Home Blog Page 417

Blinken Bertemu Wang Yi, Memperingatkan Insiden Balon Udara Tak Boleh Lagi Terjadi 

0

NTD

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan kepada Wang Yi, direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok  dalam Konferensi Keamanan Munich pada  Sabtu (18/2) bahwa tindakan tidak bertanggung jawab yang menginvasi balon udara ke Amerika Serikat tidak boleh terulang lagi, dan menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Baik Blinken maupun Wang Yi saat ini sedang berada di Jerman untuk menghadiri Munich Security Conference, di mana mereka juga memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu di sela-sela acara. Ini adalah pertemuan pertama antara para petinggi Amerika Serikat dan Tiongkok sejak insiden balon pengintai Tiongkok menginvasi wilayah udara AS pada akhir Januari dan ditembak jatuh oleh militer AS pada 4 Februari di Pantai Timur AS, yang menyebabkan ketegangan baru dalam hubungan AS-Tiongkok.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan dalam sebuah siaran pers bahwa Antony Blinken mengatakan kepada Wang Yi bahwa penyusupan balon udara Partai Komunis Tiongkok ke dalam wilayah udara AS bukan hanya merupakan pelanggaran kedaulatan AS, namun juga pelanggaran hukum internasional, dan hal tersebut “tidak dapat diterima”, serta menekankan bahwa tindakan yang tidak bertanggung jawab tersebut tidak boleh terulang lagi.

Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mentolerir pelanggaran apa pun terhadap kedaulatan Amerika. Kini invasi partai Komunis Tiongkok ke lima benua dan lebih dari 40 negara dengan program pengintaian balon udara telah terungkap ke dunia.

Ketika berbicara tentang masalah lintas selat, Blinken menegaskan kembali bahwa kebijakan lama AS tentang satu Tiongkok tetap tidak berubah, dan menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Dalam foto, Menteri Luar Negeri AS Blinken berbicara pada Munich Security Conference (MSC) 2023 di Munich, Jerman, 18 Februari 2023. (Johannes Simon/Getty Images)

Mengenai perang di Ukraina, Blinken memperingatkan dampak dan konsekuensi jika Tiongkok memberikan dukungan substansial kepada Rusia atau membantunya menghindari sanksi sistemik.

Blinken juga mengutuk uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara pada 18 Februari sebagai tindakan destabilisasi terbaru oleh Pyongyang, dan menekankan kembali perlunya negara-negara yang bertanggung jawab untuk merespons tantangan internasional yang sedemikian besar.

Dalam pertemuan tersebut, Blinken menegaskan kembali pernyataan Presiden Joe Biden bahwa AS akan terus bersaing dengan Tiongkok dan mempertahankan nilai-nilai dan kepentingannya, tetapi tidak menginginkan konflik dengan Tiongkok atau mencari “Perang Dingin baru”. Ia juga menegaskan kembali pentingnya menjaga dialog diplomatik dan jalur komunikasi yang terbuka antara AS dan Tiongkok.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh Xinhua, kantor berita resmi Partai Komunis Tiongkok, pada pertemuan antara Blinken dan Wang Yi, Wang mengatakan bahwa dia telah “menjelaskan posisi serius Tiongkok dalam apa yang disebut sebagai insiden pesawat terbang” dan “meminta pihak AS untuk mengubah arah, menghadapi, dan mengatasi kerusakan yang ditimbulkan pada hubungan AS-Tiongkok akibat penyalahgunaan kekuatan”. Rilis tersebut singkat dan berbeda dari rilis sebelumnya.

Sebelumnya pada 18 Februari, Wang Yi mengkritik Amerika Serikat, menuduh Amerika Serikat “secara histeris” menembak jatuh balon mata-mata PKT. Dia mengklaim bahwa balon tersebut adalah pesawat sipil dan telah memasuki wilayah udara AS  karena force majeure.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang berada di Munich untuk menghadiri konferensi tersebut, secara terbuka menyatakan posisi AS atas insiden balon tersebut pada 17 Februari.

 “Balon udara tersebut harus ditembak jatuh karena kami yakin balon udara tersebut digunakan oleh Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) untuk memata-matai orang Amerika,” katanya kepada MSNBC. Kami yakin itu digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok untuk memata-matai orang Amerika,” katanya kepada MSNBC.

Ia berkata : “Kami akan mempertahankan posisi kami tentang bagaimana seharusnya hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.  itu tidak akan berubah, tetapi yang pasti, balon itu tidak akan membantu.”

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan penundaan kunjungan pertama Blinken ke Beijing sebagai Menteri Luar Negeri pada 5 dan 6 Februari, menyusul invasi wilayah udara AS oleh balon udara Tiongkok. (Hui)

Sejumlah Besar Pasien dengan Gejala Sisa dari COVID-19 Meninggal di Rumah Sakit Akibat Tidak Ada Obatnya

0

oleh Li Yun

Selama tiga tahun Tiongkok memerangi epidemi secara ekstrem banyak korban jiwa berjatuhan. Setelah Tahun Baru, pihak berwenang Tiongkok mengumumkan pengakhiran pencegaham epidemi, tetapi masih banyak pasien di rumah sakit yang menderita gejala sisa dari COVID-19. Ada orang dalam yang mengungkapkan bahwa saat ini, sejumlah besar pasien dengan gejala sisa dari COVID-19 yang menjalani rawat inap di rumah sakit nyawanya tidak tertolong karena tidak ada obatnya.

Pada 17 Februari, perawat di sebuah rumah sakit di Beijing bermarga Liu mengatakan kepada reporter New Tang Dynasty TV (NTD) bahwa cukup banyak pasien dengan gejala sisa dari virus  (COVID-19) di rumah sakit yang menghadapi tidak ada obat untuk mengatasi gejalanya.

Ms. Liu, perawat tersebut mengatakan : “Masih banyak orang di rumah sakit yang terinfeksi virus COVID-19. Bagi mereka yang mengidap penyakit dasar nyaris semua menjalani rawat inap di rumah sakit. Tampaknya harapan hidup bagi mereka ini tidak besar. Bagaimana ya, sudah lama dirawat di rumah sakit, tidak tampak ada perkembangan. Begitu dari hari ke hari, cuma bergantung dengan oksigen, obat anti-inflamasi dan sebagainya. Setiap saat nyawa mereka bisa melayang. Banyak sekali kasus seperti ini terjadi di rumah sakit.”

Ms Liu berkata dengan sebuah contoh, bahwa ada dokter yang menganjurkan kepada anggota keluarga agar memasukkan pasien ke unit perawatan intensif untuk perawatan darurat, yang biaya perharinya bisa mencapai puluhan ribu yuan, tetapi akhirnya pasien meninggal juga.

“Saya punya saudara ipar yang tinggal di Shenzhen. Setelah dinyatakan positif terinfeksi COVID-19, dia tidak dapat berbicara dengan jelas. Selama 4 bulan ia menjalani rawat inap di rumah sakit, tetapi meninggal dunia setelah pulang ke rumah. Padahal setelah terinfeksi, dia terus berada di rumah sakit. Tetapi paru-parunya memutih, sesak napas, batuk terus menerus, nyaris sekarat begitu penyaluran oksigen dihentikan. Sekarang banyak pasien yang pernah terinfeksi COVID-19 mengalami gejala sisa yang belum ada obatnya di rumah sakit”.

Setelah pemerintah Tiongkok melonggarkan tindakan pencegahan penyebaran epidemi dengan tanpa persiapan pada  Desember tahun lalu, epidemi langsung melanda seluruh Tiongkok bagaikan gelombang tsunami. Menyebabkan banyak warga terinfeksi dan meninggal dunia. Rumah sakit pun penuh sesak, kremasi harus menunggu waktu yang cukup lama, di daerah pedesaan banyak tempat-tempat pemakaman jenazah baru.

Ms. Liu mengatakan : “Pada dasarnya, lebih dari 90% warga sipil terinfeksi. Banyak orang meninggal. Rumah sakit penuh sesak begitu pula krematorium, kremasi butuh waktu antri yang lama. Dari 8 Desember hingga 10 Januari di Beijing, pada dasarnya ada 10.000 orang yang meninggal setiap harinya, bahkan mungkin lebih dari ini. Jangankan warga sipil, dokter dan perawat pun ada yang meninggal, tidak ada obatnya”.

Sekitar Tahun Baru Imlek, sejumlah besar orang lanjut usia di Beijing meninggal, mengakibatkan penurunan tajam terhadap kebutuhan perawat. Seperti banyak perawat lainnya, Ms. Liu pun kembali ke kampung halamannya setelah kehilangan pekerjaannya. Baru-baru ini, karena semakin banyak pasien menderita gejala sisa dari COVID-19, para mantan perawat ini berbondong-bondong kembali ke rumah sakit di kota-kota besar untuk bekerja sebagai perawat.

Ms. Liu mengatakan : “Dalam tiga tahun terakhir epidemi, rumah sakit menjalani manajemen penutupan, bahkan masih berlangsung sampai saat ini. Jika Anda ingin masuk untuk bekerja sebagai perawat, Anda masih diminta untuk menjalani tes asam nukleat. Setelah 8 jam menunggu dengan hasil negatif baru diizinkan untuk memasuki bangsal resmi. Ini prosedurnya yang sedang berjalan. Rumah sakit telah mendirikan perusahaan perawat. Tidak peduli berapa penghasilan Anda sehari, pokoknya dipotong 50 yuan sehari. Dan anggota keluarga Anda tidak boleh masuk dan harus dilayani perawat, mereka “mengupas satu demi satu lapisan” sampai Anda “habis”, tetapi itu pun belum tentu sembuh”.

Pada awal Februari, PKT mengklaim bahwa putaran epidemi saat ini di Tiongkok akan segera berakhir.

Namun, seorang dokter Tiongkok mengatakan bahwa pada awal Februari, klinik rawat jalan menerima lebih dari 100 orang pasien setiap hari, dan hampir 70 orang pasien memiliki gejala yang berhubungan dengan virus COVID-19. Gejala yang paling umum adalah batuk, sesak dada, kelelahan dan keringat malam.

Dokter Tiongkok : “Puncak epidemi telah berlalu, tetapi bayangan gejala sisa yang tertinggal pada diri pasien yang positif terinfeksi COVID-19 belum hilang. Masih banyak pasien dengan gejala terkait COVID-19 di klinik rawat jalan, dan gejala sisa ini tidak dapat diabaikan”.

Sun Guojun, seorang dokter di Tiongkok mengatakan : “Jumlah gejala sisa dari COVID-19 telah bertambah dari 12 menjadi 16 macam. Terutama gelombang pertama pasien yang pernah positif, berbagai gejala sudah mulai muncul pada diri mereka”.

Pada pertengahan Februari, seseorang yang berkecimpung dalam bidang medis di Tiongkok yang namanya tidak mau disebutkan, mengatakan bahwa jumlah pasien dengan gejala sisa dari COVID-19 telah menunjukkan peningkatan. Pesanan obat batuk pada produsennya telah naik berlipat ganda !

Orang tersebut mengatakan : “Tahun baru baru saja lewat, Guangzhou Baiyunshan Pharmaceutical telah memasuki kondisi produksi tersibuk dalam lebih dari 10 tahun. Guizhou Bailing Pharmaceutical juga memproduksi obat batuk. Telah beroperasi dengan kapasitas penuh sejak hari kedua setelah Tahun Baru Imlek, kini tidak hanya pembelian obat batuk di toko fisik offline yang berlipat ganda, tetapi pemesanan obat batuk secara online juga naik beberapa kali lipat.”

Menurut sebuah laporan oleh China Business News pada 12 Februari, perusahaan obat batuk dalam negeri telah memulai musim kerja tersibuk. Perwakilan dari beberapa perusahaan obat batuk mengatakan bahwa pesanan mereka dijadwalkan untuk bulan Maret dan April atau bahkan setelah itu.

Orang di bidang medis yang anonim ini mengatakan bahwa masyarakat sudah semakin jarang berbicara tentang epidemi, tetapi pada kenyataannya banyak orang masih bergelut dengan kematian.

Orang anonim tersebut mengatakan : “Baru-baru ini, saya mendengar banyak berita tentang kematian mendadak orang-orang yang tidak terlalu tua, dan banyak dari mereka adalah ahli kedokteran dan farmasi. Tetapi ketika berita dirilis, penyebab kematian orang-orang ini dirahasiakan yang menyisakan banyak ruang bagi orang untuk menduga-duganya.”

Meskipun pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa pencegahan dan pengendalian epidemi telah mencapai apa yang disebut sebagai kemenangan besar, namun para pakar dan selebritas Tiongkok, termasuk pejabat PKT satu per satu menemui ajal. (sin)

Analis : Sanksi Tiongkok terhadap 2 Dealer Senjata Utama AS Menyoroti Dilemanya Sendiri

oleh Lin Yi

Pada 16 Februari, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengumumkan pemberian sanksi kepada dua perusahaan militer AS yang dituduh terlibat dengan kasus penjualan senjata ke Taiwan.

Kemendag Tiongkok telah memasukkan kedua perusahaan militer AS yang masing-masing adalah Lockheed Martin dan Raytheon Technologies Corporation ke dalam “Daftar Entitas yang Tidak Dapat Diandalkan” dengan menerima 5 sanksi akibat mereka dituduh terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan.

Insiden balon mata-mata PKT memicu Amerika Serikat memberlakukan sanksi kepada enam entitas Tiongkok yang terkait dengan balon mata-mata, tetapi langkah ini menyebabkan PKT “mencak-mencak” dan membalas dendam.

Pada 15 Februari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok akan mengambil tindakan pencegahan sesuai hukum yang berlaku terhadap entitas AS yang terkait dengan tindakan membahayakan kedaulatan dan keamanan Tiongkok.

Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, Amerika Serikat mengatakan bahwa tindakan pencegahan yang diberikan Tiongkok sebenarnya cukup konyol. karena (Tiongkok) tidak memiliki perusahaan yang menyediakan produk terkait dengan perusahaan terkait pertahanan AS, sehingga tidak dapat menerima sanksi sama sekali. Jadi sanksi yang dijatuhkan sekarang sebenarnya hanya berupa pembalasan semata. Apa yang dibalas ? Yang dibalas yaitu karena perusahaan-perusahaan ini menjual senjata ke Taiwan”.

Tidak dapat menghasilkan sanksi yang setara, analisis percaya bahwa apa yang disebut tindakan balasan PKT, termasuk jika mengenakan denda sampai 2 kali lipat dari jumlah penjualan senjata ke Taiwan kepada kedua perusahaan AS, itu  hanya lebih bersifat simbolis ketimbang makna praktis.

Komentator urusan internasional Tang Hao mengatakan : “Amerika Serikat telah membatasi ekspor sebagian besar senjata militer dan teknologi terkait ke Tiongkok, sehingga mungkin ada kerugian yang terjadi akibat dibatasi penjualan senjata. Apa yang kita ketahui sejauh ini adalah bahwa pada  September tahun lalu, Raytheon telah memenangkan kontrak penjualan senjata ke Taiwan senilai USD. 412 juta. Sulit untuk mengatakan apakah kedua perusahaan ini pada akhirnya akan membayar semua denda.”

Insiden balon mata-mata PKT membuat hubungan Tiongkok – AS semakin tegang, dan apa yang disebut sebagai tindakan balasan PKT dapat menyebabkan semakin memburuknya hubungan kedua negara ini di masa depan.

Ia menuturkan, suara anti-PKT yang menuntut agar pemerintah dan Kongres lebih keras terhadap PKT dan melindungi keamanan Amerika Serikat sudah terdengar cukup keras di antara rakyat Amerika Serikat. Sedangkan PKT sendiri juga telah mengikatkan dirinya dengan hasutan sentimen anti-AS, sehingga otoritas Biden dan Xi Jinping sudah “tidak dapat berbuat banyak”, oleh karena itu hubungan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok kemungkinan akan menjadi semakin konfrontatif.”

Frank Tian Xie mengatakan : “Hubungan Tiongkok – AS saat ini sedang memburuk secara menyeluruh. Apakah dalam masalah Rusia – Ukraina, masalah Laut Tiongkok Selatan, atau masalah Selat Taiwan, posibilitas terjadinya konfrontasi atau konflik terus meningkat.” (sin)

Gempa Turki dan Suriah Menewaskan Lebih dari 45.000 Jiwa

0

oleh Yan Shu

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meluncurkan permohonan bantuan sebesar US$1 miliar setelah 10 hari terjadinya gempa bumi dahsyat di Turki, yang menewaskan lebih dari 45.000 jiwa.

Pihak berwenang Turki mengatakan pada Kamis (16/2) bahwa lebih dari 4.300 gempa susulan telah melanda daerah yang terkena dampak setelah gempa dahsyat melanda.

Di sebuah desa di provinsi Adıyaman, Turki yang paling parah terkena dampak gempa, sebuah batu besar yang terbelah menjadi dua saat gempa terjadi, pecah lagi pada  Rabu (15 Februari), sehingga menimbulkan ancaman langsung terhadap keselamatan penduduk.

Penduduk lokal Turki, Aziz Ozakazanc berkata : “Pada hari kesembilan setelah gempa bumi, terjadi lagi ledakan besar. Satu bagian dari batu jatuh ke arah rumah kami. Bagian lainnya jatuh ke rumah-rumah lain, tetapi masih dalam posisi stabil.”

Penduduk desa setempat telah dievakuasi untuk alasan keamanan.

Namun ada juga kabar baik. Pada  Kamis, para tim SAR dihibur oleh kelangsungan hidup yang ajaib dari seorang gadis berusia 17 tahun yang  terkubur di bawah tumpukan reruntuhan selama hampir 250 jam di Turki.

Namun, korban yang selamat menjadi semakin langka. Lebih dari 45.000 orang telah tewas dalam gempa besar di Suriah dan Turki.

Pada saat yang sama, jutaan orang masih membutuhkan bantuan kemanusiaan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penggalangan dana lebih dari US$1 miliar dalam tiga bulan ke depan untuk membantu para korban.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengunjungi Turki pada Kamis lalu dan mengatakan bahwa aliansi ini mendirikan tempat penampungan sementara di provinsi Hatay dan akan mengirimkan ribuan tenda ke Turki dalam beberapa minggu mendatang.

Pada hari yang sama, Qatar juga mengirimkan pasokan medis, tenda, dan pasokan bantuan lainnya ke daerah-daerah yang terkena dampak di Suriah. (hui)

‘Gerakan Rambut Putih’ Meletus di Wuhan Hingga Dalian untuk Menentang Pengurangan Dana Asuransi Kesehatan

0

Pada 15 Februari, aksi protes massa berskala besar meletus di Wuhan, Hubei dan Dalian, Liaoning. Berita dimulai dengan fokus pada krisis asuransi kesehatan Partai Komunis Tiongkok. Para pengunjuk rasa di lokasi kejadian di Wuhan: “Ganyang pemerintah reaksioner!

Ruili dan Yi Ru – NTD

Pada 15 Februari pagi, puluhan ribu orang kembali turun ke jalan di Wuhan, provinsi Hubei memprotes untuk kedua kalinya menentang reformasi asuransi kesehatan dari pihak berwenang.

Pengunjuk rasa di Wuhan berkata : “Setidaknya ada 100.000 orang di pintu masuk Taman Zhongshan, dan jalanan diblokir.

Polisi dikerahkan untuk menekan protes, dan banyak orang dipukuli dan ditangkap oleh polisi.

Pengunjuk rasa di Wuhan berkata : Jumlah polisi lebih banyak dari jumlah penduduk, sehingga banyak polisi yang memblokir jalan. Nyatanya, hal itu tidak menyelesaikan masalah.

Video tersebut menunjukkan konfrontasi fisik antara polisi dan masyarakat, dengan sejumlah orang tua didorong ke jalanan.

Menurut para pengunjuk rasa, area di sekitar Taman Zhongshan macet sepanjang pagi. Pihak berwenang menutup stasiun metro terdekat dan memblokir sinyal jaringan ponsel, sementara beberapa bus dikerahkan untuk menangkap para lansia yang berunjuk rasa.

Xu, seorang warga Wuhan, mengatakan, “Saat itu sekitar pukul 11.00 ketika seseorang di bus lain melihat bahwa bus tersebut membawa mereka pergi. Saya tidak tahu ke mana mereka diangkut.”

Ketika semakin banyak pengunjuk rasa berkumpul di tempat kejadian, lebih banyak polisi khusus dan polisi bersenjata dikerahkan untuk memperkuat para pengunjuk rasa.

Pengunjuk rasa di tempat kejadian di Wuhan: Banyak kendaraan polisi, bahkan Polisi Khusus Linxian, ada di sana.

Sebelumnya pada hari itu, beberapa pensiunan lansia mengatakan kepada media bahwa banyak dari mereka telah dikurung di rumah mereka sebelum perjalanan dan tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka.

Zhang, seorang pensiunan warga senior dari Wuhan, mengatakan, “Ada pertahanan yang sangat kuat sekarang. Jika tidak, mungkin tidak akan ada puluhan ribu orang, tetapi ratusan ribu mungkin lebih. Alasannya adalah bahwa setiap komunitas mengendalikan hal ini, karena kita semua dibatasi dan tidak bisa bergerak.”

Pada 1 Februari, Kota Wuhan meluncurkan kebijakan asuransi kesehatan baru, memangkas subsidi asuransi kesehatan bulanan untuk pensiunan manula dari 260 yuan menjadi 83 yuan sebesar 70%. Karena pihak berwenang tidak secara langsung menanggapi protes para lansia pada 8 Februari, protes yang lebih besar pun pecah.

Pada hari yang sama, ‘protes reformasi layanan kesehatan’ juga meluas ke Dalian, Provinsi Liaoning.

Ribuan pensiunan dari Dalian berkumpul di People’s Square untuk memprotes reformasi layanan kesehatan resmi, dengan sejumlah besar polisi berjaga-jaga.

Para pensiunan di Dalian berkata : “Kami tidak mati dalam bencana alam selama tiga tahun, kami tidak mati dalam Revolusi, dan kami tidak mati dalam epidemi ini. Sekarang mengapa pemerintah Dalian mengirim begitu banyak petugas polisi untuk menangani rakyat?

Selain di Wuhan dan Dalian, para pensiunan dari Liaoning Anshan Iron and Steel Co., Ltd juga mendatangi pemerintah kota untuk membela hak-hak mereka atas masalah asuransi kesehatan.

Shi Shan, seorang komentator masalah terkini di Amerika Serikat, mengatakan, “Kelompok orang yang turun ke jalan untuk berdemonstrasi adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun, dan mereka adalah orang-orang yang telah dididik oleh Revolusi Kebudayaan. Pikirkanlah, jika Anda menyentuh asuransi kesehatan mereka, intinya akan terinjak. Jika Partai Komunis Tiongkok mengacaukan kelompok orang ini, mereka akan mengalami kesulitan jalan keluar.

Para ahli mengatakan bahwa defisit dalam asuransi kesehatan yang disebabkan oleh kebijakan pencegahan epidemi selama tiga tahun terakhir adalah alasan utama aksi protes ini. Putaran aksi protes ini kemungkinan besar akan menyebar kepada lebih banyak wilayah di masa mendatang, karena defisit asuransi kesehatan sudah menjadi masalah umum di seluruh Tiongkok. (hui)

Flu Burung Terus Menyebar ke Seluruh Dunia, Mengancam Stok Persediaan Unggas

0

Bryan Jung

Penyakit ini sangatlah mematikan bagi unggas, sehingga seluruh kawanan unggas sering kali dimusnahkan meskipun hanya ada seekor unggas yang dinyatakan positif.

Virus yang ditularkan melalui unggas ini telah menyebar untuk pertama kalinya ke beberapa spesies burung liar yang dapat menularkan virus ke unggas, demikian ungkap para dokter hewan dan ahli penyakit kepada Reuters dalam sebuah wawancara eksklusif.

Para ahli medis sekarang memperingatkan bahwa penyakit ini merupakan masalah sepanjang tahun, karena para peternak unggas berjuang untuk melindungi kawanan unggas mereka.

Tampaknya jenis unggas air seperti bebek dan angsa kini dapat membawa flu burung tanpa terlihat sakit dan dengan mudah menularkannya kepada unggas peliharaan seperti ayam dan kalkun, kata para ahli.

Burung liar terutama berperan dalam penyebaran virus dan dapat membawa penyakit ini tanpa mati dan menularkannya kepada unggas melalui produk limbah tubuh yang terkontaminasi.

Lebih dari 20 ahli dan peternak di empat benua diwawancarai oleh Reuters, yang memperingatkan bahwa prevalensi flu burung di alam liar dapat melanggengkan jumlah wabah di peternakan unggas dan menjadi ancaman konstan bagi pasokan makanan dunia.

Staf fasilitas unggas sekarang harus menjaga kewaspadaan terhadap wabah selama 12 bulan, dan tidak hanya berfokus pada musim migrasi musim semi seperti sebelumnya.

Harga Telur Dunia Meroket Akibat Flu yang Memusnahkan Stok Unggas

Harga telur dunia meroket akibat kombinasi dari penyakit yang ditularkan melalui unggas dan inflasi.

Hal ini membuat salah satu sumber protein murah yang dasar ini semakin tidak terjangkau oleh jutaan orang miskin di seluruh dunia.

Wabah virus ini telah menyebar ke seluruh Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, dan Afrika, dan tidak terpengaruh oleh cuaca.

Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang sangat terpukul oleh rekor kerugian stok unggas selama setahun terakhir, membuat banyak peternak merasa tidak berdaya.

Pada awal tahun 2022, sebuah jenis virus yang ganas tiba di Amerika Serikat yang secara genetis mirip dengan kasus flu burung di Eropa dan Asia.

Total kematian unggas di Amerika Serikat mencapai 58 juta ekor, melampaui rekor sebelumnya di tahun 2015, menurut data pemerintah AS.

Para peternak di negara-negara utara mencoba taktik-taktik yang tidak biasa untuk melindungi unggas, seperti menggunakan mesin-mesin yang mengeluarkan suara keras untuk menakut-nakuti burung-burung liar, kata para ahli kepada Reuters.

Virus Pembunuh Burung Tiba di Amerika Selatan

Negara-negara Amerika Selatan kini melaporkan kasus flu burung untuk pertama kalinya, dengan Peru, Ekuador, dan Bolivia melaporkan kasus pertama mereka dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, Brasil, eksportir ayam terbesar di dunia, sejauh ini masih bebas dari kasus flu burung, namun masih dalam keadaan waspada.

Menteri Pertanian Brasil Carlos Favaro, mengatakan kepada Reuters, bahwa negaranya menyelidiki tiga kasus yang dicurigai, tetapi semua hasil tes menunjukkan hasil negatif.

Ekuador memberlakukan keadaan darurat kesehatan hewan selama tiga bulan pada 29 November, dua hari setelah virus terdeteksi, menurut Kementerian Pertanian dan Peternakan negara itu.

Lebih dari 1,1 juta unggas mati di Ekuador sejak saat itu, menurut Reuters.

Argentina dan Uruguay mengumumkan keadaan darurat nasional setelah para pejabat mengkonfirmasi keberadaan penyakit ini pada 15 Februari.

Otoritas medis di Argentina menemukan virus tersebut pada burung-burung liar, sementara sampel dari angsa yang mati di Uruguay menunjukkan hasil yang positif.

Flu Burung Biasanya Tidak Berbahaya bagi Manusia

Flu burung juga dapat menginfeksi mamalia liar dan manusia, terutama mereka yang melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa resikonya terhadap manusia tergolong rendah.

Rose Acre Farms, produsen telur terbesar kedua di Amerika Serikat, mengatakan bahwa mereka kehilangan sekitar 1,5 juta ekor ayam di sebuah peternakan di Guthrie County, Iowa, tahun lalu.

Semua karyawan yang masuk ke dalam kandang diharuskan mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan jejak virus, ujar CEO Marcus Rust kepada Reuters.

Setelah sebuah peternakan perusahaan di Weld County, Colorado, terserang dua kali dalam waktu sekitar enam bulan, yang mengakibatkan pemusnahan lebih dari 3 juta ekor ayam, Rust mengatakan, “kami terpaku,” seraya menambahkan, “Anda cukup mencabut rambut Anda.”

Rust mengatakan kepada Reuters bahwa ia akhirnya menyimpulkan bahwa angin meniupkan virus dari ladang terdekat di mana angsa terbang di atas permukaan.

Dalam hal pencegahan, vaksinasi tidak dianggap sebagai solusi yang sempurna, karena vaksinasi hanya mengurangi, tetapi tidak menghilangkan ancaman dari virus dan membuatnya lebih sulit untuk mendeteksi keberadaannya di antara kawanan angsa, kata para ahli kepada Reuters.

Namun, Meksiko dan Uni Eropa sekarang sedang menerapkan atau mempertimbangkan vaksinasi untuk stok unggas mereka.

Reuters berkontribusi dalam laporan ini.

Pejabat AS : Balon Mata-Mata Tiongkok Memiliki Kemampuan Penghancuran Diri yang Tidak Diaktifkan

NTD

Pejabat AS sebelumnya pernah menyebutkan bahwa balon mata-mata PKT yang ditembak jatuh itu dilengkapi dengan alat peledak sehingga mampu menghancurkan diri sendiri. Beberapa hari yang lalu, media AS mengutip sumber resmi yang mengonfirmasikan bahwa balon tersebut memiliki procedures to self-destruction yang tidak diaktifkan atau gagal diaktifkan sebelum ditembak jatuh oleh jet tempur AS.

The New York Times melaporkan pada Rabu (15 Februari) bahwa menurut pejabat AS, hasil penelitian awal menunjukkan bahwa perangkat penghancuran diri balon mata-mata PKT masih utuh.

Mereka mengungkapkan bahwa penyelam Angkatan Laut yang mencari puing-puing di lepas pantai Carolina Selatan melihat alat peledak yang dirancang untuk menghancurkan muatan. Saat penyelidik FBI memeriksa puing-puing, mereka berspekulasi bahwa mungkin saja perangkat tersebut mengalami suatu gangguan sehingga tidak berfungsi.

Tetapi beberapa pejabat AS mengatakan mereka sekarang yakin bahwa perangkat itu berfungsi normal.

Pejabat AS mengatakan, PKT mungkin tidak menghendaki perangkat penghancur diri difungsikan saat balon masih terbang di atas daratan AS, karena takut menimbulkan kerusakan di darat yang lebih memicu eskalasi krisis. Pejabat PKT mungkin juga memiliki kemampuan untuk mengempiskan balon dan membiarkan balon melayang turun ke tanah, tetapi mereka tidak ingin AS mendapatkan akses ke peralatan pengawasan di balon tersebut.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari setelah Amerika Serikat menemukan balon tersebut, PKT masih belum mengambil tindakan apa pun terhadap balon yang melayang di atas pangkalan militer AS tersebut. Sampai menjelang balon ditembak, PKT baru memberitahu AS bahwa petugas pengontrol balon sedang mempercepat terbang balon agar segera keluar dari wilayah udara AS. Namun saat ini, sudah hampir tiga hari sejak pecahnya krisis balon, sampai-sampai publik Amerika dan politisi secara terbuka mengungkapkan kemarahannya, dan pemerintahan Biden pun menuai kritik keras karena tidak menembak jatuh balon tepat waktu.

Menurut laporan, tanggapan PKT setelah pecahnya krisis balon menunjukkan, bahwa Beijing mungkin telah membuat kesalahan dalam menilai Amerika Serikat.

The New York Times yang mengutip informasi dari sumber melaporkan bahwa pada 1 Februari sore, Kementerian Luar Negeri AS telah mengirimkan surat pendapat resmi kepada Zhu Haiquan, kepala kedutaan besar Tiongkok di AS, meminta Beijing untuk menanggapi insiden balon tersebut. Saat itu, Zhu Haiquan tampak terkejut. Namun Beijing tidak segera mengambil tindakan.

Baru pada 2 Februari, setelah Pentagon secara terbuka mengumumkan bahwa pihaknya telah menemukan balon mata-mata PKT terbang di wilayah udara Amerika Serikat, para pejabat dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok baru secara pribadi mengakui kepada para diplomat di Kedutaan Besar AS di Beijing, bahwa itu hanya “sebuah kapal udara tidak berbahaya yang mengalami penyimpangan orbit” yang dimiliki oleh Tiongkok.

Pada 3 Februari, pihak Tiongkok mengeluarkan pernyataan publik. Di hari yang sama, Menlu. Blinken mengumumkan pembatalan kunjungan akhir pekannya ke Beijing. Setelah itu, kecepatan  terbang balon tersebut baru tampak bertambah, kata pejabat AS.

Pada 4 Februari, pihak Tiongkok memberitahu AS bahwa pejabat pengontrol balon sedang berusaha mempercepat terbangnya agar bisa segera keluar dari wilayah udara AS. Namun saat itu balon telah mencapai pantai Atlantik, dan militer AS sudah mulai merencanakan penembakannya jika sudah terbang di atas laut. Sore itu, militer AS menembak jatuh balon tersebut dengan rudal.

Menurut laporan sebelumnya, balon mata-mata PKT ini terbang pada lapisan stratosfer yang berketinggian sekitar 20.000 meter di atas laut.

Lapisan stratosfer, juga dikenal sebagai ruang dekat, adalah tempat sebagian besar pesawat dan satelit tidak dapat tinggal secara permanen. Komentator militer Tiongkok Shi Hong menulis di sebuah majalah tahun lalu : “Siapa pun yang memiliki keunggulan di bidang dekat ruang (near space), maka dia yang akan mengambil inisiatif lebih besar dalam perang di masa depan”.

Pada Agustus 2019, “The Southern Metropolis Daily”, anak perusahaan dari Komite Partai Provinsi Guangdong mengklaim bahwa Institut Penelitian Dongguan yang berada di bawah Universitas Aeronautika dan Astronotika Beijing telah berhasil “menerobos serangkaian masalah teknis utama”, dan mewujudkan “kemampuan yang belum ada duanya untuk menerbangkan kapal udara stratosfer yang dikendalikan secara aerodinamis untuk terbang keliling dunia pada ketinggian 20.000 meter”.

Menurut laporan tersebut, sebuah kapal udara tak berawak bernama “Chasing the Cloud” dari Institut lepas landas dari Pulau Hainan pada 27 Juli 2019, dan mulai terbang di ketinggian 20.000 meter. 

Peta lintasan penerbangan yang diterbitkan dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa kapal udara itu telah terbang melintasi langit Florida, Louisiana, Texas, dan negara bagian selatan lainnya di Amerika Serikat, termasuk melewati langit Hawaii. (sin)

“Gerakan Rambut Putih” Dapat Memicu Efek Berantai, Xi Jinping Menghadapi Krisis Baru

0

oleh Tang Zheng

Beberapa hari yang lalu, telah terjadi unjuk rasa besar-besaran di Kota Wuhan, Dalian dan lainnya, sebagai pengungkapan rasa tidak puas terhadap reformasi asuransi kesehatan Tiongkok. Unjuk rasa yang dikenal sebagai “gerakan rambut putih” ini dikhawatirkan akan memicu efek berantai di kemudian hari. Menurut laporan, ini adalah krisis baru bagi Xi Jinping setelah demonstrasi anti lockdown akhir tahun lalu.

Pada 8 Februari, puluhan ribu pensiunan di Wuhan berkumpul di depan walikota untuk berunjuk rasa menentang reformasi asuransi kesehatan. Karena pihak berwenang gagal menyelesaikan masalah, mereka kembali turun ke jalan untuk berunjuk rasa pada 15 Februari. Hari itu, setidaknya puluhan ribu pensiunan berkumpul di Jalan Jiefang, Taman Zhongshan, dan tempat lain untuk memprotes atas penyusutan layanan asuransi kesehatan.

Sejumlah besar video yang beredar di Internet menunjukkan bahwa otoritas Wuhan mengirim sejumlah besar polisi untuk menekan para pengunjuk rasa. Bentrokan sengit pecah antara kedua belah pihak. Banyak orang dipukuli dan ditangkap. Banyak pengunjuk rasa yang berteriak : “Ganyang pemerintah reaksioner !”

Pada hari yang sama (15 Februari), para pensiunan di Kota Dalian dan Anshan juga turun ke jalan untuk memprotes reformasi asuransi kesehatan dan menuntut untuk mengembalikan premi kepada masyarakat.

Ini adalah putaran protes sipil terbesar di daratan Tiongkok sejak warga sipil di lebih dari selusin kota besar termasuk Shanghai, Beijing, dan Wuhan turun ke jalan untuk meluncurkan Revolusi Kertas Putih pada akhir bulan November tahun lalu.

Pensiunan Tiongkok telah kembali ke jalan-jalan di Kota Wuhan untuk memprotes pemotongan tunjangan perawatan kesehatan oleh pemerintah, Bloomberg melaporkan pada 15 Februari, menggarisbawahi tantangan baru yang dihadapi pemerintah Xi Jinping setelah demonstrasi bersejarah anti-lockdown November lalu.

Meskipun ada sensor dan pengawasan pemerintah yang sangat ketat, kini warga sipil Tiongkok menjadi semakin berani memprotes kebijakan pemerintah. Belum lama ini, warga memprotes larangan kembang api, memprotes proyek real estate yang mangkrak, karantina wajib, menuntut gaji yang belum dibayar, dan sebagainya. Sejumlah protes warga telah memaksa pemerintah melakukan beberapa konsesi demi stabilitas.

Perkembangan dari kejadian tersebut menandakan bahwa Xi Jinping sedang mendapat tantangan dalam masa jabatan ketiganya yang tidak konvensional, kata laporan itu.

Situasi serupa juga terjadi di luar Kota Wuhan. Pensiunan di Kota Guangzhou juga memprotes reformasi asuransi kesehatan setelah menemukan saldo rekening bulanan mereka tiba-tiba lebih rendah dari yang dilaporkan sebelumnya.

Perubahan mungkin saja terjadi tidak sama antar satu dengan lain provinsi. Selain itu, bersamaan dengan menurunnya pengembalian (reimbursement) individu, akan tercakup pemberian layanan yang lebih luas. Demikian kata otoritas kesehatan Tiongkok. Meskipun pihak berwenang juga telah berusaha untuk mensosialisasikan perubahan kebijakan, tetapi pendekatan ini sampai sejauh ini tidak menghentikan warga sipil khususnya pensiunan untuk turun ke jalan.

Gelombang protes warga lanjut usia ini dijuluki “gerakan rambut putih” oleh dunia luar. Opini publik percaya bahwa protes ini dapat memicu efek berantai di seluruh Tiongkok.

Baru-baru ini, pemerintah pusat telah meluncurkan apa yang disebut “reformasi asuransi kesehatan”, dan memerintahkan pemerintah daerah untuk melakukan penyesuaian.

Pada 1 Februari, reformasi asuransi kesehatan yang diterapkan di Kota Wuhan telah membuat banyak orang tua penerima subsidi medis berkurang dari setiap bulannya yang lebih dari 260,- yuan menjadi hanya lebih dari 80 yuan. Selain itu, keputusan reformasi juga menetapkan ambang batas maksimum 500,- yuan untuk penggantian biaya rawat jalan, dan ada sejumlah besar obat-obatan penting sekarang sudah tidak lagi termasuk dalam asuransi kesehatan. Langkah itu membuat marah hampir 2 juta pensiunan di Kota Wuhan.

Li Dayu, seorang media senior mengatakan dalam program “Berita Kejutan” bahwa selama “revolusi kertas putih” pada akhir tahun lalu yang diikuti kaum muda di hampir semua kota, mereka terpaksa melakukannya karena mereka telah berulang kali dihadapkan pada bencana kemanusiaan. Sekarang giliran para lansia. Di mata banyak masyarakat setempat, reformasi asuransi kesehatan di Wuhan adalah cara lain untuk membunuh para lansia. Oleh karena itu, mereka terpaksa turun ke jalan karena toh tidak ada jalan keluar.

Li Dayu mengatakan bahwa awalnya ada sejumlah layanan medis yang dapat dimintai penggantian dari otoritas kesehatan, tetapi sekarang dihapus. Perubahan ini merupakan hal yang “mematikan” bagi para lansia. Oleh karena itu, mereka turun ke jalan, yang juga merupakan manifestasi dari “rakyat tidak takut mati”. Dengan pendekatan pihak berwenang saat ini, akan semakin banyak kejadian serupa di masa depan.

Chen Pokong, seorang penulis Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat, mengatakan dalam saluran self medianya, bahwa pihak berwenang telah memaksa rakyat jelata untuk tidak memiliki jalan keluar, sekarang giliran para lansia yang berunjuk rasa “mengatakan tidak” kepada pihak berwenang. Banyak orang lanjut usia berusia 60-an dan 70-an yang selamat dari epidemi, sekarang mereka malah dihadapkan pada maut oleh pihak berwenang dengan pemotongan benefit dari asuransi kesehatan akibat kas pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah kosong. Kas negara yang kosong ini juga membuat para pegawai negeri menerima gaji yang berkurang, sekarang giliran secuil harapan warga lansia yang juga menghadapi nasib “dihabisi”.

Chen Pokong mengatakan bahwa warga sipil Wuhan kali ini meneriakkan “Ganyang pemerintah reaksioner”, yang menunjukkan betapa tidak populernya pemerintah ini. Tentu saja, beberapa pengunjuk rasa Wuhan ditangkap pihak berwenang. Bahkan stasiun kereta bawah tanah diblokir, banyak jalan juga diblokir. Tetapi warga sipil Wuhan tidak mau menyerah. Di akhir unjuk rasa pada 15 Februari, warga Wuhan mengatakan : “Jika pemerintah menolak untuk mengabulkan permintaan kita, akan ada unjuk rasa yang berskala lebih besar.”

Chen Pokong percaya bahwa otoritas Tiongkok sekarang berada dalam situasi yang semakin terisolasi, tidak hanya terisolasi secara internasional, tetapi juga terisolasi secara internal oleh rakyatnya sendiri. Saat ini, perlawanan rakyat Tiongkok sedang tumbuh, percaya akan ada lebih banyak warga sipil kota dan provinsi bergerak untuk melawan pemerintah karena masalah ini. Jadi rakyat Tiongkok sedang bangkit, mereka sudah mulai bangkit untuk memperjuangkan hak dan kepentingan mereka. (sin)

Gempa M 6,6 Mengguncang Maluku Tenggara

0

ETIndonesia- Gempa bumi dengan magnitudo (M)6,6 terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Jumat (17/2). 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tenggara melaporkan pihaknya segera menerjunkan tim reaksi cepat ke wilayah yang merasakan guncangan. 

“Hasil kaji cepat sementara, terpantau kondisi normal pascagempa,” tulisnya. 

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 16:37 WIB dengan pusat gempa berada pada 125 km barat daya Kabupaten Maluku Tenggara dengan kedalaman 97 km. Tim BPBD menelusuri wilayah lokasi guncangan untuk pengecekan potensi dampak kerusakan.

Kejadian gempa tidak menyebabkan warga sekitar panik, dikarenakan gempa tidak dirasakan di Kabupaten Maluku Tenggara. Aktivitas warga tetap normal pascakejadian. Hingga kini, dilaporkan tidak ada dampak korban jiwa.

BMKG merilis parameter gempa M6,6 berdasarkan pemodelan, gempa ini tidak berpotensi terjadinya tsunami.  

BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat dan memonitor situasi pasca gempa melalui Pusdalops BNPB. Masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan. Pastikan sumber informasi terkait gempa diperoleh dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. (BNPB)

Banjir Melanda Kota Solo, Ribuan Warga Mengungsi

0

ETIndonesia- Sebanyak 7.885 warga 7 kelurahan di Kota Surakarta, Jawa Tengah terpaksa harus mengungsi setelah tempat tinggal mereka terendam banjir hingga hari ini, Jumat (17/2). Jumlah pengungsi berpotensi mengalami kenaikan, sebab masih ada lima kelurahan yang belum terdata dan cakupan banjir yang terjadi sejak kemarin semakin meluas.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari merilis bahwa Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta merinci, beberapa lokasi pengungsian berada di wilayah yang meliputi; Kelurahan Gandekan (Pendopo kelurahan, SD), Kelurahan Jagalan (Pendopo kelurahan dan SD Kalangan), Kelurahan Kedunglumbu (Pendopo kelurahan), Kelurahan Sudiroprajan (Pendopo kelurahan,SD).

Berikutnya Kelurahan Pasar Kliwon (Pos Ronda dan Masjid Al-Khoir), Kelurahan Joyosuran (Pendopo kelurahan), Kelurahan Jebres (Masjid Al-Khoir), Kelurahan Sewu (Tenda pengungsi di tanggul), Kelurahan Pucangsawit (Tenda di tanggul), Kelurahan Semanggi (SD Muh 23, rumah warga dan gedung serbaguna SD Wiropaden) dan Kelurahan Joyontakam (Pendopo kelurahan, Gereja dan Masjid).

Banjir yang melanda wilayah Solo Raya kali ini dipicu oleh beberapa faktor. Selain tingginya curah hujan sejak dua hari yang lalu, wilayah yang terdampak banjir juga berada di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dan beberapa anak sungai Bengawan Solo yang mengalami kenaikan debit air dari wilayah hulu, yakni Waduk Gajahmungkur.

BPBD Kota Surakarta saat ini terus melakukan pendataan lanjutan bersama lintas instansi terkait dan tiap-tiap pemerintah desa/kelurahan. Tim gabungan ini juga mengupayakan penyelamatan masyarakat sebagai prioritas utama.

Di samping itu, tim gabungan juga telah mendirikan lokasi-lokasi pengungsian, menyediakan bantuan logistik dan permakanan beserta dapur umum. Adapun lokasinya berada di tiap-tiap kelurahan yang terdampak banjir.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa. Sementara itu kondisi lapangan masih terpantau kondusif, meskipun tinggi muka air masih bertahan dan belum ada tanda-tanda akan surut. (BNPB)

Rincian Lebih Lanjut Penyiar Radio Tiongkok Berusia 30 Tahun Dianiaya Secara Brutal Hingga Tewas di Penjara Karena Keyakinannya

0

Lin Yi

Kasus praktisi Falun Gong Pang Xun, mantan pembawa acara Radio Sichuan, yang dianiaya secara brutal hingga tewas oleh Partai Komunis Tiongkok, telah dilaporkan secara lebih rinci.

Pada 15 Februari 2023, situs web Falun Dafa Minghui melaporkan rincian lebih lanjut tentang penangkapan praktisi Falun Gong Pang Xun, yang dianiaya hingga tewas.

Sumber tersebut mengatakan bahwa diduga Pang Xun sedang dipantau dan dilacak ketika dia serta sesama praktisi Falun Gong Wang Youping juga dari provinsi Sichuan pergi ke sebuah bangunan di lingkungan sekitar untuk membagikan materi kebenaran Falun Gong. Pada 26 Juli 2020, Wang ditangkap setelah penggerebekan ilegal di rumahnya. Pada pagi hari di hari yang sama, seorang pria asing mengetuk pintu rumahnya di Chengdu, Provinsi Sichuan, tak lama kemudian, pemimpin unitnya menelepon untuk menanyakan keberadaannya dan memintanya untuk segera datang ke unit tersebut, tetapi ketika ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres, ia pun meloloskan diri.

Pada Senin pagi, 27 Juli 2020, Pang Xun ditangkap secara ilegal saat hendak bekerja. Dia kemudian dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Pada pukul 08.00 pagi 2 Desember 2022, ibu Pang Xun menerima pemberitahuan dari penjara bahwa nyawa Pang Xun dalam kondisi kritis, dan dia dinyatakan meninggal dunia  pada pukul 10.00. Usianya baru 30 tahun.

Orang dalam mengungkapkan kepada reporter Epoch Times bahwa Pang Xun adalah mahasiswa sarjana tahun 2010 di Communication University of China dan bekerja sebagai pembawa acara di Stasiun Radio dan Televisi Sichuan setelah lulus.

Video online menunjukkan tubuh Pang Xun penuh dengan memar dan kemerahan, dengan memar yang terlihat di jantungnya dan darah di sudut mulutnya. Pihak penjara mengklaim bahwa penyebab kematiannya adalah ‘hipertiroidisme’, tetapi rekan-rekan yang  mengenalnya dengan baik mengetahui bahwa dia dalam keadaan sehat. Ibu Pang Xun sedang berusaha mendapatkan penjelasan.

Juru bicara Falun Dafa Information Center, Zhang Erping berkata : “Kami semua sangat sedih atas tragedi ini, seorang pria berusia 30 tahun, muda, cerah, tampan, dan seorang Host, dianiaya hingga meninggal dunia karena keyakinan pribadinya, keyakinannya pada Falun Gong.”

Komentator urusan terkini senior Tang Jingyuan: “Penganiayaan terhadap Peng Xun oleh Partai Komunis Tiongkok sebenarnya adalah mikrokosmos dari 23 tahun penganiayaan terhadap Falun Gong oleh Partai Komunis Tiongkok. Faktanya ini adalah bahaya besar bagi keyakinan paling dasar, hak asasi manusia dan nilai-nilai seluruh dunia.”

Penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Gong tidak pernah mereda sejak tahun 1999, tetapi karena blokade informasi PKT, angka penganiayaan yang dapat dipelajari oleh dunia luar mungkin hanyalah puncak gunung es.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang terdiri dari ajaran moral yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, serta serangkaian latihan meditasi. Sejak diperkenalkan di Tiongkok pada 1992, latihan ini menjadi populer dari semua lapisan masyarakat – mulai dari pejabat tinggi hingga penduduk desa – hingga mencapai sekitar 70 juta hingga 100 juta pengikut di seluruh negeri pada akhir dekade ini.

Namun, popularitasnya yang melonjak dianggap oleh rezim komunis sebagai ancaman terhadap kontrolnya atas masyarakat. Pada 1999, pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) saat itu, Jiang Zemin, memerintahkan kampanye secara besar-besaran untuk membasmi Falun Gong, yang mengakibatkan jutaan praktisi dijebloskan ke dalam fasilitas penahanan, di mana mereka dicuci otak, disiksa, atau bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya.

Zhang Erping: “Pada tahun 2022, tahun lalu saja, menurut Minghui.com, 172 praktisi Falun Gong dianiaya hingga tewas, 633 orang dijatuhi hukuman ilegal, dan lebih dari 7.000 orang diculik dan dianiaya. Ini berarti bahwa sejak Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada  Juli 1999, hampir 5.000 orang telah dianiaya sampai tewas. Tentu saja, angka ini hanyalah puncak gunung es. Kami juga menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memperhatikan penganiayaan terhadap Falun Gong oleh Partai Komunis Tiongkok.” (hui)

Arkeolog Temukan Peralatan Batu dan Penanggalan Karbon di ‘Stonehenge-nya Amerika’ dari 1.000-4.000 SM-Lantas Siapa yang Membuatnya?

0

TARA MACISAAC

Mempelajari asal-usul megalit yang dinamai Mystery Hill, yang juga dikenal sebagai Stonehenge-nya Amerika, memang membangkitkan rasa ingin tahu, namun tidak memuaskan-kecuali jika Anda puas dengan kegembiraan karena misteri yang membingungkan itu sendiri.

Situs yang terletak di North Salem, New Hampshire, ini terdiri dari batu monolit dan ruang-ruang yang tersebar di area seluas sekitar 13 hektar. Batu-batu tersebut dikatakan memiliki keselarasan astronomi yang kompleks. Lempengan batu seberat 4,5 ton yang tampaknya menjadi titik fokus dari situs ini mungkin berfungsi sebagai altar untuk pengorbanan. Lempengan batu itu berlekuk dengan saluran untuk mengeringkan, mungkin darah korban.

Berbagai karakteristik tersebut memicu teori bahwa Stonehenge di Amerika dibangun oleh orang Eropa sejak 2.000 SM-ribuan tahun sebelum bukti pertama pemukiman Viking di Amerika Utara. Para arkeolog terbagi. Beberapa mengatakan bahwa bukti-bukti yang ada tidak cukup untuk mendukung teori ini dan  situs ini mungkin dibangun pada masa yang relatif baru.

Banyak situs serupa yang ditemukan di bentangan Maine hingga Connecticut, meskipun tidak ada yang seluas Mystery Hill. Berikut ini adalah karakteristik situs tersebut dan pandangan berbagai ahli.

Struktur di situs Mystery Hill. (Thinkstock)

Kemungkinan Situs Ini Milik Bangsa Celtic

1. Mesin terbang tampaknya menunjukkan bahasa Irlandia kuno, meskipun penguraian mesin terbang masih menjadi kontroversi.

2. Tampaknya dari keselarasan astronomi bahwa megalit menandai hari libur lintas kuartal. Hari libur ini hanya dirayakan oleh bangsa Celtic, menurut astronom Alan Hill. Beberapa orang membandingkan megalit dengan Stonehenge.

3. “Hasil Carbon-14 bertepatan dengan tanggal imigrasi besar-besaran oleh bangsa Celtic,” menurut sebuah buku karya David Goudsward dan Robert Stone yang berjudul “America’s Stonehenge: Kisah Bukit Misteri, dari Zaman Es ke Zaman Batu.” Stone membeli situs ini pada tahun 1950-an dan membukanya untuk dilihat oleh publik dan penelitian lebih lanjut. Goudsward dan Stone melanjutkan: “Bangsa Celtiberia [orang-orang berbahasa Celtic di Semenanjung Iberia] berinteraksi dengan bangsa Kartago, bangsa yang hampir pasti memiliki keterampilan untuk menyeberangi Atlantik. Namun, tidak ada ornamen pada batu-batu tersebut yang mengindikasikan orang Celtic.”

Kemungkinan Penduduk Asli Amerika

1. Para arkeolog menemukan artefak penduduk asli Amerika di lokasi yang berusia lebih dari 1.000 tahun.

2. Penggunaan alat batu di atas batu menunjukkan pengerjaan  mirip dengan yang digunakan oleh penduduk asli Amerika.

Mesin terbang bangsa Celtic?

Ogham adalah aksara Irlandia yang digunakan pada abad kelima hingga keenam yang terdiri dari tanda silang. Mesin terbang yang mungkin merupakan ogham disebut-sebut telah ditemukan di atas batu.

Karen Wright, yang menulis sebuah artikel untuk Majalah Discovery pada 1998 setelah mengunjungi Mystery Hill, menggambarkan apa yang ia rasakan sebagai penguraian yang meragukan: “Berbagai penulis [telah membuat interpretasi,] dengan menggunakan bahasa-bahasa dari ogham hingga Rusia. Penafsiran yang paling barok, sebuah terjemahan berdasarkan bahasa Iberia/Punik, dianggap berasal dari tiga alur paralel dengan jarak yang sama dalam gips berwarna karat: ‘Dalam Baal atas nama orang Kanaan ini dipersembahkan,’ demikian bunyi terjemahannya.

“Ini, saya putuskan, adalah padanan arkeologis dari adegan dalam film Lassie di mana anjing menggonggong satu kali dan Jimmy memahami bahwa kaki seorang anak perempuan berusia enam tahun bernama Sally telah terperangkap di bawah pohon yang tumbang, 30 meter di utara air terjun di Coldwater Creek, di dekat lubang tambang tua, dan omong-omong, ia juga mengidap diabetes, jadi bawalah insulin.”

Penanggalan Karbon

Pada tahun 1969, arkeolog James Whittall menemukan peralatan batu di situs tersebut, bersama dengan serpihan arang yang dapat diberi tanggal karbon. Penanggalan tersebut menunjukkan bahwa pengguna alat tersebut bekerja sekitar tahun 1.000 SM, menurut Goudsward dan Stone.

Whittall menemukan arang dari beberapa lokasi lain di lokasi tersebut dan penanggalan karbon berkisar antara 2.000 SM hingga 400 SM.

Penanggalan Menggunakan Penjajaran Astronomi

Penjajaran astronomi juga sependapat. Louis Winkler, ilmuwan utama di situs ini, menemukan posisi beberapa batu sejajar dengan posisi bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya sekitar 2.000 tahun yang lalu. Dia juga telah melakukan penanggalan radiokarbon dan teodolit laser untuk mendukung asal mula Zaman Perunggu (2.000 SM-1.500 SM).

Antropolog Bob Goodby dari New Hampshire Archaeological Society (NHAS) mengatakan bahwa keselarasan itu “kebetulan.”

“Dengan begitu banyak batu di sekitar, tidak akan sulit untuk menemukan beberapa kesejajaran yang sesuai dengan benda-benda langit,” kata Goodby kepada publikasi Universitas Boston, Bridge. Ini bukan satu-satunya “kebetulan” yang dikutip oleh para pengkritik teori yang berasal dari Eropa kuno ini, dan juga bukan satu-satunya yang dianggap terlalu “kebetulan” oleh para pendukung teori tersebut.

Struktur di situs Mystery Hill. (Thinkstock)

Sebagai contoh, kritikus Richard Boisvert, wakil arkeolog negara bagian New Hampshire, mengakui bahwa struktur-struktur tersebut menyerupai struktur megalitikum Eropa kuno, namun hal tersebut hanya kebetulan. Dia mengatakan kepada Discovery bahwa ini adalah kasus bentuk sama yang sesuai dengan fungsi serupa.

Profesor astronomi di New Hampshire Technical Institute, Alan Hill, tidak melihat keselarasan astronomi tersebut sebagai sebuah kebetulan. Dia mengatakan kepada The New York Times bahwa megalit-megalit tersebut menandai hari lintas kuartal, titik tengah antara titik balik matahari dan titik balik matahari. Bangsa Celtic adalah satu-satunya yang merayakan hari libur lintas kuartal. Hill menepis teori bahwa struktur-struktur itu adalah ruang bawah tanah yang dibangun dalam beberapa abad terakhir, terutama karena pintunya tidak cukup lebar untuk memasukkan gerobak dorong.

Seorang pengacara lokal dan novelis misteri, David Brody, mengatakan kepada Times bahwa ada terlalu banyak batu dan bangunan yang sama membingungkannya di wilayah ini untuk menganggap semuanya sebagai kebetulan.

Alat-alat Batu di Atas Batu Menunjukkan Pembangun Primitif

Para pekerja konstruksi tampaknya menggunakan peralatan batu, bukan peralatan logam. Atasan Boisvert, arkeolog negara bagian New Hampshire, Gary Hume, mengatakan kepada Discovery bahwa pengerjaan batu di atas batu mirip dengan yang dilakukan oleh penduduk asli Amerika. Dia ragu-ragu untuk mengatakan bahwa megalit tersebut mungkin berusia 4.000 tahun, tapi dia tampaknya membiarkan kemungkinan tersebut terbuka. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan mempertanyakan “dua surveyor terkemuka yang telah menjamin kesejajarannya,” tulis Wright.

Penduduk asli dan Celtic bukanlah satu-satunya kelompok yang disebut-sebut oleh para arkeolog sebagai arsitek yang potensial.

Ada yang mengatakan bahwa mungkin saja orang Fenisia, orang-orang dari kerajaan kuno di Mediterania. Batu-batu yang berdiri sejajar dengan lokasi polestar Thuban pada masa Fenisia, menurut Wright.

Jonathan Pattee, seorang pengrajin sepatu dan keluarganya tinggal di situs ini sepanjang sebagian besar abad ke-19, dan banyak yang mengatakan bahwa ia dan keluarganya yang membangun struktur tersebut. Dennis Stone, putra Robert Stone yang saat ini juga merupakan pemilik dan operator situs tersebut, mengatakan kepada Discovery bahwa beberapa struktur mungkin dibangun oleh Pattee, tetapi tentu saja tidak semuanya.

Yang lain juga mengatakan bahwa seluk-beluk konstruksi dan penyelarasan tidak mungkin dilakukan oleh keluarga Pattee, dan keluarga tersebut pasti menggunakan peralatan logam, bukan peralatan batu.

Goodby dan para kritikus teori asal-usul kuno lainnya mengatakan bahwa para arkeolog akan menemukan tanda-tanda orang yang tinggal di atau dekat situs tersebut, seperti tempat pemakaman. Dia mengatakan bahwa batu pengorbanan mungkin sebenarnya adalah tempat bagi penduduk di masa yang lebih baru untuk membuat sabun. Apapun teorinya, seperti yang ditulis Goudsward dan Stone: “Telah terjadi begitu banyak kerusakan dalam empat milenium terakhir sehingga siapa pun yang Anda yakini yang membangun situs ini, ada cukup bukti fisik untuk menjamin penyelidikan lebih lanjut di sepanjang garis tersebut. Hal ini menghasilkan teori spektrum selebar dan seluas langit yang mungkin dipetakan atau mungkin tidak dipetakan oleh monolit-monolit kuno.”

Tiga Tewas dan Lima Terluka Akibat Penembakan di Michigan State University, Pria Bersenjata Tembak Dirinya Sendiri

0

Chen Yue – NTD

Pada Senin (13/2) malam, penembakan  terjadi di Michigan State University di Amerika Serikat, yang mengakibatkan setidaknya tiga kematian dan lima luka-luka. Tersangka menembak dirinya sendiri saat dikejar polisi.

Video saksi mata menunjukkan orang-orang melarikan diri dari kampus karena ketakutan setelah mendengar suara tembakan.

Pada pukul 20.18 waktu setempat, tiga orang tewas dan sedikitnya lima orang lainnya terluka, salah satunya masih dalam kondisi kritis, dalam penembakan ganda di kampus East Lansing, Michigan State University.

Polisi kampus mengatakan bahwa pembunuh tersebut menembak dua orang di Burke Hall, Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan, sebelum menuju ke Pusat Kegiatan Mahasiswa dan melepaskan tembakan, yang menewaskan orang ketiga.

Wakil Kepala Chris Rozman dari Departemen Kepolisian Kampus Universitas Negeri Michigan mengatakan, “Kami tiba di lokasi dengan cepat dalam beberapa menit dan menemukan beberapa korban penembakan di sana, dan insiden tersebut berpindah ke gedung di dekatnya, Gedung Union Universitas Negeri Michigan. Tersangka, seorang pria bertubuh kecil berusia 43 tahun, disebutkan bunuh diri dengan melepaskan tembakan.

Pada Selasa 14 Februari dini hari, polisi mengatakan bahwa tersangka telah menembak dan bunuh diri selama pengejaran semalam.

Chris Rozman: “Perkembangan terbaru dari insiden ini adalah bahwa tersangka ditemukan di luar kampus Michigan State University dan tampaknya tersangka menembak dirinya sendiri. Dia telah dipastikan tewas.”

Segera setelah penembakan, University of Michigan ditutup dan para staf dan mahasiswa dievakuasi dengan aman dari kampus.

Ryan Kunkel, seorang mahasiswa di Michigan State University berkata : “Kami harus mengunci laboratorium, mematikan lampu, mengunci pintu dan menurunkan tirai. Saya  takut karena saya mendengar laporan bahwa ada sesuatu yang terjadi, Anda tahu, di dekat saya, dan semua orang yang saya kenal ada di kampus pada saat itu.

Michigan State University memiliki total 50.000 mahasiswa. Polisi mengatakan bahwa kasus tersebut masih dalam penyelidikan, dan masih belum jelas motif pembunuhnya. (hui)

Panda dan Kelas Online : Tumbal Kemerosotan Kekuatan Nasional Dinasti Merah

0

DR Xie Tian

Bagi pembaca yang mengamati situasi dan nasib berbagai negara di dunia mungkin dapat melihat, kekuatan besar dunia terjerumus dalam kemerosotan, dengan situasi dan kondisi kemerosotan yang berbeda, tetapi menyusutnya kekuatan negara, menurunnya pengaruh negara, dan turunnya tingkat kekayaan, adalah ciri yang sama dialami hampir semua negara. 

AS karena dikuasai kaum sayap kiri, yang gencar mempromosikan sosialisme, pemerintahnya kerap menghamburkan uang, boros, gemar mencetak uang yang menyebabkan inflasi serius, dan utang pemerintah terus meningkat, serta kekuatan negara menyusut. Rusia terjebak dalam kubangan Perang Rusia-Ukraina, kekuatan militer konvensionalnya menyusut drastis, ditambah lagi dengan pengaruh akibat sanksi ekonomi dan iptek, pertumbuhan jangka panjang mereka akan sangat suram.

Sementara Tiongkok karena akibat kejahatan yang diperbuat oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), ditambah dengan kebijakan Nol Covid, serta memburuknya lingkungan dagang, tekanan di dalam negeri yang ketat dan rantai industry modal asing banyak yang hengkang keluar, menyebabkan ekonominya dalam kesulitan, jumlah penduduk juga menurun drastis, serta situasi politik bahkan semakin berbahaya. Selain AS dan RRT, negara lain pun bernasib serupa tapi tak sama.

Dalam hal ini, kemerosotan negara RRT paling tersembunyi rapi, tetapi sebenarnya adalah yang paling parah; akibatnya adalah, baik secara ekonomi, populasi, maupun sosial, mungkin membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat diperlihatkan dengan jelas. Sementara sejumlah korban bawaan akibat kemerosotan kekuatan negara Tiongkok, mulai dari sektor pendidikan, perusahaan swasta, studi luar negeri dan kelas online, bahkan sampai kekayaan nasional yakni panda, pun ikut menjadi tumbalnya.

Contohnya ialah Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional (NDRC) RRT mengeluarkan “Langkah Nasional Penanganan Pertolongan”, dan mulai diberlakukan pada 1 Maret mendatang. Hari ini pada abad ke-21, negara yang menyebut dirinya “Negara beta yang lihai ini”, justru meminta “sebisa mungkin menggunakan tenaga manusia menggantikan mesin”. Warganet pun mencemooh, apakah bisa dipahami bahwa semua orang bekerja sebagai tukang memindahkan batu bata, dan apakah kendaraan proyek tidak diperlukan lagi? Harus bekerja dengan tenaga manusia penuh, seluruh rakyat Tiongkok mewujudkan kebebasan kerja secara manual?

Pada pasal ke-18 “Tindakan manajemen program kesejahteraan untuk pekerja nasional” disebutkan, “Divisi Pengembangan dan Reformasi di tingkat kabupaten harus mengarahkan pemilik usaha dan pelaksana proyek, berdasarkan tuntutan ‘sedapat mungkin menggunakan tenaga manusia tanpa menggunakan mesin, mengorganisir masyarakat setempat tanpa mengerahkan tim konstruksi profesional’, mengorganisir tenaga kerja desa di tempat proyek dilaksanakan, penduduk penghasilan rendah di desa dan kota serta kelompok pengangguran agar ikut terlibat dalam proyek pembangunan…” dan lain sebagainya.

Ini adalah suatu kemunduran masyarakat yang sangat parah, tidak menggunakan mesin tapi menggunakan tenaga manusia. Mengapa? Apakah karena menipisnya keuangan, mengatasi pengangguran, dan memperluas pembangunan infrastruktur? Atau untuk membuat warga bekerja mati-matian, sampai kelelahan, sehingga tidak lagi peduli hal lain, juga tidak lagi memikirkan kehidupan, juga tidak menentang PKT lagi, dan hidup seperti hewan ternak. Satu-satunya kelebihan dari langkah nasional itu adalah dapat “mengurangi” tingkat pengangguran di Tiongkok. Jika dibandingkan, bagaimana negara lain mengatasi masalah kelebihan tenaga kerja? Seperti misalnya di AS, dulu ada capres etnis Tionghoa bermarga Yang mengemukakan, akan membagikan “pendapatan minimum rakyat” (UBI), yaitu setiap warga AS tiap bulan diberikan USD 1000, sebagai subsidi bagi masyarakat yang mengalami kerugian akibat mesin dan otomatisasi industri telah menggantikan tenaga manusia. Tentu saja UBI dari RRT ini selamanya tidak mungkin diterapkan di AS, karena berbeda jauh dengan prinsip pemerintahan negara AS. Tetapi sebenarnya ada negara yang memberlakukan UBI, contohnya negara Iran dan Mongolia. Tapi jika dikatakan di bawah pemerintahan PKT, Tiongkok mengalami kemunduran sampai dengan sengaja tidak menggunakan mesin, dan lebih memilih sistem berladang seperti zaman dulu, bahkan tak lebih baik daripada Iran dan Mongolia, para fans Merah penggemar PKT mungkin akan merasa sangat sedih karenanya.

ooooOoooo

Satu lagi peristiwa yang menyangkut kebijakan studi di luar negeri dan studi di Tiongkok, Beijing tiba-tiba tidak lagi mengakui kualifikasi akademik kelas online luar negeri, sehingga dikecam keras oleh pelajar Tiongkok di luar negeri. Kemendikbud RRT akhir Januari lalu mengumumkan, membatalkan sertifikasi ijazah perguruan tinggi luar negeri lewat kelas online jarak jauh selama masa pandemi, dan menuntut para pelajar kembali ke sekolahnya untuk mengulang studi secara tatap muka. Peraturan baru tersebut juga tidak memberikan masa toleransi, hal ini membuat para mahasiswa mengamuk, karena tidak mungkin dalam waktu singkat mempersiapkan prosedur keluar negeri dan persiapan logistiknya. Keputusan mendadak Kemendikbud RRT itu sama seperti mencabut kebijakan pencegahan “Nol Covid”, yang membuat orang tidak sempat mempersiapkan diri, tak heran bila keluhan dan kecaman warga telah memuncak.

Mengapa ketika perguruan tinggi luar negeri bisa mempertimbangkan kondisi pelajar Tiongkok, sehingga bisa terus memberikan pelajaran online bagi para mahasiswa sebagai masa jeda karena pandemi, tetapi PKT justru membuat keputusan seperti itu? Mengapa PKT rela menghamburkan devisa memaksa pelajar bersekolah tatap muka di luar negeri, tapi tidak rela mereka mengikuti pelajaran online di dalam negeri? Ada satu penjelasan yang masuk akal, yaitu karena PKT takut informasi bebas dari luar negeri dapat menyusup dan terpenetrasi masuk ke dalam negeri Tiongkok lewat para pelajar Tiongkok yang bersekolah secara online di dalam negerinya.

Bahkan jika lebih banyak lagi perguruan tinggi AS membuka gelar sarjana online bagi pelajar di Tiongkok, tanpa harus keluar dari Tiongkok, mereka dapat belajar secara online untuk mendapatkan gelar sarjana AS, ini sama saja berarti membiarkan perguruan tinggi AS masuk bebas ke dalam wilayah Tiongkok. Ketika Beijing semakin memperketat pengendalian terhadap pendidikan di perguruan tinggi, berarti ini adalah hal yang tidak bisa diterima oleh PKT.

Mendadak Beijing tidak lagi mengakui kualifikasi akademis kelas online luar negeri, motivasi di baliknya, ada kemungkinan alasan yang sama dengan tindakan PKT ketika memukul industri pendidikan dan pelatihan pada dua tahun lalu. Industri pendidikan dan pelatihan bebas dari kendali sistem pendidikan RRT, pada saat kursus bahasa asing, konten masyarakat Barat, kebebasan, dan demokrasi ikut terbawa masuk dalam kapasitas besar, jadi hal ini tidak bisa ditolerir olh mereka.

Setelah dua tahun penumpasan, PKT menyadari dampak negatif terhadap ekonomi, sekarang PKT plin plan lagi, berharap industri pendidikan dan pelatihan dapat kembali seperti dulu, menghidupkan kembali perekonomian. Tapi walaupun industri pendidikan dan pelatihan RRT dihidupkan kembali, konten pelajaran, pelatihan, dan kursus seharusnya tidak bisa lagi bebas seperti dulu, dan akan dipenuhi dengan propaganda PKT.

ooooOoooo

Yang paling dapat menjelaskan nasib negara yang kekuatannya merosot dan situasi negara yang lemah itu, adalah panda yang merupakan kebanggaan nasional Tiongkok itu tidak lagi disukai, dan banyak negara “mengembalikannya”.

Kelanjutan dari tahun lalu setelah panda sebagai “lambang persahabatan” dikembalikan kepada Tiongkok oleh Jepang, Korea Selatan, dan Inggris, baru-baru ini AS, Finlandia, Malaysia, dan Kanada juga ramai-ramai mengembalikan panda kepada Tiongkok. Apa penyebabnya?

 Ada yang menilai, tumbuhan bambu sangat sedikit di luar negeri, sedangkan panda hanya suka makan bambu, jadi biaya makan dan perawatannya sangat mahal. Tapi sebenarnya bukan itu alasannya, karena “krisis pangan” adalah faktor yang terpikirkan oleh PKT, tetapi bukan itu yang paling dikhawatirkan negara Barat.

Ada yang mengatakan hampir semua negara di dunia telah mengenali kedoknya yang sepertinya nampak lugu namun sebenarnya beringas itu, sehingga tidak lagi mau berhubungan dekat dengan PKT. Pernyataan ini cukup beralasan, tapi bukan karena panda atau kebajikan diplomatik panda yang “beringas”, melainkan karena serigala atau Diplomatik Serigala Perang yang “beringas” itu, membuat pemerintah berbagai negara dan masyarakat internasional sangat kehilangan minatnya.

Di AS ada sebuah kisah yang penulis sukai, yaitu sebuah anekdot yang juga mengkritik “teori ras kritis” (CRT), yang objeknya adalah panda. Pada sebuah foto panda yang lucu ditulis demikian: “Tolak rasisme! Saya putih, juga hitam, dan dari Asia!” Foto itu sangat lucu, membuat orang tersenyum melihatnya. Nasib panda sebagai kebanggaan nasional, baru-baru ini tiba-tiba berbalik, hal ini juga sangat disayangkan.

“Diplomatik panda”, sekarang umumnya dianggap sebagai metode diplomatik Beijing dengan memberikannya atau menyewakannya pada negara lain untuk mempererat persahabatan. Tetapi sebenarnya, Diplomatik Panda sudah ada sejak zaman Wu Zetian di masa Dinasti Tang. Dalam kitab sejarah Kerajaan Jepang, sejak masa pemerintahan Wu Zetian (685 Masehi), Ratu Wu Zetian telah memberikan dua ekor “beruang putih” dan 70 lembar kulit “beruang putih” kepada Jepang. Menurut riset seorang pakar panda Tiongkok yang bernama Hu Jinchu, yang dimaksud “beruang putih” pada masa itu, adalah yang kita sebut panda sekarang.

Pada 1941 masa pemerintahan nasionalis Tiongkok, Soong Mei-Ling dan Soong Ai-Ling (madame Chiang Kaishek dan saudarinya, red) pernah mewakili Pemerintahan Nasionalis Tiongkok memberikan sepasang panda kepada lembaga masyarakat yang didukung oleh pemerintah AS yakni “Komite Bersama Untuk Bantuan Pengungsi Tiongkok”, sebagai ungkapan terima kasih atas bantuan organisasi tersebut pada masa PD-II terhadap pengungsi asal Tiongkok. Inilah asal mula “Diplomatik Panda” di era Tiongkok modern, juga telah menciptakan pemberian politis dari “Diplomatik Panda”. Kemudian Pemerintahan Nasionalis Tiongkok juga memberikan seekor panda kepada pemerintah Inggris pada 1946. Sayangnya, panda tidak bisa mengikuti Chiang Kaishek mengungsi ke Taiwan (pada 1949), seandainya bisa, Taiwan juga merupakan habitat yang cocok bagi panda, dan pertanian Taiwan juga sangat maju, negara Taiwan jika melanjutkan diplomatik panda, sebagai candaan, kemungkinan diplomatik panda PKT tidak akan berhasil!

Setelah PKT berkuasa, sejak era 1950-an, PKT terus menempuh “diplomatik panda” dengan memberikan panda secara politis, dengan mengatas-namakan pemerintah dan rakyat memberikan hadiah berupa panda kepada negara yang menjalin hubungan baik dengan RRT atau yang Beijing harapkan bisa menjalin hubungan baik dengannya. Termasuk Amerika, Jepang, Inggris, Korea Utara, Uni Soviet, Jerman, Spanyol, dan juga Meksiko, telah menerima 24 ekor panda. Yang paling awal menerima panda dari RRT adalah bekas Uni Soviet. Kebun Binatang Miami dan Chicago pada 1950 pernah menulis surat kepada Kebun Binatang Beijing, berharap dapat membeli atau menukarkan panda dengan binatang koleksi mereka, hal itu disetujui penguasa RRT, tetapi Kemenlu AS tidak setuju. Hingga Februari 1972 setelah Nixon berkunjung ke Tiongkok, hari kedua setelah tiba di Beijing istri Nixon berkunjung ke Kebun Binatang Beijing dan melihat panda, maka terjadilah sepasang panda mendarat di Washington pada April di tahun yang sama.

Sejak 1982 Beijing berhenti memberikan panda kepada negara lain, model “Diplomatik Panda” pun berakhir, PKT memulai “Diplomatik Panda” dengan model ekonomi dan perlindungan satwa langka, sejak 1984 ketika Pesta Olimpiade Los Angeles menyewa panda, pintu sewa menyewa panda mulai dibuka. Setelah itu panda kebun binatang Tiongkok memulai perjalanan keliling dunia antara beberapa bulan hingga 1 tahun.

Sejak era 1990-an, kelompok perlindungan lingkungan hidup memboikot sewa menyewa panda, dan melobi pihak-pihak yang bersangkutan untuk menghentikan sewa menyewa yang terkait. Setelah pemerintah AS melarang sewa panda komersil, Beijing juga mengumumkan bisnis sewa dihentikan, kemudian PKT terus meraup untung dari panda, tapi dengan mengatas-namakan “mengembang-biakkan” atau “melindungi” untuk menyewa panda dari Tiongkok. Bagi pihak Tiongkok, sewa panda tidak murah, bisa mencapai USD 1 juta (15,2 miliar rupiah, kurs per 06/02.) per tahun!

Panda “dikembalikan” ke Tiongkok, sepertinya karena masyarakat internasional telah muak terhadap Diplomatik Serigala Perang ala rezim diktator PKT, karena tidak suka PKT, panda pun ikut jadi korban, dan panda tak mampu menandingi serigala jahat. Berbagai sikap buruk Beijing, membuat sikap Barat terhadap Tiongkok telah berubah, telah berdampak merusak minat orang melihat panda di kebun binatang, semakin berkurang pendapatan dari kebun binatang, uang sewa satu juta dolar setiap tahun yang dibayarkan kepada RRT tidak layak lagi.

Panda tidak disukai lagi di seluruh dunia, menjadi tumbal dari kemerosotan PKT, panda sendiri bahkan tidak menyadarinya, tapi yang paling dikhawatirkan penulis adalah, panda-panda yang telah sekian lama merantau di luar negeri, begitu kembali ke negerinya, apakah masih bisa beradaptasi di Tiongkok? “Pengembang-biakan” atau “perlindungan” satwa liar, pada dasarnya adalah urusan pemerintah Tiongkok sendiri, dan tidak seharusnya mengandalkan dana negara lain untuk “melindungi” satwa kebanggaannya sendiri. Sekarang, tanpa ada dana “Pengembang-biakan” dan “perlindungan” panda yang bernilai jutaan dolar dari luar negeri, apakah PKT masih akan rela terus melindungi panda-panda yang lucu itu? (Sud/whs)