng menulis bahwa seorang perwira polisi rahasia memberitahunya bahwa “kumpulan demi kumpulan pengunjuk rasa Hong Kong telah ditangkap, dikirim, dan ditahan di Tiongkok Daratan,” meskipun klaim itu tidak dapat dibuktikan. 

Simon Cheng juga mengatakan ia melihat 10 “tersangka kriminal” muda diinterogasi di pusat penahanan, yang ia curigai sebagai pengunjuk rasa Hong Kong.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab memanggil duta besar Tiongkok dan menyatakan “kemarahan atas perlakuan brutal dan memalukan terhadap Simon Cheng yang melanggar kewajiban internasional Tiongkok,” menurut siaran pers pemerintah tanggal 20 November.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang, pada konferensi pers harian pada tanggal 20 November, mengklaim bahwa polisi “menjamin semua haknya yang sah” saat Simon Cheng ditahan.

Unjuk rasa yang sedang berlangsung di Hong Kong dinyalakan oleh oposisi terhadap undang-undang ekstradisi yang kini sudah ditarik. Jika disahkan akan memungkinkan rezim Tiongkok untuk memindahkan orang-orang dari Hong Kong untuk menghadapi persidangan di pengadilan Tiongkok, yang terkenal karena tidak adanya aturan hukum.

Para pengunjuk rasa memperluas tuntutannya untuk menyerukan pemerintah Hong Kong untuk memenuhi hak pilih universal. Mereka juga menuntut dilakukannya penyelidikan independen terhadap penggunaan kekuatan oleh polisi terhadap pengunjuk rasa.

Patrick Nip, Menteri Urusan Konstitusional dan Tiongkok Daratan di Hong Kong, mengatakan warga Hong Kong dapat menghubungi pemerintah Hong Kong untuk mendapatkan bantuan jika mereka menghadapi masalah di Tiongkok, dalam menanggapi pertanyaan media mengenai laporan penyiksaan terhadap Simon Cheng pada tanggal 20 November, menurut media Hong Kong. 

Jim Banks dari Partai Republik Amerika Serikat dalam cuitan tanggal 20 November mengenai penyiksaan terhadap Simon Cheng, menulis: “Kamp konsentrasi, tidak ada pers bebas, penyiksaan terhadap warga yang bukan berasal dari Tiongkok, sistem ‘kredit sosial’, sistem pengawasan 24/7. ”

Jim Banks menambahkan: “Unjuk rasa HongKong memberi Amerika Serikat, dan dunia bebas, sekilas pandang seperti apa kehidupan di bawah jempol Partai Komunis Tiongkok.” (Vivi/asr)

FOTO : Diplomat Inggris di Hong Kong, yang ditahan oleh Komunis Tiongkok secara administratif, bernama Zheng dan nama Inggrisnya adalah Simon Cheng. (Foto Simon Cheng Facebook)

Joshua Wong Menganalisa Hasil Pemilu Hong Kong : Polisi Hong Kong “Membelot”!

0

NTDTV.com

Telah terjadi perubahan besar dalam pemilihan Dewan Distrik Hong Kong pada Minggu 24 November lalu. Kubu Pan-Demokrasi meraih kemenangan mutlak, sementara kelompok pro-Komunis Tiongkok kalah telak.

Sekjend Ormas Demosistō yakni Joshua Wong yang mendukung Kevin Lam yang memenangkan pemilihan di daerah pemilihan South Horizon West, distrik tersebut merupakan distrik yang paling banyak dihuni oleh anggota kesatuan penegak hukum Hong Kong.

Joshua Wong menyatakan, hasil pemilihan ini merefleksikan bahwa anggota polisi Hong Kong telah memberontak, “Mereka memilih untuk berkata tidak atas tindak kekerasan oleh polisi.”

Joshua Wong adalah satu-satunya kandidat yang dicabut kelayakannya sebagai caleg. Awalnya ia mendafarkan diri sebagai caleg untuk distrik South Horizon West. Setelah itu, Joshua Wong pun kemudian mendukung caleg lainnya dari Pan-Demokrasi yakni Kevin Lam.

Pada 24 November, Joshua Wong terus mendampingi Kevin Lam di lokasi pemungutan suara. Akhirnya Kevin Lam menang dengan jumlah sebanyak 4.164 suara, jauh melampaui rivalnya Judy Chan Ka-Pui dari New People’s Party yang hanya meraih 900 suara.

Pada pagi hari Senin 25 November, Kevin Lam dan Joshua Wong datang ke depan stasiun MTR Hong Kong untuk mengungkapkan rasa terima kasih karena telah terpilih. Keduanya tidak jarang menjabat tangan warga, warga juga memberikan dukungan dan memotivasi keduanya.

Kepada media massa Kevin Lam mengatakan, hasil pemilu menyampaikan aspirasi setiap warga distrik South Horizon West.

Joshua Wong menyatakan, South Horizon West adalah distrik dimana terdapat paling banyak kediaman para aparat hukum Hong Kong. Hasil pemilu ini merefleksikan sikap anggota polisi yang telah membelot. Mereka berbalik mendukung kaum demokrasi, dan menentang penindasan dengan kekerasan. Joshua Wong mengatakan, “Walaupun disini banyak bapak dan ibu polisi, tapi semua memilih untuk menolak tindak kekerasan oleh polisi.”

Dalam pemilu kali ini, mantan polisi wanita bernama Cathy Yau yang tidak bisa mentolerir tindak kekerasan polisi dan memilih mengundurkan diri dari kesatuannya, juga berhasil menang dari rivalnya.

Sebaliknya, mantan Ketua Junior Police Officers Association yang memiliki hubungan dekat dengan polisi Hong Kong yakni Chan Zu-Kong mengalami kekalahan.

Cathy Yau yang berusia 36 tahun itu telah mengabdi pada Kepolisian Hong Kong selama 11 tahun. Pada bulan Juli tahun ini Cathy mengundurkan diri. Dia menyatakan dirinya tidak bisa mentolerir tindakan polisi yang penuh kekerasan dalam mengatasi gerakan anti UU ekstradisi.

Cathy Yau secara terbuka mengkritik pemerintahan eksekutif Hong Kong yang bersembunyi di belakang polisi. “Setelah seragam polisi ditanggalkan mereka semua adalah warga Hong Kong biasa. Kami semua adalah warga Hong Kong, tapi pemerintah seperti tidak peduli terhadap peristiwa berdarah yang terjadi di jalan-jalan.” Demikian pernyataan Cathy Yau.

Sebagai seorang polisi yang terlatih, Cathy mengetahui tindakan mereka tidak sepenuhnya melanggar hukum. 

Cathy Yau mengatakan, sebagian polisi telah kehilangan kendali, polisi telah menggunakan kekerasan berlebihan. Ia mengatakan, orang-orang bisa melihatnya pada banyak situasi, di tubuh polisi terdapat banyak perlengkapan, dalam sekejap ia bisa menangkap seseorang. Orang itu sudah tidak bisa berdiri tegak lagi, tapi masih dipukuli, ia merasa polisi sudah keterlaluan.”

Cathy Yau menjelaskan, “Di akademi polisi yang mereka pelajari adalah, tindakan kekerasan yang boleh  digunakan, adalah sampai orang itu telah berhasil dikendalikan, maka selanjutnya harus berhenti. Tindakan itu adalah suatu peringatan yang teramat penting.”

Setelah Cathy Yau mengundurkan diri dari kepolisian, dia lalu beralih untuk bersaing dalam pemilu legislatif distrik, dengan harapan dapat melayani warga Hong Kong dalam bentuk yang lain. Kali ini dia berhasil terpilih di dapil Causeway Bay di distrik Wan Chai.

Faktanya adalah, sejak meletusnya gerakan anti Undang-Undang ekstradisi, di dalam kepolisian Hong Kong sendiri terjadi perpecahan. Banyak polisi sebenarnya menentang melakukan tekanan dengan kekerasan.

Sebelumnya seorang anggota polisi yang tidak ingin diungkap identitasnya bernama samaran Tom kepada media massa mengatakan, ia adalah salah satu dari sedikit anggota polisi yang mendukung “aksi menentang Undang-Undang ekstradisi”. 

Ia berpendapat, keadaan yang disebabkan oleh gerakan anti Undang-undang ekstradisi, semuanya adalah karena ulah pemerintah.

Seorang polisi lainnya bernama Peter yang melakukan pekerjaan di bagian logistik kepolisian, ia mendukung dibentuknya suatu komisi investigasi independent. Komisi tersebut untuk menyelidiki peristiwa penyalahgunaan kekuasaan dan kekerasan oleh pihak kepolisian. Mereka berdua menyatakan berniat mengundurkan diri dari kepolisian.

Tidak sedikit keluarga polisi yang juga menentang tekanan dengan kekerasan tersebut. Sejumlah istri polisi bahkan merupakan partisipan unjuk rasa anti Undang-Undang ekstradisi. Bahkan kerap kali harus berhadapan dengan suami mereka di jalanan.

Warga Hong Kong bernama Sunny yang berusia 26 tahun, suaminya adalah seorang polisi biasa, sejak bulan Juni lalu, mereka terus berada dalam kondisi: Malam hari berhadapan di antara barikade jalan. Keesokan harinya membesarkan kedua putri mereka.

Bulan Juli lalu Sunny membentuk sebuah kelompok di Facebook yang diberi nama “Police Relatives Connection.” Di dalam komunitas tersebut mayoritas anggotanya adalah seperti dirinya: Mereka memiliki keluarga di kepolisian, tapi tetap mendukung para pengunjuk rasa.

Phillis yang berusia 42 tahun adalah seorang relawan yang bekerja untuk anak-anak sekolah dasar. Dia telah menikah selama 21 tahun dengan seorang perwira polisi. Seiring dengan semakin seringnya dia berpartisipasi dalam aksi menentang Undang-Undang ekstradisi, dia merasakan suaminya semakin berubah menjadi orang asing baginya.

Phillis berkata : “Pandangan mereka berbeda, ia mengatakan kepada suaminya, setelah anak-anak mreka dewasa, ia mempertimbangkan untuk bercerai.”

Phillis menceritakan, untuk menghindari terjadi konflik di rumah, dia tidak lagi menonton televisi. Ia hanya berdiskusi masalah politik dengan putrinya di luar rumah, menghindar dari suaminya.

Sejak bulan Juli lalu, lebih dari 200 anggota keluarga polisi telah mengirimkan surat edaran kepada Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam. Mereka menuntut agar pemerintah Hong Kong “menyelesaikan masalah politik dengan cara politik”, jangan gunakan polisi sebagai tameng.

Pada 25 Agustus 2019 lalu, di bawah guyuran hujan keluarga polisi kembali menggelar pertemuan “Kembalikan Polisi Pada Warga.” Mereka mengajukan tuntutan, termasuk juga membentuk komisi investigasi independent, mengimbau petinggi kepolisian mempertimbangkan kembali cara-cara dalam bertindak. Selain itu, memohon para polisi yang berada di garis terdepan agar menahan diri.

Akan tetapi, cara kekerasan polisi Hong Kong sekarang justru kian memuncak. Kantor berita Reuters mengungkapkan adanya polisi bersenjata dan anggota keamanan publik Komunis tiongkok. Mereka menyusup di antara anggota kepolisian Hong Kong.

Tidak sedikit media massa juga berhasil merekam polisi yang berbicara dalam Bahasa Mandarin. Untuk diketahui, sehari-harinya anggota polisi Hong Kong berbicara dialek Kanton.

Saat ini, The Hong Kong Polytechnic University masih terkepung oleh polisi, di dalamnya masih terdapat sejumlah pengunjuk rasa yang terperangkap.

Joshua Wong menyatakan, saat ini misi paling mendesak bagi kubu Pan-Demokrasi adalah mengatasi peristiwa The Hong Kong Polytechnic University ini. Kini lebih dari 300 orang anggota dewan dari kubu demokrasi yang berhasil terpilih, sedang merundingkan bagaimana memberikan dukungan bagi The Hong Kong Polytechnic University. (Sud/whs/asr)

Suara dari Hong Kong: RUU HAM dan Demokrasi AS adalah Harapan Kami untuk Melawan Otoriterisme

0

Eva Pu – The Epochtimes

Warga Hongkong mengatakan bahwa Rancangan Undang-Undang HAM dan Demokrasi Hong Kong yang baru-baru ini diloloskan oleh Kongres Amerika Serikat adalah harapan mereka untuk melindungi kota mereka dari meningkatnya pengaruh rezim Komunis Tiongkok.

Rancangan Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong disahkan melalui DPR AS dengan 417 suara berbanding 1 suara dan  melalui Senat AS disahkan dengan suara bulat sehari sebelumnya. 

UU HAM dan Demokrasi Hong Kong itu akan membuat status perdagangan khusus Hong Kong bergantung pada otonomi yang cukup dari daratan Tiongkok. 

Undang-undang tersebut berfungsi sebagai peringatan tegas bagi otoritas Komunis Tiongkok, agar tidak menindak demonstrasi yang sedang berlangsung, menurut anggota parlemen AS. 

Kini, Rancangan Undang-Undang itu membutuhkan tanda tangan presiden untuk menjadi undang-undang.

Bagaimana respon Trump?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada 22 November bahwa dukungannya terhadap Hong Kong adalah alasan bahwa Beijing belum meluncurkan tindakan keras secara militer.

“Saya akan mengatakan ini, jika bukan karena saya, ribuan orang sekarang akan terbunuh di Hong Kong, dan Anda tidak ingin kerusuhan, Anda akan memiliki negara polisi,” kata Trump kepada Fox & Friends dalam sebuah wawancara.

Tapi dia berhenti mengatakan secara tegas apakah akan menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang.

Trump mengatakan, dia telah menyampaikan kepada pemimpin Komunis Tiongkok Xi Jinping bahwa sikap garis keras terhadap Hong Kong akan berdampak negatif kepada negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.

“Dia punya sejuta tentara yang berdiri di luar Hong Kong, satu-satunya alasan dia tidak masuk adalah karena saya mengatakan itu akan mempengaruhi kesepakatan perdagangan kita, jika bukan karena saya, Hong Kong akan dilenyapkan dalam 14 menit,” demikian pernyataan Trump.

Ketika ditanya oleh penyiar Fox News, apakah ia akan memveto RUU tersebut, Trump mengatakan, “Kita harus berdiri bersama Hong Kong, tetapi saya juga bersama dengan Presiden Xi, dia adalah teman saya.”

Ketegangan di Hong Kong terus meningkat sejak Juni lalu, ketika demonstrasi menolak meluasnya pengaruh Komunis Tiongkok terhadap masalah lokal. 

Polisi telah menembakkan lebih dari 10.000 putaran gas air mata sejak Juni lalu. Kekerasan polisi melukai paling tidak tiga pemrotes dengan peluru tajam.

Sejumlah pengunjuk rasa tetap terdampar di kampus Universitas Politeknik, yang telah dikepung oleh  Polisi sejak Sabtu lalu. Ratusan demonstran masih terperangkap di dalam kampus, meskipun banyak yang melarikan diri atau menyerahkan diri kepada polisi dalam beberapa hari terakhir.

Orang-orang di dalam kampus sempat mengibarkan bendera Amerika setelah mendengar berita tentang parlemen AS pada 20 November meloloskan Rancangan Undang-Undang HAM dan Demokrasi Hong Kong.

Di antara mereka adalah Cheng Hei, yang menyatakan harapan bahwa pemerintah AS dapat menjatuhkan sanksi kepada para pejabat Hong Kong, yang dinilai bertindak sebagai pembantu bagi rezim Komunis Tiongkok untuk menggerogoti kebebasan Hong Kong.

“Tidak ada jalan mundur dalam pertempuran ini. Jika kita mundur, kita harus membayar konsekuensinya,” katanya kepada  Epoch Times Hong Kong pada 20 November.

Seperti beberapa temannya, Cheng mengatakan dia telah menulis surat wasiat, bersiap untuk kehilangan nyawanya saat melakukan aksi protes di jalanan. 

“Ketika Anda berpikir Anda melakukan sesuatu dengan benar, maka tidak ada penyesalan,” demikian yang disampaikan Cheng.

Belasan orang telah berjalan keluar dari kampus pada 19 November karena memiliki gejala hipotermia. Pada 21 November, pengunjuk rasa yang tersisa di dalam mengatur barang-barang dengan tulisan “SOS” raksasa yang berarti meminta bantuan dari luar.

Para pemrotes Hong Kong secara konsisten mengimbau pemerintah AS untuk menunjukkan dukungan kepada perjuangan mereka. Dalam aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu, mereka mengibarkan bendera dan spanduk Amerika dengan pro-AS sebuah pesan atas harapan  untuk demokrasi yang lebih besar di Hong Kong.

Seorang pekerja keuangan kepada Reuters, ketika para demonstran berbaris menuju Konsulat AS  pada 8 September 2019 mengatakan, warga Hong Kong ingin pemerintah AS membantu melindungi hak asasi manusia di Hong Kong.  

Ia mengatakan, ketika AS terkunci dalam perang dagang dengan Tiongkok, hal demikian adalah kesempatan baik bagi warga Hong Kong untuk menunjukkan kepada Amerika Serikat bagaimana kelompok-kelompok pro-Tiongkok melanggar hak asasi manusia di Hong Kong dan kebrutalan polisi.

Pada tanggal 8 September 2019, warga Hongkong kembali mengadakan pertemuan doa di Chater Garden di kawasan pusat bisnis serta berkumpul di depan konsulat AS. Mereka mendesak agar RUU tersebut disahkan.

Pemrotes yang bermarga Lam kepada The Epoch Times mengatakan, Perhatian internasional saat ini sangat penting bagi Hong Kong. Dikarenakan perhatian tersebut, Hong Kong masih belum tenggelam kepada tahapan di mana semua warga negara dianiaya, seperti di tempat-tempat lain di Tiongkok. 

Pengunjuk rasa lainnya, Ho, kepada The Epoch Times mengatakan, satu-satunya cara Hong Kong dapat menahan kontrol komunis adalah melalui bantuan dari Amerika Serikat. 

Aksi Demonstrasi serupa juga diadakan pada 31 Agustus, 20 September, 14 Oktober, 20 Oktober, dan 2 November 2019.

Ikon aktivis dan pro-demokrasi Joshua Wong pada 20 November meminta presiden AS untuk menandatangani undang-undang itu menjadi undang-undang “sesegera mungkin.”

Joshua Wong mengatakan, Hak asasi manusia tidak boleh dikesampingkan oleh perjanjian perdagangan. (asr)

Universitas Columbia AS Batalkan Panel Pelanggaran HAM Komunis Tiongkok, Memicu Kekhawatiran

0

GQ PAN

Di tengah kekhawatiran yang meningkat akan subversi dan infiltrasi ideologis Komunis Tiongkok di kampus-kampus Amerika Serikat, Universitas Columbia di New York,  Amerika Serikat, secara tiba-tiba membatalkan panel diskusi tentang pelanggaran hak asasi manusia oleh rezim komunis Tiongkok. Pembatalan dilakukan sehari sebelum acara dijadwalkan untuk dimulai.

Menurut Columbia Daily Spectator pada 19 November 2019, surat kabar mahasiswa universitas Columbia, penyelenggara acara diberitahukan bahwa mereka gagal memesan tempat “melalui saluran resmi.” 

Oleh karena itu, acara tersebut harus dibatalkan. Mereka juga diberitahu bahwa sejumlah mahasiswa berencana memprotes acara tersebut.

Teng Biao, seorang pengacara hak asasi manusia Tiongkok terkemuka yang berniat hadir di panel 14 November dalam cuitannya di Twitter bahwa Chinese Students and Scholars Association -CSSA- atau Asosiasi Mahasiswa dan Cendekiawan Tiongkok pro-Komunis Tiongkok kemungkinan berada di balik pembatalan tersebut.

“Di antara semua kelompok mahasiswa Tiongkok di universitas luar negeri, hanya CSSA yang memiliki kekuatan untuk mengatur kegiatan politik, seperti memprotes terhadap diskusi panel,” demikian cuitan Teng. 

“Dan tadi malam kami mendengar mahasiswa Tiongkok di Columbia melakukan protes di tempat yang seharusnya kami bicarakan,” demikian cuitannya. 

Teng Biao mengatakan, mahasiswa Tionghoa pro-demokrasi mengatakan kepadanya, bahwa Chinese Students and Scholars Association di seluruh institusi Amerika Serikat akan melaporkan setiap acara di kampus seperti tu ke konsulat Tiongkok. Yang mana akan memerintahkan mahasiswa pro-Komunis Tiongkok untuk ikut campur.

Teng menambahkan, sebuah kelompok mahasiswa Tiongkok , kemungkinan CSSA, mengancam Universitas Columbia untuk membatalkan diskusi panel tentang hak asasi manusia di Hong Kong, Tibet, Turkestan Timur, Uyghur dan Tiongkok. Sekelompok ini berhasil memblokir diskusi, 

Menurut Teng, hal demikian sebagai penghinaan ekstrim terhadap kebebasan berbicara di Amerika Serikat.

Acara tersebut diselenggarakan secara bersama oleh kelompok Amnesty International di New York University dan Columbia University, sebuah panel dengan tema berjudul “Panopticism dengan Karakteristik Tiongkok: Pelanggaran HAM oleh Partai Komunis Tiongkok dan Bagaimana Mereka Mempengaruhi Dunia” adalah untuk menampilkan beberapa kritik paling keras dari pemerintahan komunis Tiongkok . 

Selain Teng Biao, daftar panelis  yang hadir termasuk Pedemo yang selamat dari Pembantaian Lapangan Tiananmen 1989 Rose Tang, aktivis Tibet di pengasingan Dorjee Tseten, aktivis pemuda Hong Kong Roxanne Chang, dan advokat hak asasi manusia Uighur, Rushan Abbas.

Dalam sebuah pernyataan bersama, para panelis mengecam mahasiswa Tiongkok pro-Komunis Tiongkok karena “insiden vandalisme secara terang-terangan, ujaran kebencian dan serangan fisik,” mengutip acara yang dibatalkan Columbia sebagai contoh terbaru dari “tren yang mengkhawatirkan” di universitas-universitas Amerika.

Pernyataan bersama itu menyampaikan keprihatinan bahwa universitas-universitas Amerika, tempat perlindungan yang menyambut semua orang dari seluruh dunia, suar kebebasan, kemerdekaan dan kebenaran, telah menjadi medan pertempuran dan menjadi korban kediktatoran pemerintahan Tiongkok.  

Pernyataan bersama itu juga menyatakan secara tegas dengan berbunyi : 

“Sangat mengejutkan bahwa Partai Komunis Tiongkok, yang bertanggung jawab atas genosida selama jutaan tahun bagi rakyat Tibet, Uighur, Mongol, dan rakyat Tiongkok, diizinkan menggunakan kekuasaannya atas lembaga-lembaga pendidikan Amerika di mana kebebasan akademik dan kebebasan berbicara dilindungi dan dipromosikan. “

Pernyataan bersama tersebut melanjutkan : “Kami sangat terganggu untuk menyaksikan kejadian yang tidak menguntungkan ini di universitas bergengsi seperti Universitas Columbia. Ini adalah tanda seberapa dalam pemerintah Tiongkok telah menyusup ke institusi akademik kami dengan menggunakan pengaruh.”  (asr)

Lebih dari 100 Demonstran Tewas Saat Kerusuhan Tolak Kenaikan Harga BBM di Iran

0

Reuters

Sebanyak 100 lebih demonstran tewas saat kerusuhan tolak kenaikan harga BBM di Iran. Tewasnya pedemo terjadi di 21 kota di seluruh penjuru Iran.  Laporan itu dirilis oleh Amnesty International pada (19/11/2019) yang dikutip oleh Reuters. 

Amnesty International menyatakan, penembak jitu telah menembak kerumunan demonstran dari atap. Dalam satu kasus, tembakan dilakukan dari helikopter.

Protes anti-pemerintah dimulai pada hari Jumat 15 November setelah harga bahan bakar minyak diumumkan mengalami kenaikan setidaknya mencapai 50 persen.

Seorang pejabat Iran mengklaim, protes telah mereda pada hari Selasa 19 November, sehari setelah Pengawal Garda Revolusi Iran memperingatkan tindakan “tegas” jika mereka tidak menghentikan aksi protes.

Amnesty International yang berbasis di London merinci bahwa setidaknya 106 pengunjuk rasa di 21 kota  tewas. Data itu menurut laporan yang dapat dipercaya dari para saksi, video yang diverifikasi dan informasi dari aktivis hak asasi manusia.

Amnesty dalam sebuah pernyataan, meyakini bahwa jumlah korban sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, dengan beberapa laporan menyatakan sebanyak 200 lebih jiwa telah terbunuh.  

Laporan itu “mengungkap pola mengerikan dari pembunuhan ilegal oleh pasukan keamanan Iran, yang telah menggunakan kekuatan yang berlebihan dan mematikan untuk menghancurkan sebagian besar aksi protes yang berlangsung damai. 

Amnesty melaporkan, pasukan intelijen dan keamanan tidak mengembalikan jenazah ke pihak keluarga mereka. Selain itu, memaksa orang lain untuk mengubur jenazah dengan cepat tanpa otopsi dari pihak independen. 

Juru bicara kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili, pada konferensi pers mengklaim bahwa ketenangan telah dipulihkan. Namun demikian, video media sosial yang diposting menerobos blokir internet menunjukkan aksi protes terus berlanjut di beberapa kota pada 18 November Senin  malam. Pasukan keamanan terlihat di jalan-jalan. 

Foto yang diposting di media sosial tidak dapat diverifikasi oleh Reuters.

Pihak berwenang mengatakan, sekitar 1.000 demonstran telah ditangkap. Anggota pasukan keamanan dan polisi juga tewas dalam aksi protes tersebut. Tiga orang dilaporkan ditikam hingga tewas di dekat Teheran, menurut laporkan kantor berita  ISNA. 

Ratusan pemuda dan kelas pekerja Iran telah mengekspresikan kemarahan mereka terhadap tekanan hidup, korupsi negara dan kesenjangan yang semakin mendalam antara kaya dan miskin.

Rekaman media sosial telah menunjukkan para pemrotes membakar foto-foto pejabat senior dan menyerukan penguasa pemuka agama untuk turun dari jabatannya. Massa sempat terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan. 

Televisi pemerintah mengatakan pemakaman akan diadakan untuk penjaga keamanan yang terbunuh dalam aksi protes. Laporan tersebut menambahkan bahwa ribuan warga Iran telah berkumpul di beberapa kota untuk mengutuk kerusuhan itu.

Kantor Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan telah menerima laporan bahwa puluhan orang telah terbunuh di Iran. Dewan HAM PBB menyuarakan keprihatinan tentang penggunaan peluru tajam oleh pasukan keamanan. Dewan HAM PBB mendesak kepada pihak berwenang untuk mengekang penggunaan kekuatannya untuk membubarkan aksi protes.

Juru bicara Dewan HAM PBB Rupert Colville di Jenewa mengatakan, jelas sangat signifikan, situasi yang sangat memprihatinkan dan tersebar luas di seluruh negeri. 

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei justru menyalahkan kekacauan kepada musuh asing Iran, termasuk Amerika Serikat.  Ali Khamenei mengecam pengunjuk rasa sebagai “penjahat”.

Di Washington, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengatakan Amerika Serikat “sangat prihatin” dengan laporan kematian.

Pompeo mengatakan, Republik Islam harus menghentikan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. Rezim Iran juga diserukan harus segera mengembalikan kemampuan semua orang Iran untuk mengakses Internet yang bebas dan terbuka. Pompeo mengingatkan dunia sedang menontonnya. 

Pada hari Senin, Pasukan Garda Revolusi Iran memperingatkan tindakan “menentukan” jika aksi protes berlanjut. Pengawal dan milisi Basij mereka yang berafiliasi memadamkan kerusuhan pada akhir 2017 silam di mana setidaknya 22 orang tewas.

Aksi protes dikarenakan meningkatkan frustrasi warga karena devaluasi mata uang yang tajam dan kenaikan harga roti, beras dan bahan pokok lainnya . Itu semenjak Amerika Serikat mulai memberikan tekanan kepada Iran untuk membuat konsesi nuklir dan keamanan.

Pemerintah Iran mengklaim kenaikan harga BBM dimaksudkan untuk meningkatkan sekitar 2,55 miliar dolar AS per tahun untuk subsidi tambahan kepada 18 juta keluarga yang berjuang dengan pendapatan yang rendah. (asr)

Mengungkap Kegagalan Otoritas Komunis Tiongkok Selama 10 Hari untuk Memastikan Outbreak Maut Hitam

0

CHRISS STREET

Belum lama ini diramaikan berita tentang adanya penyakit paling mematikan yakni maut hitam atau black death di Tiongkok. Otoritas komunis Tiongkok telah melanggar pedoman Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. 

Hal demikian dikarenakan pada bulan November ini,  telah gagal mengungkapkan secara tepat waktu bahwa Tiongkok memiliki dua kasus “Outbreak maut hitam.” Outbreak adalah serangan penyakit yang masih dalam lingkup kecil. 

Bagaimana menilai dan mengungkapkan adanya pedoman yang dilanggar dan kegagalan pihak berwenang di sana? berikut berita selengkapnya : 

Awalnya, Dr. Li Jifeng di Rumah Sakit Chaoyang Beijing, pusat perawatan penyakit menular dan karantina utama di Tiongkok, memposting komentar di situs media sosial WeChat pada tanggal 3 November yang menggambarkan gejala-gejala untuk sepasang suami istri yang dipindahkan dari Mongolia Dalam untuk dirawat di rumah sakit tersebut. Kedua pasien itu menderita demam tinggi dan terengah-engah.

Akan tetapi, Sensor komunis Tiongkok dengan cepat menghapus postingan tersebut. Lebih jauh tidak ada pengungkapan mengenai hal itu di dalam negeri Tiongkok atau internasional. Langkah itu terjadi selama sepuluh hari berikutnya oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok bahwa dokter sedang merawat pasangan itu karena wabah pneumonia. Insiden itu adalah untaian yang sama yang menyebabkan “maut Hitam” antara tahun 1347 hingga 1351. Kala itu, yang menewaskan 75 hingga 200 juta orang di seluruh Eurasia dalam pandemi terburuk dalam sejarah.

Wabah dari bakteri Yersinia pestis adalah penyakit yang sangat parah pada manusia. Individu yang terinfeksi dapat menderita gejala setelah masa inkubasi satu hingga tujuh hari. 

Angka kefatalan  kasus yang tidak diobati untuk penyakit pes yang menyerang sistem getah bening tersebut, yang mana lebih umum ditularkan dari mamalia kecil dan kutu mamalia tersebut adalah antara 30 hingga 60 persen.

Tetapi angka kefatalan kasus untuk wabah pneumonia yang telah didiagnosis di Tiongkok adalah 100 persen, jika tidak diobati. 

Strain pneumonik juga dapat menyebar lebih cepat. Dikarenakan, dapat ditularkan dari manusia yang terinfeksi ke banyak manusia yang sehat. Tak lain dikarenakan, menghirup partikel kecil yang terkandung dalam air liur penderita yang dikeluarkan penderita saat batuk dan bersin.

Pada tanggal 13 November, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok berusaha meyakinkan masyarakat, bahwa tim yang terdiri dari sebelas ahli yang dikumpulkan dari rumah sakit top di Tiongkok.  Mereka menawarkan bimbingan dan konsultasi sehingga “langkah-langkah pencegahan dan pengendalian lebih lanjut dapat diambil.”

Akan tetapi pernyataan itu muncul meskipun diketahui adanya penderita lain dari Daerah Otonomi Mongolia.  Yang mana, mulai menunjukkan gejala wabah pes yang menyerang saluran getah bening pada tanggal 5 November setelah makan seekor kelinci. 

Berita yang dikelola pemerintahan komunis Tiongkok Xinhua, tidak melaporkan wabah tersebut sampai dua belas hari kemudian pada tanggal 17 November. Kini, sebanyak dua puluh delapan orang yang melakukan kontak dekat dengan penderita tersebut telah dikarantina.

Pasangan suami istri terkena wabah yang terinfeksi didiagnosis di Beijing pada tanggal 3 November. Awalnya mencari perawatan sepuluh hari sebelumnya di rumah sakit yang berjarak 400 Kilometer di utara, di daerah terpencil yang sangat dingin di Mongolia Dalam yang bersinggungan dengan perbatasan Tiongkok, Mongolia, dan Korea Utara .

 Chriss Street mengungkapkan, otoritas Tiongkok tetap bungkam mengenai bentuk transportasi yang digunakan untuk mentransfer pasangan tersebut ke Beijing.  Tentunya, jika ada orang Tiongkok yang terpapar Wabah maut Hitam selama perjalanan panjang tersebut atau di Beijing, maka saat ini sedang dikarantina.

Artikel terbaru Kebijakan Luar Negeri berjudul “Alasan Nyata untuk Panik Terhadap Wabah Hitam di Tiongkok” memperingatkan bahwa otoritas komunis Tiongkok, “daripada khawatir akan virus tersebut dan penyebarannya, pemerintah tampaknya lebih termotivasi oleh keinginan untuk menatalaksana  reaksi masyarakat terhadap penyakit tersebut.” 

Dikarenakan, kurangnya pengungkapan “respons masyarakat maka kini mengarah ke semacam kepanikan yang diinspirasi oleh wabah tersebut.”

Jika tujuan Komunis Tiongkok adalah untuk menyembunyikan Outbreak tersebut, langkah ini telah menjadi bumerang. Di mana masyarakat melepaskan ketakutannya yang amat sangat pada Weibo dan platform media sosial lainnya. 

Bahkan, penduduk Beijing ingat bahwa Rumah Sakit Chaoyang juga kurang transparan. Pasalnya, sudah pernah menyembunyikan korban epidemi SARS pada tahun 2003 silam. Dikarenakan pernah, “menyangkal selama berminggu-minggu adanya virus SARS  yang sebenarnya telah mencapai Beijing.”

Komunis Tiongkok tahu betul betapa bahayanya Wabah maut Hitam dan seberapa cepat Wabah maut Hitam itu dapat menyebar. 

Pada akhir tahun 1800-an, “Wabah maut hitam Modern” yang dimulai di Tiongkok menewaskan sekitar 10 juta orang di seluruh dunia, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. 

Selama kampanye Komunis Tiongkok terkait Lompatan Jauh ke Depan yang dilakukan oleh Mao Zedong, lebih dari 1,5 miliar tikus terbunuh dalam kampanye besar-besaran terhadap petani dengan harapan dapat memberantas wabah tersebut. 

Pada bulan Juli 2014, Tiongkok menutup kota Yumen dan mengkarantina lebih dari 30.000 orang. Hal demikian setelah seorang pria berusia 38 tahun meninggal akibat pes yang menyerang sistem getah bening. Korban tertular wabah tersebut setelah dilaporkan memotong seekor marmut untuk memberi makan anjingnya. Pria itu menderita demam dan pembengkakan kelenjar getah bening yang menyakitkan, secara medis disebut sebagai ‘bubo,’ dalam waktu kurang dari 24 jam dan meninggal pada hari berikutnya.

Organisasi Kesehatan Dunia -WHO- telah menerima laporan 3.248 kasus dan 584 kematian akibat wabah pes antara tahun 2010 hingga 2015. Saat ini, tiga negara paling endemik adalah Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, dan Peru. (Vivi/asr)

**Pakar ekonomi makro, teknologi, dan keamanan nasional dari Amerika Serikat dalam opininya Selasa 19 November di The Epochtimes

Sejumlah Media Cabut Klaim Berita Adminstrasi Trump Menahan 100.000 Anak-Anak di ‘Penahanan Imigrasi,’ yang Ternyata Terjadi di Era Obama

0

 ISABEL VAN BRUGEN – The Epochtimes

Sejumlah kantor berita akhirnya mencabut berita yang sudah diterbitkan pada 19 November, setelah media-media itu secara keliru menghubungkan statistik penahanan anak yang berkaitan dengan migrasi era-Obama kepada Presiden Donald Trump dari sebuah laporan di Amerika Serikat.

Kantor berita AFP, Reuters, NPR, dan The Associated Press adalah di antara organisasi media yang menarik laporan mereka. Isi berita itu mengklaim lebih dari 100.000 anak-anak berada dalam penahanan AS terkait migrasi.

Laporan kantor berita tersebut mengutip angka-angka dari sebuah laporan di Amerika Serikat yang diterbitkan pada 18 November lalu. Penulisnya sejak itu mengakui bahwa angka-angka tersebut berasal dari sebuah laporan agen pengungsi di Amerika Serikat yang mengutip data dari tahun 2015, ketika Barack Obama sebagai Presiden AS. 

Dalam laporannya, Manfred Nowak, seorang ahli dari PBB The Global Study on Children Deprivation of Liberty, mengklaim laporan tersebut adalah “tingkat tertinggi di dunia” dari anak-anak yang ditahan.

Nowak juga mengatakan statistik merujuk pada jumlah kumulatif anak-anak migran yang ditahan di setiap titik selama tahun itu, apakah “selama dua hari atau delapan bulan atau sepanjang tahun,” angka-angka itu tidak semua secara bersamaan.

Mengutip laporan itu, AFP awalnya memuat story yang menyatakan, “Lebih dari 100.000 anak saat ini ditahan dalam penahanan terkait migrasi di Amerika Serikat, sering kali melanggar hukum internasional, PBB mengatakannya pada Senin.”

Namun demikian, AFP kemudian mengeluarkan koreksi dalam cuitannya yang menyatakan bahwa menarik berita itu.

“AFP mencabut story ini. Penulis laporan tersebut telah mengklarifikasi bahwa angka-angkanya tidak mewakili jumlah anak yang saat ini berada dalam penahanan AS yang terkait dengan migrasi, tetapi jumlah total anak dalam penahanan AS yang terkait dengan migrasi pada tahun 2015. Kami akan menghapus storynya, ”demikian cuitan AFP pada 19 November.

Kantor berita tersebut kemudian disindir oleh tim kampanye Trump dalam cuitannya karena kesalahannya.

Tim Trump dalam cuitannya berbunyi : “Shorter @AFP: Suatu kali kami mengetahui bahwa lebih dari 100.000 anak berada dalam penahanan AS yang terkait migrasi sementara Joe Biden adalah Wakil Presiden, kami tidak lagi ingin melaporkan kisah ini. Tidak ada yang bisa dilihat di sini!”

Sementara itu Reuters mencabut versi storinya setelah menyadari bahwa angka-angka itu secara keliru dikaitkan, dan diterbitkan di situs webnya: “Sebuah kisah pada tanggal 18 November yang berjudul‘ A.S. memiliki tingkat anak-anak tertinggi di dunia dalam tahanan —  Laporan PBB telah ‘Dicabut.’

“Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan pada 19 November yang mengatakan bahwa angka itu bukan saat ini, tetapi pada tahun 2015. Tidak ada cerita pengganti yang akan dikeluarkan.”

Secara langsung merespon berita-berita,  Komite Nasional Demokrat AS, yang menggambarkan angka-angka dalam laporan PBB sebagai “Rasa Sayang Nasional Kita.” 

Sedangkan Senator Bernie Sanders dalam cuitannya dalam laporan Reuters kepada jutaan pengikutnya dengan keterangannya: “Di bawah Trump, Amerika memimpin dunia dalam mengunci anak-anak kecil — termasuk 100.000 anak-anak di perbatasan. Ini tidak bermoral. “

Sementara itu, anggota DPR AS Ilhan Omar dalam cuitannya menuliskan “jumlah penahanan yang tinggi ini langsung dari administrasi Trump,” ia mengikutsertakan dengan tautan kepada  laporan oleh The Associated Press yang ditulis oleh NBC News.

Dalam penjelasan tertulis, kantor berita Asociated Press mengatakan laporannya “mengutip seorang ahli independen yang bekerja dengan kantor HAM PBB mengatakan bahwa lebih dari 100.000 anak saat ini ditahan.”

“Tetapi angka itu merujuk pada jumlah total penahanan anak di AS pada tahun 2015, menurut badan pengungsi PBB,” demikian lanjut laporan tersebut.

Sejak itu Associated Press memperbarui laporannya, yang menyatakan bahwa data yang baru dirilis oleh pemerintah AS bulan ini menunjukkan bahwa 69.550 anak-anak migran telah ditahan selama setahun terakhir. (asr)

FOTO : Para tahanan tidur dan menonton televisi di sel tahanan di Pusat Penempatan Nogales Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS di Nogales, Ariz., Pada 18 Juni 2014. (Ross D. Franklin / AP Photo)

Kongres Amerika Serikat Mengesahkan Rancangan Undang Undang HAM dan Demokrasi Hongkong

0

 Cheng Xiaorong

Pada 19 November 2019, Senat Amerika Serikat meloloskan Rancangan undang undang Hak dan Demokrasi Hongkong dan Larangan Mengekspor Peralatan Pengendalian Kerusuhan ke Hongkong. Sehari setelahnya, pada 20 November 2019, kedua Rancangan undang undang itu disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan kini tinggal pengesahan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Menurut laporan media, untuk mempercepat berlakunya undang-undang tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat memutuskan untuk sepenuhnya mengadopsi versi Senat tentang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. Sebelumnya, Senat pada 14 November 2019 meluncurkan ‘mekanisme online’ yang bertujuan mempercepat proses pengesahan.

Melihat situasi di Hongkong yang semakin memburuk, Senat dan Kongres Amerika Serikat memandang perlu untuk mempercepat diberlakukannya undang undang Hak dan Demokrasi Hongkong dan Larangan Mengekspor Peralatan Pengendalian Kerusuhan ke Hongkong. Kedua undang undang itu memiliki arti sangat penting.

Pertama, suara yang diberikan Kongres Amerika Serikat menunjukkan bahwa ratusan anggota parlemen mendukung perjuangan para pengunjuk rasa Hongkong. Itu menjadi inspirasi bagi gerakan demokrasi warga Hongkong, juga menyampaikan harapan kepada semua orang yang tertindas oleh komunis Tiongkok.

Kedua, langkah itu mengejutkan rezim komunis Tiongkok dan mengirimkan sinyal kepada para pejabat, polisi dan media yang menganiaya hak asasi manusia di Hongkong bahwa penyalahgunaan kekuasaan dan para pelaku kekerasan akan menghadapi konsekuensi. Komunis Tiongkok harus segera menghentikan tekanan terhadap kebebasan dan hak asasi manusia Hongkong.

Ketiga, langkah itu dengan tegas menjawab tuduhan komunis Tiongkok terhadap Amerika Serikat. Sejak pecahnya gelombang protes warga Hongkong menentang revisi Undang Undang ekstradisi, komunis Tiongkok selalu mengklaim bahwa Amerika Serikat “bertindak” di belakang layar dan mencoba untuk mengganggu Undang Undang Hongkong. 

Pada 19 November 2019, ketika Senat mengesahkan Rancangan Undang Undang itu, komunis Tiongkok bergejolak. Media resmi. NPC, CPPCC, Kantor Urusan Hongkong dan Macau, departemen lainnya masing-masing mengeluarkan pernyataan, mengklaim bahwa Kongres Amerika Serikat ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri Tiongkok. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa pihak Amerika Serikat perlu mengenali situasi dan segera mengambil tindakan untuk mencegah rancangan tersebut diundangkan.

Jelas bahwa protes komunis Tiongkok tidak efektif. Pada hari yang sama, Senator Amerika Serikat Rubio mengatakan kepada New Tang Dynasty. 

“Apa yang kita lakukan bukan mencampuri urusan dalam negeri, karena Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hongkong yang baru saja disahkan adalah hukum dalam negeri Amerika Serikat, yang kita gunakan untuk mengatur urusan dalam negara kita sendiri, jadi Ini bukan intervensi urusan dalam negeri Tiongkok,” kata Rubio.

Setelah Rancangan Undang Undang Hak dan Demokrasi Hongkong menjadi undang-undang, ia akan memiliki persyaratan sebagai berikut :

1. Menghendaki Sekretaris Negara untuk setiap tahun memantau situasi di Hongkong untuk menentukan apakah akan memperpanjang Undang Undang Hubungan Hongkong yang telah dibuat pada tahun 1992.

2. Menghendaki presiden Amerika Serikat untuk mencantumkan nama-nama orang yang melanggar kebebasan rakyat Hongkong, membekukan aset mereka dan menolak masuk ke Amerika Serikat.

3. Menghendaki presiden Amerika Serikat mengeluarkan strategi untuk melindungi warga negara dan bisnis Amerika Serikat dari risiko yang timbul akibat direvisinya Ordonansi Pelanggar Pelarian tahun 2019.

4. Menghendaki Menteri Perdagangan Amerika Serikat menerbitkan laporan tahunan untuk menilai apakah pemerintah Hongkong sepenuhnya menerapkan peraturan ekspor Amerika Serikat.

5. Dengan jelas menyatakan bahwa pemohon visa Amerika Serikat tidak akan ditangkap, ditahan atau diperlakukan yang tidak menguntungkan oleh pemerintah karena yang bersangkutan terlibat dalam kegiatan yang memperjuangkan demokrasi, HAM atau aturan hukum di Hongkong, yang karena itu lalu pengajuan visanya ditolak.

Dapat dilihat bahwa Rancangan Undang Undang tersebut melibatkan pertukaran ekonomi dan perdagangan antara Amerika Serikat dengan Hongkong, kepentingan perusahaan Amerika dan manajemen urusan keimigrasian Amerika Serikat. Itu semua adalah urusan dalam negeri Amerika Serikat.

Keempat, Rancangan Undang Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hongkong telah menarik perhatian dunia. Tiga bulan lalu, pada 8 September 2019, pengunjuk rasa Hongkong mengajukan surat petisi kepada Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Hongkong, meminta Amerika  untuk meloloskan Rancangan Undang Undang Hak Asasi Manusia. Pada saat itu, para pengunjuk rasa mengatakan kepada wartawan bahwa mereka mengibarkan bendera Amerika Serikat karena mereka setuju dengan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia yang diwakili oleh bendera tersebut.

Sekarang, Kongres Amerika Serikat mengesahkan Rancangan Undang Undang Hongkong yang dapat pula diartikan sebagai memenuhi harapan rakyat Hongkong, tetapi akan memiliki peran demonstrasi yang penting bagi negara-negara lain. 

Rancangan Undang Undang itu bukan “pedang bermata dua” sebagaimana komentar orang yang dapat mempengaruhi negosiasi perdagangan Amerika Serikat dengan Tiongkok, seperti yang ditunjukkan oleh beberapa komentar. Itu adalah pilihan yang bernilai moral yang dibuat oleh pemerintah Amerika Serikat, yang tidak hanya mempertahankan panji kebebasan, tetapi juga memiliki dampak positif pada perdagangan.

Komunis Tiongkok terbakar akibat bermain api

Setelah Senat Amerika Serikat dengan suara bulat mengesahkan Rancangan Undang Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hongkong, Perwakilan Khusus Kementerian Luar Negeri Tiongkok di Hongkong menemui Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Hongkong.  

Perwakilan Khusus itu juga menuduh Amerika Serikat berbuat dosa besar karena secara terbuka melanggar norma dunia, secara kasar mencampuri urusan dalam negeri Hongkong dan urusan dalam negeri Tiongkok dan mendukung para preman berpakaian hitam untuk melanggar hukum. Perwakilan Khusus itu juga  mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang bertentangan dengan 7,5 juta rakyat Hongkong dan 1,4 miliar rakyat Tiongkok.

Padahal semua mata dunia melihat bahwa yang berdosa besar karena melanggar norma dunia adalah komunis Tiongkok dan kepolisian Hongkong yang dikendalikan komunis Tiongkok, termasuk media corong-corong tirani. 

Para petugas komunis Tiongkok yang kecanduan melakukan kekerasan yang sudah tidak sadar berbuat kejahatan yang justru ikut mendorong dipercepatnya pengesahan Rancnagan Undang Undang HAM dan Demokrasi Hongkong.

Sebelum rancangan mengenai HAM dan Demokrasi Hongkong diajukan, pemerintah Hongkong mengabaikan suara 2 juta orang rakyat dan komunis Tiongkok telah secara serius mengikis kebebasan dan supremasi hukum di Hongkong. 

Setelah dimulainya prosedur legislatif dari rancangan itu, terutama usai Sidang Paripurna Keempat Partai Komunis Tiongkok, situasi di Hongkong berubah menjadi semakin krisis. Kekerasan polisi meningkat, menggunakan amunisi tajam untuk menindas dan munculnya sejumlah kasus pembunuhan. Polisi memperkosa pengunjuk rasa wanita, kampus PolyU dikepung oleh polisi selama beberapa hari.

Pada 18 November 2019, Pengadilan Tinggi Hongkong memutuskan bahwa pemerintah Hongkong memanfaatkan Undang Undang Darurat untuk menerapkan larangan menggunakan masker atau topeng adalah tidak konstitusional. 

Hal itu membuat Pengadilan Tinggi Hongkong mendapat serangan sengit dari Kantor Urusan Hongkong dan Macao dan Komite Hukum NPC Hongkong. Kasus tersebut mengindikasikan bahwa komunis Tiongkok ingin menerapkan aturan partai berada di atas konstitusi.

Pada 19 November 2019, perusahaan percetakan surat kabar Epoch Times di Hongkong dibakar preman yang disewa komunis Tiongkok, tetapi berusaha melimpahkan kesalahan kepada  pengunjuk rasa.

Hingga saat ini, sudah lebih dari 5.000 orang warga Hongkong yang ditangkap karena berpartisipasi dalam demonstrasi dan yang termuda berusia 12 tahun dan yang tertua berusia 82 tahun. 

Di satu sisi, pemerintah Hongkong menolak untuk membentuk komite investigasi independen untuk mengadili polisi yang menyalahgunakan wewenang dan menerapkan hak pilih ganda. 

Di sisi lain, pemerintah mengabaikan kecaman internasional, menerapkan teror putih, menekan gerakan sosial, dan membiarkan situasi di Hongkong terus memburuk.

Mari kita lihat apa yang dilakukan komunis Tiongkok terhadap Amerika Serikat. Dalam beberapa bulan terakhir, komunis Tiongkok bersikeras menuduh Amerika Serikat sebagai “tangan hitam” yang berada di belakang layar dalam gerakan anti-revisi Undang Undang ekstradisi, tetapi tidak dapat memberikan bukti. 

Pada 8 Agustus 2019, media ‘Ta Kung Pao’ menerbitkan dalam laporannya informasi pribadi dan keluarga Julie Eadeh, seorang pejabat konjen Amerika Serikat untuk Hongkong dan Macau, dan merilis intimidasi.

Awal bulan Oktober 2019, manajer NBA Houston Rockets memposting pesan di tweet yang mendukung perjuangan rakyat Hongkong. Komunis Tiongkok meluncurkan serangan premanisme terhadap Rockets dan NBA. Anggota bipartisan Amerika Serikat mengatakan bahwa kita tidak dapat membiarkan komunis Tiongkok melanggar kebebasan berbicara Amerika Serikat dan tidak boleh mengorbankan hak asasi manusia.

Saat ini, komunis Tiongkok menghadapi kebuntuan di segala penjuru karena perbuatannya sendiri. Janji palsu tentang Satu Negara Dua Sistem telah menghancurkan harapan tulus banyak warga Hongkong yang sebelumnya berharap Hongkong kembali ke ibu pertiwi. Itu sesuatu yang menggembirakan. Namun sekarang komunis Tiongkok justru telah membuat jutaan orang pemuda berada di pihak oposisi. 

Kebohongan dan kekerasan yang diluncurkan oleh komunis Tiongkok dalam insiden di Hongkong itu telah membuat dunia semakin jelas mengenali wajah asli dari komunis Tiongkok. Melalui Hongkong semua orang di dunia dapat melalui konfrontasi yang terjadi pada hari itu untuk melihat dan merenungkan sejarah tirani yang mereka lakukan dalam 70 tahun terakhir.

Saat ini, komunis Tiongkok semakin ngotot untuk memperkuat kepemimpinan partai jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Memaksa semua sistem dan departemen di seluruh negeri untuk bersandar pada kepemimpinan partai. Membiarkan 1,4 miliar rakyat Tiongkok berjalan mendampingi partai, menutupi fakta, dan memonitor dengan cermat gerak-gerik rakyat, dan tidak membiarkan rakyat secara bebas mengekspresikan pandangan mereka terlebih mengejar kebebasan. 

Sejumlah tindakan edan, anti-peradaban, dan keinginan keras komunis Tiongkok telah mendorong anggota bipartisan Amerika Serikat dan semua orang yang berhati nurani untuk tidak lagi ragu.

Di saat perjuangan rakyat Hongkong mengalami kesulitan, Kongres Amerika Serikat mengesahkan undang-undang hak asasi manusia yang menyampaikan suara kuat kemanusiaan dan moralitas. Komunis Tiongkok telah mengakumulasi terlalu banyak dosa, sehingga saat dilikuidasi semakin dekat.

sin

Laporan Mengungkapkan Ribuan Ilmuwan yang Berbasis di Amerika Serikat Menjual Penelitian ke Tiongkok

0

MARK TAPSCOTT – The Epochtimes

Komunis Tiongkok telah membayar lebih dari 7.000 ilmuwan dan para ahli lainnya di Amerika Serikat. Praktek itu dilakukan selama dekade terakhir melalui Rencana Ribuan Talenta supaya menyerahkan penelitiannya, menurut laporan Investigasi subkomite dari Komite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan Senat AS yang dipublikasikan pada tanggal 18 November.

Melansir dari The Epochtimes, rencana ribuan Talenta hanyalah salah satu dari sekitar 200 program “perekrutan berbakat” yang dilakukan oleh Komunis Tiongkok. Sementara dibayar oleh Tiongkok, para ilmuwan ini juga menerima dana pemerintah Amerika Serikat.

Pembayar pajak Amerika Serikat telah menghabiskan ratusan miliar untuk mendanai penelitian dan pengembangan akhirnya menguntungkan Tiongkok, menurut laporan itu.

Para staf Kongres yang memberikan briefing kepada wartawan mengenai laporan itu, memberikan contoh mengenai apa yang telah dilakukan para ilmuwan yang terkait dengan Rencana Ribuan Talenta.

Dalam satu contoh, seorang peneliti di Departemen Energi Amerika Serikat mengunduh lebih dari 30.000 berkas tanpa izin dan membawa berkas tersebut ke Tiongkok.

Contoh lainnya, di Institut Kesehatan Nasional, seorang ilmuwan mengarahkan penelitian dari sebuah laboratorium di Amerika Serikat. Tujuannya untuk menyelesaikan penelitian tersebut daripada menyelesaikan penelitian tersebut di sebuah institusi Tiongkok.

Kadang-kadang, para ilmuwan mentransfer kekayaan intelektual ke Tiongkok. Sementara dalam kasus lain, para ilmuwan mendirikan laboratorium bayangan di Tiongkok untuk secara bersamaan menyalin pekerjaannya yang dilakukan di Amerika Serikat.

Komunis Tiongkok bahkan lebih sukses dalam “perekrutan bakat” daripada yang diharapkan, menurut para pembantu Kongres. Walaupun tujuan awal Beijing adalah merekrut 2.000 peneliti Amerika Serikat melalui Rencana Ribuan Talenta. Namun demikian, Beijing telah merekrut lebih dari 7.000 peneliti Amerika Serikat pada tahun 2017.

Rencana Ribuan Talenta dikelola secara ketat oleh Departemen Organisasi Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok, yang mengendalikan penugasan lebih dari 90 juta pejabat Partai Komunis Tiongkok di semua tingkatan pemerintahan.

Laporan tersebut merupakan langkah penting untuk memahami bagaimana penelitian yang didanai pajak Amerika Serikat telah berkontribusi pada kebangkitan global Tiongkok, laporan itu disampaikan oleh para staf Kongres AS itu.

Laporan itu dibuat oleh Komite bidang Keamanan Dalam Negeri dan Sub-komite Permanen Urusan Pemerintah bidang Investigasi, yang diketuai oleh Senator Rob Portman.

Komite tersebut berfokus pada bagaimana Rencana Ribuan Talenta Tiongkok mengkompromikan para peneliti di beberapa agensi Amerika Serikat. Selain itu, menemukan agensi-agensi AS tidak berbuat banyak untuk mencegah masalah tersebut.

Banyak hal mengenai Rencana Ribuan Talenta diketahui, karena pejabat Tiongkok memposting rincian pilihan mengenai program tersebut di situs web resmi. Tetapi saat para pejabat Amerika Serikat mulai memberi perhatian serius pada program tersebut pada tahun 2018, situs web pemerintah Tiongkok menghapus referensi online ke Rencana Ribuan Talenta, termasuk daftar nama para  ilmuwan yang berpartisipasi.

Laporan Menyatakan bahwa FBI Lambat bertindak mengenai kasus tersebut.

Laporan itu terutama mengkritisi terhadap FBI, yang menerima informasi mengenai anggota Rencana Ribuan Talenta dan rencana perekrutan bakat lainnya pada tahun 2016. FBI membutuhkan waktu hampir dua tahun untuk mengkoordinasikan penyebaran informasi itu ke badan-badan pembuat hibah federal, demikian para staf Kongres.

Akibatnya, laporan itu menyatakan, Beijing memiliki “kesempatan untuk merekrut peneliti dan ilmuwan yang berbasis di Amerika Serikat…termasuk 70 penerima hadiah Nobel dan akademisi.”

Rincian tambahan mengenai respons FBI yang lambat itu dihapus dari laporan itu, tetapi dokumen itu menambahkan bahwa FBI “terus kekurangan program penjangkauan nasional yang terkoordinasi untuk memerangi ancaman yang ditimbulkan oleh rencana perekrutan bakat.”

Dokumen subkomite juga mengkritisi terhadap Departemen Energi, Departemen Perdagangan, dan Departemen Luar Negara Amerika Serikat. Dikatakan, bahwa para pejabat Departemen Energi telah mengidentifikasi ratusan anggota Rencana Ribuan Talenta yang bekerja di berbagai posisi di dalam departemen tersebut.

Para pejabat Departemen Luar Negeri AS tidak “melacak program perekrutan bakat yang dilakukan oleh Komunis Tiongkok dan jarang menolak atau kurang dari 5 persen aplikasi visa warganegara Tiongkok yang memiliki ikatan potensial dengan pencurian kekayaan intelektual,” demikian bunyi laporan itu.

Pejabat Departemen Perdagangan AS telah menyetujui sejumlah besar warganegara Tiongkok untuk bekerja pada teknologi Amerika Serikat yang sensitif.

Subkomite tersebut meninjau 2.000 orang dan menemukan 20 orang adalah anggota program perekrutan bakat, lebih dari 150 orang memiliki ikatan dengan universitas-universitas Tiongkok yang memiliki ikatan dengan militer  Komunis Tiongkok. Sedangkan lebih dari 60 orang dikaitkan dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.

FBI dan pejabat federal AS lainnya dicecar pada tanggal 19 November selama sidang terbuka subkomite Senat AS. (Vivi/asr)

Menhan AS Mark Esper Menilai Tiongkok Mengintimidasi Negara-negara Asia yang Lebih Kecil

0

Menteri  Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper pada Rabu 20 November menuding Komunis Tiongkok menggunakan paksaan dan intimidasi kepada negara-negara Asia yang lebih kecil. Tindakan itu dilakukan untuk memaksakan kehendaknya di Laut Cina Selatan. 

Melansir dari Associated Press, Mark Esper mendesak Vietnam dan negara-negara lainnya di kawasan pasifik untuk menolak tindakan tersebut.

Esper dalam pidatonya di Akademi Diplomatik Vietnam, sebuah universitas pemerintah mengatakan, AS tidak akan menerima upaya untuk menegaskan klaim maritim yang melanggar hukum dengan mengorbankan negara-negara yang taat hukum. 

Vietnam adalah salah satu pengkritik paling vokal di kawasan itu atas klaim teritorial Komunis Tiongkok di Laut Cina Selatan dan menuduh Beijing melanggar batas perairannya.

“Amerika Serikat dengan tegas menentang intimidasi oleh penggugat untuk menegaskan klaim teritorial atau maritimnya, dan kami menyerukan diakhirinya kegiatan intimidasi dan melanggar hukum,” demikian pernyataan Esper.

Kemudian, dalam sambutannya di markas besar Partai Komunis Vietnam, Esper mengatakan, pihaknya sangat menentang pelanggaran hukum internasional oleh Komunis Tiongkok dan klaim berlebihan di Laut Cina Selatan.

Rezim Komunis Tiongkok mengklaim bahwa mereka memiliki kepemilikan historis atas hampir seluruh wilayah.  Klaim itu menjadikan Komunis Tiongkok membuat pulau-pulau dan mendeklarsikan garis pertahanan di sekitar pulau-pulau buatannya. Bahkan, mengejar kapal-kapal dari negara lain untuk keluar dari Laut Cina Selatan.

Namun demikian, pada 12 Juli 2016, pengadilan arbitrase internasional di Den Haag menemukan klaim rezim Komunis Tiongkok adalahj salah. Dalam putusan pengadilannya, klaim Komunis Tiongkok atas keseluruhan Laut China Selatan ditolak oleh pengadilan beranggotakan 5 negara karena tidak memiliki dasar historis. 

Ditemukan juga bahwa banyak pulau buatan yang telah dibangun oleh Komunis Tiongkok. Bahkan, telah digunakan sebagai pangkalan  militer Tiongkok. Meskipun bukan di atas wilayah yang berhak atas zona eksklusivitas ekonomi. 

Sebaliknya, Komunis Tiongkok ditemukan melanggar kedaulatan Filipina.Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Taiwan. Sejumlah negara saling bersaing atas klaim atas jalur laut, yang melaluinya melewati sekitar sepertiga dari perdagangan lintas laut global.

Sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Vietnam, Menhan AS Esper mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan memberikan kapal amerika yang berlebih kepada penjaga pantai Vietnam. 

Dia mengatakan kapal tersebut akan diberikan pada tahun depan. Akan tetapi, dia tidak memberikan rincian tentang pembayaran atau waktu yang tepat.

Esper bertemu dengan beberapa pejabat tinggi pemerintah dan berkunjung ke penjara Hoa Lo di kota itu, yang dijuluki “Hanoi Hilton” oleh prajurit Amerika yang ditahan di sana selama Perang Vietnam. 

Mendiang Senator AS John McCain sempat ditahan di sana setelah jet Angkatan Lautnya ditembak jatuh di wilayah Hanoi pada tahun 1967 silam. (asr)

Menteri  Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper FOTO : Twitter @EsperDoD

Dapatkah Orang yang Dilahirkan pada Tahun Bulan Hari dan Waktu yang Sama Bernasib Sama?

0

Tai Yuan

Sejak kala itu penulis mengamalkan tugas membantu meramalkan nasib di Daratan Tiongkok, telah berkenalan dengan banyak mahasiswa dan dosen muda, masalah yang paling menggelitik mereka adalah: Orang yang dilahirkan pada tahun, bulan, hari dan waktu yang sama apakah dapat memiliki nasib yang sama?

Maksud dari pertanyaan ini ialah, jikalau tidak sama, maka berarti peramalan nasib itu tidak ada. Di kemudian hari, penulis membantu meramalkan nasib di negara-negara lain, juga sering ditanya mengenai hal tersebut.

Sebenarnya di dalam hati masyarakat mempunyai keraguan seperti itu memang dapat dimengerti, karena total bentuk gabungan dari ilmu peramalan nasib yakni: Ba Zi (dibaca: pa ze, harfiah bermakna: delapan karakter, tahun, bulan, hari dan jam kelahiran yang masing-masing diwakili oleh dua karakter sehingga total adalah 8 karakter) hanya terdapat sekitar 510.000-an jenis, sedangkan jumlah umat manusia di dunia ada 7,7 miliar (2019), apakah tujuh miliaran manusia hanya memiliki 510-an ribu jenis nasib? Inilah juga merupakan alasan sebagian orang menentang peramalan nasib.

Di dalam kitab “Liang Xi Man Zhi (梁溪慢志)” yang ditulis oleh Fei Gun pada zaman Dinasti Song dikatakan: ”Andaikan dalam waktu 2 jam dilahirkan satu orang, sehari hanya dilahirkan 12 orang, setahun hanya 4.300an orang, maka dalam waktu 60 tahun hanya dilahirkan 518.408 orang, maka ini berarti juga hanya terdapat 518.408 nasib. Sekarang ini jumlah penduduk satu kabupaten ada beberapa juta orang, maka yang dilahirkan pada tahun, bulan, hari dan waktu yang sama tentunya juga tidak sedikit, mengapa pula terdapat perbedaan status sosial dan kaya miskin?”

Kesimpulan ini dilihat secara permukaan seolah sangat masuk akal, namun jika dipelajari lebih mendalam, sebenarnya merupakan semacam pandangan kaku yang sangat sederhana. Jangan dibahas dulu rumitnya kehidupan umat manusia, kita lihat dulu segala sesuatu di dalam alam semesta ini, semua memilik jiwa, juga memiliki hukum keteraturan kehidupan internalnya. Baik itu pohon pir, jeruk limau, gandum, beras, bunga melati dan lain-lain, mereka semua memiliki potensi internal sesuai hukum perkembangan sendiri-sendiri yang berbeda.

Sebagai contoh, pohon pir yang mulai bersemi dan berbunga pada musim semi, rimbun pada musim panas, berbuah pada musim gugur, layu dan rontok pada musim dingin, sampai pada musim semi tahun ke dua mulai bersemi lagi, hukum perubahan semacam ini ditentukan oleh takdir dari internal benihnya sendiri. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, tipe orang tertentu, sejak masa remaja sudah lancar, makmur pada masa dewasa, dan melemah pada hari tua, ini ditentukan oleh ciri khas nasib orang dari tipe tersebut.

Namun sama-sama adalah pohon pir, waktu bersemi dan berbunga pada musim semi belum tentu sama, ada pohon pir yang mungkin sewaktu bersemi dan berbunga agak lebih awal, ada juga yang agak lambat, hal mana ada hubungannya dan pengaruh dari: Kondisi iklim, geografis dan social (intervensi manusia).

Misalnya, iklim pada suatu tahun tertentu, kehangatan musim semi agak awal datangnya, maka pohon-pohon pada tahun tersebut akan bersemi dan berbunga agak lebih awal, hal mana karena dipengaruhi oleh kondisi iklim.

Semisal lagi, pohon pir di halaman belakang suatu keluarga tertentu, ditanam pada posisi yang menghadap matahari, sejak pagi sampai petang matahari selalu dapat menyinarinya, ia pun telah memperoleh kondisi geografis menguntungkan, akan dapat bersemi dan berbunga lebih awal; sebaliknya, pohon pir di rumah keluarga lainnya ditanam di sudut halaman yang gelap, sejak pagi hingga petang sedikit sekali memperoleh penyinaran matahari, maka pohon pir keluarga ini akan bersemi dan berbunga pada waktu yang agak lambat, ini berkat pengaruh kondisi geografis (yang kurang menguntungkan).

Ada pula dalam kasus lain, ada orang yang merawat dengan cermat pohon pir di halaman belakang, memangkas dahan-dahan dan menggunakan rabuk yang memang diperlukan, dengan sendirinya pohon pir itu akan tumbuh dengan sangat baik, sehat dan kuat; sedangkan ada orang yang tidak merawat sama sekali pohon pir di halaman belakang, membiarkannya hidup atau mati dengan sendirinya, tentu saja tumbuhnya kurang memuaskan.

Dari sini terlihat, kehidupan yang sama-sama tergolong pohon pir, di bawah pengaruh kondisi yang berbeda dari iklim, geografis dan sosial (factor intervensi manusia), maka pertumbuhan pasca kelahirannya akan menunjukkan perbedaan yang beragam pula.

Namun kita tidak dapat karena adanya perbedaan semacam ini lalu menyangkal keberadaan keteraturan internal pertumbuhan dari pohon pir. Tidak dapat karena pohon pir di rumah keluarga Chen berbunga pada 25 Maret, sedangkan pohon pir di rumah keluarga Wang justru baru berbunga pada 1 April, karena waktu berbunga di antara mereka yang berbeda, lantas menyangkal eksistensi keteraturan semacam ini bahwa pohon pir bersemi pada musim semi, berbunga, dan berbuah pada musim gugur.

Dianalogikan dengan kehidupan manusia, meskipun manusia hanya memiliki format 518.408 macam, namun sejalan dengan perbedaan kondisi iklim-geografis-sosial, maka muncullah perbedaan dalam pengalaman hidup dari miliaran manusia.

Sekalipun pengalaman hidup miliaran orang tidak sama, namun perkembangan kehidupan internal tetaplah mengikuti suatu keteraturan yang bisa dilacak. Jika perkembangan kehidupan setiap individu dilukiskan dalam sebuah grafis kehidupan, maka orang dengan tipe yang sama dengan kelahiran tahun, bulan, hari dan waktu yang sama, sekalipun terdapat perbedaan pada detail eksternalnya, namun grafis perkembangan  kehidupannya dipastikan memiliki kemiripan.

Kalau ada dua orang yang dilahirkan pada tahun, bulan, hari dan waktu yang sama, yang diperlihatkan dalam kehidupan salah seorangnya adalah, pada waktu muda tidak beruntung, ketika mencapai usia empat lima puluh tahun keadaannya membaik, pada usia tua dapat menikmati dengan tenang, cukup materi dan kemuliaan, sedangkan orang yang lainnya, juga akan dapat menempuh perjalanan hidup yang sederajat.

Misalnya orang yang terdahulu waktu masih muda nasibnya tidak beruntung, karena keluarganya miskin, sejak kecil harus bekerja keras, sampai pada usia pertengahan mendapatkan kesempatan mendirikan usaha, sampai pada usia tua menikmati dengan tenang usaha yang sudah jadi; sedangkan yang seorang, waktu masih muda tidak beruntung, ini diwujudkan pada tubuh yang lemah sering sakit, berbagai usaha tidak berhasil, sampai pada usia pertengahan tubuhnya menjadi sehat, segala bidang memenuhi harapan, pada usia tua malah semakin sehat, seolah-olah menjadi semakin muda.

Maka dengan membentangkan pengalaman konkrit mereka berdua, mengamati bentangan kurva pengalaman sepanjang hidup mereka secara abstrak, membandingkan pengalaman sepanjang hidup mereka sendiri, akan menjadi sangat mirip, inilah sasaran yang ingin dicapai dalam meramal nasib. Dengan menggunakan metode peramalan nasib, tidaklah mungkin mencapai ketepatan 100%, biasanya sudah dianggap sempurna jika dapat mencapai ketepatan 70%.

Justru karena terdapat pengaruh berbagai unsur luar yang diuraikan di atas seperti kondisi iklim/alam, geografis dan intervensi manusia, tidaklah mungkin dapat diramalkan sampai terperinci, kecuali menggunakan metode paranormal Su Ming Tong (kemampuan menerawang ke masa lalu dan ke masa depan) baru dapat dengan tepat 100% terbaca sampai rinciannya.

Untuk menjelaskan nasib yang sejenis bagaimana dipengaruhi oleh kondisi: iklim/alam – geografi – dukungan manusia, pasca kelahiran, pernah diberikan contoh seorang yang memiliki nasib menjadi kaya, orang tersebut dilahirkan bernasib menjadi kaya, bahkan dari tahun, tanggal dan jam kelahirannya sangat sesuai, itu sebabnya begitu dilahirkan sudah mempunyai bakat menjadi kaya.

Menurut yang dikatakannya sendiri, ketika dia berusia 6 ~ 7 tahun, pada waktu anak lain masih suka bermain kelereng, ia sudah mengerti bagaimana menyewakan buku-buku komik yang ia simpan di dekat sekolah atau tempat yang banyak orang untuk dibaca oleh anak-anak lain yang suka membaca, dengan cara ini dia memperoleh uang saku.

Dapat terlihat bahwa potensi nasib menjadi kaya: Sangat peka terhadap keuangan, mempunyai naluri bawaan dalam hal mencari keuntungan finansial, hal mana sudah nampak sejak kecil. Namun potensi ini jika tidak diizinkan dalam lingkungan pasca kelahiran, untuk dikembangkan sepenuhnya, ia juga tidak mungkin menjadi orang kaya-raya saat ini. Sama seperti halnya sebutir biji bunga matahari, jikalau ditanam di tempat yang tidak terpapar sinar matahari, maka ia tidak akan dapat menyalurkan potensi khasnya untuk “menghadap ke arah matahari”.

Suatu contoh lagi, mungkinkah di Tiongkok sebelum adanya kebijakan ekonomi terbuka pada 1978 tidak terdapat orang yang bernasib kaya raya? Pastilah tidak demikian. Lalu mengapa sebelum 1978, di Tiongkok belum pernah muncul wiraswastawan miliuner?

Hal itu adalah dikarenakan iklim dan lingkungan Tiongkok tatkala itu (yakni kondisi iklim/alam, geografis dan intervensi manusia), belum pernah memberikan kesempatan bagi orang-orang yang memenuhi syarat menjadi milyuner menyalurkan potensi mereka.

Dapat dikatakan demikian, andai pasca 1978 tidak ada kebijakan ekonomi terbuka yang membolehkan pengembangan kewirausahaan, maka multimiliuner yang disebutkan di depan tidak akan ada.

Pada masa ia bernasib baik, paling banter hanya terwujud pada kondisi ekonominya membaik, atau naik pangkat, mendapat kenaikan gaji, atau bonus yang diperoleh dari perusahaan meningkat, hal-hal lainnya juga lancar dan lain lain, pastilah tidak akan dihasilkan seorang miliuner.

Dari sini dapat terlihat, butiran biji yang sama, berkat pengaruh kondisi iklim/alam – geografis – intervensi manusia yang berbeda ketika menjalani kehidupannya, maka akan dapat terjadi akhir yang berbeda pula. (PUR/WHS)

FOTO : Pola keteraturan dari nasib dihela oleh pengaruh kondisi: alam – geografis – intervensi manusia. (pixabay)

Nyaris Semua Penyakit Berasal dari “Perasaan”

0

Chen Bainian

Bicara soal penyebab penyakit pada manusia, Dokter Wen Pinrong yang kliniknya selalu dipenuhi pasien dengan penuh kesungguhan hati mengatakan, “Dari pengalaman klinik kami temui bahwa pasien yang datang berobat, sebanyak 80% adalah karena keluarga yang tidak harmonis, dan dari 80% itu, sebanyak 90% di antaranya adalah akibat suami istri tidak rukun.”

Jaring-jaring Perasaan Berakibat Timbulnya Berbagai Penyakit

Wen Pinrong berkata, “Buku ini membahas tentang ‘Qing Li Fa Tian (hukum Langit pengaturan perasaan manusia)’, setiap orang pasti memiliki perasaan (emotion). Manusia bisa jatuh sakit, umumnya diakibatkan oleh perasaan.

Yang namanya manusia tentu memiliki perasaan, siapa pun tidak bisa melewati lintasan berupa perasaan ini. Perasaan, tidak akan putus walau digunting, semakin kacau bila dirapikan, aksara Mandarin ‘我’ (baca: wo, arti: saya, red.) dan ‘找’ (baca: zhao, arti: mencari/menemukan, red.) hanya berbeda satu goresan, karena tidak bisa menemukan dirinya, sehingga berdampak pada tubuhnya… Setiap niat pikiran kita adalah perasaan, suka tidak suka dan segala aktivitas terendam di dalam perasaan.”

Dalam kitab medis kuno “Huang Di Nei Jing” disebutkan: “Hati membuat pikiran jernih, pikiran jernih maka segala sesuatu akan tenang”; dikatakan juga “pikiran tidak jernih, maka 12 organ akan terancam, sehingga buntu dan tidak lancar, akibatnya akan terluka”. Jiwa manusia adalah penguasa perasaan dan tubuhnya. Ketika manusia terjebak dalam 7 perasaan dan 6 nafsu, tersesat di berbagai jenis perasaan dan tidak bisa melepaskan diri darinya, maka ratusan penyakit akan bermunculan.

Dokter Wen menjelaskan, manusia frustrasi karena perasaan, mayoritas karena kehidupannya terlalu rumit, hubungan antar manusia yang tidak rukun mengakibatkan konflik, atau sebaliknya karena kehidupannya yang terlalu sederhana, terlalu membosankan, tidak mampu mengatasi perasaan kesepiannya, sehingga ia merasa tidak bahagia.

Jika dalam jangka panjang berada dalam kemarahan, senang berlebihan, kekhawatiran, beban pikiran, rasa takut dan berbagai perasaan lainnya sehingga hati tidak stabil, kemudian memicu lima organ tidak tenang, lantas menimbulkan penyakit.

Dia berkata, “Maka itu tiga penyakit besar di abad ke-21, yang pertama adalah kanker, yang kedua adalah depresi. Faktanya, kami juga mendapati rasio mental yang depresi yang mengakibatkan kanker mencapai 90%. Karena di dalam hatinya ada kebencian, kebencian yang tidak terlampiaskan dalam jangka waktu panjang, atau tidak bisa diselaraskan dengan baik, kaum hawa paling rentan terserang kanker payudara atau kanker fibroid, ini adalah kondisi yang sesungguhnya. Bagaimana pun teori kedokteran Barat menjelaskannya, kondisi yang kami lihat adalah seperti itu.”

Ribuan penyakit ditimbulkan dari hati, hati juga dapat mengobati ribuan penyakit. Dokter Wen menjelaskan, kata ‘情’ (baca: ching, arti: perasaan, dalam bahasa Inggris: emotion, red.) di sebelah kiri aksara ini terdapat unsur hati, di sebelah kanan terdapat kata ‘青’ : “青, yakni hijau, melambangkan tumbuhan, terkoneksi dengan organ liver,” Pada saat suasana hati terasa tertekan atau depresi, bepergian ke luar kota ke pegunungan, melihat pemandangan pepohonan hijau dan segar, akan sangat membantu menyembuhkan suasana hati, mengobati ‘情’ dalam prosesnya, dan juga merupakan obat mujarab bagi pasien. Baik perasaan terhadap keluarga, perasaan terhadap teman, perasaan cinta asmara… kadang kala lebih efektif daripada obat.

Dokter Wen berkata, “Jadi saya mendapati, untuk melihat penyakit pasien bisa sembuh lebih cepat atau tidak, maka lihatlah siapa yang mengantarkannya datang berobat, kadang kala lihat kondisi mereka berinteraksi, bisa diketahui apa penyebab penyakitnya.”

“Terkadang saat datang berobat, pasien menceritakan hubungan sebab akibat dan alasan penyakitnya, saling menutupi berlapis-lapis, saya katakan itu sama sekali bukan penyakitnya, itu karena di hatinya masih ada kebencian, sehingga penyakit itu tidak bisa sembuh. Hubungan keluarga yang harmonis, atau anak di dalam keluarga yang rukun penuh kehangatan, penyakitnya juga akan sembuh lebih cepat.”

Perasaan Ditata Baik, Kondisi Sakit Terurai

Dokter Wen memberi contoh, begitu timbul amarah, yang pertama menderita adalah meridian liver, bila meridian liver mengalami stagnasi maka akan berpengaruh pada kondisi mata; setelah itu berimbas pada usus dan lambung, nafsu makan pun menjadi tidak ada atau tidak nyaman pada lambung dan usus, lalu memengaruhi buang air besar dan kecil, seperti sembelit, mencret, merasa ingin buang air kecil tapi tidak bisa… Dia berkata, “Perasaan yang negatif memang sangat menyakitkan.”

Ketika perasaan seseorang menjadi kacau, tidak bisa menemukan tempat menenangkan jiwa dan raganya, jika bisa mengurai simpul hati seseorang dan melapangkannya, maka orang ini akan menjadi ceria dalam seketika, penyakitnya pun akan sembuh tanpa harus diobati.

Dalam kasus klinis yang dikisahkan dalam buku baru Dokter Wen ada seorang wanita terpandang yang tidak perlu bekerja, namun karena permasalahan antara mertua dan menantu telah memendam amarah untuk jangka waktu panjang, hal itu menyebabkan sakit mata yang sulit diobati. Setelah mendengar perkataan Dokter Wen wanita itu sepertinya tersadar, penyakit matanya pun mulai menunjukkan gejala membaik.

Dia berkata, “Bagi sejumlah pasien, saya hanya perlu mendengarkan isi hati mereka, mencoba menyelaraskan perasaan mereka, penyakitnya pun sembuh separonya. Bukan saya yang menyembuhkannya, melainkan mereka sendirilah yang berhasil menemukan dirinya, begitu prinsipnya telah terselaraskan, perasaan pun menjadi plong dan setelah perasaan serta prinsip tidak menjadi pertentangan lagi, maka hati pun akan menjadi tenang.

Dengan rendah hati Dokter Wen mengatakan penyakit telah disembuhkan oleh diri pasien itu sendiri, tubuh manusia pada dasarnya memang memiliki mekanisme penyembuhan diri, ilmu Penyembuhan Tradisional Tiongkok (PTT) adalah menyelaraskan kembali mekanisme penyembuhan diri pada tubuh pasien: “Anda sebenarnya memang memiliki kemampuan itu, saya tidak perlu melakukan banyak hal lain, hanya saluran pada diri Anda itu tidak terhubung dengan baik, atau ada yang kendur, saya hanya membantu Anda menyelaraskannya kembali. Setelah Anda pulih normal, maka tubuh Anda pun akan dapat menyembuhkan diri sendiri, biasanya setelah kami selaraskan kembali pasien pun segera sembuh. Pasienlah yang menyembuhkan dirinya sendiri.” Apa yang dimaksud dengan “disembuhkan oleh diri sendiri”?

Dokter Wen menjelaskan lebih lanjut: “Tanggung jawab ini dan penyakit ini agar dipikul sendiri oleh pasien, saya akan memberitahu pasien, Anda menderita penyakit ini, Anda harus bertanggung jawab, tidak bisa dokter yang bertanggung jawab, maka saya akan memberikan mereka sedikit PR, contohnya setiap hari harus memijat titik akupunktur tertentu, jam berapa harus tidur, apa yang boleh dimakan, apa yang tidak boleh dimakan, olahraga apa yang harus dilakukan… Itu semua akan berefek pada penyembuhan. Jadi biasanya setelah perasaan dilegakan penyakit pun akan sembuh setengah, lalu kemudian baru diobati penyakitnya.”

Dokter Wen mengatakan, walaupun kondisi luka luar tertentu bukan disebabkan oleh perasaan (emotion), tapi suasana hati yang baik maka luka luar pun dapat sembuh dengan cepat, bahkan termasuk juga penyakit menular. Karena penyakit juga bisa menindas yang lemah dan takut pada yang beriman kuat, melihat seseorang telah runtuh mentalnya penyakit pun akan menindasnya. Sebagai contoh, penyakit flu menular, mengapa di sebuah kantor yang terjangkit flu adalah orang itu, dan tidak menular pada orang lain? Atau makan bersama di satu meja yang sama, mengapa orang lain tidak mencret, hanya dia yang mencret?

Pasti karena orang yang sakit itu ada semacam kelalaian, ada celah yang disusupi, bakteri pun menyusup di situ. Dan seorang yang ceria, damai dan optimis, serta bermental kuat, tidak hanya tidak mudah tertular penyakit, walaupun kurang hati-hati sehingga menderita cedera, juga akan sembuh dengan cepat.

Biarkan Terjadi Secara Alami

Lalu, “prinsip” apa yang digunakan untuk menenangkan dan meredakan perasaan pasien dalam rangka memulihkan kesehatannya? Dokter Wen berkata, “Dengan ‘membiarkannya terjadi secara alami’ saja.”

Yang dimaksud “secara alami”, adalah prinsip berjalannya alam semesta langit dan bumi. Karena tubuh manusia berasal dari alam semesta, maka harus menemukan resonansi yang selaras dengan alam semesta, konsep ini sangat berbeda dengan pengobatan medis Barat. Ilmu medis Barat memahami tubuh manusia lewat tingkatan substansi dan ilmu anatomi tubuh manusia, berpijak pada bumi sebagai landasan melihat manusia, yang terlihat adalah “manusia bumi”.

Sedangkan Penyembuhan ala Tradisional Tiongkok (PTT) melihat manusia dari tingkatan roh atau spiritual, melihat tubuh manusia dengan pandangan/konsepsi alam semesta, yang terlihat adalah “manusia alam semesta”.

Dokter Wen menjelaskan, “PTT menganggap manusia memiliki roh, jiwa, niat, indera, dan tekat, ini adalah sistem organ dalam, sistem organ ini dapat menerima resonansi frekwensi dari alam semesta, dan dihubungkan/direfleksikan ke organ dalam tubuh lewat meridian. Manusia bisa jatuh sakit, ada kalanya karena hilangnya keseimbangan frekwensi resonansi dengan alam semesta ini, maka dikatakan segala sesuatu harus terefleksi dengan langit, dalam hal perasaan juga harus dibiarkan berjalan alami, tidak bisa dipaksakan.”

Lalu, bagaimana mencapai “berjalan secara alami”? Seperti tidak harmonisnya pernikahan atau masalah asmara, jangan memaksakan pasangan, hidup pun harus sebisa mungkin beresonansi secara alami, bekerja saat matahari terbit dan beristirahat saat matahari terbenam; daripada mengkonsumsi pil vitamin C, lebih baik memakan buah alami; makanan yang alami dan bukan makanan olahan yang indah bentuk luarnya; minum air sesuai kebutuhan, hindari aktivitas makan dan minum berlebihan.

Dokter Wen berkata, “Misalnya menggunakan pendingin ruangan itu adalah tidak alami, takut terpapar matahari itu juga tidak alami, olahraga di dalam ruangan juga sangat tidak alami, karena olahraga harus menjejakkan kaki di bumi dan berdiri menyundul langit, baru dapat menyelaraskan tubuh dengan resonansi frekwensi alam semesta. Olahraga di ruang fitness, hanya membuat olahraga mengalir di bawah kulit, hawa Qi (baca: chi, = energi vital, red.) mengalir di otot, hanya bagian ini saja, tidak mampu mengolah organ tubuh dalam, tidak dapat mengolah otot, tendon dan tulang, harus berolahraga di luar untuk bisa mendapatkan efek ini. Juga masalah waktu berolah-raga, jangan berolahraga di luar saat hari sudah gelap, karena Yin dan Yang pada langit dan bumi belum berganti secara sempurna, di tubuh kita juga terjadi pergantian Yin dan Yang, setelah selesai pergantian tersebut, jangan beraktivitas di luar rumah, khususnya bagi kaum manula.”

Dokter Wen memberi contoh seorang pengusaha perusahaan kontraktor, pola makannya cukup sehat, sering berolahraga, tapi di luar dugaan terkena stroke. Saat ia ditanya bilamana berolahraga, ia tidak hanya pada pukul 4 subuh sudah berolahraga, malam hari juga berolahraga. Dokter Wen berkata, “Ini justru menjadi tidak alami, unsur qi dari Yang telah dibuang, karena malam hari unsur qi dari Yang tubuh manusia akan berganti Yin, jika berolahraga di malam hari, qi dari Yang Anda akan terbuang ke luar.”

Selain telah melanggar prinsip peredaran langit, Dokter Wen mengamati manusia telah lepas dari alam dan secara perlahan telah kehilangan diri sendiri, “hilangnya kesadaran secara kolektif” juga salah satu penyebabnya. Karena kondisi kehilangan diri sendiri, mudah dikendalikan oleh rasa takut yang entah datang dari mana.

Dokter Wen berkata, “Misalnya kehidupan kita tadinya sangat baik, begitu dokter memvonis tekanan darah Anda tinggi dan dapat berakibat penyakit, sehingga divonis seumur hidup harus minum obat, sebenarnya tekanan darah memang bisa berubah tergantung siang atau malam. Tapi hasil tes laboratorium mulai dari gula darah sampai berbagai indikator kesehatan mengontrol secara ketat, membuat Anda timbul ketakutan, sehingga dikendalikan rasa takut, kita menjadi seperti dicuci otak, begitulah yang disebut hilang kesadaran kolektif. Seperti juga menggunakan ponsel, terbiasa begitu senggang langsung mengambil ponsel, tidak melakukan apa-apa ponsel pun dilihat, semua orang telah terkendali sedemikian rupa tanpa disadari.”

Dokter Wen menyayangkan jika berdasarkan usia hidup normal sekarang, sampai tutup usia di umur 80 tahun, manusia dapat hidup lebih dari 30.000 hari, dikurangi waktu tidur sebanyak sepertiganya, waktu bekerja sebanyak sepertiganya, maka hanya tersisa sekitar 10.000 hari untuk digunakan secara bebas, tapi mayoritas orang hidup di tengah tanpa kesadaran penuh, yang benar-benar hidup penuh kesadaran hanya beberapa ratus hari saja.

Ia berkata, “Kita tidak bisa menemukan jawaban kehidupan, tidak tahu apa yang dilakukan dengan datang ke dunia ini, juga tidak tahu akan pergi kemana. Manusia sangat pemalas, Anda beritahu apa itulah ya saya terima, saya tidak ingin memutar otak, walaupun sekarang informasi sangat maju, tapi berita palsu pun banyak, ini adalah kepiluan kita. Lingkungan di luar sana memang tidak dapat dikendalikan, tapi kita bisa menyesuaikan suasana hati kita, berbalik mencari di dalam diri kita, setidaknya jangan hidup di dalam ketakutan, ini juga merupakan cara yang proaktif.”

Memahami alam dan menjadi super nyaman

Untuk menjadi “alami”, Anda harus memahami cara kerja alam semesta. Dr. Wen berkata: “Ilmu Penyembuhan Tradisional Tiongkok (PTT, bahasa Mandarin: zhong yi 中醫) mencakup emosi, akal sehat dan hukum. Perlu diketahui bahwa huruf zhong (中) dari zhong yi,  tidak hanya merujuk pada Ilmu Penyembuhan ala ‘Tiongkok’, yang paling penting merujuk pada arti ‘netralisasi’ dan ‘perantara’.”

“PTT adalah perantara dari alam semesta tubuh manusia, agar tubuh manusia dan alam semesta mencapai kondisi alami dan keseimbangan. Tentu saja taraf yang dibahas sangat tinggi, tetapi setidaknya Anda harus dapat hidup damai dengan diri Anda sendiri, maka Anda akan sehat dan nyaman.”

Banyak orang telah bekerja keras untuk karier dan keluarga mereka selama hidup mereka. Ketika mereka menginjak usia 40 atau 50 tahun, karena penyakit mulai bermunculan atau kerabat – teman telah meninggal, menemukan bahwa hari-hari cepat berlalu, barulah mulai merenungkan makna hidup.

Banyak orang punya harta dan punya tahta namun tidak sehat dan tidak bahagia, juga dapat berpikir tentang makna hidup dan bagaimana baru dapat hidup selaras dengan alam, itulah sebabnya dalam buku tersebut berulang kali disebutkan tentang kultivasi.

Kultivasi dan pemeliharaan kesehatan

Tidak hanya pasien harus mengolah jiwa dan memelihara kesehatan, dokter pun tanpa kecuali. Dr. Wen bertemu dengan beberapa dokter PTT yang telah membaca buku itu dan mereka bertanya mengapa titik akupunktur seperti yang dijelaskan dalam buku, tetapi efeknya tidak baik?

Dia berkata: “Ada beberapa kondisi untuk hasil yang baik, seperti: Kepercayaan pasien dan ilmu keterampilan sang dokter yang cukup tinggi. Jika jarum hanya menusuk pada ‘bulu dan kulit’, tidak sampai menusuk ‘penyakit’-nya, tentu saja, tidak dapat disembuhkan. Untuk menyembuhkan penyakit, itu akan menyentuh tingkatan mikro, dapat menyentuh materi dari ruang/dimensi lain, dokter yang menangani dapat saja terluka, saya punya beberapa deskripsi cedera dalam sejumlah kasus medis.”

“Kita berasal dari alam semesta, tubuh kitapun berlapis-lapis, dari lapisan molekul, lapisan proton, lapisan neutron, hingga quark … Berharap diri sendiri (sebagai dokter) dapat menyembuhkan penyakit tanpa terlukai oleh mahluk ruang lain, maka setidaknya harus berkultivasi, harus memiliki etika medis, dan harus sangat murni hingga lubuk hati terdalam, karena alam semesta ini meski memiliki banyak zat buruk, namun disaat Anda hendak melakukan hal-hal baik, seluruh alam semesta akan mendukung Anda.”

“Saya sangat beruntung telah berkultivasi Falun Gong, banyak dokter menemukan bahwa ketika mereka benar-benar hendak menyembuhkan penyakit, lantas menarik diri, karena mereka tidak mengerti bagaimana caranya melindungi diri sendiri. Jika keterampilan medis dokter PTT hendak dinaikkan satu tingkat lagi, betul-betul hendak membantu orang menyembuhkan penyakit, maka diharuskan berolah jiwa dan berkultivasi raga. Jika tidak, cukup jadilah dokter pada umumnya yang hanya menyembuhkan penyakit nyeri tulang, sakit kepala, sakit kaki dan lain sebagainya.”

Dr. Wen yang telah berkultivasi Falun Dafa (Falun Gong) selama bertahun-tahun, berkata: “Secara umum, ketika mendengar tentang kultivasi, maka orang akan berpikir menjadi seorang bhiksu atau bertapa di gunung, oleh karena itu, master Li Hongzhi (pencipta Falun Gong) adalah sangat agung, ia memperkenalkan masyarakat semacam cara berkultivasi buat orang awam, yang dapat menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan. Tidak dibutuhkan metode yang mendalam, yakni cukup menghilangkan hati yang penuh dengan keterikatan (karena keterikatan akan membuat Anda sakit dan tidak bahagia), tidak perlu melepaskan asset yang sudah dimilikinya dan melepaskan cara hidup saat ini. Jika manusia ingin sehat, maka harus mengubah medan energi seluler mereka, maka harus menjalani kultivasi. (SUD/WHS)

FOTO : Jiwa manusia adalah penguasa emosi dan bahkan tubuh, dan keharmonisan keluarga dapat membawa kesehatan. (Sumber: Adobe Stock)

Bahayanya Gas Air Mata Bagi Kesehatan, Reporter Garis Depan Menderita Penyakit yang Fatal, Polisi Hong Kong Juga Terkena Dampaknya

0

Liang Yi

Ribuan bom gas air mata telah ditembakkan polisi Hong Kong selama aksi unjuk rasa terkait undang-undang ekstradisi yang kontroversial, menyebabkan dampak serius bagi para demonstran, warga dan jurnalis di Hong Kong, bahkan polisi Hong Kong juga terkena dampaknya.

Seorang reporter dari “The Stand News” baru-baru ini mengatakan bahwa ia didiagnosis menderita chloracne – semacam penyakit kulit berupa gatal-gatal memerah. Sementara itu, banyak polisi Hong Kong yang juga terkena dampaknya.

Chen Yu-kuang, seorang jurnalis “the stand news” yang kerap melakukan wawancara di lapangan, memosting sebuah artikel di Facebook, mengatakan ia didiagnosis menderita chloracne setelah memeriksakan diri ke dokter.

Chloracne merupakan penyakit yang ditimbulkan karena tereksposnya seseorang oleh dioksin. Dia mengambil sebuah contoh kasus. Misalnya pada tahun 2004, setelah calon presiden Ukraina Viktor Andriyovych Yushchenko dikonfirmasi keracunan, dari tubuhnya ditemukan kadar dioxin dalam darah pemimpin kelompok oposisi itu 1000 kali lebih banyak dari kadar yang normal. Ini merupakan kasus keracunan akut pertama akibat menyerap sejumlah besar dioksin.

Gas air mata mengandung chlorobenzylidene melono-nitrile (CS). Bentuknya serupa serbuk yang dimasukkan ke dalam aerosol lalu disemprotkan. “Sehingga terjadi bentukan seperti asap dengan kandungan partikel CS

Bagian tubuh lain yang terdampak adalah selaput bening atau membran mukosa, termasuk rongga pernapasan pada hidung dan paru. Beberapa dampak yang terjadi akibat paparan gas air mata di antaranya peradangan dan sesak napas. Sederet dampak ini tak akan berlangsung dalam waktu lama.

Gas air mata akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti sensasi terbakar, perih, berair, bengkak, hingga kesulitan membuka mata. Penyakit kulit berupa gatal-gatal memerah.

Dalam sebuah wawancara dengan media, Chen Yukuang mengatakan bahwa dalam dua bulan terakhir, setidaknya seminggu sekali, ia melakukan wawancara langsung demonstrasi di lapangan, dan kerap menghirup gas air mata. 

Pada Oktober 2019, mulai muncul bintik-bintik di area kulitnya. Dari hasil diagnosa kedokteran Tiongkok, ia didiagnosis menderita penyakit seperti tersebut di atas.

Mereka yang terkena dampak dari sejumlah besar bom gas air mata yang ditembakkan polisi selama aksi unjuk rasa juga dialami polisi Hong Kong sendiri. Baru-baru ini, beredar kabar bahwa banyak polisi Hong Kong juga menderita penyakit kulit chloracne.

Seorang istri polisi mengatakan, suaminya juga menderita penyakit kulit chloracne, yang merupakan akumulasi dari zat-zat beracun dalam tubuh akibat paparan gas air mata.

Gas air mata kerap digunakan untuk membubarkan kerumunan massa oleh petugas keamanan. Peluru gas air mata termasuk dalam senjata kimia yang menyebabkan mata pedih dan menyesakkan pernapasan.

Gas yang dikeluarkan peluru ini juga kerap membuat iritasi kulit, pendarahan, dan yang paling parah menyebabkan kebutaan. Iritasi kulit yang disebabkan oleh bahan kimia gas ini dirasakan seperti rasa pedih di mata, kulit, mulut, paru-paru, dan organ lain yang terkena asap tersebut.

Menurut dokter, paparan jangka pendek manusia terhadap tingkat dioksin yang tinggi bisa menyebabkan lesi pada kulit seperti chloracne, penggelapan kulit, dan perubahan fungsi hati. Jangka panjang bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh, saraf, endokrin, dan reproduksi.

Meskipun pasukan polisi dilengkapi dengan masker gas, namun, terkadang ada yang tidak mengenakan alat pelindung, karena cukup merepotkan saat dipakai, jadi mereka tidak mengenakan pelindung sebelum menembakkan gas air mata. Selain itu seragam atau pakaian yang dikenakan juga akan terpapar bahan kimia dari gas air mata.

Istri polisi itu mengatakan bahwa suaminya telah diizinkan untuk cuti, tetapi atasan melarangnya menyebarkan berita itu, karena khawatir akan membuat takut petugas polisi lainnya di garis depan. 

Setelah reporter “the stand news” Chen Yukuang didiagnosis menderita penyakit kulit chloracne yang disebabkan oleh dioksin, sejumlah ahli bersama-sama mengeluarkan pernyataan bersama di media online “the stand news”, menyerukan agar menaruh perhatian pada bahaya keracunan dari paparan gas air mata.

Artikel itu menyebutkan, chloracne adalah penyakit yang cukup fatal. Dioksin mempunyai struktur kimia yang sangat stabil dan bersifat lipofilik, yaitu tidak mudah larut dalam air tetapi mudah larut di dalam lemak. Toksisitasnya baru akan berkurang hingga 20 tahun kemudian. Dengan kata lain, tidak bisa disembuhkan jika masuk ke dalam tubuh Anda, sementara dokter hanya akan menggunakan obat untuk meredakan gejalanya.

Tetapi hal yang paling menakutkan adalah, chloracne cenderung hanya berupa gejala awal keracunan Polycyclic aromatik Hidrokarbon (PAH) atau Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs).

Terhirup dioxin di atas ambang batas juga dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan risiko kesehatan lainnya, seperti keracunan, merusak sistem kekebalan tubuh, mempengaruhi keseimbangan endokrin, dan risiko keguguran atau cacat janin jika terhirup wanita hamil, dan bahkan menularkan dioksin ke generasi berikutnya melalui infeksi ibu-bayi.

Pernyataan terbuka itu menduga bahwa gejala di atas terkait dengan bom gas air mata selama lima bulan terakhir. Dalam lima bulan terakhir, kepolisian Hong Kong telah menembakkan 1.567 bom gas air mata ke berbagai wilayah di Hong Kong pada 12 November 2019, dan secara toral telah bertambah menjadi 7.500 bom gas air mata. 

Suhu gas air mata mencapai lebih dari 400 derajat Celcius setelah ditembakkan. Pada suhu setinggi itu, CS komponen utama bom gas air mata akan melepaskan dioksin, yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit, makanan, air dan udara.

Bagi jurnalis yang selalu berada di garis depan, kontak kulit adalah saluran yang utama. Meski menggunakan alat pelindung seperti masker atau respirator/masker, tubuh tidak dapat menghindari terpapar dioksin.

Menanggapi kekhawatiran penyakit kulit chloracne yang dialami wartawan “the stand news”, kepala polisi senior dari departemen operasional Hong Kong, Wang Weixun membantah hal itu terkait dengan bom gas air mata pada konferensi pers 14 November 2019. 

“Belum dapat dipastikan apakah asap dari gas air mata akan melepaskan dioxin, dan saya tidak mengerti mengapa individu yang sakit itu dikaitkan dengan gas air mata,” katanya.

Namun, Huang Yue-ru, seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Queen Elizabeth Hong Kong, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia, bahwa gas air mata umumnya mengandung komponen berbahaya seperti dioksin dan bahan kimia lain. 

Apalagi semakin banyak laporan dan bukti menyebutkan bahwa suhu dari gas air mata baru di daratan Tiongkok dapat mencapai 500 hingga 600 derajat, dan semakin banyak zat berbahaya akan dilepaskan di bawah kondisi suhu tinggi, sehingga kemungkinan lebih banyak mengandung sianida dan dioksin. Dioksin erat kaitannya dengan chloracne, dan pada dasarnya tidak ada seorang pun di Hong Kong yang pernah menemui hal ini.

Beberapa netizen mengatakan: “Pemerintah mengabaikan kesehatan polisi, mengirim personelnya ke garis depan menghirup gas air mata, menyebabkan penyakit seumur hidup… dukung aksi mogok polisi Hong Kong. (jon)

Minggu 10 November 2019, polisi Hong Kong menembakkan gas air mata ke para wartawan dan warga di Tsuen Wan, Wilayah Baru Hiong Kong. (Jurnalis Yu Tianyou / the Epoch Times)

Dewan HAM PBB Ungkapkan Kekhawatiran Memburuknya Situasi Pengepungan Polisi di Kampus Hong Kong

0

FRANK FANG, EPOCH TIMES

Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan pihak berwenang Hong Kong untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Polytechnic University (PolyU) Hong Kong.

Rubert Colville, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan situasi di universitas itu “jelas memburuk” dan mendesak pemerintah setempat untuk “memfasilitasi solusi damai,” berdasarkan jumpa pers soal Hong Kong pada 19 November di Jenewa, Swiss. 

Intensnya bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Polytechnic University Hong Kong dimulai akhir pekan ini. 

Pada hari Minggu lalu, polisi mengepung kampus itu dan menutup pintu keluar yang mencegah pengunjuk rasa pergi. Bahkan, Orang-orang juga dilarang masuk, selain dari petugas medis dan mediator khusus yang tiba di tempat kejadian.

Setelah polisi menyerang kampus dengan gas air mata dan proyektil, ratusan orang melarikan diri atau secara sukarela menyerahkan diri kepada polisi.

Pada Rabu 20 November pagi, John Lee, sekretaris keamanan Hong Kong, memberikan angka terbaru: setidaknya 900 orang telah meninggalkan  Polytechnic University Hong Kong dan menyerah kepada polisi. Di antara mereka, sekitar 300 orang berusia di bawah 18 tahun, menurut laporan media lokal. 

Dia menambahkan bahwa semua orang dewasa berusia di atas 18 tahun ditangkap karena dituduh melakukan kerusuhan.

Sedangkan presiden  Polytechnic University Hong Kong Teng Jin-Guang mengatakan, masih ada sekitar 100 orang di dalam sekolah, dengan sekitar 20 dari mereka adalah pelajar, menurut media Hong Kong. Derek Liu, presiden serikat mahasiswa Polytechnic University Hong Kong, memberikan perkiraan serupa.

Teng menambahkan bahwa kondisi sanitasi di sekolah itu tidak baik, dan bahwa kampus sekolah tidak aman karena adanya “bahan kimia dan barang berbahaya lainnya,” Ia memohon kepada para pengunjuk rasa yang tersisa untuk pergi.

Dia mengklaim, bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan polisi, dan  diyakinkan bahwa polisi tidak akan memulai penggunaan kekerasan. Dia mendesak orang untuk tidak mengambil metode berbahaya untuk meninggalkan sekolah, dikarenakan seseorang dari pihak universitas atau dirinya sendiri akan menemani mereka yang secara sukarela pergi ke kantor polisi setempat. Sekitar 10 orang pergi bersamanya pada Rabu 20 November sore.

Pernyataan PBB mengimbau kepada orang-orang yang mengambil bagian dalam protes untuk meninggalkan dan mengutuk penggunaan kekerasan. 

Dewan HAM PBB menyatakan, pertanggungjawaban atas kekerasan juga penting – baik dalam kasus individu yang melanggar hukum dan melakukan tindakan kekerasan, tetapi juga dalam kasus dugaan penggunaan kekuatan berlebihan dari Polisi. 

Pernyataan  ini meminta pemerintah Hong Kong untuk menyelesaikan krisis secara damai dan melalui dialog.

Kepala serikat mahasiswa Polytechnic University Hong Kong, Derek Liu menambahkan bahwa tiga staf surat kabar kampus ditangkap Minggu dan Senin lalu. Itu dilakukan setelah mereka melakukan wawancara di kampus, dengan dugaan ikut serta dalam kerusuhan. Dia menambahkan bahwa mereka kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Asosiasi Jurnalis Hong Kong dan Asosiasi Fotografer Pers Hong Kong, dalam pernyataan bersama pada 20 November, menyatakan “kekecewaan ekstrem” tentang bagaimana polisi telah menetapkan serangkaian pembatasan yang membatasi kebebasan pers di PolyU dan daerah-daerah sekitarnya.

Pernyataan itu mencantumkan dua contoh khusus : pertama, polisi mengarahkan senjata mereka kepada empat wartawan untuk menakut-nakuti mereka agar tidak memasuki  Polytechnic University Hong Kong . 

Dalam contoh lain, polisi memaksa jurnalis foto berlutut dan membuka kunci ponselnya. Setidaknya 13 wartawan dari media sekolah dan media online ditangkap, menurut pernyataan itu. 

Asosiasi Jurnalis Hong Kong dan Asosiasi Fotografer Pers Hong Kong menyerukan polisi untuk membuka Polytechnic University Hong Kong sehingga pers dapat melakukan wawancara di dalam kampus. (asr)