Home Blog Page 547

Jika “Amuk Menerobos Ubun-Ubun”, Perang Pasti Kalah

SHI SHAN

Belakangan ini, berita kunjungan Ketua kongres AS (Amerika Serikat) berkunjung ke Taiwan sangat menyita perhatian dunia, moncong meriam Tiongkok diarahkan, rudal ditembakkan, latihan perang digelar, namun pada akhirnya terbukti hanya gertakan belaka, yang justru memicu gelak tawa banyak pihak.

 Seperti halnya orang kebanyakan, penulis juga senang melihat PKT (Partai Komunis Tiongkok) harus menelan rasa malu, dan menjadi “macan kertas” (sebenarnya lebih tepat “serigala kertas”, karena tidak begitu menakutkan dibandingkan harimau), terkadang ada dorongan melontarkan sindiran memperolok dan memperunyam situasi.

Namun pernyataan semacam itu sebaiknya tidak dikeluarkan, hal ini terkait dengan pengalaman pribadi penulis.

Di era 1980-an abad lalu, suatu kali penulis menumpang bus milik instansi kami, berangkat dari Tibet menuju ke Kota Chengdu Provinsi Sichuan, menjelang tiba di Kota Ya An, karena perbaikan jalan terjadilah kemacetan lalu lintas. Karena merasa bosan, banyak penumpang turun dari bus dan berjalan-jalan di sekitar situ. Waktu itu kemacetan sepanjang jalan itu mengular sampai belasan kilometer, para petani di sekitar situ tidak sedikit yang mendekat untuk menjajakan barang dagangan berupa makanan dan minuman, ada pula yang menjual hasil taninya, seluruh jalan pun menjadi pasar dadakan.

Tiba-tiba ada keributan, ada yang bertengkar lalu terjadi baku hantam. Ternyata seorang pemuda dari instansi kami, gegara masalah uang, tengah berkelahi dengan seorang pedagang. Penulis menghampiri mereka, dan mengenali pemuda dari instansi kami itu, masih berusia 20-an tahun, satu tangannya mencengkram kerah si pedagang, satu tangan lagi memegang sebilah pisau Tibet, serta memaksa si pedagang mengembalikan uangnya. Tiba- tiba dari tengah kerumunan penonton ada yang berteriak, “Tidak usah banyak omong, tusuk saja dia!” Anak muda itu pun benar- benar menikamkan pisaunya. Waktu itu penulis untungnya sudah berada di samping- nya, serta buru-buru merangkul dan merebut pisaunya itu. Situasi saat itu cukup berbahaya, pisau Tibet itu sudah sempat merobek pakaian si pedagang. Seandainya penulis telat sedikit saja, pedagang itu mungkin sudah terluka akibat tusukan. Tempat terpencil seperti itu, pasti sulit mencari pertolongan, bisa-bisa si pedagang akan mati. Penulis berkata pada si pemuda, “Kau boleh berkelahi model apa pun, tapi jangan pakai pisau.”

Setelah itu amarah penulis meluap, dan bertanya kepada kerumunan siapakah tadi yang memprovokasi, tapi tidak ada yang mengaku. Mungkin waktu itu karena tangan penulis memegang pisau yang direbut tadi, dan penulis dalam kondisi sangat marah, sehingga tidak ada seorang pun yang berani mengaku.

Bagaimana penyelesaian masalah itu, penulis sudah agak lupa. Tapi selamanya  selalu ingat suara orang yang memprovokasi dari dalam kerumunan itu. Karena orang yang menonton keributan berniat memperbesar keributan, tapi kalau anak muda itu sampai membunuh orang, satu teriakan provokasi saja yang sama sekali tidak perlu bertanggung jawab, sangat mungkin mengakibatkan tewasnya dua orang. Pemuda itu kemudian sangat berterima kasih pada penulis, setibanya di Chengdu bahkan mengundang saya makan bersama. penulis tahu, setelah kejadian itu berlalu, dia pun baru merasa ketakutan.

Ini adalah kejadian yang penulis alami sendiri. Mungkin pembaca merasa ini hanyalah masalah sepele, tapi bagi kedua orang itu terutama bila keduanya berkeluarga, mungkin adalah masalah besar. Setelah kejadian itu, penulis pun berubah menjadi lebih berhati-hati, khususnya tidak mau menghasut, juga selalu mengendalikan temperamen sendiri.

PKT tidak gegabah menggunakan kekuatan militer, tentu saja dikarenakan tidak mampu menghadapi kekuatan militer AS, dan tidak mau gegabah mengangkat senjata hanya karena diprovokasi, hal ini juga merupakan pilihan dalam prinsip pragmatisme. Banyak kejadian perang di zaman kuno berawal karena “amarah menerobos ubun-ubun”, bagi manusia modern sepertinya hal kecil, dan tidak perlu sampai mengobarkan perang. Seperti Perang Troya dalam Homeric Epics, istri Raja Sparta lari bersama orang lain, maka Yunani mengobarkan perang, serta melakukan genosida, dan memusnahkan Kerajaan Troya. 

Seperti Kaisar Wu dari Dinasti Han beberapa kali mengobarkan perang ke wilayah Barat di masa akhir kekuasaannya, demi memperoleh kuda Ferghana, alasannya karena dia sangat tergila-gila akan jenis kuda unggul tersebut. Dua perang yang memusnahkan kerajaan lain, yang satu demi amarah, satunya lagi demi hobi, semuanya adalah akibat dari emosi yang tak terkendali.

Mayoritas orang berpendapat, keputusan manusia biasanya merupakan pemikiran logis di dalam otaknya, dengan melihat situasi secara menyeluruh, dan mempertimbangkan untung rugi, itu adalah pilihan yang rasional. Kenyataannya, banyak sekali keputusan yang sebenarnya ditentukan oleh emosi.

Kondisi semacam ini semakin sedikit terjadi di masa modern ini. Mayoritas perang, baru meletus ketika perebutan kepentingan negara sampai pada tahap yang tidak bisa ditolerir dengan akal sehat. Tapi tidak semuanya seperti itu juga, lagipula semua kemajuan ada kemungkinan dapat berjalan terbalik dan mengalami kemunduran.

Misalnya perang yang dikobarkan akibat patriotisme dan nasionalisme, bagi penulis juga merupakan perang yang emosional. Tentu saja, orang yang memutuskan berperang belum tentu memiliki emosional yang sama, dia mungkin tidak benar-benar patriot dan tidak benar-benar nasionalis, mungkin demi agenda mereka yang lain yang “sangat rasional”, seperti harta, tahta, dan lain-lain. Tetapi mereka tahu persis, kedua paham tersebut adalah bahan pembakar kebencian, dan kebencian adalah mesin pendorong perang. Begitu ada emosi berupa kebencian ini, maka akan sangat mudah untuk mengobarkan perang.

Kali ini Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan, jika PKT mengobarkan perang akibat amarahnya, maka benar akan terjadi “amarah menerobos ubun-ubun demi seorang perempuan”, sangat besar kemungkinannya akan gagal. Segala kejahatan PKT, harus dikecam, tapi tidak bisa meremehkan PKT. Strategi militer mereka memiliki metodenya sendiri, dan sudah berulang kali teruji, di sini tidak perlu dibahas lagi.

Bagi PKT, prinsip dasar mereka adalah tidak akan berperang tanpa persiapan, tidak akan berperang bila tidak yakin menang, ini sudah berlaku sejak masa Red Army (Tentara Merah) dulu. Perang karena amarah sesaat, sama sekali tidak ada persiapan, atau persiapan tidak matang lantas tergesa menyerang, bukanlah tradisi militer PKT. Taktik kekuasaan PKT biasanya menggunakan intrik mengintrik, dalam hal memerintah negara memang tidak boleh ditiru, tapi dalam hal menghadapi perang, cara ini justru sangat tepat. Ibarat pepatah yang mengatakan: Memerintah harus dengan cara lurus, sebaliknya dalam mengerahkan pasukan harus dengan jurus tipu daya. Dalam taktik perang Sun Tzu dikatakan, dalam militer, penuh dengan muslihat. 

Ada lagi istilah “menyatukan dengan kelurusan, menang dengan muslihat”. Bagaimana melakukannya? Yaitu “mampu tapi perlihatkan tidak mampu, gunakan tapi perlihatkan tidak menggunakan, dekat tapi perlihatkan seolah jauh, jauh tapi perlihatkan seolah dekat”. Waktu dan tempat berperang, harus bisa dikuasai pihak sendiri, dan tidak boleh dikuasai lawan. 

Dalam hal ini, kecil kemungkinan PKT berperang dengan Taiwan hanya karena suatu masalah, karena masalah bisa “diciptakan” sewaktu-waktu, tidak perlu khawatir bahwa tidak memiliki dalih untuk berperang, tapi bila dalih itu diciptakan oleh lawan, maka harus ekstra hati-hati.

Taktik perang Sun Tzu mengatakan, “Taktik tertinggi dalam militer adalah memainkan strategi, berikutnya adalah berdiplomasi, berikutnya mengerahkan pasukan, terakhir adalah menyerang bentengnya.” Berpijak di sudut pandang PKT, strategi paling tinggi adalah dengan strategi, tidak perlu mengerahkan pasukan menyerang Taiwan, dengan kata lain penyatuan secara damai dengan satu negara dua sistem (seperti yang terjadi pada Hong Kong), inilah rencana besar yang disusun oleh Deng Xiaoping dan kawan- kawan, dengan rentang waktu sekitar tiga sampai lima dasawarsa. 

Faktanya hingga 2017, memang semakin mendekati tujuan ini. Waktu itu Kubu Biru (Partai Nasionalis) sedang bagus-bagusnya, banyak pengusaha Taiwan berbisnis di Tiongkok, pengusaha yang tidak masuk ke Tiongkok pun, keuntungan dan penghasilannya banyak mengandalkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, tiga juta warga Taiwan sempat menetap di Tiongkok, persenjataan Tiongkok tumbuh pesat, dan orang Amerika masih bermimpi di siang hari bolong bahwa “Tiongkok pasti akan menuju kebebasan demokrasi”. Maka semuanya berjalan lancar-lancar saja.

Namun satu gerakan anti UU ekstradisi di Hong Kong gegara kebijakan Beijing mengelola Hong Kong telah mengubur segala- galanya, setelah itu AS bentrok dengan Beijing, lalu pandemi merajalela, dan lain sebagainya, semua “strategi” pun menjadi sia-sia.

Berikutnya adalah diplomasi. Untuk menarik sekutu, walaupun negara lain tidak mendukung policy penyatuan Beijing, juga hendaknya jangan membantu Taiwan. Diplomasi dari PKT ini beberapa tahun terakhir ini juga telah gagal total, kegagalan yang terbesar adalah konfrontasi dengan AS, kemudian dengan Jepang, disusul bentrok dengan Australia, India, dan lain sebagainya.

Sekarang Eropa pun telah menyatakan sikap, Forum G7 menyatakan jika Tiongkok menyerang Taiwan, maka G7 pasti akan memberlakukan sanksi menyeluruh.

Oleh karena itu cara Beijing selanjutnya adalah “mengerahkan pasukan”. Termasuk dengan reformasi militer, menaikkan anggaran militer besar-besaran, meningkatkan persenjataan dan perlengkapan, paling ideal- nya adalah membuat lawan membatalkan niat berperangnya, dan memilih untuk menyerah saja. Sama seperti cara Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing menyerang Taiwan dulu, satu dua kali pertempuran saja, Taiwan langsung keder dan menyerah. Itulah sebabnya PKT mati-matian membuat pesawat dan kapal perang, untuk terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan secara perlahan. Melihat kondisi sekarang, cara yang didorong oleh tren ini yakni “mengerahkan pasukan”, juga tak begitu efektif lagi.

Dan yang terakhir bagi PKT hanya bisa memilih kebijakan terburuk yakni “menyerang benteng”. Akan tetapi “benteng” Taiwan ini, apakah semudah itu bisa “digempur”?

US Naval War College baru-baru ini merilis sebuah laporan, mengungkap masalah diskusi internal PKT yang membahas penyerangan Taiwan dalam skala besar. Yang menulis laporan tersebut adalah mantan pejabat intelijen senior militer untuk Tiongkok dari AD (Angkatan Darat) Amerika, Kevin McCauley. 

Dalam laporan disebutkan, sumber data dalam laporan itu adalah sebuah buku “internal” PKT yang diterbitkan pada 2017 oleh Pusat Riset Akademik Logistik Tentara Pembebasan Rakyat, berjudul “Jaminan Logistik Tempur”. Buku itu memaparkan informasi yang sangat rinci mengenai prinsip dan kemampuan logistik militer Tiongkok, juga telah dibahas mengenai kelemahan pada militer mereka.

Buku militer komunis itu menilai, jaminan logistik adalah salah satu faktor paling krusial yang sangat menentukan keberhasilan dalam menginvasi Taiwan.

Dalam laporan terdapat angka yang konkret. Pasukan sebesar 400.000 orang yang tengah menyerang Taiwan membutuhkan 30 juta ton pasokan material perang, amunisi, pangan, dan perlengkapan lainnya, ditambah lagi dengan 56 juta ton bahan bakar minyak. 

Untuk mengirimkan bahan-bahan tersebut, dibutuhkan 3.000 gerbong kereta api, 1 juta unit truk, 2.100 unit pesawat pengangkut, dan lebih dari 8.000 unit kapal untuk mengirim pasukan, perlengkapan, material, dan untuk mengevakuasi korban cedera; selain itu dibutuhkan 550 hingga 700 unit kapal logistik, kapal pendaratan, dan pesawat angkut yang dapat mendarat di Taiwan guna mengangkut semua kebutuhan tersebut.

Laporan juga menyebutkan, walaupun militer Tiongkok telah memahami betapa pentingnya jaminan logistik, tapi pada saat ini mereka mungkin tidak memiliki kemampuan memadai dalam mendukung pendaratan amfibi berskala besar. 

Apabila AS dan sekutunya melibatkan diri, Beijing juga tidak memiliki kemampuan logistik perang jangka panjang. Jika Beijing secara bertahap terus-menerus melakukan reformasi sesuai jadwal dalam hal modernisasi logistik, mungkin dibutuhkan waktu sepuluh tahun lagi agar dapat mempersiapkan jaminan logistik secara mapan.

Logistik adalah pondasi dalam pertempuran. Hal ini juga disebutkan dalam taktik perang Sun Tzu. Sun Tzu mengatakan, dalam segala taktik perang, seribu kereta kuda, ditambah seribu kereta sapi, dengan membawa seratus ribu pasukan, pengiriman bahan pangan yang berjarak ribuan Li (satuan jarak, 1 Li lebih kurang sama dengan ½ km), biaya keperluan harian, biaya mengirim utusan pulang- pergi, biaya untuk bahan baku memperbaiki senjata, biaya untuk melumasi kereta perang, biaya perbaikan kendaraan, setiap hari harus menghabiskan banyak sekali biaya, setelah semua ini dipersiapkan dengan matang, maka seratus ribu pasukan itu baru dapat dikerahkan untuk berperang.

Perang dari dua ribu tahun silam sudah sangat menguras biaya, biaya hariannya saja menguras kas negara, waktu itu tidak ada truk, pesawat, dan kapal perang, mayoritas serdadu membawa sendiri senjata mereka dan perlengkapannya, serta mengandalkan jalan kaki. 

Sekarang lebih luar biasa, prajurit hanya membawa sekitar dua ratus butir amunisi, pada dasarnya hanya cukup untuk pemakaian sehari.

400.000 orang  pasukan  RRT  menyeberang selat sejauh lebih dari 100 kilometer untuk berperang, logistik adalah suatu pekerjaan yang sangat berat. Ditambah lagi dengan AL, AU, dan pasukan rudal, ditambah lagi satelit, pesawat pelacak elektronik, dan lain-lain, rumitnya sungguh luar biasa, ini bakal menjadi perang invasi dengan menyeberangi laut berskala terbesar, paling rumit dalam sejarah manusia, dan PKT tidak pernah mengalaminya. 

Bagi pihak militer RRT, mutlak adalah perkara yang harus ditangani ekstra hati-hati.

Tingkat kerumitan perang modern, dari satu sisi telah membatasi keputusan emosional seorang diktator. 

Tapi melihat ke belakang, kali ini Beijing tidak secara emosional berkonfrontasi langsung melawan AS, ini juga menunjukkan bahwa pemimpin tertinggi PKT atau pihak militernya, masih memiliki kepala dingin dalam menghadapi kenyataan, hanya saja bagi Taiwan, kemungkinan hal ini akan semakin membahayakan. (sud)

Kitab I Ching Berisi Kode Genetika yang Menakjubkan

0

Fu Yao

DNA adalah singkatan dari Deoxyribo Nucleic Acid, yakni struktur molekul genetik, yang dapat menunjukkan kode genetika yang diwariskan dalam kehidupan manusia. Ilmuwan menemukan, genetika DNA menentukan paras, postur tubuh, warna kulit, dan kondisi kesehatan seseorang. 

Dengan membandingkan susunan DNA dalam sel tubuh manusia, dapat ditentukan penyakit keturunan seseorang, bahkan waktu kematiannya pun dapat diperkirakan. 

Pada saat yang sama juga ditemukan, titik perbedaan pada susunan genetika DNA, menentukan eksistensi yang berbeda pada spesies yang berbeda.

Model struktur DNA yang berbentuk heliks ganda ditemukan oleh James Watson dan Francis Crick, yang dipublikasikan di majalah Nature pada April 1953. 

Penemuan ini disebut sebagai penemuan paling besar dalam ilmu biologi pada abad ke-20, dengan demikian telah membuka pintu ke ilmu biologi molekuler. Dan di antara 3 miliar pasangan basa dalam genom heliks ganda DNA, hingga kini belum dapat dijelaskan sampai tuntas oleh manusia.

Seorang akademisi Jerman, Martin Schönberger pada 1973, memublikasikan buku berjudul The I Ching and the Genetic Code: The Hidden Key to Life (I Ching dan Kode Genetika: Kunci tersembunyi untuk kehidupan)” yang memaparkan suatu rahasia yang ditemukannya.

Pemirsa mata ketiga, pada edisi kali ini kita membahas tentang buku berjudul The I Ching yang mengungkapkan tentang kode genetika

64 Heksagram dalam I Ching dan Kode Genetika

Bicara soal I Ching, mau tidak mau harus membahas Fuxi. Fuxi adalah Dewa Langit dalam legenda Tiongkok kuno dan merupakan nenek moyang humaniora dalam peradaban bangsa Tionghoa, Fuxi mendapat titah dari langit, mengamati matahari, bulan, bintang, serta kontur geografis, meneliti jejak kaki, dan motif pada tubuh unggas dan binatang, mengamati siklus segala hal alami, lalu merangkum segala fenomena langit dan bumi tersebut menjadi Ba Gua (atau Pa Kua) adalah delapan diagram atau simbol yang merupakan dasar sistem kosmogoni dan filsafat Tiongkok kuno. Dilihat dari asal katanya, “Ba” berarti delapan, sedangkan “Gua” adalah trigram (tiga garis).

Sedangkan Ba Gua ini, dari kombinasi atas bawah dua heksagram dapat dideduksikan lagi menjadi 64 heksagram. Masyarakat kuno beranggapan, Ba Gua mengandung unsur Yin dan Yang dari prinsip Taichi (konsepsi penting dalam sejarah pemikiran Tiongkok), memperlihatkan maha Tao bawaan, dan mempunyai kemampuan supernormal yang dapat berkomunikasi dengan alam semesta, langit dan bumi, merupakan alat komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Sedangkan Schönberger telah menemukan bahwa 64 heksagram dalam I Ching mempunyai kecocokan yang sangat mengejutkan dengan 64 kode genetik pada DNA manusia temuan ilmu pengetahuan modern.

Kode Genetika

Kalangan ilmu pengetahuan modern telah mengetahui DNA mengandung empat jenis basa nukleotida, yakni Adenine, Thymine, Guanine, dan Cytosine, sementara dalam RNA (ribonucleic acid) juga terdapat empat jenis basa nukleotida, hanya Thymine yang diganti menjadi Uracil, sedangkan tiga basa nukleotida lainnya sama seperti DNA.

Lalu bagaimana basa nukleotida membimbing organisme untuk membentuk protein? Penelitian menemukan, DNA dan RNA menyusun tiga basa nukleotida menjadi satu kombinasi, dan membentuk “kodon”. Kode genetika adalah aturan transmisi informasi genetik, dengan menerjemahkan kode ini menjadi susunan asam amino dalam protein, yang digunakan dalam biosintesis protein. Hampir semua makhluk hidup menggunakan kode genetika yang sama, yang disebut dengan “kode genetika standar”.

Dengan demikian, dari 4 jenis basa nukleotida setiap 3 buah membentuk sebuah kodon. Dengan metode kombinatorika dapat dihitung, DNA dan RNA memiliki 64 buah kodon. Dan setiap dari 64 kodon ini masing-masing memiliki fungsi berbeda. Dan ini adalah kode genetik RNA. Hanya dengan Uracil menggantikan Thymine. Lalu bagaimana keseluruhan proses membentuk protein itu terjadi?

Awalnya gen akan mengubah DNA menjadi templat versi RNA, yakni menjadi Messenger RNA (mRNA). Dan selanjutnya setelah Ribosom dan Transfer RNA (tRNA) bereaksi dengan sejumlah enzim, templat RNA berdasarkan kode genetika, akan mentransformasikan asam amino menjadi rantai (Peptida), lalu setelah melalui transformasi akan diperbaiki menjadi protein.

Gen yang merupakan untaian panjang basa nukleotida ini, dimulai dari berbagai tempat yang berbeda, tiga buah dalam satu rangkaian, bisa mempunyai berbagai interpretasi yang beraneka ragam. Contohnya, jika susunan basa nukleotida adalah GGGAAACCC, maka bisa dibaca dari huruf G pertama, akan memiliki 3 buah kodon: GGG, AAA, dan CCC. Jika dibaca dari huruf G yang kedua, maka rangkaian huruf akan mempunyai 2 buah kodon: GGA dan AAC. Jika dibaca dari huruf G yang ketiga, maka akan timbul lagi 2 buah kodon: GAA dan ACC. Lalu bagaimana seharusnya membaca kodon ini?

Di sini dibutuhkan membahas lagi dua buah konsepsi yakni “start kodon” dan “stop kodon”.

Start Kodon dan Stop Kodon

Dilihat dari namanya, start kodon adalah kodon pertama yang menerjemahkan mRNA. AUG adalah start kodon yang paling kerap dijumpai. Dialah yang merangkai Metionina (Met) pada organisme Eukariota dan Formilmetionina (fMet) pada organisme Prokariota. Dalam proses biosintesis protein, tRNA dengan dibantu oleh sejumlah faktor inisiasi (IF) akan mengenali start kodon AUG, baru kemudian akan mulai dilakukan translasi atau penerjemahan terhadap mRNA.

Di kode genetika juga terdapat 3 buah kodon unik, yakni stop kodon — UAG, UAA, dan UGA. Ketiga kodon ini tidak membentuk asam amino, dalam proses translasi akan mengeluarkan sinyal N-Terminus. Dalam proses biosintesis protein, stop kodon akan menyebabkan Peptida baru dikeluarkan dari ribosom.

Ketiga stop kodon ini diberi nama “amber” (UAG), “Opal atau Umbe” (UGA), dan “Ochre” (UAA). Mengapa disebut dengan nama itu? Stop kodon yang pertama “Amber” ditemukan oleh Charles Steinberg dan Richard Epstein, mereka tidak menggunakan namanya sendiri untuk menamai kodon ini, melainkan teringat akan teman mereka Harris Bernstein, karena Bernstein dalam Bahasa Jerman memiliki makna Amber, maka UAG pun diberi nama Amber. Sedangkan kedua stop kodon lainnya saat ditemukan, untuk menjaga keseragaman pemberian nama, juga mengikuti pemberian sebutan dengan nama bebatuan mineral.

Sampai di sini, lalu apa hubungan antara kode genetika dengan 64 heksagram pada I Ching?

Penemuan Akademisi Jerman

Akademisi Jerman, Schönberger mendapat ilham, ia teringat masyarakat Tiongkok kuno ada yang mengatakan: “Taichi menciptakan Yin dan Yang, Yin dan Yang menciptakan empat simbol, empat simbol menciptakan Ba Gua, Ba Gua menciptakan 64 heksagram, dan dapat melahirkan segala sesuatu”, dengan tiba-tiba timbullah ilhamnya, apakah ada hubungan antara empat simbol tersebut dengan empat asam amino? Jika empat simbol digunakan untuk melambangkan kodon, akan menjadi seperti apakah?

Maka, Schönberger pun menggunakan empat asam amino pada RNA yakni UCAG, untuk masing-masing dikorespondenkan dengan empat simbol yakni Tai Yin, Shao Yin, Shao Yang, dan Tai Yang. Coba tebak apa yang terjadi? 64 kodon itu dapat sepenuhnya terkoresponden dengan 64 heksagram.

Setelah Schönberger, kian hari kian banyak ilmuwan Barat maupun Timur yang mulai meneliti hubungan kitab I Ching dengan ilmu genetika. Pakar tumor dan kanker internasional, Profesor Xie Wen Wei adalah salah satunya. Professor Xie menekuni ilmu sito- molekuler (Cytomolecular, red.), dan sangat memahami prestasi teranyar dalam ilmu genetika modern, sekaligus juga mendalami penelitian I Ching, dia membandingkan kedua peneliti, dalam bukunya yang berjudul A Dialogue of Two Books From Heaven: I Ching & DNA dijelaskan: “Untuk dapat memahami buku DNA dari surga yang sulit dipahami ini, maka harus terlebih dahulu memahami buku surga yang sepertinya sangat sederhana yakni I Ching, mungkin ini dapat menjadi jalan pintas, seperti dikatakan oleh seorang filsuf, jadikan I Ching sebagai kunci di tangan, untuk membuka gerbang kehidupan DNA”.

Para peneliti menemukan, kode genetika yang disimpulkan dengan 64 heksagram dari I Ching, tidak hanya rapi dan teratur, juga dapat ditemukan cacat yang ditunjukkan oleh kode asal, dan keadaan mutasi kode makhluk tingkat tinggi, juga dapat dijelaskan. Mereka beranggapan, kesamaan yang ada pada kedua sistem simbol yakni 64 heksagram I Ching dan kode genetika ini dapat memunculkan suatu asumsi yang masuk akal, yakni terdapat semacam sistem pengkodean yang ditampilkan informasi substansial dan non-substansial, segala makhluk di alam semesta ini dapat ditampilkan dengan 64 simbol dalam sistem ini. Dalam kebudayaan Timur kuno, sistem ini adalah I Ching, sementara dalam ilmu pengetahuan modern Barat, sistem pengkodean ini adalah kode genetika DNA. Sejumlah akademisi mengagumi, kedua kutub Yin dan Yang telah dimanifestasi pada setiap sel dalam tubuh kita, apakah ini semacam wujud manifestasi yang dimaksud pada aliran Tao bahwa “di dalam tubuh manusia terdapat pula Yin dan Yang”?

Sebenarnya I Ching tidak hanya memiliki makna yang mendalam terhadap ilmu genetika modern, bahkan penemuan sistem bilangan biner yang diandalkan teknologi komputerisasi modern pun, terkait dengannya.

I Ching dan Bilangan Biner

Di sini harus disebutkan tentang seorang filsuf sekaligus ahli matematika Jerman, Gottfried Wilhelm Leibniz, ia adalah seorang akademisi yang memiliki bidang ketertarikan yang sangat luas, dan disebut-sebut sebagai Aristoteles abad ke-17.

Pada 15 Maret 1679, Leibniz telah menemukan semacam metode kalkulasi, yang menggunakan sistem bilangan biner untuk menggantikan sistem desimal. Maka, dia pun menulis surat kepada Pastor Grimaldi dan Pastor Bouvet di Beijing tentang penemuan terbarunya itu, dan berharap penemuannya ini akan dapat mengundang ketertarikan Kaisar Kangxi yang ia ketahui merupakan “penggila matematika”.

Bouvet sangat terkejut setelah membaca surat dari Leibniz. Karena dia menemukan, konsep bilangan biner ini sangat menyerupai simbol dasar Yin dan Yang pada I Ching Tiongkok kuno. Maka dia pun membalas surat Leibniz dan mengatakan, “Anda tidak seharusnya menganggap bilangan biner sebagai ilmu pengetahuan baru, karena sistem ini telah ditemukan sejak dulu kala oleh Fuxi di Tiongkok.” Bouvet pun menganjurkan Leibniz agar menggunakan sistem enam trigram Tiongkok untuk menjelaskan bilangan biner, dan dikirimnya juga denah enam trigram buatan Fuxi. Setelah menerima surat itu, Leibniz juga sangat terkejut, ia juga kemudian meyakini bahwa I Ching sangat bermakna dalam ilmu matematika, dia percaya masyarakat Tiongkok kuno telah menguasai sistem bilangan biner, dan dalam ilmu pengetahuan telah jauh melampaui masyarakat Tiongkok pada abad ke 17 itu. Ia pun kembali menulis surat kepada Bouvet, menurut dirinya, Fuxi adalah sang pencipta ilmu pengetahuan Tiongkok, denah trigram adalah salah satu tonggak sejarah yang paling kuno dalam sejarah ilmu pengetahuan.

Dan sistem bilangan biner ini telah menjadi batu pondasi lahirnya teknologi komputer dan perkembangannya beberapa ratus tahun kemudian setelah ditemukan oleh Leibniz. Bisa dikatakan, banyak hal dalam hidup kita tidak terlepas dari sistem bilangan biner ini.

Sampai di sini, sungguh disayangkan. 

Sejarah kebudayaan tradisional Tiongkok yang sangat panjang dan begitu luas serta mendalam, akan tetapi yang terjadi kemudian adalah, justru sejumlah intisarinya melalui perkembangan sejarah secara bertahap telah terlupakan. Bahkan kearifan kuno seperti I Ching yang beruntung masih ada sampai sekarang, berapa banyak ilmuwan masa kini yang benar-benar memahaminya? Banyak orang yang memperoleh pendidikan ilmu empiris, bahkan mengecamnya sebagai takhayul. 

Akan tetapi menariknya adalah, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu pengetahuan dari sisi lain malahan telah menemukan, dan membuktikan bahwa kearifan kebudayaan Tiongkok kuno memiliki prestasi yang gemilang. Ada semacam perasaan, setelah mencari dan menjelajah ke berbagai penjuru, tapi pada akhirnya tetap kembali lagi ke titik semula.  (sud)

Mantan CEO Twitter Jack Dorsey Serukan Akhiri Partai Komunis Tiongkok

Eva Fu

Ketika komunitas internasional semakin menjauh dari Partai Komunis Tiongkok (PKT), mantan CEO Twitter, Jack Dorsey tampaknya bergabung dengan tren tersebut.

“Akhiri PKT,” tulisnya pada 6 Agustus di platform yang turut dia dirikan itu.

Pesan tiga kata, yang dibagikan lebih dari 2.200 kali dan menerima 12.400 suka dalam tiga jam itu, merupakan tanggapan atas video pada Juni yang menyoroti dampak kebijakan “nol-COVID” Tiongkok. Waktunya juga bertepatan dengan momentum yang berkembang untuk gerakan akar rumput yang menyerukan kepada orang-orang untuk memutuskan hubungan dengan rezim Partai Komunis Tiongkok.

Pada 3 Agustus, lebih dari 400 juta orang Tiongkok di Daratan Tiongkok dan luar negeri telah bergabung dengan gerakan tersebut, meninggalkan keanggotaan mereka dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) atau organisasi afiliasinya, menurut data yang dikumpulkan oleh Global Tuidang Center yang berbasis di New York, yang berfokus pada mendorong orang untuk melepaskan sumpah setia mereka kepada Partai Komunis Tiongkok. 

Banyak dari mereka menggunakan nama alias untuk melindungi diri dari pembalasan rezim komunis Tiongkok Sebuah petisi yang diselenggarakan oleh Center Tuidang untuk menggalang dukungan guna “mengakhiri PKT” telah mengumpulkan lebih dari 2,5 juta tanda tangan.

Pendekatan tanpa toleransi Beijing terhadap COVID-19 telah menyebabkan pihak berwenang mengunci seluruh kota  karena satu kasus positif. Langkah tersebut telah membatasi pergerakan masyarakat dan menimbulkan kelaparan serta kematian akibat kurangnya perawatan medis di kota modern seperti Shanghai.

Pada akhir Juli, pusat teknologi utama Shenzhen  memerintahkan produsen, termasuk pemasok Apple, ke dalam produksi “tertutup” selama seminggu, melarang pekerja meninggalkan pabrik.

 Di Provinsi Henan tengah, sebuah kota berpenduduk 1,6 juta orang dikunci setelah satu penduduk setempat didiagnosis mengidap COVID-19. Transportasi umum dihentikan, dan semua toko, kecuali toko kelontong, apotek, dan rumah sakit, diperintahkan untuk tutup.

Disebut “tuidang” dalam bahasa Mandarin, yang berarti gerakan untuk “mundur dari Partai” diilhami oleh seri editorial “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis”, yang pertama kali diterbitkan dalam The Epoch Times edisi bahasa Mandarin pada 2004.

Di Taiwan, seorang pria Shandong yang tampaknya berusia sekitar 20 hingga 30 tahun baru-baru ini memberi tahu seorang sukarelawan pusat Tuidang bahwa hidup melalui penguncian telah membantu mendorongnya dari menjadi ultra-nasionalis untuk berhenti dari afiliasi Partai.

Setelah dites positif terkena virus, dia dikurung di dalam apartemennya, tidak diizinkan keluar untuk makan atau bekerja, dan akibatnya kehilangan pekerjaan- nya, menurut Bai Dexiong, seorang koordinator lokal.

Sejumlah warga dari Shanghai baru-baru ini membagikan pernyataan mereka kepada The Epoch Times di mana mereka menjelaskan mengapa mereka memilih untuk mundur dari Partai.

“Kami tidak  punya  apa-apa untuk mengisi perut kami selama wabah Shanghai, tetapi apa yang ditunjukkan CCTV selalu banyak persediaan dan orang-orang yang bahagia,” tulis tiga penduduk Shanghai, merujuk pada penyiar yang dikelola pemerintah Tiongkok. “Kata ‘malu’ seolah tidak ada dalam kamus PKT.” (eko)

Hening adalah Daya Pengolahan Tubuh yang Terkuat

0

KLINIK PTT DR. WEN PINRONG

Manusia hidup harus aktif bergerak, maka dinamakan aktivitas, terutama adalah olahraga. Olahraga adalah batu pondasi kesehatan. Efek yang dicapai olahraga terbagi menjadi berbagai tingkatan, pada umumnya di level kulit, nadi, otot, tendon, dan tulang. Taraf kekuatannya berbeda, sedangkan olahraga yang paling tinggi dan paling kuat serta paling besar kuantitas pelatihannya adalah “diam”.

Seorang pemuda berusia 25 tahun, sangat energik, lulus dari Fakultas Keguruan, ia mengajar di sekolah dasar di daerah terpencil selama 1 tahun, tapi merasa menjadi seorang guru kurang menantang, profesi guru pun ditinggalkan dan beralih profesi menjadi pengusaha. Pemuda itu berotak encer, sangat mahir memprediksi dan tajam melihat peluang bisnis, beberapa tahun saja kekayaannya telah melampaui sang ayah. Tetapi orang kaya ini dengan cepat merasa bosan terhadap dunia bisnis. Tongkat pendidik kembali digenggam. Tapi mengajar SD terlalu melelahkan, maka itu ia kembali menempuh studi, dan dengan penuh semangat akhirnya berhasil menempuh studi hingga mencapai gelar doktor pendidikan. Ibarat ikan mas melompati gerbang naga, dalam sekejap ia berubah menjadi dosen perguruan tinggi, dan berhasil menjadi pengajar yang baik. Tanpa terasa waktu berlalu dan sudah 60 tahun usianya. Hidup manusia sungguh singkat! Dengan beberapa kalimat saja sudah cukup mengisahkan kehidupan enam dasawarsanya.

Dosen yang energik itu tidak mampu melawan “tua”, namun mati-matian melawan, sehingga banyak melakukan aktivitas para kawula muda, menjadi backpacker keliling dunia, jogging, main basket, berenang, dan hiking. Mampu bersepeda hingga 100 km, sempat mengalami heat stroke sampai pingsan dan meminta diantarkan pulang. 

Ketika sedang tren stretching dan metode menepuk, si dosen pun tidak ketinggalan, setiap hari ia berlatih stretching dan menepuk-nepuk selama beberapa jam, sempat mengikuti tren itu sampai setengah tahun lamanya. Ada yang mengatakan makan buah dan sayuran sangat bermanfaat, maka setiap pagi ia pun menghabiskan 2 piring sayuran, dan makan banyak buah- buahan. Ada yang bilang harus banyak minum air, sebotol demi sebotol air pun ditenggaknya. Akibatnya mengalami hernia, harus dioperasi 2 kali, bangun untuk buang air kecil 4 kali dalam satu malam, sehingga berdampak pada tidurnya, lingkar hitam di mata, kantung mata membengkak, muncul banyak kerutan di ekor mata, tampak semakin menua. Melihat kondisi ini, istrinya menganjurkannya agar berobat ke Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT).

Dosen yang mengagungkan iptek itu acuh dan tak mau berobat. Suatu hari si dosen mendadak mengalami tinnitus (telinga berdenging, red.), dokter medis Barat beranggapan, tinnitus sulit diobati, jika tidak tersembuhkan berisiko mengalami tuli. Setelah 3 bulan konsumsi obat sama sekali tidak ada kemajuan, akhirnya terpaksa berupaya ke PTT. Tuhan memang Pencipta yang Maha Agung, indra pendengaran ditransmisikan lewat udara di telinga luar atau daun telinga, lalu di bagian telinga tengah terjadi bone conduction, sampai ke bagian telinga dalam terjadi fluid conduction, gelombang suara ditransformasikan menjadi impuls saraf, lalu oleh saraf koklea dihantarkan ke otak dan menimbulkan respons pendengaran, untuk mendengar suara ternyata harus melalui proses yang sedemikian besar  dan  rumit.  Tinnitus  terjadi  akibat sistem pendengaran saraf pusat melepaskan muatan listrik statis secara tidak normal, menyebabkan sirkulasi limfatik telinga dalam mengalami gangguan, mengakibatkan pelepasan sinyal tidak normal, dan menimbulkan tinnitus.

Masalah telinga, terutama terdiri dari meridian San Jiao, meridian kantung empedu, dan meridian usus kecil. Ginjal juga terhubung dengan telinga, ada kaitannya dengan ginjal, observasi uji klinis menemukan bahwa mayoritas ada hubungannya dengan sistem pencernaan. Penanganan tusuk jarum: Untuk membuka titik telinga, tusuk titik Ermen menembus titik Tinggong dan titik Tinghui, atau ketiga titik ditusuk bergiliran; memperlancar sirkulasi di sekitar telinga, tusuk titik Yifeng, Feng- chi, Hegu, Zhongzhu, dan Jiaosun tembus ke titik Qubin secara bergiliran. “Limpa yang tidak sehat memicu kebuntuan pada sembilan titik utama.” Menyehatkan limpa akan memperlancar pembuangan, serta untuk mengaktifkan sirkulasi pembuluh darah mikro limpa pada koklea telinga, tusuk titik Zusanli, Sanyinjiao, dan Hegu. Dengan menguatkan ginjal dapat meningkatkan kadar oksigen dan nutrisi sel ram- but dalam telinga, tusuk tiga titik Qihai, Guanyuan, dan Qiangjian sekaligus dalam sebaris menembus ke titik Naohu.

Instruksi untuk perawatan telinga: Pijat lingkar luar telinga 9 kali, jari manis dimasukkan ke dalam lubang telinga, lalu diputar ke kiri dan kanan 9 kali, kemudian dicabut dengan cepat. Menarik cuping telinga sambil dipijat 9 kali. Jempol diletakkan di belakang telinga, jari manis diletakkan di bagian dalam telinga, lalu pijat telinga sebanyak 9 kali. Meletakkan 4 jari di tulang oksipital, telapak tangan menekan saluran telinga, lalu ditekan dan dilepas sebanyak 9 kali. Jari manis ditumpuk dengan jari tengah menekan bagian bawah tulang oksipital, jari manis menekan titik Feng- chi sebanyak 9 kali, kemudian buka mulut menghembuskan napas dengan kuat. Setelah semua gerakan itu dilakukan, minum beberapa teguk air hangat. Perbanyak makan sayuran  berongga,   paling baik adalah bawang dan akar teratai. Jus bawang diteteskan ke dalam telinga sebanyak  2  tetes,   tiap hari 1 kali. Kelopak bunga krisan  (seruni) dan shoudi (rasio 1:2) direndam  dengan  arak dan diminum. Tidak boleh mengonsumsi makanan dan minuman dingin. Menggunakan earphone tidak boleh lebih dari 1 jam, 1 jam memakai earphone akan meningkatkan kuman di dalam telinga hingga 700 kali lipat.

Pesan terakhir, dengan tulus saya katakan, “Pak Dosen, jangan takut menjadi tua, ‘jika hati Anda tidak tergerak, usia tidak akan berdampak pada Anda’. Yang penting adalah mindset atau cara berpikir. Sejak kecil Anda telah didoktrin dengan berbagai macam konsep, dan hidup bersama dengan denyut kehidupan  orang tua, handai taulan, dan masyarakat. Utilitarianisme yang kental, segala sesuatunya menekankan efisiensi dan efektivitas. Diri sendiri yang sebenarnya dan jati diri telah ditenggelamkan oleh berbagai macam doktrin dan teori. Ingat kembali, betapa bercorak warna hidup Anda, sebenarnya telah diperbudak. Anda tidak menyadari bahwa yang hidup bukanlah diri Anda sendiri!” Mendengar perkataan saya, dosen itu melo- tot, entah karena tersadar berkat omongan saya, atau karena tersinggung!

Terkadang peluang untuk mengobati hanya ada satu kali, mungkin dengan satu kali pengobatan itu, arogansi dan sentimen seorang intelektual akan sirna dengan sekali tepis! Tapi jika dipikir menyelamatkan seorang dosen dapat menyelamatkan ratusan bahkan ribuan orang, maka saya pun mempertaruhkan kesempatan itu. “Anda menjadikan olahraga sebagai profesi Anda, menekankan efisiensi, berlari berapa langkah pun dihitung, olahraga berapa menit dihitung, volume paru-paru (VC) dan jumlah pernafasan (RR) pun dihitung. Akhirnya olahraga malah menyebabkan stres, dan selalu harus berolahraga sampai bersimbah keringat baru mau berhenti. Sebenarnya kapasitas olahraga yang paling tinggi adalah sedikit keluar keringat, sebaliknya terlalu banyak berkeringat akan merusak fungsi fisiologis jantung. Olahraga harus terukur sesuai kondisi, bukan semakin banyak semakin baik. Setelah olahraga seharusnya membuat sekujur tubuh terasa nyaman, bukan terasa kelelahan. Olahraga bukan dilakukan di dalam ruangan, tapi harus di luar ruangan, kedua kaki menapak Bumi menyerap Qi (dibaca: chi = energi vital) Bumi, ubun-ubun kepala menghadap langit menyerap Qi langit, disebut menjejak Bumi menyundul Langit, dengan demikian tubuh baru akan harmonis dengan resonansi Qi alam semesta.” Dosen itu langsung menjawab, “Prinsip apa itu? Saya tidak pernah mendengarnya!”

“Olahraga tingkat tertinggi adalah diam, olahraga pada umumnya hanya mengalirkan Qi di bawah kulit saja, Qi hanyalah melewati otot, dan tidak mampu mengolah organ dalam, serta juga bagian mikroskopis jaringan organ tubuh. Hanya dengan diam, semua sel baru akan dapat menjadi aktif, pada saat itu sistem luar dan dalam (roh, spirit, jiwa, inspirasi, tekad) akan menyerap energi alam semesta  lewat  meridian, frekuensi Langit dan manusia  bertemu,  kuatnya  aliran energi dapat meresap ke bagian mikroskopik pada sel, tak ada yang tak terjangkau, tak ada yang terlewatkan. Olahraga semacam  ini  dapat mengubah energi pada sel,  selain  terlihat  lebih muda, juga dapat membendung   penyakit jahat berkonsentrat rendah, jadi diam adalah daya pengolahan raga yang paling kuat. Dan diam hingga kedalaman tertentu yakni hening, dapat keluar dari medan waktu dari dimensi ini, segala gerakan yang dikendalikan oleh waktu akan berhenti, seperti metabolisme dan penuaan, jadi orang yang sering bermeditasi, akan terlihat lebih muda, rupawan, dan sehat. Sebenarnya ‘air tidak membersihkan air, debu tidak mengotori debu’. Filsuf Zhuang Zi berkata: ‘Ketenangan pikiran dapat menyembuhkan penyakit, pijat dapat mencegah penuaan, keheningan dapat menenangkan ketidaksabaran.’ Spiritual adalah menjaga hati, di dalam keheningan, kita akan lebih mudah tercerahkan dan tersadarkan akan makna kehidupan yang sejati,” dengan enteng saya menutup penjelasan.

Mendengar itu, tatapan mata sang dosen bersinar, lalu berdiri sambil memberi hormat ia berkata, “Dokter, Anda telah menjungkirbalikkan cara berpikir saya, terima kasih!” Cukup aneh, masalah berdenging telingnya dengan sangat cepat telah membaik, hanya tersisa sedikit dengingan lemah. Bukankah niat hati adalah obat yang paling ampuh? Sang istri dengan senang hati melihat suaminya yang dulu lincah seperti Pink Panther itu, akhirnya bisa hidup dengan tentram dan menjajal menjalani kehidupan spiritual! (lie)

Filosofi Perang dan Kebudayaan bagi Manusia Jawa Kuno

ISWAHYUDI

Manusia adalah produsen penderitaan yang paling ulung. Salah satu dari penderitaan itu diproduksi dari perang di antara sekolompok manusia. Jean Pictet dalam “The Geneva convention and Law of War: Revue International de la Croix Rouge” mengatakan bahwa suatu kenyataan yang menyedihkan tertulis dalam sejarah selama 3.400 tahun, umat manusia hanya mengenal 250 tahun perdamaian.

Banyak orang menganggap perang sebagai salah satu bentuk perwujudan dari naluri untuk mempertahankan diri yang dianggap baik dalam pergaulan antar manusia maupun antar bangsa. T. Jacob dalam bukunya “Tahun-tahun yang Sulit: Mari Mencintai Indonesia” menulis bahwa selama 5.600 tahun terakhir manusia telah menggelar 14.600 perang. Yang kesimpulannya adalah bahwa perang adalah bagian dari masalah, sejarah, peradaban, kenyataan kekinian, bahkan masa depan manusia, atau bahkan solusi bagi polemik di antara manusia. Dan tentunya dengan harga dan akibat penderitaan, nestapa, dan duka.

Definisi perang sangat dinamis. Dahulu perang mengacu pada pertikaian bersenjata yang berupa sebuah aksi fisik dan nonfisik antara dua atau lebih kelompok manusia untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. Di era modern, perang lebih mengarah pada superioritas teknologi dan industri. Seperti adanya doktrin yang mengatakan bahwa “Barang siapa menguasai ketinggian maka menguasai dunia”.

Secara psikologis, perang adalah turunan dari sifat dasar manusia yaitu sense to power atau sense to hegemony. Sebagai mana seorang bayi yang begitu lahir langsung menangis, yang mana ada yang menerjemahkan tangisan tersebut sebagi tangisan untuk menguasai rasa belas kasihan orang tua dan keluarganya. Ketika seorang bayi manusia itu sudah menjadi manusia dewasa, pemimpin sekelompok orang atau bahkan pemimpin negara, nafsu untuk menghegemoni itu bisa diekspresikan dalam bentuk perang. Seperti yang akhir- akhir ini terjadi perang Ukraina versus Rusia yang membuat panas dingin dunia. Penyebab perang bisa bermacam-macam. Bisa karena perbedaan ideologi, ekspansi kekuasaan, perbedaan kepentingan, dan perampasan sumber daya alam.

Pertanyaannya, bagaimana pandangan orang Jawa kuno tentang perang, apakah seperti yang digambarkan dalam film-film yang berkisah tentang kerajaan-kerajaan di masa lalu yang mengambarkan bahwa orang kuno adalah orang barbar yang jika ada sedikit masalah selalu berakhir dengan solusi kekerasan? Dan bagaimana pandangan para raja-raja Jawa kuno tentang makna perang itu sendiri?

Seorang Filolog dari Universitas Gajah Mada, K.R.T Manu J. Widyaseputra menemukan sudut pandang unik tentang perang, ia menemukan sudut pandang berbeda setelah ia melakukan pergumulan panjang dengan naskah-naskah kuno. Ia mengungkapkan temuannya di Channel Youtube Caknun.com (19/7) berjudul Laku Perang Menurut Kerajaan Nusantara.

Menurutnya, di dalam tradisi Jawa kuno (Nusantara kuno) ada beberapa istilah yang menunjukkan pengertian perang yaitu yuddha, sanggrama, dan samara. Setiap istilah ini mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Yuddha adalah perang yang melibatkan para nayaka atau pahlawan atau kesatria. Misalnya dalam perang di era Majapahit perang antara Ranggalawe versus Kebo Anabrang, dalam Epos Mahabharata dalam perang Bharatayuddha ada laga antara Arjuna versus Adipati Karna, Bhima versus Duryudhana, dan lain-lain. Sedang perang jenis sanggrama adalah perang yang melibatkan seorang raja secara langsung di medan pertempuran. 

Contohnya adalah Raden Wijaya turun langsung ke medan pertempuran melawan tentara Mongol. Maka untuk mengenang kemenangan dalam perang ini, Raja Majapahit pertama ini mempunyai gelar Sang- gramawijaya. Sedang perang jenis samara adalah perang di mana seorang raja terjun langsung ke medan pertempuran namun dibimbing oleh seorang brahmana. Misalnya ketika Raja Airlangga berperang melawan Raja Wura Wari, Raja Airlangga dibimbing seorang brahmana yaitu Empu Kanwa yang kelak mendokumetasikan peristiwa ini dalam Kakawin Arjunawiwaha yang sebenarnya menceritakan laku perang Airlangga dalam mengalahkan musuh bebuyutannya, Raja Wura Wari.

Menurut ketaatan pada etika atau aturan perang, yudha dibagi menjadi dua macam yaitu Dharmayudha dan Kuthayudha. Dharmayudha adalah perang yang berdasarkan dharma, kebajikan, hukum, atau aturan. Jadi tidak boleh sembarang membunuh, waktunya ditentukan, ada kode etik atau aturan perang yang disepakati bersama. Sedangkan Kuthayudha adalah perang tanpa aturan seperti yang banyak terjadi di era modern ini. 

Menurut Filolog Manu, perang model Kuthayudha ini mulai bermunculan di Jawa semenjak kedatangan bangsa barat yang memperkenalkan persenjataan jarak jauh seperti senjata api, meriam, dan bom.

Dharmayudha dalam tradisi kerajaan Jawa dilakukan sebenarnya bukan untuk perebutan kekuasaan dengan cara kekerasan, tapi sebagai bentuk Yadnya (pengorbanan atau ritual). Mereka meyakini raja adalah titisan Dewa, di mana seseorang tidak bisa menjadi raja atau turun dari tahta kecuali atas kehendak Sang Pencipta.

Dalam tradisi kerajaan Jawa kuno, seorang raja ketika naik tahta harus melewati tiga tahapan Yadnya (ritual upacara/ nyadnya/pengorbanan) yaitu Rajasuya Yadnya, Rana Yadnya, dan Aswameda Yadnya. Rajusuya Yadnya yaitu penobatan seorang raja. Suya adalah sejenis minuman keras yang berasal dari tanaman sejenis jamur bernama soma. Yang dipercaya di dalam suya itu mengandung amerta (air suci/keabadian para Dewa). Seorang raja harus meminum air amerta tersebut, bila tidak ia tidak akan memerintah. Sedangkan Rana Yadnya yaitu upacara ritual di medan perang. Rana Yadnya ini harus dilakukan oleh seorang raja. Dalam medan pertempuran nantinya terdapat pembagian peran yang akan dimainkan oleh setiap kerajaan yang sedang berperang, di mana ada yang berperan sebagai Yadnya (yang dikorbankan) dan Yajamana (Sang Pengorban). 

Peran sebagai Yadnya terjadi bila seorang raja atau tokoh-tokohnya menjadi yang dikorbankan (yang dikalahkan). Ada yang dipenggal kepalanya atau diminum darahnya atau dipotong anggota tubuhnya.

Sedang peran sebagai Yajamana adalah sebaliknya. Ia berperan sebagai algojo yang memenggal kepala, meminum darah, atau mengambil bagian tubuh. Mungkin sudut pandang orang sekarang, jenis upacara (Yadnya) ini kelihatan sadis, tapi karena setiap raja sebelum menjadi raja telah melakukan Rajasuya Yadnya dan telah meminum amerta. Maka peran seorang sebagai korban (yadnya) akan menjadi sarana untuk peningkat taraf kondisi atau spiritualnya. Semisal dengan upacara itu ia naik tingkat menjadi Dewa atau meningkat ke status kadewatan.

Sebagai seorang filolog, Manu tidak menemukan bekas-bekas kesadisan perang dalam relief dan narasi di naskah- naskah kuno, karena perang dipandang sebagai cara untuk meningkatkan harkat, martabat, dan status sebagai manusia. Mulai dari tataran manusia, butha, pitara (leluhur), resi, dan Dewa. Jadi tujuan perang adalah untuk meningkatkan status manusia dalam enam jalur reinkarnasi bahkan demi moksa, pencerahan, atau kesempurnaan. Dalam perpektif filosofi raja-raja Jawa bahwa hidup dunia bukan tujuan akhir, memimpin kerajaan bukan segala-galanya, tapi semua itu dilalui untuk mencapai tingkat atau taraf kondisi spiritual atau perang sebagi jalan pencerahan. Menjadi raja bukan sebuah tanda titik, melainkan sebuah proses perjalanan menuju kesampurnaan atau moksa. Raja besar seperti Airlangga, Hayam Wuruk begitu mereka turun tahta ia menjadi pertapa (mandeg pandito).

Filolog Manu juga menemukan bahwa dalam relief kuno tidak ditemukan gambar kapal perang, yang ada hanyalah kapal dagang atau ekspedisi, relief yang bercerita tentang aksi bunuh-membunuh dalam medan pertempuran tidak ditemukan. Tidak juga ditemukan relief mayat yang dibuang begitu saja atau bangkai-bangkai hewan korban perang. Ini menandakan bahwa para raja Jawa kuno atau bahkan Nusantara menganut filosofi perang Dharmayudha atau perang sebagai bentuk Yadnya/laku spiritual.

Selanjutya tahapan Yadnya yang harus dilakukan seorang raja adalah Aswameda Yadnya. Ketika perang (Rana Yadnya) berakhir seorang raja pemenang melepaskan kuda untuk menentukan luas kerajaannya. Yaita sejauh mana kuda itu berlari itulah luas kerajaannya. Filolog Manu meng- ungkapkan ada teks (naskah kuno) yang khusus untuk melatih kuda-kuda itu agar mengerti apa yang harus dilakukan ketika Rana Yadnya berakhir yaita Serat Aswasiksa. Kesimpulanya adalah orang kuno tak sebarbar seperti yang digambarkan di film- film, atau bahkan lebih beradab daripada kebudayaan kita sekarang.

Tiga Kata Kunci Kebudayaan Jawa kuno: Wayang, Sesaji, dan Sastra

Banyak raja-raja Jawa atau pujangga- pujangga yang mengidentifikasi karakter rajanya lewat simbolisme tokoh-tokoh pewayangan dalam Mahabharata atau Ramayana. Pengaruh tokoh-tokoh pewayangan seolah begitu menyusup dalam DNA orang Jawa. Banyak raja versi kisah Mahabharata yang disadur ulang untuk menggambarkan karakter raja-raja Jawa, seperti kisah Raja Airlangga yang berhasil mengembalikan kerajaan pendahulunya yang dihancurkan oleh Raja Wura Wari. Empu Kanwa menulis kisah Raja Airlangga dalam Kakawin Arjunawiwaha.

Dalam siklus kehidupan tradisi Jawa tidak bisa lepas dari yang namanya sesaji, sebagai bentuk komunikasi dengan kehidupan tingkat lebih tinggi yang mempunyai kekuataan adi kodrati yang memengaruhi kehidupan manusia. Dalam Channel Citraleka Nusantara (15/3) Filolog K.R.T Manu J. Widyaseputra mengupas seluk beluk tentang sesaji berjudul “Makna Sesaji Berdasarkan Literasi”. Menurutnya, pemaknaan tentang sesaji dibagi menjadi dua versi yaitu versi kosmosentris (sebelum abad ke-17) dan versi antroposentris (pasca abad ke-17). Dari perspektif kosmosentris, sesaji bermakna apa manfaat sesaji bagi alam semesta secara keseluruhan. Sedangkan dari perspektif antroposentris, sesaji dimaknai sebagai apa manfaatnya bagi diriku, manusia saja. Sesaji sebenarnya bentuk dari Yadnya. Menurut naskah Agastiya Parwa dikenal konsep Triloka Mandala (tiga lingkungan); swaloka (dunia dewa), buahloka (dunia manusia), burloka (dunia bawah).

Ada lima Yadnya yang ada dalam tradisi Jawa kuno sebagai bentuk komunikasi antara setiap unsur Triloka Mandala yang dikenal sebagai Panca Yadnya yaitu Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Viter Yadnya, Manusa Yadnya, dan Butha Yadnya.

Dalam pengertian antroposentris setiap dari Panca Yadnya bermaksud memberi persembahan agar memperoleh keselamatan pada manusia. Tapi dari sudut pandang kosmosentris mempunyai makna yang berbeda. Semisal Dewa Yadnya dimaknai sebagai upacara sesaji yang dilakukan oleh para Dewa. Bagaimana Dewa melakukan upacara? Yaitu mereka menggunakan taila (kemenyan). Ketika taila dinyalakan asapnya akan membentuk mandala (lingkungan religius) yang menggambarkan bagaimana para Dewa menata alam semesta ini. Manusia bisa melakukan Dewa Yadnya ini dengan menggunakan sesaji yang digunakan oleh para Dewa itu dengan menggunakan representasinya, alam semesta dihadirkan kembali pada saat Dewa-Dewa itu ada. Dan kita mengikuti apa yang dilakukan para Dewa itu. Dalam adat Jawa ada bentuk sesaji berbentuk tumpeng robyong yang sebenar- nya merupakan representasi dari legenda Samudramantana ketika para Dewa dan Asura mengaduk samudra untuk mengeluarkan air kehidupan (amerta).

Selain wayang dan sesaji, hal yang menjadi inti kebudayaan Jawa kuno adalah sastra. Yang mewakili jalan suci yang membimbing manusia mencapai tingkat kesempurnaan di levelnya masing-masing. Pesannya, sesuatu yang nampaknya sangat primitif, ternyata itu sebuah bahasa lebih tinggi yang mencerminkan intelektualitas dan spiritual yang lebih tinggi. Bahasa bukan hanya pakai kata-kata, bisa jadi pakai bunga, palawija, dan harum dupa. (et)

Ahli : Mengatasi ‘Keengganan pada Matematika’ adalah Langkah Pertama Membuat Anak Menyukai Matematika

0

Steve Milne

Dengan standar matematika yang menurun di sekolah-sekolah Australia selama dua dekade terakhir, seorang ahli percaya bahwa kunci untuk memperbaiki masalah ini berkaitan dengan sesuatu yang disebut “keengganan pada matematika.”

Laura Tuohilampi dari Sekolah Pendidikan UNSW dan penulis buku baru “Seriously Fun Maths”, telah menghabiskan 17 tahun terakhir di Finlandia dan Australia bekerja dengan siswa dan guru untuk membuat matematika lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam pengalamannya, anak-anak sering kali ingin melepaskan diri dari matematika dan membentuk pandangannya sendiri bahwa matematika adalah pelajaran yang hanya cocok untuk tipe orang tertentu, yang kemudian tercermin dalam bahasa dan keyakinan yang mereka bawa hingga dewasa.

“Pikirkan seberapa sering Anda mendengar seseorang berkata, ‘Saya bukan orang yang suka matematika’, namun semua orang menggunakan keterampilan berpikir kritis yang sama yang Anda butuhkan untuk memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari Anda,” katanya dalam siaran pers dari Universitas New South Wales pada 20 Juli.

“Pada kenyataannya, kelompok terbesar orang yang secara aktif menggunakan matematika adalah orang-orang yang berpikir bahwa mereka tidak pandai dalam hal itu.”

Tuohilampi memberikan contoh penyesuaian rasio resep untuk lebih banyak atau lebih sedikit orang, menggunakan probabilitas untuk mempertimbangkan ramalan cuaca dan apakah akan memasukkan cucian ke mesin cuci, atau menggunakan perkalian untuk menentukan antrian checkout mana yang lebih cepat.

Menurut Programme for  International Student Assessment (PISA): “Kinerja matematika telah menurun sejak tahun 2003 di Australia.”

Sementara Maths Australia mengatakan faktor utama yang berkontribusi adalah bahwa “siswa tidak diajarkan matematika dengan cara yang masuk akal bagi mereka”.

Kurikulum matematika tidak perlu direvolusi, kata Tuohilampi, tetapi ditambah untuk mencegah keengganan matematika semakin berakar, memancing rasa keheranan atau keingintahuan alami anak-anak adalah kuncinya.

“Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak pandai matematika atau memiliki pengalaman negatif tentang matematika menjadi bersemangat ketika menghadapi masalah yang menuntut penalaran matematis mereka,” katanya.

“Ketika kita memecahkan masalah kehidupan nyata—seperti misalnya, memperkirakan volume furnitur saat memesan ruang penyimpanan—keengganan matematika menjadi hilang.”

Memicu Keingintahuan

Tuohilampi menjelaskan bahwa ada dua alasan mengapa matematika tidak diajarkan dengan cara semacam “menyalakan percikan yang ada dalam diri kita semua.”

“Pertama, kami tidak percaya hal itu bisa dilakukan, dan kedua, kami tidak memiliki contoh bagus untuk menunjukkan bagaimana caranya,” katanya.

Oleh karena itu, tempat yang baik untuk memulai adalah memperkenalkan apa yang dia sebut “latihan pembelajaran matematika yang kaya” ke dalam rencana pengajaran, di mana guru meminta anak-anak menyatukan pemikiran mereka untuk memecahkan masalah terbuka (open-ended problems) yang mungkin memiliki lebih dari satu penyelesaian masuk dan berpotensi memiliki lebih dari satu jawaban.

“Ketika kita berbicara tentang pembelajaran matematika yang kaya, itu bukan hanya latihan untuk menemukan jawaban yang benar, tetapi juga mendapatkan keterampilan penalaran terhadap suatu soal latihan sambil merasionalisasi pengalaman mereka tentang dunia,” katanya.

“Mereka mulai percaya pada proses berpikir mereka sendiri, yang sangat dibutuhkan untuk kompetensi di kemudian hari.”

Tuohilampi tidak percaya bahwa masalah matematika terbuka yang terkait dengan dunia nyata harus menggantikan matematika teoretis yang diajarkan di sekolah, tetapi menekankan bahwa melengkapi silabus tradisional dengan latihan yang memicu penalaran dapat menyalakan kembali minat anak-anak.

“Dari penelitian saya, kami dapat menunjukkan bahwa keseimbangan yang baik adalah memberikan hanya satu pelajaran per bulan untuk jenis masalah matematika yang kaya ini,” katanya.

“Guru kesulitan menghadapi siswa yang tidak termotivasi dan tidak terlibat. Tetapi ketika Anda memberi mereka tantangan semacam ini sesekali, Anda mengizinkan mereka untuk mulai menghargai matematika dan mereka lebih menghargai tugas konvensional.”

Pada 2017, Tuohilampi menerbitkan sebuah buku di Finlandia berjudul “Maths Hunger,” yang menantang cara matematika diajarkan.

Buku barunya—”Seriously Fun Maths”— akan diluncurkan minggu ini untuk para guru Australia. Buku ini berisi kegiatan untuk siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang dirancang untuk membuat mereka merefleksikan keterampilan pemecahan masalah mereka, serta menghasilkan diskusi yang terinspirasi secara matematis

“Buku ini dirancang untuk membantu guru meningkatkan keterlibatan siswa tanpa mengambil waktu dari pengajaran konten tradisional,” kata Tuohilampi. (ian)

Steve Milne adalah seorang reporter Australia yang berbasis di Sydney yang meliput olahraga, seni, dan politik. Dia adalah seorang guru bahasa Inggris yang berpengalaman, ahli gizi berkualitas, penggemar olahraga, dan musisi amatir. Hubungi dia di steve.milne@epochtimes.com.au.

Sejumlah Pejabat Senior Diperiksa Otoritas Terkait Menjadikan Industri Chip Tiongkok Monster Pemangsa Uang

oleh Lin Yan

Para ahli mengatakan bahwa penangkapan terhadap beberapa pejabat senior di industri chip Tiongkok dengan tuduhan korupsi belakangan ini adalah peristiwa yang menggemparkan. Ada berita yang menyebutkan bahwa rezim Beijing frustrasi dengan industri chip yang telah menghabiskan banyak dana pemerintah pusat, tetapi tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Sejak pertengahan Juli, 3 orang eksekutif industri chip Tiongkok yakni Ding Wenwu, mantan Ketua Departemen Informasi Elektronik dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok, juga Presiden Dana Investasi Industri Sirkuit Terpadu Nasional Tiongkok (disingkat Dana Besar). Lu Jun, mantan presiden Sinosemic yang menangani Dana Besar. Xiao Yaqing, mantan menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok. Xiao Yaqing adalah pejabat setingkat menteri yang pertama diciduk dalam 4 tahun terakhir ini karena kasus korupsi.

Masih ada lagi 3 orang pejabat lainnya yang telah dibawa oleh pihak berwenang untuk menjalani pemeriksaan dan sementara ini hilang kontak, termasuk Zhao Weiguo, Ketua Dewan Tsinghua Unigroup, Diao Shijing, mantan presiden Tsinghua Unigroup, Wang Wenzhong, mitra Dana Investasi Ekuitas Shenzhen Nanshan Hongtai yang berada di bawah bendera Dana Besar.

Dana Besar didirikan pada 2014 yang menggunakan dana pemerintah untuk membangun rantai pasokan chip buatan Tiongkok, yang mana akan mengurangi ketergantungan terhadap chip yang diimpor dari Amerika Serikat dan sekutunya. Dana Besar ini merupakan mikrokosmos dari cara pemerintah Tiongkok untuk mendukung industri strategis.

Pada 9 Agustus, Bloomberg melaporkan bahwa daftar pejabat industri chip Tiongkok yang sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak berwajib, karena korupsi tampaknya sudah dipenuhi oleh para pemimpin senior dari industri chip besar Tiongkok.

Mandat politik mendorong pemerintah berinvestasi di bidang semikonduktor

Sesungguhnya, Dana Besar yang pendiriannya lebih terdorong oleh mandat politik ketimbang kepentingan ekonomi telah menjadi lahan subur tumbuhnya korupsi. Demikian komentar dalam  artikel MIT (Massachusetts Institute of Technology) baru-baru ini.

Laporan tersebut mengutip ucapan Ma Rui, seorang analis teknologi dan pembawa acara podcast “China Technology Hotspot”, menyebutkan bahwa pada 2014, putaran pertama pendanaan sebesar USD. 20 miliar yang digelontorkan kepada Dana Besar tidak digunakan untuk perusahaan rintisan, tetapi dimanfaatkan untuk kepentingan terkait perusahaan dan anak perusahaan yang bergerak di bidang bahan chip dan produksinya yang telah didaftarkan di bursa saham .

Secara umum diyakini bahwa perusahaan rintisan di industri chip cenderung tidak mudah untuk memperoleh pendanaan dari sumber tradisional seperti modal ventura, karena setiap kemajuan dalam pembuatan chip membutuhkan waktu yang lama dan investasi penelitian yang cukup besar. Karena itu, pemodal ventura tidak tertarik memberikan dukungannya.

Cendekiawan Tiongkok : Perusahaan chip Tiongkok semuanya adalah monster pemangsa uang

Pan Helin, Co-Direktur Pusat Penelitian Inovasi Keuangan dan Ekonomi Digital Sekolah Bisnis Internasional Universitas Zhejiang, kepada reporter Economic Observer mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, tujuan inti dari banyak perusahaan chip di Tiongkok adalah untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya, seperti subsidi pemerintah, pembiayaan dari perbankan, pembiayaan ekuitas bernilai tinggi.

“Ingin menghasilkan uang dengan cepat, tetapi tidak gampang. Bisnis yang terdiversifikasi lebih banyak merugi ketimbang untung. Pada akhirnya, bisnis yang terdiversifikasi mengubah dirinya menjadi monster pemangsa uang. Mereka perlu masukan sumber daya yang konstan untuk mempromosikan pengembangan bisnis, jadi mustahil dapat melepaskan diri dari situasi itu”, kata Pan Helin.

Dalam hal penelitian dan pengembangan, perusahaan-perusahaan ini seringkali tidak sabar, dan mereka lebih banyak memilih menggunakan pemikiran omzet daripada pemikiran mutu produk dalam membuat chip.

Pan Helin mengatakan : “Hasil mereka sering memiliki tujuan lebih tinggi yang bukan untuk memecahkan masalah khusus dalam industri semikonduktor. Dengan kata lain, penelitian dan pengembangan semikonduktor dari sejumlah besar perusahaan semikonduktor Tiongkok ini lebih mengutamakan “menjual muka ketimbang menjual mutu chip”.

Pan Helin menyarankan agar industri semikonduktor menanggalkan kemunafikan, muka, dan formalisme di industri chip, dan melakukan penelitian dan pengembangan dengan sungguh-sungguh demi akumulasi proses. 

Ia juga mengatakan, tidak seorang pun mampu mencapai langit dengan satu langkah. Pengembangan semikonduktor perlu dimulai dengan pelatihan bakat, selangkah demi selangkah menuju penyempurnaannya. 

Pejabat senior diperiksa mungkin terkait dengan kebangkrutan Tsinghua Unigroup

Pejabat dari pihak berwenang belum mengungkapkan alasan pasti tentang pemeriksaan para pejabat senior di industri ini. Tetapi sebagian besar media dan analis mengaitkannya dengan penyelidikan korupsi Tsinghua Unigroup yang sedang berlangsung. Tsinghua Unigroup, perusahaan semikonduktor BUMN yang menerima dana investasi dari Dana Besar telah pailit pada 2021.

Tsinghua Unigroup yang didirikan pada 1988 adalah salah satu perusahaan pembuat chip tertua di daratan Tiongkok dan merupakan perusahaan milik negara. Perusahaan tersebut sempat menjadi berita utama di media gara-gara rencana mengakuisisi perusahaan AS Micron Technology pada 2015 ditolak oleh pemerintah AS. Banyak dari akuisisi yang ambisiusnya itu memperoleh dukungan dari Dana Besar yang telah menginvestasikan sedikitnya USD. 2 miliar di Tsinghua Unigroup dan anak perusahaannya untuk memproduksi chip baik untuk memori flash, atau chip 5G.

Namun Tsinghua Unigroup akhirnya mengajukan pailit pada 2021. Sehingga ketiga eksekutifnya yang sudah mantan atau masih aktif mulai bulan Juli tahun ini, ditahan untuk menjalani pemeriksaan pihak berwenang atas dugaan korupsi. Sampai saat ini belum ada laporan lebih jauh mengenai hasil pemeriksaan terhadap mereka.

Tidak jelas apakah kegagalan Tsinghua Unigroup secara langsung memicu gerakan antikorupsi di internal Dana Besar. Tetapi begitu mudahnya Dana Besar menggelontorkan uang dalam jumlah besar, dibarengi dengan strategi penyelarasan keuntungan kemungkinan besar adalah faktor utama yang menyebabkan kegagalan perusahaan tersebut.

Beberapa pakar industri mengatakan bahwa publisitas yang dilakukan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation) baru-baru ini, yakni  perusahaan telah menguasai teknologi proses chip canggih 7 nanometer, sebenarnya telah dibesar-besarkan.

SMIC adalah perusahaan yang paling banyak menerima investasi tahap kedua dari Dana Besar, (tahap pertama adalah Tsinghua Unigroup). Menurut data tidak lengkap, bahwa sejak bulan Juli 2020 hingga akhir 2021, Dana Besar telah menginvestasikan dana untuk pendirian SMIC Shenzhen, SMIC Jingcheng, SMIC South dan lainnya, dan berpartisipasi dalam IPO SMIC di Dewan Inovasi Sains dan Teknologi, dengan jumlah investasi lebih dari USD. 4,5 miliar (setara RMB. 30 miliar).

Semakin kaya sektornya, semakin rentan terjadi korupsi

Di internal PKT, industri yang menerima lebih banyak dana negara lebih rentan terhadap munculnya masalah. Pengamat senior mengatakan bahwa orientasi investasi dari Dana Besar adalah tempat berkembang biaknya koruptor.

Matt Sheehan, seorang rekan di think tank AS “Carnegie Endowment for International Peace” mengatakan kepada MIT bahwa dia sama sekali tidak terkejut dengan berita pejabat senior industri chip Tiongkok sedang menjalani pemeriksaan pihak berwajib.

“Bukan karena saya tahu tentang kebobrokan mental pribadi Ding Wenwu, tetapi ketika Anda memiliki begitu banyak uang yang membanjiri di suatu industri, dan tidak ada skandal korupsi, itu baru mengejutkan”, ujarnya.

Jordan Schneider, seorang analis senior di Rhodium Group serta pembawa acara podcast China Talk, mengatakan kepada Bloomberg bahwa jika sebuah industri menginvestasikan puluhan miliar dolar, apakah itu adalah industri teknologi tinggi atau proyek pembangunan jalur kereta api atau bandara, itu akan memancing adanya transaksi ilegal.

Jordan Schneider mengatakan bahwa serentetan investigasi anti-korupsi terhadap industri chip sangat antusias, mungkin karena industri ini sangat penting untuk ambisi strategis Xi Jinping .

Kabarnya eksekutif puncak frustrasi dengan program kemajuan dalam industri chip Tiongkok

Pada Selasa (9 Agustus) Bloomberg mengungkapkan bahwa para pemimpin top Partai Komunis Tiongkok, frustrasi karena industri chip Tiongkok yang menerima dana besar dari negara dan didukung dengan serentetan kebijakan, namun setelah bertahun-tahun lewat masih juga gagal mengembangkan produk chip yang dapat menggantikan teknologi AS.

Rasa malu di puncak Partai Komunis Tiongkok memuncak dalam penyelidikan anti-korupsi minggu lalu, terhadap beberapa pejabat senior industri chip dan investigasi dana penyelamatan Tsinghua Unigroup yang senilai USD. 9 miliar.

Bloomberg mengutip ucapan seorang sumber yang akrab dengan pemikiran pejabat tinggi PKT melaporkan bahwa, para pemimpin PKT merasa tidak puas dengan industri chip Tiongkok yang telah menerima ratusan miliar dolar pendanaan negara dan serangkaian dukungan kebijakan selama dekade terakhir, tetapi tidak mampu mencapai terobosan teknologi tingkat nasional yang diharapkan untuk memutus ketergantungan pada teknologi Barat.

Sumber tersebut lebih lanjut mengungkapkan bahwa AS semakin memperketat ekspor chip mereka kepada perusahaan industri chip Tiongkok, mereka kini sudah dapat menahan Beijing dan berhasil mengekang ambisi teknologinya.

Ketika pemerintah AS secara bertahap memperketat ekspor peralatan pembuat chip ke Beijing, sambil bekerja sama dengan perusahaan sekutu seperti ASML Belanda dan Nikon Jepang untuk bergabung dalam barisan blokade teknologi terhadap Beijing, makin frustasi Tiongkok semakin memuncak.

Tiongkok yang berusaha untuk memperkecil jarak dalam pengembangan chip dengan Barat saja, tidak membuat kemajuan yang berarti, apalagi keinginannya untuk menyalip. ASML masih mendominasi mesin litografi, sementara Nikon mengendalikan photoresist kimia utama. Sedangkan Tiongkok masih bergantung pada impor untuk menutupi sebagian besar permintaan chip tahunannya yang nilainya mencapai USD. 155 miliar. (sin)

China News Express : Gelombang Panas Menerjang 15 Provinsi dan Kota, Badai Tropis Mulan Mendarat di Guangdong

0

oleh Zhao Fenghua dan Wang Hui

Menurut China News Express : Cuaca ekstrem terus berlanjut di daratan Tiongkok. Gelombang panas melanda 15 provinsi dan kota di Tiongkok, bersama dengan itu badai tropis Mulan yang cukup dahsyat juga mendarat di Provinsi Guangdong. 

Lereng Gunung Changbai di Jilin tiba-tiba longsor

Lereng Gunung Changbai di Distrik Chibei, Provinsi Jilin, Tiongkok tiba-tiba longsor beberapa hari yang lalu, tanah yang bercampur dengan kerikil dan batu-batu besar itu menimbulkan kepulan seperti asap, bergulung-gunung menuruni lereng bukit, memaksa para turis di sekitarnya untuk berlarian menyelamatkan diri.

Seorang turis lokal berteriak-teriak : “Ibu cepat lari, sangat mengerikan !”

Badai tropis Mulan tingkat 7 terbentuk dan mendarat di Guangdong, menyebabkan hujan lebat dan angin kencang

Setelah badai tropis Mulan tingkat 7 terbentuk di tenggara Xuwen, Guangdong pada 10 Agustus, ia mendarat di daerah dari Qionghai, Hainan hingga Maoming, Guangdong.

Dipengaruhi oleh badai tersebut, pada hari itu beberapa kereta api dan bus air di Guangdong dihentikan operasinya. Sejumlah sarana penyeberangan di Selat Qiongzhou, pelabuhan di Guangzhou, Shenzhen dan Zhuhai juga mengalami gangguan sampai ditangguhkan operasinya.

Mulan juga menyebabkan hujan lebat atau hujan badai di sejumlah tempat di Hainan, Guangxi dan tempat-tempat lain. Sampai-sampai pihak berwenang Kota Haikou terpaksa mengeluarkan peringatan badai hujan warna merah pada 10 Agustus siang. Pada siang hari itu juga, pihak berwenang Kota Guangxi juga  meluncurkan tanggap darurat tingkat IV untuk berjaga-jaga.

Gelombang suhu panas hingga melebihi 40°C melanda 15 provinsi dan kota di Tiongkok

Pada saat yang sama, gelombang suhu panas melanda 15 provinsi dan kota di Tiongkok termasuk Xinjiang, Shaanxi, Jiangsu, Shanghai, dan Hubei. Suhu yang tercatat mencapai 40°C di sebagian besar provinsi dan kota tersebut.

Menurut perkiraan Observatorium Meteorologi Tiongkok, pada 10 Agustus siang hari, suhu di Cekungan Xinjiang selatan, Shaanxi tengah dan selatan, dan Henan selatan telah mencapai dari 35°C hingga 39°C. Di antaranya, di Shaanxi tenggara, Hubei barat dan timur serta tempat-tempat lain, suhu lokal dapat mencapai di atas 40°C.

Menurut perkiraan Biro Meteorologi Zhejiang : Provinsi Zhejiang akan terus mengalami serangan suhu tinggi dan cuaca musim panas ekstrem dalam waktu dekat. Kecuali untuk daerah pesisir, suhu tertinggi di sebagian besar wilayah pedalaman diperkirakan akan mencapai 38 ~ 40°C, beberapa tempat mencapai 41°C. Mulai 13 hingga 15 Agustus, dan suhu lokal di wilayah utara dan barat Zhejiang bisa mencapai 42 ~ 43°C. (sin)

Banjir Bandang di Korea Selatan Memakan Korban, Curah Hujan Pecahkan Rekor Tertinggi dalam Seabad

NTD

Korea Selatan telah dilanda hujan lebat sejak 8 Agustus. Menurut statistik yang dirilis oleh Markas Besar Penanggulangan Keselamatan Bencana Pusat Korsel pada Kamis 11 Agustus, pada pukul 6:00 pagi hari itu, Hujan deras di wilayah tengah Korea Selatan menyebabkan 11 orang tewas, 8 orang hilang, 18 orang luka-luka, dan 982 orang dari 548 rumah tangga terkena dampaknya. Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol mengatakan bahwa jumlah curah hujan tahun ini adalah yang tertinggi sejak Korea Selatan memulai pengamatan meteorologi 115 tahun  lalu. Ia meminta maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh hujan lebat

Kantor Berita Yonhap melaporkan bahwa dibandingkan dengan data yang dirilis pada 10 Agustus pukul 11:00 malam, jumlah korban tewas bertambah seorang, dan jumlah cedera berkurang seorang karena penghitungan berulang. Di antara yang tewas, 6 orang di Seoul, 3 orang di Gyeonggi-do, dan 2 orang di Gangwon-do, di antara yang hilang, 3 orang di Seoul, 3 orang di Gyeonggi-do, dan 2 orang di Won-ju, Gangwon-do; 18 orang terluka dalam bencana itu, semuanya di jalan Gyeonggi.

Yoon Seok-yeol memeriksa lokasi apartemen semi-bawah tanah di mana orang-orang terbunuh pada  9 Agustus dan mengakui bahwa Korea Selatan “menderita banyak kerugian”.

Tiga orang tewas di Seoul terperangkap di tempat tinggal semi-bawah tanah yang terendam banjir, menurut kementerian dalam negeri Korea Selatan. Ketiganya adalah seorang gadis remaja, ibu dan bibinya.

Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol mengatakan kepada para pejabat pada pertemuan pemerintah untuk memberikan perhatian khusus kepada mereka yang paling rentan. “Orang-orang dengan kesulitan keuangan dan masalah mobilitas sangat rentan terhadap bencana alam,” katanya.

Seorang pekerja membersihkan genangan air di Pasar Namseong yang bersejarah di distrik Gangnam Seoul pada 9 Agustus 2022. (ANTHONY WALLACE/AFP via Getty Images)

Tentara Korea Selatan membersihkan puing-puing daerah pemukiman di Seoul pada 10 Agustus 2022. (JUNG YEON-JE/AFP via Getty Images)

Hingga Kamis 11 Agustus, 2.590 rumah tangga dan 5.279 orang di lima distrik Seoul, Incheon, Gyeonggi-do, Gangwon-do, dan Chungcheongnam-do telah dievakuasi ke daerah aman, di mana 982 orang dari 548 rumah tangga telah ditempatkan di fasilitas tempat tinggal sementara. 

Akibat fasilitas umum yang terkena hujan deras, 17 jalur di Seoul dan Provinsi Gyeonggi terendam banjir; 9 bendungan jebol; 46 tanah longsor; 15 masing-masing fasilitas saluran pembuangan atas dan bawah serta fasilitas pemeliharaan air rusak; peninggalan budaya seperti Benteng Namhansan rusak, kerugian yang dihadapi mencapai 40 kasus.

Dalam hal fasilitas pribadi, 3.755 rumah dan toko terendam banjir, terutama di Seoul (3.453 rumah), dan 26 rumah di Cheongju, Chungcheongbuk-do terendam banjir; 9 tembok penahan runtuh, 40 sedimen menumpuk, dan 25 longsor terjadi , daerah banjir pertanian seluas 305 hektar.

Selain itu, ada 46 pemadaman listrik akibat bencana, 44 di antaranya telah pulih. Dari 4.047 fasilitas yang rusak, 92,4% diperbaiki.

Sebuah mobil rusak di trotoar setelah mengapung di tengah hujan lebat di Seoul, Korea Selatan, 9 Agustus 2022. (Chung Sung-Jun/Getty Images)

Sejumlah besar kendaraan terendam air akibat hujan deras. Pada pukul 9:00 10 Agustus, menurut statistik Asosiasi Asuransi, 6.853 kendaraan telah mengajukan kompensasi, dengan perkiraan jumlah kompensasi sebesar 85,59 miliar won.

Untuk membantu mempercepat proses penyelesaian klaim, Komisi Jasa Keuangan Korea pada 10 Agustus mengatakan, akan meluncurkan sistem pembayaran cepat untuk kerusakan pada kendaraannya sendiri. Menurut Kantor Berita Yonhap, pihak terkait siap memberikan dukungan keuangan.

Selain itu, bagi pemilik toko yang terkena hujan deras, mereka berencana memberikan dukungan dengan memperpanjang jangka waktu pengembalian pinjaman yang ada dan menyediakan dana stabilisasi hidup darurat.

Meskipun cuaca di daerah Seoul membaik pada 10 Agustus, daerah hujan berawan terus membawa hujan lebat ke daerah Daejeon dan Chungcheong-do. Curah hujan maksimum mencapai lebih dari 300mm, dan situasi bencana dapat meluas. (hui)

Mobil-mobil yang rusak akibat banjir terlihat di jalan setelah hujan lebat di distrik Gangnam Seoul pada 9 Agustus 2022. (Chung Sung-Jun/Getty Images)

Mobil-mobil yang rusak akibat banjir terlihat di jalan setelah hujan lebat di distrik Gangnam Seoul pada 9 Agustus 2022. (JUNG YEON-JE/AFP via Getty Images)

SEOUL, KOREA – 9 AGUSTUS: Orang-orang membersihkan puing-puing di pasar tradisional yang rusak akibat banjir setelah hujan lebat di Seoul, Korea Selatan, pada 9 Agustus 2022. (Chung Sung-Jun/Getty Images)

Air banjir menenggelamkan sebagian tempat duduk terlindung (putih) di dekat restoran terapung (belakang) di mana Sungai Han biasanya mengalir, di Seoul, 10 Agustus 2022. (ANTHONY WALLACE/AFP via Getty Images)

Rambu-rambu jalan yang terendam sebagian terlihat saat Sungai Han yang terendam mengalir di atas sebuah jembatan di Seoul, 10 Agustus 2022. (ANTHONY WALLACE/AFP via Getty Images)

(Penanggung jawab Editor: Lu Yongxin)

AS Mempertimbangkan Kembali Rencana Menghapus Sebagian Tarif Tiongkok Akibat Beijing Latihan Militer Mengepung Taiwan

NTD

Menurut Reuters, rezim Beijing menggunakan kunjungan Ketua DPR-AS Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai alasan untuk meningkatkan ketegangan regional, akhirnya juga memaksa pemerintahan Biden untuk mengubah sikapnya untuk menurunkan sebagian tarif komoditas yang diekspor oleh Tiongkok ke AS. 

Pada Kamis 11 Agustus, Reuters yang mengutip ucapan dari sumber terpercaya melaporkan bahwa latihan militer gabungan angkatan laut dan udara Tiongkok di seputaran perairan Taiwan baru-baru ini, telah membuat pemerintahan Biden mengubah sikapnya tentang mengurangi beberapa tarif komoditas asal daratan Tiongkok.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Bloomberg pada hari Rabu, bahwa kini Biden jadi berhati-hati tentang masalah rencana meringankan tarif hukuman yang dikenakan terhadap barang-barang asal Tiongkok yang diimpor AS. Jadi tidak ada keputusan yang dibuat soal apakah akan menghapus atau tidak beberapa tarif itu.

Gina Raimondo mengatakan : “Jelas, situasi geopolitik di Tiongkok rumit. Dan sejujurnya, sekarang menjadi semakin rumit dengan adanya kunjungan Pelosi ke Taiwan. Sehingga presiden perlu mempertimbangkan kembali pilihannya”.

Raimondo juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menggunakan kontrol ekspor untuk memastikan bahwa, kekayaan intelektual yang paling canggih dan kompleks tidak jatuh ke tangan Tiongkok. Pada saat yang sama, AS perlu bekerja sama dengan sekutunya agar Tiongkok tidak mendapatkan teknologi yang relevan dari negara lain seperti Jerman, Belanda, atau Jepang.

Selain itu, Katherine Tai, Perwakilan Dagang AS menyatakan penentangannya terhadap AS yang secara sepihak mengurangi atau membebaskan tarif atas komoditas asal Tiongkok yang diekspor ke AS, yang ia yakini sebagai sarana penting untuk mengendalikan dan menyeimbangkan ambisi Beijing.

Saat menghadiri pertemuan Serikat Pekerja Baja AS (United Steelworkers Of USA), Katherine Chi Tai mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil tindakan baru untuk menangani perdagangan tidak adil dan praktik ekonomi Tiongkok, termasuk mengesahkan RUU chip, berinvestasi pada pekerja dan infrastruktur di Amerika Serikat, meningkatkan produksi dan penelitian di bidang semikonduktor, dan bekerja dengan negara sekutu untuk bersama-sama melawan PKT.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Biden telah berulang kali mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk membatalkan beberapa tarif atas komoditas asal Tiongkok untuk mengurangi tekanan inflasi. 

Selain mempertimbangkan penghapusan beberapa tarif, “Pasal 301” yang baru juga akan diluncurkan untuk mendalami daerah-daerah di mana tarif tambahan masih dapat dikenakan. Selain itu, juga untuk memperluas daftar pengecualian tarif.

Tetapi para pejabat pemerintahan Biden telah mengesampingkan opsi itu karena meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan.

Potret Galaksi Bima Sakti : dalam Pemandangan Musim Dingin di Slovenia

0

Staf Epoch Inspired

Uroš Fink tidak takut untuk melakukan perjalanan panjang di musim dingin yang membekukan di atas salju setinggi satu meter—bahkan di tengah malam sekalipun. Astrofotografer yang berusia 31 tahun dari Slovenia ini, terdorong oleh keinginannya untuk mengambil gambar galaksi Bima Sakti kita yang menakjubkan.

Insinyur muda Uroš dengan hasrat untuk memotret langit di malam hari, memulai perjalanannya sejak Desember lalu di salah satu tempat wisata di Big Pasture Plateau, dan jepretan fotonya berhasil memenangkan penghargaan di lingkungan fotografi astro-lanskap.

Uroš menyewa sebuah gubuk kecil yang nyaman di dataran tinggi tertentu di wilayah utara negara itu dan, setelah banyak mencatat, merencanakan, dan mencari komposisi yang sempurna saat siang hari, dia berangkat memotret saat kegelapan turun.

Waktu bulan itu juga merupakan momen sempurna untuk menangkap penampilan cameo Komet Leonard, komet paling terang di tahun ini, dengan ekor khasnya dan cahaya hijau kabur saat ia berlayar melewati planet Bumi.

“Kaki saya lelah bahkan sebelum saya keluar, tetapi yang pertama adalah motivasi dan keinginan besar untuk menciptakan foto yang indah,” katanya kepada The Epoch Times tentang perjuangannya. 

“Saya menghabiskan sepanjang malam sendirian, jauh di sekitar saya tidak ada orang, hanya saya, alam, dan bintang. Sulit untuk menggambarkan perasaan itu dengan kata-kata, tetapi itu sangatlah indah, perasaan bebas, merasa kecil, kebahagiaan. Perasaan yang tidak akan hilang dari kepala saya untuk sementara waktu.”

Dengan menggunakan kamera Nikon D600 Astromod, Uroš memotret langit menggunakan alat pelacak SkyWatcher untuk membuat bintang diam selama eksposur lama, dan menangkap semua keajaiban dan warna yang tidak dapat dilihat mata manusia, dan latar depan secara terpisah untuk mendapatkan ketajaman dan detail yang diinginkan. Keduanya kemudian akan dipadukan bersama dalam post processing digital.

Perlahan-lahan, malam mulai memudar dan Uroš menyadari bahwa dia harus melakukan pendakian selama satu jam untuk kembali ke gubuk. Dia sudah terjaga selama 24 jam; dia tidak bisa lagi merasakan jari-jarinya dalam suhu dingin minus-10 derajat Celcius dan itu adalah perjalanan pulang yang menakutkan dengan membawa ransel seberat 35-kilogram. “Tapi saya berhasil!” serunya. “Saya tidak menyesali apa pun, sebenarnya saya lebih dari sekedar senang telah melakukan perjalanan yang luar biasa ini.”

Ekskursi itu menghasilkan beberapa foto menakjubkan yang ditampilkan di sini, serta penempatan dalam penghargaan Milky Way Photographer of the Year 2021, yang dipersembahkan oleh Capture the Atlas—memilih gambar astro- lanskap terbaik dari seluruh dunia.

Itu adalah pencapaian terbesar Uroš, katanya. Selain itu, ia juga berhasil menempati posisi ketiga di salon internasional Drone&Astrophotography pada 2020 dan 2021. 

Gambarnya juga telah ditampilkan oleh NASA dan situs fotografi seperti Nightscaper dan Milky Way Chasers. (jen)

Data Terbaru Menunjukkan Ekonomi Tiongkok Semakin Melemah, Meningkatkan Kekhawatiran PHK

0

Alex Wu

Berdasarkan data resmi dan independen, ekonomi Tiongkok telah merosot lebih jauh pada kuartal kedua tahun ini, dengan manufaktur melambat secara tak terduga dan penurunan di sektor real estat semakin intensif. Hal Ini menimbulkan kekhawatiran gelombang PHK pada paruh kedua tahun ini, yang mana menambah masalah pengangguran yang sudah parah.

Ekonomi Tiongkok semakin memburuk pada Juli, menurut laporan China Beige Book International (CBBI) pada awal Agustus, yang menyediakan data ekonomi independen. 

Output pabrik dan pesanan produksi baru di Tiongkok mencapai angka yang paling lambat sejak pertengahan 2020, dan pekerjaan ritel berada pada kondisi terburuk dalam lebih dari dua tahun, menurut survei CBBI terbaru. Apalagi membuat memburuknya pertumbuhan pendapatan bagi produsen dan keterbatasan keuntungan bagi pengecer. 

Pada 1 Agustus, data resmi mengungkapkan angka yang lebih buruk di bidang manufaktur dan real estat. Data yang dirilis oleh biro statistik rezim Tiongkok menunjukkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) industri manufaktur Tiongkok untuk Juli adalah 49,0 dibandingkan dengan 50,2 pada bulan sebelumnya, turun 1,2 persen, lebih rendah dari level kritis 50.

Pada  Juli, dengan lebih banyak kasus COVID-19 muncul di beberapa bagian Tiongkok, rezim melanjutkan langkah-langkah ketat “nol-COVID”, menempatkan banyak kota dalam penguncian, termasuk pusat industri dan pusat ekonomi.

Aktivitas manufaktur, yang sempat pulih pada Juni setelah lockdown dicabut di beberapa bagian daratan Tiongkok, kini kembali merosot. 

Lembaga Penelitian Indeks Real Estat Tiongkok mempublikasikan bahwa pada  Juli, harga rata-rata bangunan tempat tinggal baru dari  month-over-month di 100 kota turun. Bukannya meningkat, harga rata-rata rumah semakin merosot. Penurunan harga  rumah baru lebih besar di kota-kota, terutama di delta  Yangtze River dan Pearl River, di mana harga rumah meningkat pada tahun-tahun sebelumnya.

Penjualan properti di 17 kota yang dilacak oleh Index Research Institute turun 33,4 persen month-over-month di Juli, dibandingkan dengan lonjakan 88,9 persen pada Juni karena lockdown dicabut.

Tingkat Pengangguran Tinggi

Menurut laporan oleh situs finansial utama Tiongkok Caixin, pekerjaan di sektor manufaktur domestik terus menyusut, dengan indeks ketenagakerjaan jatuh ke titik terendah dalam 27 bulan. Laporan tersebut menghubungkan PHK dengan langkah-langkah pemotongan biaya pabrik, penjualan yang melemah, dan “sikap berhati-hati terhadap perekrutan” di seluruh industri.

Hampir 11 juta mahasiswa di daratan Tiongkok lulus pada musim panas—sebuah rekor tertinggi. Menurut data resmi yang dirilis oleh rezim Tiongkok, tingkat pengangguran untuk pemuda perkotaan berusia 16 hingga 24 tahun naik menjadi 19,3 persen pada Juni—juga membukukan rekor tertinggi.

Karena ketidakpastian yang meluas tentang pekerjaan, kepercayaan konsumen tetap rapuh. Di antara mereka yang masih memiliki pekerjaan, banyak yang  enggan mengeluarkan uang.

Data resmi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di daratan Tiongkok melambat menjadi 0,4 persen year-over-year pada kuartal kedua. Dunia luar percaya bahwa ekonomi Tiongkok bahkan mungkin sudah berada dalam resesi, karena rezim dikenal kurang transparans dan sering melaporkan angka palsu.

Prospek Meredup

Pada pertemuan Politbiro Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 28 Juli, rezim menyatakan bahwa lingkungan internasional tahun ini “kompleks dan berat” dan tugas-tugas domestik “sulit dan berat.” Kepemimpinan PKT tetap bungkam pada target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen yang ditetapkan pada tahun ini. Analis mengatakan ini menunjukkan bahwa PKT percaya pada akhirnya akan gagal  mencapai tujuan ini.

Komentator  Tang Jingyuan mengatakan kepada The Epoch Times bahwa penurunan real estat Tiongkok, industri pilar dan sektor terbesar dari investasi serta pendapatan pemerintah daerah, telah meningkat.

“Pekerjaan manufaktur terus menyusut, dan pengangguran mencapai titik tertinggi baru, dan manufaktur sesuai dengan ekspor ekonomi Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan stimulus konsumsi daratan Tiongkok tidak berpengaruh,” kata Tang.

“Data ini mencerminkan bahwa tiga pilar ekonomi Tiongkok—investasi, ekspor, dan konsumsi—secara keseluruhan melambat atau bahkan mandek. Atas dasar ini, otoritas PKT masih berpegang pada kebijakan ‘nol-COVID’, yang hanya akan merugikan ekonomi Tiongkok.

“Lebih buruk lagi, krisis ekonomi Tiongkok bukanlah pertanyaan apakah dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang ditargetkan, tetapi apakah dapat menstabilkan ekonomi dalam lima atau bahkan 10 tahun ke depan.” (asr)

Pernyataan Bersama Anggota Parlemen dari 25 Negara Mengutuk Ancaman Militer Tiongkok ke Taiwan

Luo Tingting

Sejumlah anggota parlemen dari 25 negara di dunia yang tergabung dalam The Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC) atau Koalisi Antar-Parlemen untuk Kebijakan Tiongkok, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk meningkatnya ancaman militer Tiongkok ke Taiwan pada Selasa 9 Agustus. Mereka menyerukan agar semua negara bergandengan tangan dan mendesak Tiongkok agar segera menghentikan kegiatan militer.

Pernyataan The Inter-Parliamentary Alliance on China  menunjukkan bahwa tindakan militer Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini adalah paling provokatif dalam beberapa dekade terakhir. Dikarenakan jet tempur PKT berulang kali melintasi garis tengah Selat Taiwan serta meluncurkan rudal ke Taiwan untuk pertama kalinya. Bahkan, mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang. Tindakan tersebut tidak bertanggung jawab dan berbahaya.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada 2- 3 Agustus lalu. Selanjutnya, PKT meluncurkan latihan militer pembalasan terhadap Taiwan, yang  berlanjut sejak 4 Agustus. Provokasi militer tersebut mengarah pada eskalasi ketegangan lebih lanjut di Selat Taiwan.

IPAC menekankan, adalah perilaku normal dan pantas bagi anggota Kongres  mengunjungi negara lain untuk mempromosikan kerja sama antar Kongres. Pemerintahan PKT justru menanggapi dengan tindakan militer agresif yang sama sekali tidak dapat dibenarkan.

IPAC menyerukan kepada semua negara untuk menuntut agar pihak berwenang PKT segera menghentikan kegiatan militernya yang agresif. Kemudian membiarkan dibukanya rute perdagangan internasional melalui Selat Taiwan sesegera mungkin.

Inter-Parliamentary Alliance for China Policy” (IPAC) adalah organisasi internasional yang terdiri dari 220 anggota parlemen dari 25 negara berbeda termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Inggris, Prancis, dan Jerman, serta Parlemen Eropa dan 220 anggota parlemen dari berbagai negara.

Pada  9 Agustus, Menteri Luar Negeri Republik Tiongkok Joseph Wu mengadakan konferensi pers internasional tentang latihan militer PKT melawan Taiwan. Ia mengutuk penggunaan kunjungan Pelosi ke Taiwan oleh PKT sebagai alasan untuk melakukan latihan militer dan meluncurkan perang hibrida di sekitar Selat Taiwan sebagai upaya untuk mengubah status quo.

 Joseph Wu memperingatkan bahwa krisis tersebut menyoroti persaingan antara demokrasi dan otoritarianisme, dan  ambisi PKT di Pasifik Barat tidak akan berakhir di Taiwan. Ia menyerukan kepada semua negara yang demokratis dan cinta kebebasan untuk bersatu  mengekang perluasan otoritarianisme.

Latihan militer PKT melawan Taiwan juga menuai kecaman dari Amerika Serikat dan sekutunya. Negara-negara yang tergabung dalam G7, yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Prancis, Jerman, Italia dan Kanada, bersama dengan Uni Eropa, mengeluarkan pernyataan bersama. Para menteri luar negeri dari G7 ini menyatakan keprihatinan atas “tindakan paksaan” militer PKT terhadap Taiwan.

Pada  4 Agustus, PKT meluncurkan 11 rudal ke perairan sekitar Taiwan, lima di antaranya mendarat di perairan eksklusif Jepang.

Ketika Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada  6 Agustus, dia mengkritik latihan militer PKT karena berdampak serius pada perdamaian dan stabilitas komunitas internasional.

Pada 9 Agustus, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media AS bahwa kunjungan ke Taiwan “sangat berharga”. Dia mengkritik pihak berwenang PKT karena bertindak seperti “pengganggu yang ketakutan” karena menggelar latihan militer skala besar. (hui)

Interpretasi Pakar Terhadap Waktunya Beijing Mengumumkan “Buku Putih Isu Taiwan”

0

oleh Zhang Ting

Pada Rabu 10 Agustus, Beijing mengumumkan bahwa latihan militer di perairan seputar Taiwan telah menyelesaikan berbagai tugas, hal ini menunjukkan bahwa latihan militer kali ini mungkin dianggap selesai. Pada hari yang sama, Beijing merilis “Buku Putih tentang Isu Taiwan”, menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan melepaskan rencana reunifikasi Taiwan lewat kekuatan militer. Para ahli percaya bahwa diriliskannya buku putih itu bertepatan waktu dengan latihan militer yang tujuannya tak lain adalah untuk mengintimidasi rakyat Taiwan lewat kekuatan yang kemudian diikuti dengan intimidasi verbal.

Buku putih tidak memberikan jadwal kapan partai komunis Tiongkok akan melakukan penyatuan Taiwan, tetapi menyebutkan bahwa tidak bisa terus berjalan seperti ini dari generasi ke generasi. Buku putih itu juga mengklaim bahwa pemerintah Tiongkok sepenuhnya memiliki kedaulatan atas Taiwan.

Buku putih itu sekali lagi mengancam bahwa Beijing tidak akan berkomitmen untuk meninggalkan penggunaan kekuatan senjata dalam melakukan penyatuan, dan bahwa reunifikasi Taiwan lewat kekuatan senjata akan menjadi pilihan terakhir yang dibuat di bawah upaya terakhir.

Pakar menginterpretasikan mengapa buku putih diumumkan saat ini

Menanggapi serangkaian intimidasi verbal dari rezim Beijing, media Inggris “The Guardian” melaporkan pada 10 Agustus bahwa Dr. Lin Ying-yu dari Institut Urusan Internasional dan Strategi Universitas Tamkang (Universitas Tamkang) percaya bahwa dokumen ini kemungkinan besar memang sengaja dirilis bertepatan dengan waktu latihan militer “pengepungan” Taiwan.

“Setelah mengintimidasi dengan kekerasan, mereka (PKT) lalu melakukan intimidasi verbal.” Lin Ying-yu mengatakan. “Mereka ingin membuat rakyat Taiwan merespons dengan cara yang berbeda agar opini terpecah”.

Ketika buku putih itu diumumkan, militer Tiongkok langsung juga menyebutkan bahwa latihan militer di sekitar perairan Taiwan yang berlangsung beberapa hari telah menyelesaikan berbagai tugasnya. Dunia luar umumnya percaya bahwa ini berarti bahwa rangkaian latihan militer “pengepungan” Taiwan yang diadakan baru-baru ini telah berakhir. Militer Tiongkok mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan “patroli rutin” di seputar perairan Taiwan pada masa mendatang.

Pemerintah Taiwan mengecam tindakan Beijing yang menggunakan latihan militer beberapa hari terakhir ini untuk mensimulasikan serangan terhadap Taiwan.

Apa saja informasi yang diungkapkan buku putih ?

Buku putih tersebut juga menegaskan bahwa Taiwan tidak memiliki dasar, alasan, atau hak untuk berpartisipasi dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya yang hanya dapat diikuti oleh negara berdaulat.

Dalam buku putih, PKT kembali menggembar-gemborkan mengenai kerangka kerja Satu Negara Dua Sistem, yang tujuannya adalah ingin menjelaskan kepada dunia luar bahwa ia ingin memerintah Taiwan dengan metode tersebut. Buku putih itu juga menggunakan Hong Kong sebagai contoh untuk menjelaskan bahwa setelah gerakan protes anti-ekstradisi meletus di Hongkong pada 2019, PKT mengambil serangkaian tindakan untuk memperbaiki sistem kelembagaan Satu Negara Dua Sistem. PKT mengklaim bahwa praktik Satu Negara Dua Sistem telah mencapai “keberhasilan yang diakui secara universal”.

Faktanya, penindasan rezim Beijing terhadap demokrasi di Hongkong dan penggunaan “Undang-Undang Keamanan Nasional versi Hongkong” untuk menangkap tokoh-tokoh pro-demokrasi membuat rakyat Taiwan melihat prospek jika Taiwan dikuasai PKT, hal mana menjadi kekuatan pendorong utama di balik penolakan luar biasa rakyat Taiwan terhadap kebijakan Satu Negara Dua Sistem. Negara-negara Barat juga mengutuk Beijing hanya menggunakan Satu Negara Dua Sistem sebagai topeng, yang memaksa rakyat Hongkong kehilangan kesempatan untuk menikmati otonomi tingkat tinggi.

Kejadian yang dialami rakyat Hongkong juga membuat lebih banyak rakyat Taiwan mendesak  pemerintah Taiwan untuk bersikap keras terhadap Beijing, yang membantu Presiden Tsai Ing-wen menang telak dalam pemilihan presiden pada Januari 2020.

Ini adalah buku putih isu Taiwan ketiga yang dirilis PKT. Dua buku putih terdahulu masing-masing dirilis pada 1993 dan 2000. Dibandingkan dengan dua buku itu, isi buku putih ketiga ini PKT telah melenyapkan janji bahwa “Taiwan akan menjalankan otonomi tingkat tinggi setelah reunifikasi, dan pemerintah pusat tidak akan mengirim pasukan dan personel administrasi ke Taiwan”.

Analisis menjelaskan bahwa hal ini mencerminkan Xi Jinping berniat mengurangi hak otonomi yang diberikan kepada pemerintahan Taiwan setelah pulau tersebut dikuasai.

Dr. Mark Harrison, seorang dosen senior peneliti urusan Tiongkok di Universitas Tasmania, Australia mengatakan bahwa buku putih PKT ini sama saja dengan meminta rakyat Taiwan untuk menanggalkan demokrasi dan kedaulatan yang telah mereka perjuangkan selama beberapa dekade.

Harrison mengatakan bahwa kesimpulan buku putih itu menyebutkan, Beijing dapat menggunakan “semua tindakan yang diperlukan” untuk mencapai reunifikasi dan mengidentifikasi apa yang disebut “separatis atau kekuatan eksternal”.

“Ini adalah tanda-tanda yang cukup mengganggu, tampaknya mereka sedang bersiap untuk membenarkan tindakan militer yang diambil PKT terhadap Taiwan”, kata Harrison.

Koresponden Al Jazeera untuk Tiongkok, Patrick Fok mengatakan bahwa Taiwan mungkin tidak tertarik dengan pernyataan terbaru tentang reunifikasi yang digambarkan Beijing dalam buku putih.

Dalam buku putih itu, Beijing mengulangi seruannya kepada Taiwan agar bereunifikasi di bawah model Satu Negara Dua Sistem, kata Patrick Fok. Tetapi setelah insiden (latihan militer) dalam beberapa hari terakhir, minat rakyat Taiwan terhadap Satu Negara Dua Sistem semakin kecil. Selain itu, rakyat Taiwan juga telah melihat bagaimana PKT memberlakukan Hongkong yang awalnya dijanjikan Satu Negara Dua Sistem.

Dewan Urusan Daratan, sebuah  dewan di bawah Eksekutif Yuan Republik Tiongkok menyatakan bahwa buku putih itu “penuh dengan angan-angan tetapi kosong dengan kenyataan”.

Dewan Urusan Daratan di Taiwan ini juga menyatakan bahwa apa yang disebut “strategi keseluruhan untuk Taiwan” dan lagu-lagu lama lainnya yang dilukiskan dalam buku putih ini, hanyalah untuk kebutuhan penjelasan ke internal partai menjelang Kongres Nasional ke-20. Itu penuh dengan tipuan propaganda yang membuat rakyat Taiwan muak terhadapnya. Dan, opini publik arus utama telah lama dengan tegas menolak Satu Negara Dua Sistem. 23 juta rakyat Taiwan yang memiliki hak untuk menentukan masa depan Taiwan, dan mereka tidak akan pernah mau menerima finalitas lintas selat yang ditetapkan oleh rezim otoriter. (sin)