Home Blog Page 420

Dari Fosil Wabah Membahas Pejabat Tiarap

0

Shi Shan

Di Inggris ada sebuah sajak anak-anak berjudul “Ring a Ring o’Roses”, yang dinyanyikan adalah wabah besar yang melanda London pada 1665. “Roses” adalah ruam herpes yang tumbuh pada kulit para penderita penyakit pes. Wabah hitam mengakibatkan meninggalnya 15% penduduk Inggris, oleh sebab itu ada istilah “A-tishoo! A-tishoo! We all fall down! (Hacing! Hacing! Kita semua terkapar!)”.

Perlu disebutkan, wabah di Inggris, khususnya London, kemudian dihentikan oleh sebuah bencana lain. Pada 1666 di London terjadi kebakaran hebat, hampir seluruh kota terbakar habis, banyak korban meninggal. Terutama di kawasan Whitechapel, daerah kumuh di London, hampir semua terbakar habis, tentu saja tikus setempat juga ikut terbakar habis, sehingga wabah pun terhenti seketika. Ada satu lagi sajak anak-anak mengenai peristiwa itu, London Bridge is Falling Down, Jembatan London Runtuh, sebenarnya terbakar habis.

Wabah apapun akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia, tidak hanya struktur dan sistem masyarakat, pengaruhnya terhadap gaya hidup, budaya, dan peradaban juga sangat besar. Termasuk musik dan sastra, contohnya “The Decameron” karya Giovanni Boccacio, atau “Divine Comedy” karya Dante Alighieri dari Italia, semuanya ada kaitannya dengan wabah.

Di Jerman ada sebuah legenda “Rattenfänger von Hameln (Legenda si Peniup Seruling)”, sangat terkenal. Dalam cerita itu dikisahkan sebuah desa dilanda wabah pes sangat parah, tikus di dalam desa terlalu banyak, dan warga desa tidak berdaya membasmi hama tikus. Kemudian ada seseorang mengatakan, ia mampu memusnahkan semua tikus, tapi harganya adalah 1.000 keping perak. Para sesepuh desa menyanggupinya. Lalu ia pun mengambil sebuah seruling, dan mulai meniupnya, semua tikus keluar dari sarang, berbaris mengikutinya sampai ke tepi sungai, semua tikus pun melompat ke dalam sungai.

Setelah tikus musnah, para sesepuh desa ingkar janji. 1000 keping perak adalah uang yang sangat banyak, tidak diberikan kepadanya. Akibatnya, setelah beberapa lama, peniup seruling itu datang lagi di malam hari, sambil meniup serulingnya, semua anak-anak di desa itu keluar dari rumah mereka dan berbaris mengikuti si peniup seruling. Cerita tidak menyebutkan kemana dia membawa anak-anak itu, tapi bagi warga desa, itu adalah suatu cerita yang sangat tragis.

Di Bavaria, Jerman, juga ada cerita serupa. Saat wabah hitam melanda Eropa, para sesepuh Oberammergau di kaki Gunung Alpen berkumpul untuk berdoa, memohon agar Tuhan melindungi mereka dari ancaman wabah tersebut, serta berjanji jika Tuhan melenyapkan pengaruh wabah, mereka akan memerankan drama tentang penderitaan Yesus setiap sepuluh tahun sekali. Dalam legenda itu, begitu sumpah terucap, semua orang yang mengidap penyakit itu pun sembuh, dan tidak ada satupun lagi warga meninggal dunia akibat wabah, pandemi itu pun mereda. Maka kemudian penduduk desa itu selalu menaati janjinya, hingga kini, tiap sepuluh tahun sekali mereka akan memainkan drama tentang penderitaan Yesus, ribuan orang ikut terlibat dalam pementasan drama itu, bahkan telah menjadi objek wisata yang terkenal.

Jejak yang ditinggalkan wabah dalam budaya, juga banyak terjadi di Tiongkok. Tentu saja di Tiongkok telah didegradasikan sebagai takhayul, tapi di Hong Kong dan Taiwan masih dipertahankan. Contohnya pawai naga api pada saat perayaan Festival Perahu Naga di Hong Kong, ada pula kegiatan mengarak dewa, semua itu ada kaitannya dengan wabah. Pada Festival Perahu Naga etnis Tionghoa membakar rumput Ai Cao (Mugwort, red.), juga demikian. Wabah meninggalkan tidak hanya fosil budaya semacam ini, juga hal yang lebih besar.

Seperti diketahui, betapa hebat Kekaisaran Romawi, setelah beberapa kali wabah pada dasarnya telah runtuh. Begitu pula Tiongkok, pada akhir masa Dinasti Han Timur, juga akhir Dinasti Ming muncul wabah besar, akibatnya seluruh imperium kuat itu runtuh. Begitu juga Yunani kuno, pada 400 SM, di antara sekian banyak negara kota (polis, red.) Yunani, Athena adalah yang terkuat, ekonomi budaya militernya paling maju. Tapi antara Athena dengan Sparta telah terjadi perang yang berlangsung selama tiga hingga empat dekade, dan sejarah menyebutnya Perang Peloponnesos. Waktu itu, Athena mengalami wabah, banyak warganya yang meninggal. Akibatnya Athena kalah, dan dianggap sebagai berakhirnya masa keemasan peradaban Yunani.

Ada lagi Imperium Inca di Benua Amerika, orang Spanyol telah membawa masuk penyakit cacar, akibatnya orang Indian yang tidak memiliki antibodi banyak yang terjangkit penyakit itu dan mati. Mengapa tidak ada imun di tubuh orang India, atau mengapa sebelum orang Eropa datang ke Benua Amerika tidak ada penyakit menular mematikan seperti cacar, campak, atau pes? 

Dikabarkan karena Benua Amerika tidak ada hewan berukuran besar yang bisa diternakkan, jadi peradaban orang Indian murni peradaban pertanian dengan hasil pertanian saja, tidak ada gaya hidup manusia hidup bersama dengan hewan peliharaan seperti di Eropa. Sedangkan virus baru yang menyerang manusia, mayoritas adalah hasil transisi dari hewan mamalia besar, jadi di Benua Amerika tidak ada virus seperti ini, dengan sendirinya tidak ada antibodi. Tapi di Benua Amerika ada satu peristiwa yang menyangkut virus dan wabah.

Dikabarkan, sekelompok kaum Puritan dari Inggris demi menghindari penganiayaan telah menumpang kapal Mayflower berlayar menyelamatkan diri ke Benua Amerika. Ini adalah kisah yang kita ketahui, tapi jarang ada yang tahu, rencana awal mereka adalah pergi ke Suriname di Amerika Selatan, karena di sana telah ada koloni Eropa yang telah mapan, lebih mudah untuk bertahan hidup. Tapi di tengah laut, mereka mendapat informasi yang mengatakan Suriname sedang dilanda wabah, yaitu penyakit demam kuning, banyak orang telah meninggal dunia, maka diputuskan berlayar ke utara, akhirnya mendarat di pesisir Massachusetts. Kisah selanjutnya sudah kita ketahui, dan orang-orang ini adalah perintis negara Amerika.

Sebenarnya di saat merasa putus asa, manusia akan mulai meragukan, termasuk meragukan konsep yang ada saat itu, juga akan memicu pemikiran inovatif manusia. Jadi, setelah beberapa kali wabah melanda Kekaisaran Romawi, akibatnya adalah agama Kristen telah menyebar ke seluruh Eropa, dan masa Renaisans di Eropa abad pertengahan pada dasarnya terjadi bersamaan dengan wabah yang melanda.

Pengaruh terbesar wabah terhadap masyarakat manusia adalah dampaknya terhadap sistem pemerintahan dan agama/ kepercayaan. Wabah hitam di Eropa abad pertengahan menimbulkan dua pengaruh besar, yang pertama adalah secara ekonomi, dan populasi menjadi sedikit, sistem feodal sangat terdampak, yang kedua adalah wewenang agama Katolik menjadi sangat diragukan.

Karena penjelasan Takhta Suci terhadap wabah besar tidak bisa diterima oleh umat, dan waktu itu banyak ilmu kedokteran ada keterkaitan dengan gereja, tapi tidak mampu menyelesaikan masalah, masyarakat melihat kerabat mereka mati, sehingga wewenang Gereja Katolik sangat diragukan. Akibatnya kemudian di Eropa banyak agama masyarakat bermunculan, termasuk kaum pencambuk Eropa Timur, yang mencambuk diri sendiri untuk membayar dosa mereka agar terhindar dari hukuman Tuhan. Tentu saja, agama masyarakat dan aliran agama baru biasanya tidak diakui oleh Gereja Katolik, itulah sebabnya kemudian di Eropa banyak terjadi gerakan berburu penyihir.

Sebenarnya kita tahu penyakit cacar yang dibawa orang Eropa ke Benua Amerika, telah memusnahkan Kekaisaran Inca. Tentu saja berkurangnya populasi dalam jumlah besar adalah salah satu alasannya, selain itu ada alasan penting lainnya, yaitu kerajaan tersebut tidak mampu menangani wabah, mengakibatkan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap kerajaan, banyak orang Indian kemudian memeluk agama Kristen. Seluruh kerajaan pun akhirnya runtuh.

Dari sudut  pandang  ini,  wabah  telah mendatangkan dampak dalam dua hal, yang pertama adalah korban yang tewas terlalu banyak, sehingga kekuatan ekonomi dan militer pun terdampak, yang kedua adalah timbulnya keraguan besar dari masyarakat terhadap sistem pemerintahan dan masyarakat, termasuk ideologi. Kerajaan maupun negara, membutuhkan suatu nilai dan pondasi ideologi, begitu hal ini tidak ada lagi, maka negara sulit dijalankan, dan acapkali akan runtuh.

Beberapa tahun terakhir, pandemi berawal di Tiongkok, sekarang kembali merebak di Tiongkok, korban tewas sepertinya sangat besar. Dan rakyat telah melihat cara penanganan yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok (PKT), tidak ada logika yang bisa ditelusuri, pada dasarnya dilakukan semena- mena dengan alasan yang ilmiah dan logika. Akibatnya adalah, telah mengosongkan kepercayaan masyarakat. Sekarang rakyat tidak lagi percaya pada pemerintah, pejabat daerah pun tidak percaya pemerintah pusat Beijing, rakyat pun tidak lagi percaya pada yang disebut pakar.

Dalam acara perayaan Imlek di CCTV (TV resmi Pemerintah RRT), kali ini, yang paling banyak dibicarakan adalah sketsa komedi yang disebut “lubang”. Sketsa komedi dalam perayaan Imlek PKT beberapa tahun terakhir pada dasarnya adalah menjadikan rakyat sebagai objek sindiran, tapi tahun ini sudah tiarap, kini sasaran sindiran adalah pejabat. Walaupun pejabat kecil sekalipun, setidaknya kali ini yang disindir adalah pejabat.

Dari satu sisi ini menjelaskan sikap para pejabat yang tiarap tidak peduli, telah menjadi masalah besar PKT. Beberapa tahun terakhir, PKT sering mengkritik pejabatnya malas mengurus pemerintahan, tapi tidak pernah introspeksi diri apa penyebabnya. Bagi penulis, itu adalah karena pejabat kehilangan kepercayaan pada atasannya. Misalnya dalam kebijakan nol-COVID, selain harus mencapai nol-COVID sampai ke lapisan masyarakat, di mana terjadi pandemi maka pejabatnya dipe- cat; sekaligus harus menjaga ekonomi, menjaga kelancaran lalu lintas, kehidupan rakyat tidak boleh terpengaruh, pada dasarnya ini adalah misi yang tidak mungkin, begitu ada masalah, tidak peduli hal apa yang tidak dilakukan dengan baik, tentu saja menjadi tanggung jawab pejabat setempat. Lalu Beijing mendadak berubah haluan, yang tidak mampu mengikuti terus ditambahkan aturan baru, pokoknya pemerintah pusat dan pemimpin tidak pernah salah, pejabat daerah yang harus bertanggung jawab. Kenyataan yang seperti ini, mungkinkah pejabat daerah tidak tiarap?

Apalagi, dokumen dari pusat seringkali memerintah pejabat daerah harus “mere- sapi secara mendalam” semangat pemerintah pusat, “meresapi” pidato Xi Jinping. Seorang pejabat daerah menggerutu, mengapa pemerintah pusat tidak menjelaskannya secara jelas, mengapa harus selalu memberi isyarat, membuat semua orang harus “meresapi secara mendalam”? Alasannya tentu saja hal semacam ini tidak bisa disebutkan. Ini adalah ciri khas masyarakat yang diatur manusia sistem otokratis. Tapi sistem semacam ini jika para sesepuh yang di atas selalu berubah haluan, siapa yang mampu mengikuti langkah kaki mereka?

Dalam kondisi seperti ini, tiarap, sedikit bicara sedikit melakukan sedikit melakukan kesalahan, adalah pilihan terbaik. Jadi tiarap, pada dasarnya adalah perlawanan pasif yang dilakukan pejabat pemerintahan terhadap perintah dari pusat, kehancuran keyakinan seperti ini, akan menyebabkan pukulan mematikan bagi PKT. (lie)

Ketegangan Meningkat, AS dan Filipina akan Mengadakan Latihan Militer Terbesar Sejak 2015 di Laut Tiongkok Selatan

0

oleh Yan Shu

Kapal penjaga pantai Tiongkok menggunakan laser tingkat militer untuk menyinari kapal-kapal Filipina sehingga memicu peningkatan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan. Pada Rabu (15 Februari) Filipina mengumumkan rencananya untuk mengadakan latihan militer gabungan terbesar dengan Amerika Serikat sejak tahun 2015.

Militer Filipina mengatakan pada hari Rabu bahwa “Balikatan Exercises 2023” AS-Filipina tahunan akan diikuti oleh lebih dari 8.900 peserta dan dimulai pada kuartal kedua (24 – 27 April) tahun ini.

“Latihan ini akan lebih besar dari latihan ‘Balikatan Exercises 2022’ “, kata Kepala Staf Angkatan Darat Filipina Romeo Brawner.

Militer Filipina mengatakan bahwa latihan tahun ini akan melibatkan berbagai kegiatan, yang berfokus tidak hanya pada pengembangan kemampuan tempur kedua militer, tetapi juga peran non-tradisional seperti bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana.

Romeo Brawner mengatakan : “Semua latihan yang kami lakukan adalah untuk menanggapi berbagai ancaman yang mungkin kami hadapi di masa depan”.

Belum lama ini, Filipina baru mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat yang mengizinkan Amerika Serikat menambah jumlah pangkalan militer di Filipina dari lima menjadi sembilan. Pada saat yang sama, Filipina juga telah menandatangani perjanjian pertahanan penting dengan Jepang, membuka jalan bagi kedua negara untuk saling mengirim pasukan di masa depan.

Analis percaya bahwa rangkaian tindakan Filipina baru-baru ini ditujukan untuk memperdalam kerja sama dengan sekutu regional dan tradisional untuk melawan ancaman Tiongkok yang terus meningkat. (sin)

Mantan Presiden AS Jimmy Carter Menghentikan Perawatan Medis Ingin Perawatan Hospice

0

oleh Luo Tingting

Mantan Presiden AS Jimmy Carter yang berusia 98 tahun telah memutuskan untuk menghentikan perawatan medis dan hanya ingin menerima perawatan hospice di rumah untuk menghabiskan “waktu yang tersisa”.

Yayasan nirlaba Jimmy Carter “The Carter Center” mengeluarkan pernyataan pada 18 Februari yang berbunyi : Setelah serangkaian rawat inap singkat, mantan Presiden Jimmy Carter telah memutuskan hari ini untuk menghabiskan sisa waktunya di rumah bersama keluarganya dan menerima perawatan hospice. Sehingga tidak diperlukan lagi intervensi medis tambahan. Keputusan Jimmy Carter telah mendapat dukungan penuh dari keluarga dan tim medisnya”.

“Keluarga Carter meminta semua pihak untuk menghormati privasi mereka dan menghargai seluruh perhatian yang diberikan masyarakat kepada mereka”, kata pernyataan itu.

Pada 2015 Jimmy Carter berhasil mengatasi kanker otak tetapi pada tahun 2019 dia menjalani operasi karena masalah kesehatan otak. Jimmy Carter adalah presiden ke-39 Amerika Serikat dan menjadi presiden tertua yang masih hidup.

Jimmy Carter tidak menonjolkan diri dalam beberapa tahun terakhir karena pandemi COVID-19, tetapi ia masih tetap berbicara tentang risiko demokrasi di seluruh dunia.

Setelah lengser dari Gedung Putih Carter dan istrinya, Rosalynn, tinggal di Plains, Georgia, tempat dirinya dilahirkan. Sebelum terjun ke dunia politik, Jimmy Carter mengelola perkebunan kacang tanah. Ia juga pernah menjabat sebagai letnan di Angkatan Laut.

Sebagai seorang Demokrat, ia pernah menjabat sebagai gubernur Georgia selama satu periode dan terpilih sebagai presiden Amerika Serikat dari tahun 1977 hingga 1981.

Sepanjang hidupnya, Carter adalah advokat aktif hak asasi manusia. Di bawah mediasi dan jasa baiknya, ia menandatangani “Camp David Accords” pada tahun 1978 dengan Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin. Ia telah berkontribusi terhadap perdamaian di Timur Tengah.

Pada 2002, Carter menerima Hadiah Nobel Perdamaian sebagai pengakuan atas usahanya yang tak kenal lelah selama beberapa dekade untuk menemukan solusi damai bagi konflik internasional, untuk mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia, dan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial. (sin)

Aksi Protes Berskala Besar di Wuhan Menimbulkan Ancaman yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya bagi PKT

0

Zhang Tianliang

Partai Komunis Tiongkok (PKT) kini telah memasuki periode ketidakstabilan.

Pada 15 Februari, sekitar 20.000 warga lanjut usia berkumpul di luar Taman Zhongshan di Wuhan untuk memprotes “reformasi perawatan kesehatan” PKT. Ini adalah pertemuan massal kedua para manula di kota tersebut. Protes pertama terjadi pada 8 Februari. Seorang pria lanjut usia dipukuli hingga tersungkur ketika pihak berwenang tiba untuk memblokir jalan. Para pengunjuk rasa meneriakkan, “Ganyang pemerintah yang menindas.”

Selain itu, protes besar-besaran lainnya yang menentang “reformasi layanan kesehatan” juga meletus di kota Dalian, Provinsi Liaoning.

Tampaknya rakyat semakin berani melawan kediktatoran Tiongkok. “Gerakan kertas putih” tahun lalu memaksa pemimpin PKT Xi Jinping untuk meninggalkan kebijakan Nol COVID-19. Dari Hari Tahun Baru hingga Tahun Baru Imlek (22 Januari hingga 1 Februari), orang-orang di seluruh negeri benar-benar mengabaikan larangan kembang api yang dibuat PKT, dan polisi PKT tidak bisa berbuat apa-apa.

Satu detail yang diabaikan oleh banyak orang adalah bahwa protes 15 Februari diputuskan pada 8 Februari dan diumumkan secara terbuka secara online. PKT memiliki waktu seminggu penuh untuk mempersiapkan dan menekan protes tersebut, tetapi jumlah pengunjuk rasa masih dua kali lipat dari yang terjadi pada 8 Februari.

Pada awal tahun 1998, mantan pemimpin PKT Jiang Zemin membuat kebijakan untuk “menumpas semua ketidakstabilan sejak awal.” Kebijakan ini telah diberlakukan selama lebih dari 20 tahun. Tapi mengapa kali ini gagal?

Mari saya mulai dengan pengantar singkat tentang “reformasi perawatan kesehatan,” dan kemudian menjelaskan mengapa hal ini menempatkan PKT dalam dilema.

Unjuk rasa dimulai ketika para pensiunan menyadari bahwa setoran bulanan di akun Medicare mereka telah disunat sekitar dua pertiga. Penjelasan dari Beijing adalah bahwa uang tersebut dialihkan ke dalam sebuah rekening bersama, yang berarti bahwa mereka yang membutuhkan dapat mengganti sebagian dari biaya pengobatan mereka dari rekening bersama ini, sehingga pemerintah mengelola uang tersebut untuk mereka. Meskipun kedengarannya seperti ide yang bagus, pada kenyataannya, masyarakat Tiongkok memiliki ketidakpercayaan yang besar terhadap rezim ini.

Menurut Voice of America, meskipun PDB Tiongkok adalah yang terbesar kedua di dunia, pengeluaran untuk jaminan sosial hanya sekitar 3% dari PDB,  merupakan yang terendah di dunia. Kaum elit, termasuk pejabat senior di tingkat provinsi dan di atasnya, dilaporkan bertanggung jawab atas sekitar 80 persen pengeluaran perawatan kesehatan, tanpa memberikan kontribusi apa pun. Hal ini mengakibatkan ketimpangan serius dalam sumber daya perawatan kesehatan antara pemerintah dan rakyat, terutama penduduk pedesaan, yang hampir tidak menerima manfaat dari sistem perawatan kesehatan ini.

Dengan demikian, asuransi kesehatan di Tiongkok bukanlah tentang “merampok orang kaya untuk membantu orang miskin”, tetapi “merampok orang miskin untuk membantu orang kaya”. Masyarakat percaya bahwa begitu uang mereka masuk ke dalam pool, kemungkinan besar akan disalahgunakan oleh kader-kader top PKT, jadi lebih baik menyimpannya di rekening mereka sendiri dan dapat digunakan sendiri.

Mengapa PKT melakukan “reformasi perawatan kesehatan” saat ini?

Ada kemungkinan bahwa pemerintah daerah kehabisan uang. Menurut laporan Reuters pada 15 Februari, provinsi-provinsi di Tiongkok menghabiskan setidaknya 352 miliar yuan (sekitar 51 miliar dolar AS) pada tahun 2022 untuk menangani gelombang infeksi COVID-19 baru-baru ini, sehingga meningkatkan tekanan pada keuangan provinsi di tengah perlambatan ekonomi.

Keuangan daerah Tiongkok sekarang penuh dengan lubang. Kebijakan nol-COVID, termasuk lockdown, telah menguras tabungan pemerintah daerah. Kemerosotan ekonomi telah menyebabkan pasar real estat Tiongkok lesu, dan sektor properti adalah sumber pendapatan daerah yang paling penting. Utang daerah di semua tingkat terakumulasi hingga 65 triliun yuan (sekitar $9 triliun) – jauh di luar kemampuan pemerintah daerah untuk membayarnya.

Semua tekanan keuangan yang berat ini memaksa para pejabat pemerintah daerah untuk melakukan pemotongan gaji mulai dari 20 persen hingga 40 persen. Pada saat yang sama, pemerintah daerah diharuskan untuk berbagi sekitar setengah dari biaya jaminan kesehatan dengan pemerintah pusat. Oleh karena itu, pemerintah daerah tak punya pilihan lain selain memangkas belanja layanan kesehatan.

Cukup mengejutkan bahwa aksi protes pada 15 Februari, yang diumumkan seminggu sebelumnya, tidak ditumpas oleh pihak berwenang setempat. Hal ini juga berkaitan dengan menipisnya keuangan lokal. “Pasukan penjaga stabilitas” PKT (polisi, intelijen, pemantau opini publik, organisasi akar rumput di semua tingkatan, dan lain-lain) menghabiskan lebih banyak uang dalam setahun daripada militer, dan 90 persen dari pengeluaran ini ditanggung oleh kas daerah. Ketika tidak ada uang di kas daerah, kekuatan pemeliharaan stabilitas juga melemah. Selain itu, orang tua dari para petugas polisi ini juga menjadi korban dari “reformasi perawatan kesehatan” ini.

PKT berharap untuk menukar pembangunan ekonomi dengan dukungan rakyat. Namun seiring dengan memburuknya situasi ekonomi makro, PKT dengan cepat kehilangan dukungan rakyat. Aksi protes seperti yang terjadi di Wuhan akan semakin sering terjadi di masa depan.

Aksi protes di Wuhan merupakan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi PKT dan menempatkannya dalam sebuah dilema. Biaya penindasan terlalu tinggi, karena “reformasi layanan kesehatan” mempengaruhi kehidupan 2 juta pensiunan di Wuhan. Kebijakan yang akan diterapkan secara nasional ini akan berdampak terhadap ratusan juta orang lanjut usia. Bagi PKT, menekan ratusan juta orang dengan 1 juta petugas polisi adalah hal yang tidak masuk akal.

Di sisi lain, kompromi yang dilakukan oleh PKT di Wuhan juga akan menciptakan dua masalah serius. Pertama, PKT tidak memiliki uang; kedua, jika PKT berkompromi, hal itu akan mengirimkan sinyal kepada rakyat bahwa aksi protes mereka efektif. Oleh karena itu, ketika rakyat merasa bahwa hak-hak mereka yang lain dikompromikan, mereka akan keluar untuk melakukan protes lagi. Jika tren ini terus berlanjut, dan opini publik selalu menang, Tiongkok akan menjadi masyarakat yang demokratis. Orang-orang pasti akan meminta kebebasan politik, dan kediktatoran PKT akan berakhir.

Sulit untuk memprediksi bagaimana hasil dari protes di Wuhan, namun kita harus ingat bahwa tema protes bukanlah hal yang terpenting. Yang penting adalah aksi protes itu sendiri karena ini adalah proses untuk secara bertahap menghilangkan rasa takut terhadap PKT dari hati rakyat. Dan, rasa takut adalah pilar terpenting untuk mempertahankan kekuasaan PKT. Ketika pilar ini runtuh, rezim PKT berada dalam bahaya besar.

Zhang Tianliang adalah seorang profesor di Fei Tian College dan pustakawan untuk opera Shen Yun Performing Arts. Dia adalah seorang penulis, sejarawan, produser film, penulis skenario, dan pemikir yang produktif. Dia menulis beberapa buku tentang komunisme yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 20 bahasa. Dia adalah pendiri NPO Tianliang Alliance. Ikuti dia di saluran YouTube @TianLiangTimes

Blinken Bertemu Wang Yi, Memperingatkan Insiden Balon Udara Tak Boleh Lagi Terjadi 

0

NTD

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan kepada Wang Yi, direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok  dalam Konferensi Keamanan Munich pada  Sabtu (18/2) bahwa tindakan tidak bertanggung jawab yang menginvasi balon udara ke Amerika Serikat tidak boleh terulang lagi, dan menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Baik Blinken maupun Wang Yi saat ini sedang berada di Jerman untuk menghadiri Munich Security Conference, di mana mereka juga memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu di sela-sela acara. Ini adalah pertemuan pertama antara para petinggi Amerika Serikat dan Tiongkok sejak insiden balon pengintai Tiongkok menginvasi wilayah udara AS pada akhir Januari dan ditembak jatuh oleh militer AS pada 4 Februari di Pantai Timur AS, yang menyebabkan ketegangan baru dalam hubungan AS-Tiongkok.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan dalam sebuah siaran pers bahwa Antony Blinken mengatakan kepada Wang Yi bahwa penyusupan balon udara Partai Komunis Tiongkok ke dalam wilayah udara AS bukan hanya merupakan pelanggaran kedaulatan AS, namun juga pelanggaran hukum internasional, dan hal tersebut “tidak dapat diterima”, serta menekankan bahwa tindakan yang tidak bertanggung jawab tersebut tidak boleh terulang lagi.

Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mentolerir pelanggaran apa pun terhadap kedaulatan Amerika. Kini invasi partai Komunis Tiongkok ke lima benua dan lebih dari 40 negara dengan program pengintaian balon udara telah terungkap ke dunia.

Ketika berbicara tentang masalah lintas selat, Blinken menegaskan kembali bahwa kebijakan lama AS tentang satu Tiongkok tetap tidak berubah, dan menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Dalam foto, Menteri Luar Negeri AS Blinken berbicara pada Munich Security Conference (MSC) 2023 di Munich, Jerman, 18 Februari 2023. (Johannes Simon/Getty Images)

Mengenai perang di Ukraina, Blinken memperingatkan dampak dan konsekuensi jika Tiongkok memberikan dukungan substansial kepada Rusia atau membantunya menghindari sanksi sistemik.

Blinken juga mengutuk uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara pada 18 Februari sebagai tindakan destabilisasi terbaru oleh Pyongyang, dan menekankan kembali perlunya negara-negara yang bertanggung jawab untuk merespons tantangan internasional yang sedemikian besar.

Dalam pertemuan tersebut, Blinken menegaskan kembali pernyataan Presiden Joe Biden bahwa AS akan terus bersaing dengan Tiongkok dan mempertahankan nilai-nilai dan kepentingannya, tetapi tidak menginginkan konflik dengan Tiongkok atau mencari “Perang Dingin baru”. Ia juga menegaskan kembali pentingnya menjaga dialog diplomatik dan jalur komunikasi yang terbuka antara AS dan Tiongkok.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh Xinhua, kantor berita resmi Partai Komunis Tiongkok, pada pertemuan antara Blinken dan Wang Yi, Wang mengatakan bahwa dia telah “menjelaskan posisi serius Tiongkok dalam apa yang disebut sebagai insiden pesawat terbang” dan “meminta pihak AS untuk mengubah arah, menghadapi, dan mengatasi kerusakan yang ditimbulkan pada hubungan AS-Tiongkok akibat penyalahgunaan kekuatan”. Rilis tersebut singkat dan berbeda dari rilis sebelumnya.

Sebelumnya pada 18 Februari, Wang Yi mengkritik Amerika Serikat, menuduh Amerika Serikat “secara histeris” menembak jatuh balon mata-mata PKT. Dia mengklaim bahwa balon tersebut adalah pesawat sipil dan telah memasuki wilayah udara AS  karena force majeure.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang berada di Munich untuk menghadiri konferensi tersebut, secara terbuka menyatakan posisi AS atas insiden balon tersebut pada 17 Februari.

 “Balon udara tersebut harus ditembak jatuh karena kami yakin balon udara tersebut digunakan oleh Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) untuk memata-matai orang Amerika,” katanya kepada MSNBC. Kami yakin itu digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok untuk memata-matai orang Amerika,” katanya kepada MSNBC.

Ia berkata : “Kami akan mempertahankan posisi kami tentang bagaimana seharusnya hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.  itu tidak akan berubah, tetapi yang pasti, balon itu tidak akan membantu.”

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan penundaan kunjungan pertama Blinken ke Beijing sebagai Menteri Luar Negeri pada 5 dan 6 Februari, menyusul invasi wilayah udara AS oleh balon udara Tiongkok. (Hui)

Sejumlah Besar Pasien dengan Gejala Sisa dari COVID-19 Meninggal di Rumah Sakit Akibat Tidak Ada Obatnya

0

oleh Li Yun

Selama tiga tahun Tiongkok memerangi epidemi secara ekstrem banyak korban jiwa berjatuhan. Setelah Tahun Baru, pihak berwenang Tiongkok mengumumkan pengakhiran pencegaham epidemi, tetapi masih banyak pasien di rumah sakit yang menderita gejala sisa dari COVID-19. Ada orang dalam yang mengungkapkan bahwa saat ini, sejumlah besar pasien dengan gejala sisa dari COVID-19 yang menjalani rawat inap di rumah sakit nyawanya tidak tertolong karena tidak ada obatnya.

Pada 17 Februari, perawat di sebuah rumah sakit di Beijing bermarga Liu mengatakan kepada reporter New Tang Dynasty TV (NTD) bahwa cukup banyak pasien dengan gejala sisa dari virus  (COVID-19) di rumah sakit yang menghadapi tidak ada obat untuk mengatasi gejalanya.

Ms. Liu, perawat tersebut mengatakan : “Masih banyak orang di rumah sakit yang terinfeksi virus COVID-19. Bagi mereka yang mengidap penyakit dasar nyaris semua menjalani rawat inap di rumah sakit. Tampaknya harapan hidup bagi mereka ini tidak besar. Bagaimana ya, sudah lama dirawat di rumah sakit, tidak tampak ada perkembangan. Begitu dari hari ke hari, cuma bergantung dengan oksigen, obat anti-inflamasi dan sebagainya. Setiap saat nyawa mereka bisa melayang. Banyak sekali kasus seperti ini terjadi di rumah sakit.”

Ms Liu berkata dengan sebuah contoh, bahwa ada dokter yang menganjurkan kepada anggota keluarga agar memasukkan pasien ke unit perawatan intensif untuk perawatan darurat, yang biaya perharinya bisa mencapai puluhan ribu yuan, tetapi akhirnya pasien meninggal juga.

“Saya punya saudara ipar yang tinggal di Shenzhen. Setelah dinyatakan positif terinfeksi COVID-19, dia tidak dapat berbicara dengan jelas. Selama 4 bulan ia menjalani rawat inap di rumah sakit, tetapi meninggal dunia setelah pulang ke rumah. Padahal setelah terinfeksi, dia terus berada di rumah sakit. Tetapi paru-parunya memutih, sesak napas, batuk terus menerus, nyaris sekarat begitu penyaluran oksigen dihentikan. Sekarang banyak pasien yang pernah terinfeksi COVID-19 mengalami gejala sisa yang belum ada obatnya di rumah sakit”.

Setelah pemerintah Tiongkok melonggarkan tindakan pencegahan penyebaran epidemi dengan tanpa persiapan pada  Desember tahun lalu, epidemi langsung melanda seluruh Tiongkok bagaikan gelombang tsunami. Menyebabkan banyak warga terinfeksi dan meninggal dunia. Rumah sakit pun penuh sesak, kremasi harus menunggu waktu yang cukup lama, di daerah pedesaan banyak tempat-tempat pemakaman jenazah baru.

Ms. Liu mengatakan : “Pada dasarnya, lebih dari 90% warga sipil terinfeksi. Banyak orang meninggal. Rumah sakit penuh sesak begitu pula krematorium, kremasi butuh waktu antri yang lama. Dari 8 Desember hingga 10 Januari di Beijing, pada dasarnya ada 10.000 orang yang meninggal setiap harinya, bahkan mungkin lebih dari ini. Jangankan warga sipil, dokter dan perawat pun ada yang meninggal, tidak ada obatnya”.

Sekitar Tahun Baru Imlek, sejumlah besar orang lanjut usia di Beijing meninggal, mengakibatkan penurunan tajam terhadap kebutuhan perawat. Seperti banyak perawat lainnya, Ms. Liu pun kembali ke kampung halamannya setelah kehilangan pekerjaannya. Baru-baru ini, karena semakin banyak pasien menderita gejala sisa dari COVID-19, para mantan perawat ini berbondong-bondong kembali ke rumah sakit di kota-kota besar untuk bekerja sebagai perawat.

Ms. Liu mengatakan : “Dalam tiga tahun terakhir epidemi, rumah sakit menjalani manajemen penutupan, bahkan masih berlangsung sampai saat ini. Jika Anda ingin masuk untuk bekerja sebagai perawat, Anda masih diminta untuk menjalani tes asam nukleat. Setelah 8 jam menunggu dengan hasil negatif baru diizinkan untuk memasuki bangsal resmi. Ini prosedurnya yang sedang berjalan. Rumah sakit telah mendirikan perusahaan perawat. Tidak peduli berapa penghasilan Anda sehari, pokoknya dipotong 50 yuan sehari. Dan anggota keluarga Anda tidak boleh masuk dan harus dilayani perawat, mereka “mengupas satu demi satu lapisan” sampai Anda “habis”, tetapi itu pun belum tentu sembuh”.

Pada awal Februari, PKT mengklaim bahwa putaran epidemi saat ini di Tiongkok akan segera berakhir.

Namun, seorang dokter Tiongkok mengatakan bahwa pada awal Februari, klinik rawat jalan menerima lebih dari 100 orang pasien setiap hari, dan hampir 70 orang pasien memiliki gejala yang berhubungan dengan virus COVID-19. Gejala yang paling umum adalah batuk, sesak dada, kelelahan dan keringat malam.

Dokter Tiongkok : “Puncak epidemi telah berlalu, tetapi bayangan gejala sisa yang tertinggal pada diri pasien yang positif terinfeksi COVID-19 belum hilang. Masih banyak pasien dengan gejala terkait COVID-19 di klinik rawat jalan, dan gejala sisa ini tidak dapat diabaikan”.

Sun Guojun, seorang dokter di Tiongkok mengatakan : “Jumlah gejala sisa dari COVID-19 telah bertambah dari 12 menjadi 16 macam. Terutama gelombang pertama pasien yang pernah positif, berbagai gejala sudah mulai muncul pada diri mereka”.

Pada pertengahan Februari, seseorang yang berkecimpung dalam bidang medis di Tiongkok yang namanya tidak mau disebutkan, mengatakan bahwa jumlah pasien dengan gejala sisa dari COVID-19 telah menunjukkan peningkatan. Pesanan obat batuk pada produsennya telah naik berlipat ganda !

Orang tersebut mengatakan : “Tahun baru baru saja lewat, Guangzhou Baiyunshan Pharmaceutical telah memasuki kondisi produksi tersibuk dalam lebih dari 10 tahun. Guizhou Bailing Pharmaceutical juga memproduksi obat batuk. Telah beroperasi dengan kapasitas penuh sejak hari kedua setelah Tahun Baru Imlek, kini tidak hanya pembelian obat batuk di toko fisik offline yang berlipat ganda, tetapi pemesanan obat batuk secara online juga naik beberapa kali lipat.”

Menurut sebuah laporan oleh China Business News pada 12 Februari, perusahaan obat batuk dalam negeri telah memulai musim kerja tersibuk. Perwakilan dari beberapa perusahaan obat batuk mengatakan bahwa pesanan mereka dijadwalkan untuk bulan Maret dan April atau bahkan setelah itu.

Orang di bidang medis yang anonim ini mengatakan bahwa masyarakat sudah semakin jarang berbicara tentang epidemi, tetapi pada kenyataannya banyak orang masih bergelut dengan kematian.

Orang anonim tersebut mengatakan : “Baru-baru ini, saya mendengar banyak berita tentang kematian mendadak orang-orang yang tidak terlalu tua, dan banyak dari mereka adalah ahli kedokteran dan farmasi. Tetapi ketika berita dirilis, penyebab kematian orang-orang ini dirahasiakan yang menyisakan banyak ruang bagi orang untuk menduga-duganya.”

Meskipun pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa pencegahan dan pengendalian epidemi telah mencapai apa yang disebut sebagai kemenangan besar, namun para pakar dan selebritas Tiongkok, termasuk pejabat PKT satu per satu menemui ajal. (sin)

Analis : Sanksi Tiongkok terhadap 2 Dealer Senjata Utama AS Menyoroti Dilemanya Sendiri

oleh Lin Yi

Pada 16 Februari, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengumumkan pemberian sanksi kepada dua perusahaan militer AS yang dituduh terlibat dengan kasus penjualan senjata ke Taiwan.

Kemendag Tiongkok telah memasukkan kedua perusahaan militer AS yang masing-masing adalah Lockheed Martin dan Raytheon Technologies Corporation ke dalam “Daftar Entitas yang Tidak Dapat Diandalkan” dengan menerima 5 sanksi akibat mereka dituduh terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan.

Insiden balon mata-mata PKT memicu Amerika Serikat memberlakukan sanksi kepada enam entitas Tiongkok yang terkait dengan balon mata-mata, tetapi langkah ini menyebabkan PKT “mencak-mencak” dan membalas dendam.

Pada 15 Februari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok akan mengambil tindakan pencegahan sesuai hukum yang berlaku terhadap entitas AS yang terkait dengan tindakan membahayakan kedaulatan dan keamanan Tiongkok.

Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, Amerika Serikat mengatakan bahwa tindakan pencegahan yang diberikan Tiongkok sebenarnya cukup konyol. karena (Tiongkok) tidak memiliki perusahaan yang menyediakan produk terkait dengan perusahaan terkait pertahanan AS, sehingga tidak dapat menerima sanksi sama sekali. Jadi sanksi yang dijatuhkan sekarang sebenarnya hanya berupa pembalasan semata. Apa yang dibalas ? Yang dibalas yaitu karena perusahaan-perusahaan ini menjual senjata ke Taiwan”.

Tidak dapat menghasilkan sanksi yang setara, analisis percaya bahwa apa yang disebut tindakan balasan PKT, termasuk jika mengenakan denda sampai 2 kali lipat dari jumlah penjualan senjata ke Taiwan kepada kedua perusahaan AS, itu  hanya lebih bersifat simbolis ketimbang makna praktis.

Komentator urusan internasional Tang Hao mengatakan : “Amerika Serikat telah membatasi ekspor sebagian besar senjata militer dan teknologi terkait ke Tiongkok, sehingga mungkin ada kerugian yang terjadi akibat dibatasi penjualan senjata. Apa yang kita ketahui sejauh ini adalah bahwa pada  September tahun lalu, Raytheon telah memenangkan kontrak penjualan senjata ke Taiwan senilai USD. 412 juta. Sulit untuk mengatakan apakah kedua perusahaan ini pada akhirnya akan membayar semua denda.”

Insiden balon mata-mata PKT membuat hubungan Tiongkok – AS semakin tegang, dan apa yang disebut sebagai tindakan balasan PKT dapat menyebabkan semakin memburuknya hubungan kedua negara ini di masa depan.

Ia menuturkan, suara anti-PKT yang menuntut agar pemerintah dan Kongres lebih keras terhadap PKT dan melindungi keamanan Amerika Serikat sudah terdengar cukup keras di antara rakyat Amerika Serikat. Sedangkan PKT sendiri juga telah mengikatkan dirinya dengan hasutan sentimen anti-AS, sehingga otoritas Biden dan Xi Jinping sudah “tidak dapat berbuat banyak”, oleh karena itu hubungan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok kemungkinan akan menjadi semakin konfrontatif.”

Frank Tian Xie mengatakan : “Hubungan Tiongkok – AS saat ini sedang memburuk secara menyeluruh. Apakah dalam masalah Rusia – Ukraina, masalah Laut Tiongkok Selatan, atau masalah Selat Taiwan, posibilitas terjadinya konfrontasi atau konflik terus meningkat.” (sin)

Gempa Turki dan Suriah Menewaskan Lebih dari 45.000 Jiwa

0

oleh Yan Shu

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meluncurkan permohonan bantuan sebesar US$1 miliar setelah 10 hari terjadinya gempa bumi dahsyat di Turki, yang menewaskan lebih dari 45.000 jiwa.

Pihak berwenang Turki mengatakan pada Kamis (16/2) bahwa lebih dari 4.300 gempa susulan telah melanda daerah yang terkena dampak setelah gempa dahsyat melanda.

Di sebuah desa di provinsi Adıyaman, Turki yang paling parah terkena dampak gempa, sebuah batu besar yang terbelah menjadi dua saat gempa terjadi, pecah lagi pada  Rabu (15 Februari), sehingga menimbulkan ancaman langsung terhadap keselamatan penduduk.

Penduduk lokal Turki, Aziz Ozakazanc berkata : “Pada hari kesembilan setelah gempa bumi, terjadi lagi ledakan besar. Satu bagian dari batu jatuh ke arah rumah kami. Bagian lainnya jatuh ke rumah-rumah lain, tetapi masih dalam posisi stabil.”

Penduduk desa setempat telah dievakuasi untuk alasan keamanan.

Namun ada juga kabar baik. Pada  Kamis, para tim SAR dihibur oleh kelangsungan hidup yang ajaib dari seorang gadis berusia 17 tahun yang  terkubur di bawah tumpukan reruntuhan selama hampir 250 jam di Turki.

Namun, korban yang selamat menjadi semakin langka. Lebih dari 45.000 orang telah tewas dalam gempa besar di Suriah dan Turki.

Pada saat yang sama, jutaan orang masih membutuhkan bantuan kemanusiaan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penggalangan dana lebih dari US$1 miliar dalam tiga bulan ke depan untuk membantu para korban.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengunjungi Turki pada Kamis lalu dan mengatakan bahwa aliansi ini mendirikan tempat penampungan sementara di provinsi Hatay dan akan mengirimkan ribuan tenda ke Turki dalam beberapa minggu mendatang.

Pada hari yang sama, Qatar juga mengirimkan pasokan medis, tenda, dan pasokan bantuan lainnya ke daerah-daerah yang terkena dampak di Suriah. (hui)

‘Gerakan Rambut Putih’ Meletus di Wuhan Hingga Dalian untuk Menentang Pengurangan Dana Asuransi Kesehatan

0

Pada 15 Februari, aksi protes massa berskala besar meletus di Wuhan, Hubei dan Dalian, Liaoning. Berita dimulai dengan fokus pada krisis asuransi kesehatan Partai Komunis Tiongkok. Para pengunjuk rasa di lokasi kejadian di Wuhan: “Ganyang pemerintah reaksioner!

Ruili dan Yi Ru – NTD

Pada 15 Februari pagi, puluhan ribu orang kembali turun ke jalan di Wuhan, provinsi Hubei memprotes untuk kedua kalinya menentang reformasi asuransi kesehatan dari pihak berwenang.

Pengunjuk rasa di Wuhan berkata : “Setidaknya ada 100.000 orang di pintu masuk Taman Zhongshan, dan jalanan diblokir.

Polisi dikerahkan untuk menekan protes, dan banyak orang dipukuli dan ditangkap oleh polisi.

Pengunjuk rasa di Wuhan berkata : Jumlah polisi lebih banyak dari jumlah penduduk, sehingga banyak polisi yang memblokir jalan. Nyatanya, hal itu tidak menyelesaikan masalah.

Video tersebut menunjukkan konfrontasi fisik antara polisi dan masyarakat, dengan sejumlah orang tua didorong ke jalanan.

Menurut para pengunjuk rasa, area di sekitar Taman Zhongshan macet sepanjang pagi. Pihak berwenang menutup stasiun metro terdekat dan memblokir sinyal jaringan ponsel, sementara beberapa bus dikerahkan untuk menangkap para lansia yang berunjuk rasa.

Xu, seorang warga Wuhan, mengatakan, “Saat itu sekitar pukul 11.00 ketika seseorang di bus lain melihat bahwa bus tersebut membawa mereka pergi. Saya tidak tahu ke mana mereka diangkut.”

Ketika semakin banyak pengunjuk rasa berkumpul di tempat kejadian, lebih banyak polisi khusus dan polisi bersenjata dikerahkan untuk memperkuat para pengunjuk rasa.

Pengunjuk rasa di tempat kejadian di Wuhan: Banyak kendaraan polisi, bahkan Polisi Khusus Linxian, ada di sana.

Sebelumnya pada hari itu, beberapa pensiunan lansia mengatakan kepada media bahwa banyak dari mereka telah dikurung di rumah mereka sebelum perjalanan dan tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka.

Zhang, seorang pensiunan warga senior dari Wuhan, mengatakan, “Ada pertahanan yang sangat kuat sekarang. Jika tidak, mungkin tidak akan ada puluhan ribu orang, tetapi ratusan ribu mungkin lebih. Alasannya adalah bahwa setiap komunitas mengendalikan hal ini, karena kita semua dibatasi dan tidak bisa bergerak.”

Pada 1 Februari, Kota Wuhan meluncurkan kebijakan asuransi kesehatan baru, memangkas subsidi asuransi kesehatan bulanan untuk pensiunan manula dari 260 yuan menjadi 83 yuan sebesar 70%. Karena pihak berwenang tidak secara langsung menanggapi protes para lansia pada 8 Februari, protes yang lebih besar pun pecah.

Pada hari yang sama, ‘protes reformasi layanan kesehatan’ juga meluas ke Dalian, Provinsi Liaoning.

Ribuan pensiunan dari Dalian berkumpul di People’s Square untuk memprotes reformasi layanan kesehatan resmi, dengan sejumlah besar polisi berjaga-jaga.

Para pensiunan di Dalian berkata : “Kami tidak mati dalam bencana alam selama tiga tahun, kami tidak mati dalam Revolusi, dan kami tidak mati dalam epidemi ini. Sekarang mengapa pemerintah Dalian mengirim begitu banyak petugas polisi untuk menangani rakyat?

Selain di Wuhan dan Dalian, para pensiunan dari Liaoning Anshan Iron and Steel Co., Ltd juga mendatangi pemerintah kota untuk membela hak-hak mereka atas masalah asuransi kesehatan.

Shi Shan, seorang komentator masalah terkini di Amerika Serikat, mengatakan, “Kelompok orang yang turun ke jalan untuk berdemonstrasi adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun, dan mereka adalah orang-orang yang telah dididik oleh Revolusi Kebudayaan. Pikirkanlah, jika Anda menyentuh asuransi kesehatan mereka, intinya akan terinjak. Jika Partai Komunis Tiongkok mengacaukan kelompok orang ini, mereka akan mengalami kesulitan jalan keluar.

Para ahli mengatakan bahwa defisit dalam asuransi kesehatan yang disebabkan oleh kebijakan pencegahan epidemi selama tiga tahun terakhir adalah alasan utama aksi protes ini. Putaran aksi protes ini kemungkinan besar akan menyebar kepada lebih banyak wilayah di masa mendatang, karena defisit asuransi kesehatan sudah menjadi masalah umum di seluruh Tiongkok. (hui)

Flu Burung Terus Menyebar ke Seluruh Dunia, Mengancam Stok Persediaan Unggas

0

Bryan Jung

Penyakit ini sangatlah mematikan bagi unggas, sehingga seluruh kawanan unggas sering kali dimusnahkan meskipun hanya ada seekor unggas yang dinyatakan positif.

Virus yang ditularkan melalui unggas ini telah menyebar untuk pertama kalinya ke beberapa spesies burung liar yang dapat menularkan virus ke unggas, demikian ungkap para dokter hewan dan ahli penyakit kepada Reuters dalam sebuah wawancara eksklusif.

Para ahli medis sekarang memperingatkan bahwa penyakit ini merupakan masalah sepanjang tahun, karena para peternak unggas berjuang untuk melindungi kawanan unggas mereka.

Tampaknya jenis unggas air seperti bebek dan angsa kini dapat membawa flu burung tanpa terlihat sakit dan dengan mudah menularkannya kepada unggas peliharaan seperti ayam dan kalkun, kata para ahli.

Burung liar terutama berperan dalam penyebaran virus dan dapat membawa penyakit ini tanpa mati dan menularkannya kepada unggas melalui produk limbah tubuh yang terkontaminasi.

Lebih dari 20 ahli dan peternak di empat benua diwawancarai oleh Reuters, yang memperingatkan bahwa prevalensi flu burung di alam liar dapat melanggengkan jumlah wabah di peternakan unggas dan menjadi ancaman konstan bagi pasokan makanan dunia.

Staf fasilitas unggas sekarang harus menjaga kewaspadaan terhadap wabah selama 12 bulan, dan tidak hanya berfokus pada musim migrasi musim semi seperti sebelumnya.

Harga Telur Dunia Meroket Akibat Flu yang Memusnahkan Stok Unggas

Harga telur dunia meroket akibat kombinasi dari penyakit yang ditularkan melalui unggas dan inflasi.

Hal ini membuat salah satu sumber protein murah yang dasar ini semakin tidak terjangkau oleh jutaan orang miskin di seluruh dunia.

Wabah virus ini telah menyebar ke seluruh Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, dan Afrika, dan tidak terpengaruh oleh cuaca.

Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang sangat terpukul oleh rekor kerugian stok unggas selama setahun terakhir, membuat banyak peternak merasa tidak berdaya.

Pada awal tahun 2022, sebuah jenis virus yang ganas tiba di Amerika Serikat yang secara genetis mirip dengan kasus flu burung di Eropa dan Asia.

Total kematian unggas di Amerika Serikat mencapai 58 juta ekor, melampaui rekor sebelumnya di tahun 2015, menurut data pemerintah AS.

Para peternak di negara-negara utara mencoba taktik-taktik yang tidak biasa untuk melindungi unggas, seperti menggunakan mesin-mesin yang mengeluarkan suara keras untuk menakut-nakuti burung-burung liar, kata para ahli kepada Reuters.

Virus Pembunuh Burung Tiba di Amerika Selatan

Negara-negara Amerika Selatan kini melaporkan kasus flu burung untuk pertama kalinya, dengan Peru, Ekuador, dan Bolivia melaporkan kasus pertama mereka dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, Brasil, eksportir ayam terbesar di dunia, sejauh ini masih bebas dari kasus flu burung, namun masih dalam keadaan waspada.

Menteri Pertanian Brasil Carlos Favaro, mengatakan kepada Reuters, bahwa negaranya menyelidiki tiga kasus yang dicurigai, tetapi semua hasil tes menunjukkan hasil negatif.

Ekuador memberlakukan keadaan darurat kesehatan hewan selama tiga bulan pada 29 November, dua hari setelah virus terdeteksi, menurut Kementerian Pertanian dan Peternakan negara itu.

Lebih dari 1,1 juta unggas mati di Ekuador sejak saat itu, menurut Reuters.

Argentina dan Uruguay mengumumkan keadaan darurat nasional setelah para pejabat mengkonfirmasi keberadaan penyakit ini pada 15 Februari.

Otoritas medis di Argentina menemukan virus tersebut pada burung-burung liar, sementara sampel dari angsa yang mati di Uruguay menunjukkan hasil yang positif.

Flu Burung Biasanya Tidak Berbahaya bagi Manusia

Flu burung juga dapat menginfeksi mamalia liar dan manusia, terutama mereka yang melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa resikonya terhadap manusia tergolong rendah.

Rose Acre Farms, produsen telur terbesar kedua di Amerika Serikat, mengatakan bahwa mereka kehilangan sekitar 1,5 juta ekor ayam di sebuah peternakan di Guthrie County, Iowa, tahun lalu.

Semua karyawan yang masuk ke dalam kandang diharuskan mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan jejak virus, ujar CEO Marcus Rust kepada Reuters.

Setelah sebuah peternakan perusahaan di Weld County, Colorado, terserang dua kali dalam waktu sekitar enam bulan, yang mengakibatkan pemusnahan lebih dari 3 juta ekor ayam, Rust mengatakan, “kami terpaku,” seraya menambahkan, “Anda cukup mencabut rambut Anda.”

Rust mengatakan kepada Reuters bahwa ia akhirnya menyimpulkan bahwa angin meniupkan virus dari ladang terdekat di mana angsa terbang di atas permukaan.

Dalam hal pencegahan, vaksinasi tidak dianggap sebagai solusi yang sempurna, karena vaksinasi hanya mengurangi, tetapi tidak menghilangkan ancaman dari virus dan membuatnya lebih sulit untuk mendeteksi keberadaannya di antara kawanan angsa, kata para ahli kepada Reuters.

Namun, Meksiko dan Uni Eropa sekarang sedang menerapkan atau mempertimbangkan vaksinasi untuk stok unggas mereka.

Reuters berkontribusi dalam laporan ini.

Pejabat AS : Balon Mata-Mata Tiongkok Memiliki Kemampuan Penghancuran Diri yang Tidak Diaktifkan

NTD

Pejabat AS sebelumnya pernah menyebutkan bahwa balon mata-mata PKT yang ditembak jatuh itu dilengkapi dengan alat peledak sehingga mampu menghancurkan diri sendiri. Beberapa hari yang lalu, media AS mengutip sumber resmi yang mengonfirmasikan bahwa balon tersebut memiliki procedures to self-destruction yang tidak diaktifkan atau gagal diaktifkan sebelum ditembak jatuh oleh jet tempur AS.

The New York Times melaporkan pada Rabu (15 Februari) bahwa menurut pejabat AS, hasil penelitian awal menunjukkan bahwa perangkat penghancuran diri balon mata-mata PKT masih utuh.

Mereka mengungkapkan bahwa penyelam Angkatan Laut yang mencari puing-puing di lepas pantai Carolina Selatan melihat alat peledak yang dirancang untuk menghancurkan muatan. Saat penyelidik FBI memeriksa puing-puing, mereka berspekulasi bahwa mungkin saja perangkat tersebut mengalami suatu gangguan sehingga tidak berfungsi.

Tetapi beberapa pejabat AS mengatakan mereka sekarang yakin bahwa perangkat itu berfungsi normal.

Pejabat AS mengatakan, PKT mungkin tidak menghendaki perangkat penghancur diri difungsikan saat balon masih terbang di atas daratan AS, karena takut menimbulkan kerusakan di darat yang lebih memicu eskalasi krisis. Pejabat PKT mungkin juga memiliki kemampuan untuk mengempiskan balon dan membiarkan balon melayang turun ke tanah, tetapi mereka tidak ingin AS mendapatkan akses ke peralatan pengawasan di balon tersebut.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari setelah Amerika Serikat menemukan balon tersebut, PKT masih belum mengambil tindakan apa pun terhadap balon yang melayang di atas pangkalan militer AS tersebut. Sampai menjelang balon ditembak, PKT baru memberitahu AS bahwa petugas pengontrol balon sedang mempercepat terbang balon agar segera keluar dari wilayah udara AS. Namun saat ini, sudah hampir tiga hari sejak pecahnya krisis balon, sampai-sampai publik Amerika dan politisi secara terbuka mengungkapkan kemarahannya, dan pemerintahan Biden pun menuai kritik keras karena tidak menembak jatuh balon tepat waktu.

Menurut laporan, tanggapan PKT setelah pecahnya krisis balon menunjukkan, bahwa Beijing mungkin telah membuat kesalahan dalam menilai Amerika Serikat.

The New York Times yang mengutip informasi dari sumber melaporkan bahwa pada 1 Februari sore, Kementerian Luar Negeri AS telah mengirimkan surat pendapat resmi kepada Zhu Haiquan, kepala kedutaan besar Tiongkok di AS, meminta Beijing untuk menanggapi insiden balon tersebut. Saat itu, Zhu Haiquan tampak terkejut. Namun Beijing tidak segera mengambil tindakan.

Baru pada 2 Februari, setelah Pentagon secara terbuka mengumumkan bahwa pihaknya telah menemukan balon mata-mata PKT terbang di wilayah udara Amerika Serikat, para pejabat dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok baru secara pribadi mengakui kepada para diplomat di Kedutaan Besar AS di Beijing, bahwa itu hanya “sebuah kapal udara tidak berbahaya yang mengalami penyimpangan orbit” yang dimiliki oleh Tiongkok.

Pada 3 Februari, pihak Tiongkok mengeluarkan pernyataan publik. Di hari yang sama, Menlu. Blinken mengumumkan pembatalan kunjungan akhir pekannya ke Beijing. Setelah itu, kecepatan  terbang balon tersebut baru tampak bertambah, kata pejabat AS.

Pada 4 Februari, pihak Tiongkok memberitahu AS bahwa pejabat pengontrol balon sedang berusaha mempercepat terbangnya agar bisa segera keluar dari wilayah udara AS. Namun saat itu balon telah mencapai pantai Atlantik, dan militer AS sudah mulai merencanakan penembakannya jika sudah terbang di atas laut. Sore itu, militer AS menembak jatuh balon tersebut dengan rudal.

Menurut laporan sebelumnya, balon mata-mata PKT ini terbang pada lapisan stratosfer yang berketinggian sekitar 20.000 meter di atas laut.

Lapisan stratosfer, juga dikenal sebagai ruang dekat, adalah tempat sebagian besar pesawat dan satelit tidak dapat tinggal secara permanen. Komentator militer Tiongkok Shi Hong menulis di sebuah majalah tahun lalu : “Siapa pun yang memiliki keunggulan di bidang dekat ruang (near space), maka dia yang akan mengambil inisiatif lebih besar dalam perang di masa depan”.

Pada Agustus 2019, “The Southern Metropolis Daily”, anak perusahaan dari Komite Partai Provinsi Guangdong mengklaim bahwa Institut Penelitian Dongguan yang berada di bawah Universitas Aeronautika dan Astronotika Beijing telah berhasil “menerobos serangkaian masalah teknis utama”, dan mewujudkan “kemampuan yang belum ada duanya untuk menerbangkan kapal udara stratosfer yang dikendalikan secara aerodinamis untuk terbang keliling dunia pada ketinggian 20.000 meter”.

Menurut laporan tersebut, sebuah kapal udara tak berawak bernama “Chasing the Cloud” dari Institut lepas landas dari Pulau Hainan pada 27 Juli 2019, dan mulai terbang di ketinggian 20.000 meter. 

Peta lintasan penerbangan yang diterbitkan dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa kapal udara itu telah terbang melintasi langit Florida, Louisiana, Texas, dan negara bagian selatan lainnya di Amerika Serikat, termasuk melewati langit Hawaii. (sin)

“Gerakan Rambut Putih” Dapat Memicu Efek Berantai, Xi Jinping Menghadapi Krisis Baru

0

oleh Tang Zheng

Beberapa hari yang lalu, telah terjadi unjuk rasa besar-besaran di Kota Wuhan, Dalian dan lainnya, sebagai pengungkapan rasa tidak puas terhadap reformasi asuransi kesehatan Tiongkok. Unjuk rasa yang dikenal sebagai “gerakan rambut putih” ini dikhawatirkan akan memicu efek berantai di kemudian hari. Menurut laporan, ini adalah krisis baru bagi Xi Jinping setelah demonstrasi anti lockdown akhir tahun lalu.

Pada 8 Februari, puluhan ribu pensiunan di Wuhan berkumpul di depan walikota untuk berunjuk rasa menentang reformasi asuransi kesehatan. Karena pihak berwenang gagal menyelesaikan masalah, mereka kembali turun ke jalan untuk berunjuk rasa pada 15 Februari. Hari itu, setidaknya puluhan ribu pensiunan berkumpul di Jalan Jiefang, Taman Zhongshan, dan tempat lain untuk memprotes atas penyusutan layanan asuransi kesehatan.

Sejumlah besar video yang beredar di Internet menunjukkan bahwa otoritas Wuhan mengirim sejumlah besar polisi untuk menekan para pengunjuk rasa. Bentrokan sengit pecah antara kedua belah pihak. Banyak orang dipukuli dan ditangkap. Banyak pengunjuk rasa yang berteriak : “Ganyang pemerintah reaksioner !”

Pada hari yang sama (15 Februari), para pensiunan di Kota Dalian dan Anshan juga turun ke jalan untuk memprotes reformasi asuransi kesehatan dan menuntut untuk mengembalikan premi kepada masyarakat.

Ini adalah putaran protes sipil terbesar di daratan Tiongkok sejak warga sipil di lebih dari selusin kota besar termasuk Shanghai, Beijing, dan Wuhan turun ke jalan untuk meluncurkan Revolusi Kertas Putih pada akhir bulan November tahun lalu.

Pensiunan Tiongkok telah kembali ke jalan-jalan di Kota Wuhan untuk memprotes pemotongan tunjangan perawatan kesehatan oleh pemerintah, Bloomberg melaporkan pada 15 Februari, menggarisbawahi tantangan baru yang dihadapi pemerintah Xi Jinping setelah demonstrasi bersejarah anti-lockdown November lalu.

Meskipun ada sensor dan pengawasan pemerintah yang sangat ketat, kini warga sipil Tiongkok menjadi semakin berani memprotes kebijakan pemerintah. Belum lama ini, warga memprotes larangan kembang api, memprotes proyek real estate yang mangkrak, karantina wajib, menuntut gaji yang belum dibayar, dan sebagainya. Sejumlah protes warga telah memaksa pemerintah melakukan beberapa konsesi demi stabilitas.

Perkembangan dari kejadian tersebut menandakan bahwa Xi Jinping sedang mendapat tantangan dalam masa jabatan ketiganya yang tidak konvensional, kata laporan itu.

Situasi serupa juga terjadi di luar Kota Wuhan. Pensiunan di Kota Guangzhou juga memprotes reformasi asuransi kesehatan setelah menemukan saldo rekening bulanan mereka tiba-tiba lebih rendah dari yang dilaporkan sebelumnya.

Perubahan mungkin saja terjadi tidak sama antar satu dengan lain provinsi. Selain itu, bersamaan dengan menurunnya pengembalian (reimbursement) individu, akan tercakup pemberian layanan yang lebih luas. Demikian kata otoritas kesehatan Tiongkok. Meskipun pihak berwenang juga telah berusaha untuk mensosialisasikan perubahan kebijakan, tetapi pendekatan ini sampai sejauh ini tidak menghentikan warga sipil khususnya pensiunan untuk turun ke jalan.

Gelombang protes warga lanjut usia ini dijuluki “gerakan rambut putih” oleh dunia luar. Opini publik percaya bahwa protes ini dapat memicu efek berantai di seluruh Tiongkok.

Baru-baru ini, pemerintah pusat telah meluncurkan apa yang disebut “reformasi asuransi kesehatan”, dan memerintahkan pemerintah daerah untuk melakukan penyesuaian.

Pada 1 Februari, reformasi asuransi kesehatan yang diterapkan di Kota Wuhan telah membuat banyak orang tua penerima subsidi medis berkurang dari setiap bulannya yang lebih dari 260,- yuan menjadi hanya lebih dari 80 yuan. Selain itu, keputusan reformasi juga menetapkan ambang batas maksimum 500,- yuan untuk penggantian biaya rawat jalan, dan ada sejumlah besar obat-obatan penting sekarang sudah tidak lagi termasuk dalam asuransi kesehatan. Langkah itu membuat marah hampir 2 juta pensiunan di Kota Wuhan.

Li Dayu, seorang media senior mengatakan dalam program “Berita Kejutan” bahwa selama “revolusi kertas putih” pada akhir tahun lalu yang diikuti kaum muda di hampir semua kota, mereka terpaksa melakukannya karena mereka telah berulang kali dihadapkan pada bencana kemanusiaan. Sekarang giliran para lansia. Di mata banyak masyarakat setempat, reformasi asuransi kesehatan di Wuhan adalah cara lain untuk membunuh para lansia. Oleh karena itu, mereka terpaksa turun ke jalan karena toh tidak ada jalan keluar.

Li Dayu mengatakan bahwa awalnya ada sejumlah layanan medis yang dapat dimintai penggantian dari otoritas kesehatan, tetapi sekarang dihapus. Perubahan ini merupakan hal yang “mematikan” bagi para lansia. Oleh karena itu, mereka turun ke jalan, yang juga merupakan manifestasi dari “rakyat tidak takut mati”. Dengan pendekatan pihak berwenang saat ini, akan semakin banyak kejadian serupa di masa depan.

Chen Pokong, seorang penulis Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat, mengatakan dalam saluran self medianya, bahwa pihak berwenang telah memaksa rakyat jelata untuk tidak memiliki jalan keluar, sekarang giliran para lansia yang berunjuk rasa “mengatakan tidak” kepada pihak berwenang. Banyak orang lanjut usia berusia 60-an dan 70-an yang selamat dari epidemi, sekarang mereka malah dihadapkan pada maut oleh pihak berwenang dengan pemotongan benefit dari asuransi kesehatan akibat kas pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah kosong. Kas negara yang kosong ini juga membuat para pegawai negeri menerima gaji yang berkurang, sekarang giliran secuil harapan warga lansia yang juga menghadapi nasib “dihabisi”.

Chen Pokong mengatakan bahwa warga sipil Wuhan kali ini meneriakkan “Ganyang pemerintah reaksioner”, yang menunjukkan betapa tidak populernya pemerintah ini. Tentu saja, beberapa pengunjuk rasa Wuhan ditangkap pihak berwenang. Bahkan stasiun kereta bawah tanah diblokir, banyak jalan juga diblokir. Tetapi warga sipil Wuhan tidak mau menyerah. Di akhir unjuk rasa pada 15 Februari, warga Wuhan mengatakan : “Jika pemerintah menolak untuk mengabulkan permintaan kita, akan ada unjuk rasa yang berskala lebih besar.”

Chen Pokong percaya bahwa otoritas Tiongkok sekarang berada dalam situasi yang semakin terisolasi, tidak hanya terisolasi secara internasional, tetapi juga terisolasi secara internal oleh rakyatnya sendiri. Saat ini, perlawanan rakyat Tiongkok sedang tumbuh, percaya akan ada lebih banyak warga sipil kota dan provinsi bergerak untuk melawan pemerintah karena masalah ini. Jadi rakyat Tiongkok sedang bangkit, mereka sudah mulai bangkit untuk memperjuangkan hak dan kepentingan mereka. (sin)

Gempa M 6,6 Mengguncang Maluku Tenggara

0

ETIndonesia- Gempa bumi dengan magnitudo (M)6,6 terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Jumat (17/2). 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tenggara melaporkan pihaknya segera menerjunkan tim reaksi cepat ke wilayah yang merasakan guncangan. 

“Hasil kaji cepat sementara, terpantau kondisi normal pascagempa,” tulisnya. 

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 16:37 WIB dengan pusat gempa berada pada 125 km barat daya Kabupaten Maluku Tenggara dengan kedalaman 97 km. Tim BPBD menelusuri wilayah lokasi guncangan untuk pengecekan potensi dampak kerusakan.

Kejadian gempa tidak menyebabkan warga sekitar panik, dikarenakan gempa tidak dirasakan di Kabupaten Maluku Tenggara. Aktivitas warga tetap normal pascakejadian. Hingga kini, dilaporkan tidak ada dampak korban jiwa.

BMKG merilis parameter gempa M6,6 berdasarkan pemodelan, gempa ini tidak berpotensi terjadinya tsunami.  

BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat dan memonitor situasi pasca gempa melalui Pusdalops BNPB. Masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan. Pastikan sumber informasi terkait gempa diperoleh dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. (BNPB)

Banjir Melanda Kota Solo, Ribuan Warga Mengungsi

0

ETIndonesia- Sebanyak 7.885 warga 7 kelurahan di Kota Surakarta, Jawa Tengah terpaksa harus mengungsi setelah tempat tinggal mereka terendam banjir hingga hari ini, Jumat (17/2). Jumlah pengungsi berpotensi mengalami kenaikan, sebab masih ada lima kelurahan yang belum terdata dan cakupan banjir yang terjadi sejak kemarin semakin meluas.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari merilis bahwa Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta merinci, beberapa lokasi pengungsian berada di wilayah yang meliputi; Kelurahan Gandekan (Pendopo kelurahan, SD), Kelurahan Jagalan (Pendopo kelurahan dan SD Kalangan), Kelurahan Kedunglumbu (Pendopo kelurahan), Kelurahan Sudiroprajan (Pendopo kelurahan,SD).

Berikutnya Kelurahan Pasar Kliwon (Pos Ronda dan Masjid Al-Khoir), Kelurahan Joyosuran (Pendopo kelurahan), Kelurahan Jebres (Masjid Al-Khoir), Kelurahan Sewu (Tenda pengungsi di tanggul), Kelurahan Pucangsawit (Tenda di tanggul), Kelurahan Semanggi (SD Muh 23, rumah warga dan gedung serbaguna SD Wiropaden) dan Kelurahan Joyontakam (Pendopo kelurahan, Gereja dan Masjid).

Banjir yang melanda wilayah Solo Raya kali ini dipicu oleh beberapa faktor. Selain tingginya curah hujan sejak dua hari yang lalu, wilayah yang terdampak banjir juga berada di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dan beberapa anak sungai Bengawan Solo yang mengalami kenaikan debit air dari wilayah hulu, yakni Waduk Gajahmungkur.

BPBD Kota Surakarta saat ini terus melakukan pendataan lanjutan bersama lintas instansi terkait dan tiap-tiap pemerintah desa/kelurahan. Tim gabungan ini juga mengupayakan penyelamatan masyarakat sebagai prioritas utama.

Di samping itu, tim gabungan juga telah mendirikan lokasi-lokasi pengungsian, menyediakan bantuan logistik dan permakanan beserta dapur umum. Adapun lokasinya berada di tiap-tiap kelurahan yang terdampak banjir.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa. Sementara itu kondisi lapangan masih terpantau kondusif, meskipun tinggi muka air masih bertahan dan belum ada tanda-tanda akan surut. (BNPB)