Home Blog Page 604

Risiko Lockdown Ketat Terus Meningkat, 11 Distrik di Beijing Menggelar Tes Asam Nukleat 3,0 Hingga Makanan Ludes Diborong Warga

0

Hingga malam-malam juga pihak berwenang Beijing mengumumkan instruksi kepada seluruh warga dan personil tanpa kecuali di 11 distrik dalam wilayah Beijing untuk menjalani tes asam nukleat. Sebelumnya, tes asam nukleat telah berlangsung di Distrik Chaoyang yang memicu spekulasi masyarakat tentang penutupan kota, karena itu sejumlah besar warga mulai berbondong-bondong memborong bahan-bahan kebutuhan dari supermarket dan toko-toko terdekat

NTDTV.com

Pada Senin 25 April malam waktu setempat, pejabat Beijing dalam konferensi pers tentang pencegahan dan pengendalian epidemi memberitakan bahwa pihaknya berencana memperluas wilayah untuk menjalani tes asam nukleat 3,0, bagi warga dan personil yang tinggal di 11 distrik di wilayah Beijing mulai 26 hingga 30 April. 

Adapun kesebelas distrik tersebut adalah Distrik Dongcheng, Xicheng, Haidian, Fengtai, Shijingshan, Fangshan, Tongzhou, Shunyi, Changping, Daxing, dan Area Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Beijing (Beijing Economic-Technological Development Area or Yizhuang Development Area).

Ibu kota Beijing memiliki total 16 distrik administratif.

Pihak berwenang Beijing mengumumkan pada hari Minggu bahwa Distrik Chaoyang akan memulai pengujian asam nukleat bagi seluruh warga dan personil yang berada di wilayah tersebut mulai Senin 25 April, dan meminta warga masyarakat untuk mengurangi kegiatan sosial.

Banyak penduduk Beijing yang telah mendengar atau melihat sendiri kenyataan yang dialami warga Shanghai sangat khawatir jika lockdown ketat Beijing juga diberlakukan di Beijing, sehingga berbondong-bondong pergi ke supermarket atau toko-toko terdekat untuk memborong barang-barang kebutuhan.

Menurut media Central News Agency, pada Minggu malam, supermarket di Kota Beijing, khususnya di seputaran Distrik Chaoyang, tampak masih banyak kerumunan pembeli meskipun hari sudah malam. Telur, sayuran dan buah-buahan segar, produk daging semuanya diborong warga sehingga banyak rak yang tampak kosong melompong. Bahkan di platform belanja online supermarket juga menunjukkan bahwa sebagian ‘barang sedang habis’ atau ‘barang belum dikirim’.

Beberapa pemasok produk makanan yang menerima pemberitahuan dari operator platform e-commerce mengungkapkan bahwa pedagang Beijing perlu meningkatkan jumlah stok pengaman mereka paling tidak untuk kebutuhan 1 bulan. Dan, berharap produsen dapat memberikan prioritas untuk memastikan pasokannya ke toko-toko penjual di Kota Beijing.

Beberapa hari yang lalu, pejabat Beijing tiba-tiba melaporkan tentang lusinan kasus infeksi terjadi di Kota Beijing, juga mengklaim bahwa jangan-jangan virus komunis Tiongkok (COVID-19) itu telah menyebar secara diam-diam selama seminggu. 

Pernyataan mengejutkan mengenai kegagalan dalam mengendalikan penyebaran epidemi dari pemerintah Tiongkok yang selama ini terkenal karena menyembunyikan fakta terkait epidemi, telah dicurigai oleh banyak pihak sebagai alasan untuk menaikkan status pengendalian terhadap kegiatan masyarakat.

Apakah Beijing juga akan menerapkan lockdown ketat terhadap kegiatan masyarakat ? Apakah fenomena Shanghai akan muncul kembali di Beijing ? Mari kita pantau bersama ! (sin)

Wanita Hamil Shanghai Alami Pendarahan Hebat Tewas Bersama Janinnya Akibat Penyelamatan yang Terlambat 12 Jam

0

NTDTV.com

Kebijakan politis “Nol kasus infeksi” yang menimbulkan sejumlah besar bencana kemanusiaan di Kota Shanghai masih belum juga mau dihentikan. Kabar yang beredar di media sosial baru-baru ini menyebutkan bahwa kembali terjadi 2 nyawa manusia terenggut secara sia-sia karena keterlambatan penyelamatannya di Kota Shanghai yang dijuluki sebagai kota medis daratan Tiongkok

Pada 24 April beredar secara online sebuah berita yang menyebutkan bahwa seorang wanita  hamil 8 bulan yang tinggal di Distrik Puxi, Shanghai mengalami pendarahan hebat dan pingsan pada sekitar pukul 10 pagi.

Sejak keluar dari komunitas yang sedang diblokir ketat sampai tiba di rumah sakit, lalu menunggu kedatangan dokter yang menolong, seluruhnya menghabiskan waktu 12 jam untuk melewat “ribuan” kendala yang dibuat pihak berwenang. Sehingga baik wanita tersebut maupun janin dalam kandungannya tidak berhasil diselamatkan.  

Selain itu, sebuah postingan dari anggota keluarga menyebutkan bahwa ayahnya tiba-tiba sakit di tengah malam, dan ibunya memanggil ambulans pada sekitar pukul 3 dini hari. Penerima telepon di rumah sakit yang menjawab telepon meminta agar ibu bersabar karena ada lebih dari 200 orang pasien yang sedang mengantri giliran penjemputan mobil ambulans. Pada saat ambulans tiba pada pukul 8 pagi, mulut ayah sudah berbusa. Padahal sebelum ayah meninggal, ia masih sempat 3 kali bertanya kepada ibu : Kapan 120 (nomor telepon darurat medis di daratan Tiongkok / minta dikirim mobil ambulans) akan tiba ?

Kebijakan politis “Nol kasus infeksi” yang diterapkan secara paksa di Kota Shanghai pada dasarnya telah membuat sistem medis di kota itu menjadi lumpuh total.

Pasien yang terpaksa harus keluar rumah untuk berobat juga akan menemui “ribuan” kendala dari berbagai upaya petugas dalam melaksanakan “pencegahan epidemi”. Sehingga banyak pasien menemui ajal karena terlambat dalam penyelamatannya. (sin)

Perangkat Mikrobiopsi Kulit Sedang dalam Pengembangan, Menciptakan Kemungkinan Baru dalam Diagnosis

Marina Zhang

Para peneliti dari University of Queensland (UQ) di Australia sedang mengembangkan perangkat mikrobiopsi kulit baru  mengambil sampel jaringan kulit  lebih kecil daripada perangkat yang digunakan saat ini, membawa kemungkinan perubahan pada diagnosis kanker kulit dan kondisi kulit lainnya di masa depan.

“Biopsi kulit konvensional biasanya berdiameter dua hingga empat milimeter, yang berarti diperlukan anestesi lokal dan satu atau dua jahitan diperlukan untuk menutup luka,” jelas Prof. Peter Soyer dari  University of Queensland.

Sebaliknya, perangkat mikrobiopsi yang sedang dikembangkan ini hanya mengambil sampel    dengan diameter kurang dari 0,5 mm.

Pengembang mengklaim perangkat yang diklaim hanya meninggalkan bekas tusukan kecil di kulit yang dapat sembuh dalam beberapa hari ini, relatif tidak menimbulkan rasa sakit bahkan tanpa menggunakan anestesi.

Biopsi kulit biasanya dilakukan oleh dokter kulit untuk mendiagnosis dugaan kanker kulit atau kondisi peradangan kulit lainnya.

Saat ini, prosedur biopsi primer adalah biopsi plong (punch biopsy), yang mengharuskan dokter kulit menggunakan pisau melingkar yang akan diputar untuk memotong inti silinder tiga sampai empat milimeter dari sampel jaringan.

Meskipun prosedur saat ini berisiko rendah dan sebagian besar tidak menimbulkan rasa sakit karena anestesi lokal, lesi sering membutuhkan jahitan untuk memungkinkan penyembuhan luka dan mengontrol perdarahan. Oleh karena itu, invasi prosedur membatasi jumlah sampel yang dapat diambil.

Namun, teknologi baru yang ditemukan oleh para peneliti yang terkait dengan Pusat Penelitian  Dermatologi Fakultas Kedokteran UQ ini akan memungkinkan dokter kulit untuk mengumpulkan sampel kulit dengan cepat tanpa menggunakan anestesi lokal atau jahitan.

Prof. Tarl Prow, salah satu penemu teknologi ini, memimpin penelitian pada 2013 yang menemukan bahwa prototipe mikrobiopsi memungkinkan pengambilan sampel tanpa anestesi dalam waktu singkat dan setelah diamati, penyembuhan bebas bekas luka dalam waktu kurang dari tujuh hari sedangkan biopsi kulit tradisional dapat memakan waktu berminggu-minggu. sampai berbulan-bulan.

Menurut Soyer, teknologi baru ini juga menawarkan kesempatan untuk mengambil sampel pada beberapa bagian kulit, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan dengan biopsi plong tradisional.

Para peneliti percaya teknologi akan memungkinkan dokter untuk lebih memantau perkembangan  kanker  kulit yang dicurigai dan kondisi lainnya dengan pengambilan sampel terus-menerus, tanpa perlu terapi yang lebih invasif.

Lebih lanjut, Soyer berpendapat bahwa ukuran sampel yang besar juga akan me- mungkinkan dokter untuk menganalisis profil molekuler dari potensi kanker kulit atau kondisi kulit yang meradang.

Menurut Soyer, teknologi ini dapat membuka pintu untuk profil penanda biologis dan dapat meningkatkan informasi diagnostik untuk dokter dan mungkin membuat perawatan obat yang dipersonalisasi.

Teknologi mikrobiopsi dikembangkan di bawah kemitraan UQ pada 2017 dengan Trajan Scientific and Medical yang berbasis di Melbourne. Produk ini juga telah dilisensikan ke Trajan dan akan menjalani pengembangan akhir produk. (osc)

Tragedi Shanghai Adalah Ciptaan Komunis

0

Tian Yun

Kekacauan pencegahan epidemi Shanghai mengejutkan komunitas internasional. Di bawah komando partai, kota megapolitan dengan populasi 25 juta dan ekonomi yang mempesona itu tiba-tiba kembali ke zaman ekologi primitif. 

Warga yang terperangkap di dalam rumah mereka sibuk merampok makanan, dan bahkan terpaksa melakukan barter yakni menukar barang dengan barang; orang-orang yang terperangkap di tempat penampungan sementara saling berebut selimut, bantal dan nasi kotak, masih harus menghadapi dilema ratusan orang yang berbagi satu toilet tanpa akses air. 

Warganet berteriak memilukan: “Saya ingin menjual rumah saya di Pudong dan meninggalkan tempat yang tidak berperikemanusiaan ini.”; “Saya berharap semua orang Shanghai esok hari dapat merebut sayuran dengan lancar, dan semua orang dapat makan daging.”

Dari Wuhan ke Xi’an lalu ke Shanghai, seiring dengan berulang kali penutupan kota yang brutal oleh PKT, kekacauan muncul berulang-ulang. Apa yang disebut kebijakan pencegahan epidemi bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan rasa kemanusiaan, serta puluhan juta orang telah menjadi korban, termasuk warga di daratan Tiongkok yang tidak diketahui jumlahnya kehilangan nyawa karena perawatan yang tertunda. 

Absurditas “mati bukan terinfeksi virus corona, melainkan mati gara-gara virus corona” menghancurkan kebohongan PKT tentang “rakyat dan jiwa di atas segalanya”.

Beberapa hari yang lalu, Lang Xianping, seorang ekonom terkenal yang tinggal di Shanghai, membenarkan bahwa ibunya meninggal karena sakit tanpa perawatan tepat waktu, lantaran terpaksa menunggu hasil tes asam nukleat hingga empat jam, dan ia juga tidak dapat melihat orang tuanya untuk terakhir kalinya karena kota di-lockdown. 

Lang Xianping menyatakan, “tragedi itu sebenarnya bisa dihindari” dan berharap tragedi ini tidak akan terjadi lagi.

Meskipun media di daratan Tiongkok masih terus menutupi kebenaran dengan pengalihan melalui konferensi pers, menangis bareng, paduan suara dan melebih-lebihkan epidemi di Amerika Serikat, tapi kali ini, partai benar-benar sangat dipermalukan. OIeh karena itu, kekacauan di Shanghai menyoroti empat masalah penting:

Pertama, PKT mengabaikan hidup dan mati orang-orang. “Pembukaan dinamis” dan “pengelolaan statis seluruh wilayah Shanghai” adalah tugas politik. Kebijakan bukan berdasarkan sudut pandang sains, mereka didasarkan pada kenyataan, dan mereka tidak memperhitungkan kebutuhan dan kesulitan rakyat. Yang disebut “pemikiran terpadu” adalah meminta pejabat untuk mengikuti partai dan mendengarkan kata-kata partai.

Pencegahan epidemi telah menjadi indikator untuk mengevaluasi kinerja politik. Politik berkuasa, partai mulia dan rakyat rendah hati. Ini juga merupakan manifestasi dari sifat arogan ateisme PKT  “bertarung dengan langit dan bumi”.

Melihat kembali sejarah pemerintahan PKT, rakyat selalu menjadi alat partai, kuli yang menyumbangkan pendapatan pajak dan PDB ke partai, perisai terhadap kritik dan serangan eksternal untuk partai, dan bidak catur untuk menyemangati partai di bawah penipuan dan penindasan.

Kedua, PKT tidak memiliki cara untuk mengatur negara, dan ekonomi terencana tidak efektif. Kota secara resmi ditutup, dan warga Shanghai bekerja sama dengan tindakan pencegahan epidemi. Akan tetapi, mereka harus menghadapi situasi putus asa kekurangan makanan, kurangnya perawatan medis dan isolasi secara kejam. Di bawah tekanan internal dan eksternal, pejabat pemerintah Shanghai terpaksa mengakui bahwa memang ada masalah dengan distribusi material. Sebenarnya, bagaimana dengan logistik yang buruk?

Orang-orang bertanya: 38.000 staf medis membantu Shanghai, dan pasokan sayuran dari seluruh Shanghai. Terlebih lagi, fondasi ekonomi dan kondisi medis Shanghai adalah kelas satu di daratan Tiongkok. Ditambah dengan pelajaran ekonomi dari pencegahan epidemi dua tahun sebelumnya, PKT justru membuat kekacauan. Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa perintah partai yang mengacaukan segalanya.

Seperti kita ketahui, PKT mengandalkan darah dan keringat rakyat untuk membangun birokrasi Big Government. Partai dan kader pemerintah mengadakan pertemuan sepanjang hari dan terlibat dalam berita palsu. Korupsi sudah menjadi semacam norma. Partai semacam itu dan anggota-anggotanya menduduki semua sumber daya nasional dan memegang kekuasaan hidup dan mati bagi rakyat. Kekacauan di Shanghai menunjukkan bahwa mekanisme PKT sebenarnya adalah hambatan terbesar yang menciptakan bencana dan menghalangi kehidupan normal masyarakat.

Kembali pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, ketika cuaca bagus, kelaparan hebat terjadi di daratan Tiongkok, dan puluhan juta orang mati kelaparan. Namun, otoritas PKT telah dengan murah hati menyumbangkan gandum dan beras, dan kemudian mengarang kebohongan yang keterlaluan tentang “tiga tahun bencana alam”, sambil menindas para cendekiawan yang mengungkapkan kebenaran. Hari ini, bukankah kehidupan warga Shanghai merampok sayuran adalah “kelaparan” buatan manusia yang diciptakan oleh PKT?

Ketiga, selama penutupan kota, sejumlah besar warga Shanghai aktif menyelamatkan diri setelah mereka tidak punya tempat untuk meminta bantuan dari pihak berwenang. Ketika tol ditutup, kurir diblokir, dan masyarakat tidak berdaya, orang-orang biasa berkumpul untuk mencari makanan dan menemukan makanan mereka sendiri, efisiensi dan semangat mereka bergerak. Misalnya, beberapa warga lingkungan dengan cepat membentuk kelompok jaringan untuk secara kolektif membeli atau bertukar barang untuk saling membantu. Selain itu, banyak netizen menggunakan platform pribadi untuk mengirim sinyal marabahaya bagi diri mereka sendiri dan orang lain, karena pihak berwenang memblokir berita, berhasil menyebarkan informasi dan menarik perhatian.

Semua fakta ini menunjukkan bahwa rakyat Tiongkok tidak membutuhkan kepemimpinan Partai, juga tidak membutuhkan sedekah dan perintah dari pejabat PKT. Mereka benar-benar memiliki kemampuan untuk hidup mandiri, dan dengan ketulusan dan kecerdasan, orang-orang Tiongkok sepenuhnya mampu. menciptakan lingkungan yang adil, sejahtera, dan dapat diakses oleh semua masyarakat yang tercerahkannya hak-hak alam.

Keempat, mereka yang menanggung konsekuensi dari “pembersihan” PKT secara menyeluruh, terlepas dari industri atau properti, hampir semuanya adalah orang Shanghai, termasuk “merah muda kecil” yang terbiasa menyanyikan pujian untuk pesta. Kali ini, mereka tanpa sadar meneriakkan rasa sakit: “Aku juga kehabisan makanan.” Atau, mereka cemas dan khawatir karena kerabat mereka akan diseret ke kabin tanpa penjelasan. Pada saat ini, apakah mereka pernah berpikir bahwa itu adalah partai yang selalu mereka dukung yang menyebabkan rasa sakit mereka, dan teriakan rekan senegaranya pernah dikritik oleh diri mereka sebelumnya, mengatakan bahwa itu adalah “menyerahkan pisau” kepada pasukan musuh?

Itu sebabnya, kekacauan pencegahan epidemi Shanghai sebenarnya adalah pengungkapan bencana buatan PKT paling gres. 

Jika kita tidak dapat mengenali hakikat serta tidak dapat mencampakkan PKT secara ideologis, maka sama saja dengan bertahan gigih di Rumah Sakit “Fang Cang” (harfiah: “rumah sakit kabin persegi”, yang digerakkan dan dikenal karena dipakai saat pandemi COVID-19 di Wuhan, Hubei, Tiongkok) yang hanya pencitraan saja tanpa persediaan obat dan tanpa air, justru malah menjauhi Bahtera Penyelamatan. (lin)

Sun Dawu “Sekeluarga Dihabisi”, Siapa Penjahat Sebenarnya?

0

Zhang Yu

Pada 20 Maret lalu, Pengadilan Rakyat Gaobeidian Provinsi Hebei mengeluarkan “surat pemberitahuan” kepada Dawu Group, yang menyatakan bahwa kasus Dawu telah memasuki prosedur penilaian dan pelelangan. Miliaran yuan aset milik Dawu Group dievaluasi sekitar 686 juta yuan (kurs 1 RMB/renminbi Tiongkok saat ini=2.227,34 rupiah), dikurangi 340 juta yuan uang tunai, maka evaluasi riil yang tersisa hanya 340 juta yuan. 

Ini berarti miliaran yuan aset yang telah susah payah diraih oleh Sun Dawu selama 38 tahun, akan dilelang dengan harga luar biasa rendah yakni hanya 340 juta yuan (757 miliar rupiah) saja.

Ini Jelas-Jelas Adalah Perampokan Terang-Terangan!

Sun Dawu tidak hanya gulung tikar, bahkan sejak 11 November tahun lalu Sun Dawu bersama istrinya, dua orang putra dan menantunya, berikut dua orang saudara laki-lakinya sebanyak 28 orang, telah ditangkap oleh polisi. Sun Dawu divonis 18 tahun penjara, 19 orang lainnya divonis antara 1 hingga 12 tahun. Benar-benar “satu keluarga dihabisi”!

Setelah Sun Dawu ditangkap, pemerintah langsung mengirim tim khusus untuk menduduki kantor Dawu Group, di antaranya bagian personalia dan bagian keuangan telah dikendalikan oleh pihak kepolisian. Semua itu terjadi dalam kondisi tidak ada surat penangkapan, dan sepenuhnya merupakan tindakan ilegal. Bisa dilihat, betapa jelas niat pemerintah merampas aset milik Dawu Group.

Masyarakat pun bertanya-tanya, apa sebenarnya yang telah dilakukan oleh Sun Dawu, sehingga menuai petaka kebangkrutan dan “sekeluarganya dihabisi”?

Kisahnya harus mulai dibahas pada 1985, Sun Dawu dan istrinya di tanah gersang yang terpencil dan jauh dari keramaian menyewa tanah alkali bekas tambang batu bata seluas sekitar 9,3 kali lapangan sepak bola (976 meter x 612 meter), tidak ada air, tidak ada listrik, tidak ada jalan. Dimulai dengan memelihara 1.000 ekor ayam dan 50 ekor babi, selama itu pernah mengalami diracun, dibakar, dirusak peralatannya, dianiaya, diancam bunuh, diculik, diputus jalur teleponnya, difitnah, direkayasa kecelakaan lalu lintas, diputus akses jalannya, serta dikejar-kejar polisi, dan lain-lain, belum lagi dipersulit dan didenda oleh berbagai instansi pemerintah.

Sun Dawu mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan, membawa perusahaannya menjadi salah satu dari 500 besar perusahaan swasta di Tiongkok, menjadi perusahaan terkemuka tingkat provinsi di bidang pertanian yang diindustrialisasi, dengan aset tetap 2 miliar yuan, kapasitas output tahunan 3 miliar yuan. Sun Dawu mengatakan, “Perusahaan saya dibangun dari tanah gersang, dan dikumpulkan dari telur ayam.”

Setelah perusahaan berdiri, Sun Dawu mulai membangun sekolah, dan merangkap menjadi kepala sekolah. Sekolahnya lebih mewah daripada kantor Dawu Group, biaya hidup murid yang tinggal di sekolah hanya 100 yuan per bulan. Yang dibangun Sun Dawu adalah sekolah rakyat, mulai dari TK, SD, sampai SMA, muridnya mencapai puluhan ribu orang, di sini semua anak petani bisa menikmati pendidikan sekolah.

Sun Dawu sangat mengutamakan pendidikan dalam hal moralitas dan budaya. Di gedung sekolah banyak digantungkan papan motto sekolah yang bertuliskan “mencari pengetahuan, mencari kebenaran, mencari fakta”. Motto sekolah itu adalah “memperlakukan orang lain dengan kebajikan, memperlakukan kehidupan dengan baik”. Sekolah dasar dari kelas satu sampai kelas enam, murid-murid setiap pagi diwajibkan membaca kitab, guru membimbing murid membacakan kitab “San Zi Jing (Tiga Karakter Klasik)” dan lain sebagainya. Para orang tua sangat setuju dengan pola pendidikan sekolah, dan merasa: “Anak-anak sejak usia belia, harus dididik menjadi orang baik, bahkan itu lebih penting daripada belajar ilmu pengetahuan.”

Sekolah Dawu sangat sukses, selalu meraih prestasi terdepan di antara sekolah setempat, bertahun-tahun mendapat berbagai penghargaan dari pemerintah setempat seperti “unit terdepan ujian negara”, “unit unggul ujian negara”, “sekolah terstandarisasi”, “unit pendidikan terstandarisasi”, pada berbagai perlombaan daerah sekolah itu juga selalu meraih juara terdepan.

Selain pendidikan, Sun Dawu juga membangun rumah sakit. Di Rumah Sakit Dawu Sanjia, perlakuan terhadap karyawan maupun warga desa sama, setiap bulan cukup membayar 1 yuan, sudah bisa menikmati layanan medis gotong royong, bahkan obat-obatan dipajang di lobi depan rumah sakit diperbolehkan diambil sendiri, sepenuhnya gratis. Dawu bahkan mengharuskan rumah sakit “begitu pasien masuk ke rumah sakit, sepenuhnya adalah tanggung jawab rumah sakit”, khususnya bagi pasien yang tidak memiliki tiga hal, yaitu tidak punya uang, tidak punya identitas/nama marga dan alamat, pasien yang tidak memiliki orang yang dapat membiayai mereka terlebih harus diobati sampai sembuh dengan gratis.

Sun Dawu mengatakan, saya membangun rumah sakit bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk kehilangan uang, kalau rumah sakit sampai bisa untung, itu adalah aib bagi saya. Memang demikian, Rumah Sakit Dawu adalah satu-satunya unit di Dawu Group yang merugi.

Sun Dawu Juga Mengatasi Masalah Tempat Tinggal Karyawan

Pendidikan, pengobatan, rumah tinggal selalu menjadi tiga hal besar yang membuat rakyat tidak puas terhadap pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT). Hal yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah, Sun Dawu dengan kemampuan perusahaannya sendiri, tanpa dukungan sedikit pun dari pemerintah, telah membuat warga petani dapat bersekolah, berobat, dan tinggal di rumah yang layak, menjalani kehidupan tanpa kekhawatiran. Bandingkan keduanya, siapa benar siapa salah, siapa tinggi siapa rendah, jelas terlihat.

Itulah sebabnya Sun Dawu sangat populer di desa setempat, reputasinya sangat baik, warga tani di sekitarnya sangat memuji dan memercayai Dawu. Bahkan jaksa penuntut pada saat di pengadilan mengatakan Sun Dawu adalah orang dengan kepribadian lurus, dan bermoral. Sun Dawu disebut sebagai “pengusaha berhati nurani” oleh masyarakat luas.

Selain itu, Sun Dawu juga menerapkan sistem konstitusi perusahaan swasta, membuat orang yang memiliki kemampuan diangkat untuk menjalankan perusahaan lewat sistem pemilihan yang demokratis. Karyawan yang telah bekerja lebih dari setahun baru layak untuk mencalonkan diri, kemudian dipilih oleh karyawan yang telah bekerja di atas 10 tahun. Karena persaingan yang sangat adil, staf yang terpilih adalah orang yang sangat kompeten. Sun Dawu mengatakan, “Sejak menerapkan sistem konstitusi perusahaan, setiap tahun laba perusahaan tumbuh 20% lebih. Kami tidak ada kredit, tidak ada utang, keuntungan sangat baik.”

Justru sistem pemilihan demokrasi di perusahaan Dawu itulah, yang dengan telak menohok saraf PKT.

PKT dengan entengnya membual bahwa dirinya mewakili 1,4 miliar jiwa rakyat Tiongkok, apa kompetensi mereka menjadi perwakilan rakyat? Rezim RRT tidak memiliki legalitas, karena bukan diwariskan turun temurun seperti masa kekaisaran feodal, juga bukan diangkat secara legal dari hasil pemilihan oleh rakyat, melainkan diperoleh menggunakan kekerasan ilegal dengan menggulingkan (pada 1949) pemerintahan Republik Tiongkok sebelumnya (yang didirikan oleh Sun Yat Sen pada 1912).

Sistem pemilihan perusahaan Dawu membuktikan, rakyat Tiongkok memiliki kesadaran berdemokrasi, mampu memilih atas inisiatif sendiri. Hal inilah merupakan momok bagi PKT, juga menjadi alasan bagi PKT untuk harus menjatuhkan Sun Dawu berikut perusahaannya.

Sun Dawu memiliki banyak kisah menarik, yang dapat pembaca cari di internet, pasti akan mendapatkan hasil yang tak terduga. Berikut ini mari kita lihat, apa saja hal yang mutlak tidak akan dilakukan oleh Sun Dawu. Di sini hanya dijabarkan dua contoh.

Pertama, dengan tegas tidak akan menjadi sekretaris komisi partai. Pejabat pemerintah daerah mengusulkan Sun Dawu agar membentuk Komisi Partai Desa Dawu, dan Sun Dawu sendiri menjadi sekretaris partainya, Sun Dawu mengatakan: “Saya tidak mau. Kalau saya membentuk komisi partai ini, sementara itu kalian harus ada 5 perangkat, perwakilan rakyat, konferensi permusyawaratan rakyat, pemerintah desa, komisi partai dan lain-lain, hendak membuat perusahaan saya memberikan gaji pada mereka semua, saya tidak melakukannya.”

Seperti diketahui, perangkat negara mulai dari perwakilan rakyat, konferensi permusyawaratan, pemerintah, dan komisi partai, dari pusat sampai daerah, sampai tingkat kabupaten, sampai berbagai lapisan bawah. Orang-orang ini saking nganggurnya sepanjang hari, tidak melakukan hal baik, malah bisanya hanya melakukan hal buruk, dan memeras hasil keringat rakyat. Itulah sebabnya Sun Dawu tidak mau melakukannya.

Perlu dijelaskan, yang sangat disayangkan adalah, setelah Sun Dawu ditangkap, begitu tim khusus pemerintah menduduki perusahaan Dawu Group, lantas mulai mengatur dengan merekrut anggota partai baru, dikabarkan puluhan orang telah berhasil dipengaruhi dan mau bergabung. Sepertinya, organisasi partai sudah sejak lama mengincar “daging empuk” perusahaan Dawu ini. Sungguh menyedihkan! Tanpa Dawu, perusahaan yang dibangunnya telah berubah total.

Kedua, menolak tegas penyuapan pejabat. Dalam proses perkembangan perusahaan Dawu, para pejabat korup tidak pernah berhenti melakukan aksi jahat seperti mempersulit, merusak, dan mendenda perusahaan Dawu. Selama bertahun-tahun, perusahaan Dawu terus menuntut instansi pemerintah daerah terkait, di antaranya pernah menggugat Departemen Pendapatan Dalam Negeri, yang sangat fenomenal.

Dawu adalah pembayar pajak terbesar setempat, setiap tahun selalu membayar pajak sesuai aturan, tapi setiap tahun selalu dipersulit dan difitnah oleh kantor pajak. Staf terkait menyarankan agar Dawu mengeluarkan uang 50.000 yuan menyuap pejabat maka masalah pun akan selesai. Dawu tetap bersikeras tidak mau, dan akibatnya, selama 5 tahun menggugat Departemen Pendapatan Dalam Negeri, biaya pengadilannya menghabiskan 1 juta yuan lebih.

Mengapa Sun Dawu berani menggugat departemen tersebut? Mengutip pernyataannya sendiri yang mengatakan: “Saya adalah orang bersih”!

Inilah Sun Dawu, dia rela mengeluarkan banyak uang untuk membangun sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga bagi rakyat kecil, tapi tidak mau membayar hanya 50.000 yuan untuk menyuap pejabat, bahkan tidak segan-segan membayar mahal untuk itu. Sebagai seorang pengusaha, Dawu bekerja tidak dengan mempertimbangkan besar kecilnya nilai uang semata, melainkan mempertimbangkan dengan baik buruk dan benar salah.

Lalu, dari mana Sun Dawu mempunyai keberanian bersikukuh seperti itu? Berkat agama/kepercayaan.

Seperti diketahui, ajaran Konfusius, Buddha, dan Tao adalah intisari dalam kebudayaan tradisional Tiongkok. Menurut buku “9 Komentar Tentang Partai Komunis”, Konfusianisme adalah bagian “duniawi” dari kebudayaan tradisional Tiongkok. Sedangkan Buddhisme dan Taoisme adalah bagian “keilahian” dari kebudayaan tradisional Tiongkok. Kepercayaan terhadap Konfusius, Buddha, dan Tao di Tiongkok telah membentuk seperangkat sistem moralitas yang stabil bagi masyarakat Tiongkok, yang disebut sebagai “Tian tidak berubah, Tao pun tidak berubah (Tian = Langit: alam semesta, alam.); (Tao = kebenaran, hukum dasar, maha benar)”, sistem ini adalah pondasi yang diandalkan oleh masyarakat agar tetap eksis, tentram, dan damai.

Sun Dawu pernah mengatakan, “Ibu saya menganut ajaran Buddha, ayah saya penganut Tao, saya sendiri pengikut Konfusius, kepercayaan tradisional Tiongkok, semuanya ada di dalam keluarga kami.” Karena sejak kecil dipengaruhi oleh kebudayaan tradisional Tiongkok, dan meneliti pemikiran Konfusius selama bertahun-tahun, Sun Dawu dapat mencapai prestasinya hari ini, sehingga begitu gigih mempertahankannya.

Justru kekuatan Sun Dawu untuk percaya pada budaya tradisional dan bertindak sesuai dengan budaya tradisional mengejutkan para pejabat pemerintah RRT. Ini juga salah satu alasan mengapa Sun Dawu dianiaya.

Alasan penting lainnya adalah Partai Komunis Tiongkok sejatinya membenci sistem privat dan membenci rakyat berkehidupan sejahtera. Beralih ke sejarah hitam PKT, pada masa awal PKT merebut kekuasaan, mereka mulai mengganyang tiran lokal, membagi tanah, “memusnahkan kelas tuan tanah” dan “memusnahkan borjuasi”. Setelah reformasi dan keterbukaan, warga Tiongkok yang rajin dan hemat dengan susah payah berhasil mengumpulkan sejumlah harta benda, kini lagi-lagi PKT memulai babak baru perampasan hak.

Masyarakat sering kali tidak mengerti mengapa PKT melakukan semuanya ini? Sebenarnya, ini ditentukan oleh sifat jahat Partai Komunis. “Manifesto Komunis” dengan jelas menyatakan: “Orang-orang komunis dapat merangkum teori mereka dalam satu kalimat yakni: Hapuskan sistem kepemilikan pribadi.” Pada umumnya “Manifesto Partai Komunis” dikenal di Barat sebagai “Manifesto Komunis”. Arti komunisme adalah untuk berbagi properti Anda, yaitu merampas kepemilikanmu untuk diubah menjadi milikku orang Komunis.

Bisa dibayangkan, di bawah kekuasaan PKT, bagaimana bisa seorang pengusaha swasta seperti Sun Dawu dibiarkan menjadi kaya dengan sendirinya, ditambah lagi dia juga mendorong para petani di sekitarnya untuk menjadi sejahtera bersama-sama. Juga dengan membangun sekolah, rumah sakit, gimnasium, dan teater agar petani bisa hidup bahagia?

Tidak sulit untuk menjelaskan mengapa keluarga Sun Dawu dan para eksekutif perusahaan ditangkap secara ilegal tanpa surat perintah penangkapan, dan orang-orang yang tidak bersalah ini dijebak, disiksa dan dijatuhi hukuman berat.

Sun Dawu bersikeras tidak bersalah di pengadilan dan berkata, “Saya duduk di bangku terdakwa hari ini, dan siapa yang akan duduk di bangku terdakwa di masa depan? Adalah kalian!” (sud)

Ketidakpastian Indonesia Mengejutkan Harapan Beijing

oleh Gregory Copley

Tidak ada apa pun dalam keseimbangan global  yang  tampaknya  pasti saat 2022 berkembang. Tidak pula di Indo-Pasifik, di mana  Tiongkok berada di antara harapan pertumbuhan strategis di luar negeri dan realitas kontraksi ekonomi di dalam negeri.

Indonesia, khususnya, dipengaruhi secara signifikan oleh Beijing yang berusaha untuk memperluas pengaruhnya, karena penguasaan RI atas sumber daya dan jalur laut yang vital

Dan, Indonesia, jika ingin mempertahankan pertumbuhan ekonominya di dunia yang menghadapi gangguan ekonomi, terus melihat Tiongkok sebagai harapan terbaiknya untuk investasi asing skala besar.

Presiden Jokowi menghadapi tantangan ekonomi besar-besaran, terutama dengan keputusannya pada  Januari 2022 untuk memindahkan ibu kota  dari Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur—800 mil jauhnya—ke kota yang

direncanakan bernama Nusantara. Langkah ini diproyeksikan menelan biaya 466 triliun rupiah tetapi pada akhirnya akan dapat menelan biaya hingga 10 kali lipat.

Para politisi dan pejabat keamanan nasional menyadari bahwa jika langkah tersebut mengharuskan pemerintah untuk mencari dukungan keuangan Tiongkok, maka harapan perlawanan yang berarti terhadap tuntutan strategis Beijing akan berkurang. Tetapi Tiongkok mungkin tidak mampu membayar komitmen pembiayaan proyek besar seperti itu, terlepas dari pengaruh yang akan diberikan Beijing.

SoftBank Jepang—yang telah menunjukkan minat untuk membiayai kota baru itu—mengundurkan diri dari proyek tersebut pada Maret 2022.

Mungkin juga terbukti terlalu mahal untuk Arab Saudi. Tetapi sesuatu harus dilakukan dengan cepat untuk meredakan tekanan di Jakarta. Sebagian besar tanah ibu kota itu saat ini sedang ambles, dan polusi serta kemacetan menjadi tidak dapat dikendalikan.

Uni Emirat Arab menawarkan $10 miliar untuk ibu kota baru, tetapi lebih dari 50 persen anggaran sekarang kemungkinan akan berasal dari pemerintah Indonesia. Hal ini secara signifikan akan membebani bidang anggaran lainnya, terutama pertahanan, yang sudah mendapat porsi anggaran lebih rendah daripada di negara-negara ASEAN atau Australia lainnya.

Ketika muncul isu mengupayakan amandemen konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan Jokowi melampaui 2024, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani  putri mantan Presiden Megawati Sukarnoputri (2001-2004), bahkan bulan lalu terpaksa membantah desas-desus bahwa dia telah ditawari kesempatan  untuk  menggantikan wakil presiden Jokowi saat ini, Ma’ruf Amin, jika masa jabatan tambahan dapat diusahakan untuk Sang Presiden.

The Asia Times mengatakan pada 29 Maret bahwa perpecahan dalam PDI-P tentang apakah akan mencari masa jabatan tambahan untuk Jokowi sebagian berasal dari gesekan antara  pendukung  Gubernur Jawa Tengah yang karismatik, Ganjar Pranowo, dan orang-orang dari Puan Maharani, yang sebagian besar disebabkan oleh keunggulan yang dimiliki Ganjar atas dirinya dalam jajak pendapat calon presiden berikutnya.

Megawati masih  menjalankan  otoritas yang cukup besar atas 128 kursi PDI-P, meskipun hubungannya dengan Jokowi sering renggang. Ada spekulasi bahwa Megawati, putri mendiang Presiden Sukarno, sangat ingin melihat keluarganya terus mengontrol kepresidenan. 

Perekonomian  Indonesia  mungkin telah pulih dari penurunan signifikan pada 2020—dengan PDB turun menjadi $1,058 triliun dari 2019 sebesar $1,119 triliun—dan diperkirakan akan mencapai lebih dari $1,15 triliun pada 2022.

Sebagai perbandingan, PDB negara tetangga Australia bernasib relatif baik pada 2020 sebesar $1,331 triliun, turun hanya sedikit dari 2019 sebesar $1,393 triliun. Tetapi Australia diperkirakan akan mencapai $1,37 triliun pada 2021, hanya sedikit peningkatan dibandingkan 2020, tetapi kemudian mencapai $1,45 triliun pada 2022.

Semua ini menimbulkan pertanyaan ke mana Indonesia akan pergi dengan pengeluaran pertahanannya, terutama dibandingkan dengan Australia, dan terutama mengingat pertanyaan apakah  Australia dan Indonesia dapat bekerja sama untuk membatasi Tiongkok secara militer. 

Atau apakah Indonesia akan condong ke Beijing. Ini mungkin kurang menjadi perhatian Canberra satu dekade lalu, tetapi di bawah Jokowi, pertahanan Indonesia telah dipercayakan kepada mantan Jenderal Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Menteri Prabowo mewarisi kekuatan militer yang, dalam kata-katanya sendiri pada Debat Capres 2019 lalu “sangat lemah”, dan bahkan pada anggaran 2021, ia hanya berhasil meningkatkan belanja pertahanan menjadi 0,78 persen dari PDB Indonesia.

Dalam tiga bulan menjabat, Prabowo telah mengunjungi tujuh negara: Prancis, Turki, Jepang, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Tiongkok. Dia membuat kesepakatan untuk mengakuisisi 42 pesawat tempur Dassault Rafale, dua kapal selam Scorpene, dua pesawat angkut Airbus A400M dari Prancis, dan delapan fregat Fincantieri dari Italia.

Prabowo, meskipun prihatin dengan kemampuan Indonesia untuk berpatroli di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang luas, telah mengindikasikan bahwa ia merasa serangan ke perairan Indonesia oleh rezim Tiongkok bukanlah ancaman besar karena hubungan ekonomi Indonesia-Tiongkok yang sehat. 

Memang, Tiongkok tetap menjadi investor terbesar kedua dan mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Jadi, apakah Beijing menjadi investor atau tidak di Nusantara, ia akan mempertahankan posisi pengaruh yang dominan.

Lebih penting lagi, Beijing sangat mendukung kontrol pemerintah Indonesia atas Papua Barat, yang kedaulatannya  diperebutkan oleh penduduk asli Papua. Dalam benak para pemimpin Indonesia, Australia dan Selandia Baru tidak akan menjadi pendukung kedaulatan Jakarta atas Papua Barat, wilayah ekspor sumber daya paling signifikan di Indonesia.

Perang saudara di Papua Barat terus meningkat. Kasus yang dibuat orang Papua tentang ilegalitas perampasan wilayah oleh Indonesia pada 1963, ketika pasukan kolonial Belanda mundur, juga mendapatkan dukungan dan perhatian internasional yang lebih besar.

Pada 27 Maret, separatis teroris Papua menyerang pangkalan satuan tugas Angkatan Laut Indonesia di Kenyam, daerah Nduga, di Provinsi Papua,  seorang Marinir gugur dan melukai sembilan lainnya. Namun kelompok separatis KKB melaporkan telah membunuh dua Marinir.

Beberapa hari kemudian, penyerang dari Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka, menembak dan membunuh seorang tentara Indonesia dan istrinya serta melukai dua anak mereka dalam serangan di Distrik Yalimo, Papua. Kematian orang Indonesia dan Papua dilaporkan hampir terjadi setiap hari.

Perang ini tidak akan hilang, tetapi cadangan emas dan energi provinsi ini sekarang menjadi landasan kekayaan Indonesia. Amerika Serikat memulai eksploitasinya di sana, tetapi Tiongkok membutuhkan sumber daya dan kekayaan yang  mereka ciptakan untuk Beijing dan Jakarta—tetapi tidak untuk orang Papua. (Eko)

Gregory Copley adalah presiden  International Strategic Studies  yang berbasis di Washington. Lahir di Australia, Copley adalah Anggota Ordo Australia, pengusaha, penulis, penasihat pemerintah, dan editor publikasi pertahanan. Buku terbarunya adalah The New Total War of the 21st Century and the Trigger of the Fear Pandemic.

25 April 1999 di Mata Seorang Warga Asal Beijing

0

Bagi sebagian besar praktisi Falun Gong di daratan Tiongkok, 25 April 1999 merupakan hari yang tidak akan pernah mereka lupakan. Karena pada hari itu, puluhan ribu praktisi Falun Gong secara spontan mendatangi Kantor Administrasi Pengaduan Masyarakat Dewan Negara yang berlokasi di sebelah Zhongnanhai. Mereka ke sana dengan maksud mengajukan pengaduan agar para praktisi tidak bersalah yang ditangkap oleh pihak berwenang di Tianjin bisa dilepaskan, dan meminta pemerintah menyediakan lingkungan kultivasi yang legal.

Menghadapi pemerintahan yang terkenal brutal, para praktisi Falun Gong yang datang tanpa organisasi, tidak membawa slogan apapun, juga tidak berkonflik fisik dengan para polisi yang mengamankan, kecuali hanya untuk mempertahankan keyakinan akan kebenaran.

Li Yuejin, seorang wanita praktisi Falun Gong yang sekarang hidup di AS, yang pernah bekerja di AECC Beijing Institute of Aeronautical Materials menceritakan pengalaman pribadinya kepada reporter media ‘New Tang Dynasty

NTDTV.com

Efek penyembuhan dan kebugaran fisik yang ajaib, dan hati yang penuh kedamaian dan kenyamanan setelah berlatih Falun Gong … Sejak tahun 1992 hingga 1999, hanya dalam waktu tujuh tahun, jumlah warga di daratan Tiongkok yang berkultivasi Falun Dafa telah mencapai 70 juta hingga 100 juta orang.

Saat itu, Li Yuejin, yang bekerja di AECC Beijing Institute of Aeronautical Materials juga salah satu dari mereka.

Li Yuejin mengatakan : “Pada saat itu, saya mendengar Guru mengatakan kita harus menjadi orang baik menurut karakteristik alam semesta yang ‘Sejati-Baik-Sabar’. Kalimat itu benar-benar masuk ke lubuk hati saya yang paling dalam. Suatu hari, saya tiba-tiba menemukan bahwa perut saya sekarang sudah sembuh dan tidak merasakan sakit lagi. Bahkan fisik pun lebih energik, apapun jadi lebih baik, seakan dunia semakin cerah, waktu itu saya sangat senang !”

BACA JUGA : “Bantu Hentikan Penganiayaan Irasional PKT terhadap Rekan-rekan Kami di Daratan Tiongkok”

Namun, pada 11 April 1999, He Zuoxiu, saudara ipar Luo Gan, seorang Sekretaris Komite Politik dan Hukum Partai Komunis Tiongkok menerbitkan sebuah artikel yang isinya menyerang Falun Gong di sebuah majalah Tianjin. Pada 23 April, polisi Tianjin tidak hanya memukuli praktisi Falun Gong dengan kejam, tetapi juga menangkap 45 orang. Kemudian mereka mendesak para praktisi Falun Gong untuk pergi ke Kantor Administrasi Pengaduan Masyarakat Dewan Negara di Beijing untuk menyampaikan pengaduan.

Li Yuejin

“Pada saat itu, saya pikir, mengapa mereka memperlakukan Dafa yang sangat baik dan praktisi yang tidak berbuat salah dengan cara yang kejam ? Pasti ada kesalahpahaman. Kepala Biro Keamanan Umum Tianjin mengatakan bahwa kami di sini tidak bisa berbuat banyak, dan bila kalian ingin menyelesaikannya, sebaiknya mendatangi Kantor Administrasi Pengaduan Masyarakat Dewan Negara yang keberadaannya hanya di seberang Zhongnanhai !” kata Li yuejin.

Pada 25 April 1999 sekitar pukul 6 pagi, Li Yuejin dan beberapa rekan praktisi pergi ke Kantor Administrasi tersebut yang berada di sebelah Zhongnanhai, Beijing.

“Pada waktu itu polisi bertanya kepada kami untuk apa kalian datang ke mari ? Kami katakan  kami ingin menyampaikan pengaduan bagi Falun Gong. Polisi kemudian mengatur agar kami berdiri di sepanjang jalan Beihai sampai belok ke Jalan Fuyou. Di lihat dari udara memang seolah-olah kami mengepung Zongnanhai, tetapi tidak ada dari kita yang memikirkan hal itu, karena polisi yang mengatur seperti itu ! Kemudian, Dalam berita yang dirilis oleh China Central TV kami dikatakan mengepung Zhongnanhai. Saya sungguh tidak dapat menerimanya. Karena polisi yang mengatur seperti itu. Rasanya ini seperti sebuah jebakan bagi kita”, kata Li Yuejin.

Di luar tembok merah Zhongnanhai, sebuah zona eksklusif politik yang membuat ngeri banyak orang Tiongkok, saat itu kebetulan sudah memasuki musim semi, sehingga bunga-bunga sedang mekar. Walaupun puluhan ribu warga yang ingin menyampaikan pengaduhan berada di sana, tetapi suasananya damai dan penuh kasih sayang.

Para praktisi Falun Gong ini mengajukan pengaduan secara damai sesuai dengan peraturan negara, mereka dengan tulus berharap pemerintah akan mendengarkan dengan seksama suara dari para praktisi yang menerima manfaat setelah berlatih Falun Gong, selain berharap kesalahpahaman dapat secepatnya diselesaikan.

Beberapa dari mereka yang datang untuk berpartisipasi dalam menyampaikan pengaduan ada yang duduk bermeditasi, sementara yang lain sedang membaca buku-buku Falun Gong. Mereka selain tidak mau memblokir jalan bagi pejalan kaki dan orang buta, bahkan  membersihkan puntung rokok yang ditinggalkan oleh polisi yang mengamankan. Agar tidak repot-repot pergi ke toilet atau mengurangi frekuensi pergi ke toilet, beberapa orang praktisi sampai memilih tidak meminum air.

Li Yuejin mengatakan : “Ada beberapa praktisi yang membawa kantong sampah dan memunguti sampah-sampah di daerah itu. Adegan itu benar-benar membuat saya terkagum, karena belum pernah saya lihat sebelumnya. Pemandangan pada waktu itu begitu indah dan spektakuler, karena itu saya berpendapat bahwa itu adalah momen yang bersejarah !”

Lima orang perwakilan dari praktisi Falun Gong kemudian diminta oleh Perdana Menteri Tiongkok saat itu Zhu Rongji bersama stafnya untuk memasuki Dewan Negara dan mengajukan tiga poin pengaduan. Yakni membebaskan praktisi Falun Gong yang ditangkap secara ilegal di Tianjin. Mengizinkan agar buku-buku Falun Gong dapat terbit secara legal, dan meminta pemerintah menyediakan lingkungan yang legal bagi praktisi Falun Gong.

“Sampai pukul 9 malam hari itu kami yang sudah seharian menunggu mendengar perwakilan yang keluar mengatakan kalian boleh membubarkan diri karena urusan sudah dapat diatasi. Dengan demikian, semua orang meninggalkan lokasi dengan berbaris secara damai kemudian membubarkan diri dengan perasaan puas”, kata Li Yuejin.

Insiden menyampaikan pengaduan oleh belasan ribu orang ini telah mengejutkan masyarakat internasional yang sangat menghargai sikap mengekang diri dari kedua belah pihak sehingga tidak terjadi bentrokan.

Namun, meskipun insiden 25 April 1999 itu berakhir dengan sukses, namun di luar dugaan tangan hitam Jiang Zemin, pemimpin Partai Komunis Tiongkok saat itu sedang menjangkau para praktisi Dafa yang tidak bersalah dan baik hati ini.

Pada 20 Juli 1999, Jiang Zemin memerintahkan penangkapan praktisi Falun Gong di seluruh negeri.

Li Yuejin juga berulang kali dianiaya, dipantau gerak geriknya dan diculik, tetapi dia tetap yakin  bahwa Falun Gong adalah hukum dan kebenaran.

“Hal yang saya pahami sebelum ikut berlatih Falun Gong adalah bahwa masih ada saja orang di masyarakat yang bangga dengan usaha mereka memanfaatkan koneksi atau bermain trik. Saya pikir, ini jelas bukan prinsip positif. Hanya prinsip Fa yang diajarkan Guru yang telah memecahkan semua keraguan yang sebelumnya tidak mampu saya pecahkan itulah kebenaran. Hanya dengan memahami masalah sesuai dengan prinsip Fa Guru, hal yang diragukan itu dapat kita pahami. Ditambah lagi dengan ikut berlatih, tubuh saya menjadi sehat. yang berarti bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menyelaraskan diri dengan alam semesta, dengan segala hal di dunia, dan hanya dengan mengikuti prinsip ini, orang dapat berkembang ke arah yang baik”.

Hari ini, Li Yuejin yang hidup dalam masyarakat bebas di luar negeri masih aktif bekerja untuk mengamankan lingkungan kultivasi yang sah bagi rekan-rekan praktisi di daratan Tiongkok. Dia berharap orang-orang di dunia dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, serta tidak membiarkan orang yang baik mengalami penganiayaan. (sin)

Jokowi Bicara Soal Pandemi COVID-19 Menuju Endemi, Transisi 6 Bulan ke Depan Hingga Rencana Lepas Masker di Luar Ruangan

0

ETIndonesia- Presiden Joko Widodo angkat bicara tentang transisi dari pandemi Covid-19 menuju endemi. Ia menekankan harus dilakukan secara hati-hati melalui berbagai tahapan.

Hal tersebut diungkapkan Presiden saat menanggapi pertanyaan jurnalis terkait diperbolehkannya mudik pada Lebaran tahun 2022 dan dampaknya pada transisi tersebut.

“Kita yang pertama memang mudik kita perbolehkan karena melihat angka-angka kasus harian sudah sangat rendah dan kasus aktifnya kan sudah di bawah 20 ribu memang rendah. Tetapi, apapun ada masa transisi yang masih kita harus hati-hati,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan persnya usai meninjau Sirkuit Formula E, Jakarta, Senin (25/4/2022) dikutip dari BPMI Setpres.

Kepala Negara menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin seperti negara-negara lain yang langsung melakukan kebijakan melepas masker. Menurutnya, pemerintah akan melihat situasi pada masa transisi selama enam bulan ke depan.

“Saya tidak ingin kayak negara-negara lain langsung buka masker, ndak. Ini masih masa transisi, kira-kira enam bulan kita lihat seperti apa, baru nanti silakan kalau di luar ruangan buka masker, kalau di dalam ruangan masih pakai masker,” jelasnya.

Presiden menambahkan bahwa ada sejumlah tahapan yang harus dilewati dan pemerintah tidak akan tergesa-gesa dalam memutuskan kebijakan. Menurutnya, pemerintah juga memiliki sejumlah pengalaman saat menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Delta maupun Omicron.

“Ada tahapan-tahapan yang kita tidak perlu tergesa-gesa. Apapun, kita punya pengalaman saat Delta seperti apa, saat Omicron seperti apa, sehingga kehati-hatian, kewaspadaan itu tetap harus,” tandasnya.

(BPMI Setpres)

Jumlah Jenazah Naik Berlipat Ganda, Kremasi Dilakukan Sampai Tengah Malam Setiap Harinya

0

oleh Luo Tingting

Insiden skorsing terhadap 3 orang staf Rumah Duka Shanghai masih terus memanas. Seorang anggota staf rumah duka mengungkapkan bahwa sejak 1 April, rumah duka mengkremasi jenazah hingga pukul 00.00 tengah malam setiap harinya, karena jumlah kematian COVID-19 meningkat sampai dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu. Informasi ini telah menimbulkan tanda tanya besar tentang seberapa besarnya jumlah korban tewas di Shanghai terutama sejak lockdown ketat demi merealisasikan “Nol kasus infeksi” digelar otoritas.

Pada 21 April, akun Weibo resmi Komisi Pengawasan Disiplin Kota Shanghai memberitakan bahwa pada 14 April, rumah duka di Distrik Jiading menolak memberikan layanan penanganan jenazah dengan alasan demi pencegahan dan pengendalian epidemi. Sekretaris cabang partai dan direktur rumah duka, yakni Lu Jianliang, telah mendapat peringatan, dan wakil direktur Tao Jie dan Jiang Yiqing namanya telah dimasukkan ke dalam daftar investigasi oleh Komisi Pengawasan Disiplin Kota Shanghai.

Pada 22 April, seorang anggota staf dari Dinas Kependudukan Shanghai memposting di Internet bahwa dia ingin mencoba untuk meluruskan masalah. Menurut pendapatnya, itu besar kemungkinan hanya karena kesalahpahaman mengenai beban tugas dari staf rumah duka di Distrik Jiading.

Menurut artikel tersebut, Mr. Gu seorang lansia yang merupakan tokoh budaya, istrinya  meninggal dunia seminggu sebelumnya. Setelah menghubungi rumah duka di distrik, karena miskomunikasi sehingga timbul beberapa perbedaan pendapat dalam soal proses kremasi.

Insiden itu jadi memanas akibat Mr. Gu menulis materi dan mengirimkannya ke grup di sosmed. Namun, pimpinan dari rumah duka meminta maaf kepada Mr. Gu melalui sambungan telepon. Dia juga menyatakan bahwa masalah ini sudah dianggap selesai sehingga tidak perlu diperpanjang lagi, sedangkan staf terkait di rumah duka juga telah dikenakan hukuman. Namun, setelah media mempublikasikan insiden tersebut, Komisi Inspeksi Disiplin jadi turun tangan, sehingga ketiga staf rumah duka itu mendapat hukuman.

Namun, inti dari artikel yang menimbulkan masalah adalah bahwa anggota staf rumah duka telah “membuka aib pihak yang berwenang” tentang : Sejak 1 April, semua staf rumah duka tidak bisa pulang selama 24 jam, karena jumlah orang yang meninggal meningkat sampai 2 kali lipat dari periode yang sama tahun lalu, sehingga kremasi jenazah terpaksa berlangsung sampai pukul 00.00 tengah malam setiap harinya. Tugas yang berat ini semata untuk mempertahankan dan supaya operasi kota tetap bisa berjalan normal.

Informasi ini telah menarik perhatian publik secara luas. Qin Peng, seorang komentator urusan terkini yang tinggal di Amerika Serikat, dalam pesannya di Twitter menyebutkan : Sebelum kasus COVID-19 merajalela, jumlah orang yang meninggal di Kota Shanghai setiap tahunnya sekitar 115.000 orang. Sekarang, 700 orang yang meninggal setiap hari, jadi ketambahan 10.000 kematian dalam sebulan.

Ada juga netizen Weibo yang mempertanyakan : Rumah duka di Shanghai bukan hanya ini lho ! Jadi informasi ini sangat penting. Pada tahun 2021, jumlah kematian per hari di Shanghai sekitar 380 kasus. Dengan asumsi ini dapat kita nilai bahwa sejak bulan April, jumlah tambahan kematian per hari mencapai setidaknya 300 kasus atau bahkan lebih. Jadi jumlah ini dalam sebulan bisa mencapai sepuluh ribu.

Netizen lain bertanya : “Sebagaimana yang diberitakan oleh pihak berwenang Shanghai bahwa jumlah orang yang meninggal dunia akibat gelombang baru epidemi COVID-19 di Shanghai tidak melebihi 50 kasus. Padahal jumlah kematian per hari di Shanghai pada tahun 2021 adalah sekitar 382 kasus. Sedangkan sejak 1 April, staf rumah duka harus bekerja siang dan malam karena jumlah kremasi jenazah naik dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu. Bolehkah saya bertanya : Dari mana jenazah yang jumlahnya sampai naik 2 kali lipat itu berasal ?

Netizen yang menggunakan nama ‘Patrick200402’ menulis : Sejak lama sudah ada yang mengingatkan bahwa lockdown ketat di Shanghai dan menghentikan layanan medis normal di rumah-rumah sakit, dapat berdampak negatif terhadap pasien non-COVID-19 yang membutuhkan konsultasi medis secara reguler. Itu dapat menimbulkan  bencana sekunder yang sulit diprediksi. Tampaknya keluhan staf rumah duka di Shanghai itu telah mengkonfirmasi adanya hal itu …

Sudah lebih dari sebulan sejak otoritas Shanghai menerapkan lockdown ketat, jumlah infeksi tetap tinggi. Sejauh ini total warga yang didiagnosis terinfeksi COVID-19 telah mencapai lebih dari 400.000 orang. Namun, laporan resmi yang tercatat hingga 21 April, jumlah kematiannya hanya sebanyak 36 kasus. Shanghai ​​yang berpenduduk sekitar 26 juta jiwa dengan jumlah kematian per bulannya yang 9/100.000 tentunya sulit dipercaya oleh para ahli.

Ben Cowling, seorang profesor di School of Public Health di University of Hongkong mengatakan kepada ‘Vice’, sebuah media baru di AS bahwa statistik resmi di Shanghai jelas tidak mencerminkan skala kematian sebenarnya di daratan Tiongkok. “Mana mungkin dapat mengurangi keparahan sampai tingkat seperti itu dengan tanpa melibatkan intervensi”.

Misalnya, dalam 28 hari terakhir terdapat 137.000 orang di Singapura yang terinfeksi COVID-19, di mana sekitar 547 di antaranya meninggal dunia.

BBC mengutip analisis Jin Dongyan, seorang ahli virologi dan profesor Departemen Biokimia Sekolah Kedokteran Li Ka Shing di Universitas Hongkong, memberitakan bahwa pihak berwenang Shanghai sekarang mengakui bahwa ada kematian, yang mungkin hanya demi pembenaran diri mereka sendiri, karena tidak masuk akal kalau tidak ada kematian. Tetapi angka-angka yang dirilis mereka sejauh ini mungkin hanya bagian kecil dari besarnya jumlah yang terus ditutup-tutupi. (sin)

Apa Tujuan Xi Jinping Adakan Survei Opini Publik Secara Online Buat Kongres Nasional ke-20 ?

0

NTD

Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 rencananya akan diadakan pada musim gugur 2022, dan Xi Jinping menginstruksikan agar diadakan survei opini publik secara online. Namun demikian, masyarakat luas cenderung menganggap Xi Jinping akan sulit untuk menerima opini publik yang sebenarnya, karena lingkungan politik saat ini. Para netizen daratan Tiongkok pasti tidak ada yang berani mengkritik pihak berwenang

Untuk mengimplementasikan instruksi Xi Jinping, Media corong Partai Komunis Tiongkok ‘Xinhua’ baru-baru ini melaporkan bahwa selama 1 bulan mulai 15 April hingga 16 Mei, pihak berwenang akan mengkoleksi opini publik secara online tentang hal-hal yang terkait dengan Kongres Nasional ke-20.

Media tersebut mengklaim bahwa ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Partai Komunis Tiongkok, untuk mencari saran dan pendapat dari seluruh masyarakat Tiongkok tentang kerja kongres partai melalui platform online.

Dalam hal ini, sebagian besar netizen tidak terlalu berharap. Beberapa netizen berkomentar seperti, ini jangan-jangan merupakan upaya rezim untuk memancing ular keluar dari sarangnya. Bagaimana tidak curiga, karena netizen yang ingin menyampaikan saran dan pendapat wajib mengisi informasi pribadi mereka secara rinci, yang berarti identitas pengirim bisa dilacak. Jadi bagi netizen yang benar-benar berani memberikan saran dan pendapat atau pun mengkritik pihak berwenang akan kesulitan untuk menjaga diri mereka tetap aman.

Ada juga warga sipil yang menduga bahwa ini adalah bentuk formalisme lain yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok untuk menciptakan suasana opini publik menjelang Kongres Nasional ke-20, karena Xi Jinping yang berada dalam “kepungan” bawahannya sulit bisa mendengar suara kritikan.

Radio Free Asia mengutip ucapan Chen Kuide, ketua eksekutif dari Princeton China Society Amerika Serikat memberitakan bahwa andaikata para netizen Tiongkok memberikan sejumlah besar saran dan pendapat, tidak mungkin itu disampaikan langsung kepada Xi Jinping tanpa disortir terlebih dahulu. Jadi pada akhirnya Xi Jinping tidak juga bisa mendengar keberatan atas isu-isu besar.

“Paling-paling pihak berwenang hanya dapat mentolerir pendapat tentang beberapa masalah marginal, pekerjaan sehari-hari, yang tidak membahayakan, tetapi pada masalah-masalah yang menyangkut garis hidup politik Xi Jinping, seperti kebijakan pencegahan epidemi, hubungan Tiongkok-Rusia, hubungan Tiongkok-AS, masalah Taiwan, tidak mungkin dapat mentolerir pendapat yang sepenuhnya bertentangan dengan kebijakan rezim komunis Tiongkok dan sikap Xi Jinping”, kata Chen Kuide

Sesungguhnya sudah ada sejumlah opini dari dalam dan luar negeri yang menyarankan Xi Jinping pada 2012 tahun awal ia berkuasa untuk mengikuti jejak Chiang Ching-kuo (putra Chiang Kai-sek), memimpin Tiongkok menuju pemerintahan yang konstitusional dan demokrasi.

Pada tahun 2013, Xi Jinping pernah mengutip paro dari kalimat yang menjadi motto Chiang Ching-kuo dalam sebuah pidato publiknya yang artinya : Ketika menghitung kepentingan, seseorang harus menghitung kepentingan bagi orang banyak, ketika mencari ketenaran, seseorang harus mencari ketenaran yang tidak lekang dimakan waktu. Tak lama kemudian, ‘Biografi Chiang Ching-kuo’ diterbitkan ulang di daratan Tiongkok. Pada saat itu, dunia luar beranggapan bahwa ini adalah sinyal bahwa Xi Jinping bersedia meniru kepemimpinan Chiang Ching-kuo.

Namun demikian, banyak komentar di Internet berpendapat bahwa setelah Kongres Nasional ke-19, Xi Jinping justru menambah kecepatan berbelok ke “kiri” demi menyelamatkan Partai Komunis Tiongkok, bahkan ingin tragedi Revolusi Kebudayaan ala Mao Zedong itu terulang kembali. Dalam hal ini, Wang Huning, anggota Komite Tetap faksi Jiang dari Partai Komunis Tiongkok memainkan peran penting di dalamnya.

Pada 16 Desember 2021, Hugh Hewitt, seorang tokoh media Amerika Serikat yang cukup terkenal menerbitkan sebuah artikel di ‘Washington Post’ yang menyebutkan bahwa Wang Huning, salah satu dari tujuh anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok, memiliki pengaruh luar biasa terhadap Xi Jinping secara ideologis. Ia berpendapat bahwa Wang Huning adalah orang paling berbahaya di dunia.

Penulis percaya bahwa setelah Wang Huning menjadi anggota Komite Tetap Politbiro yang bertanggung jawab atas ideologi pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-19, ia mulai membuat Xi Jinping terpesona dengan Marxisme. Jika Marx diizinkan mengambil tubuh Wang Huning untuk menghidupkan kembali jiwanya, niscaya seluruh dunia tidak lagi bergulir menuju jalan perbudakan, tetapi jalan menuju pemusnahan. (sin)

Mantan Presiden Honduras Diadili karena Kejahatan Perdagangan Narkoba dan Senjata

Lin Yi

Mantan presiden negara Amerika Tengah Honduras, Juan Orlando Hernandez diekstradisi ke Amerika Serikat pada 21 April. Dia menghadapi tuduhan perdagangan narkoba dan kejahatan senjata. Dia akan ditahan dan disidang di pengadilan federal untuk Distrik Selatan New York.

Jaksa Agung AS Merrick Garland berkata: “Hari ini, mantan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuntutan federal.”

Pada 21 April, mantan Presiden Honduras Hernandez dibawa ke pesawat oleh Administrasi Penegakan Narkoba AS (DEA) dengan diborgol. Ia dibawa ke Amerika Serikat untuk diadili.

Jaksa Agung AS, Garland mengatakan Hernandez menyalahgunakan posisinya memberikan dukungan bagi pengedar narkoba, mengubah negara itu menjadi negara narkoba, dan menggunakan suap untuk kemajuan politik.

“Pengedar narkoba Honduras bertanggung jawab untuk mengimpor lebih dari 50 ton kokain ke Amerika Serikat dan untuk lusinan pembunuhan,” ujarnya.

Pejabat Honduras mengatakan Hernandez menghadapi tiga tuduhan: konspirasi untuk mengekspor dan mendistribusikan narkoba ke Amerika Serikat, penggunaan dan konspirasi untuk menggunakan senjata api  mendukung perdagangan narkoba.

Hernandez membantah tuduhan tersebut dan merilis video pada Kamis 21 April, yang mengatakan dia tidak melakukan kesalahan.

Hernandez mulai menjabat pada 2014 dan berhenti menjabat 27 Januari lalu. Pada 14 Februari, otoritas AS mengeluarkan surat perintah ekstradisi terhadap Hernandez. Keesokan harinya, dia ditangkap di rumahnya.

Adik laki-laki Hernandez, mantan anggota kongres Juan Antonio Toni Hernandez, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh hakim AS tahun lalu, karena perdagangan narkoba dan penggunaan senjata. Hakim telah berulang kali mendaftarkan Hernandez sebagai sekutunya. (hui)

10 Orang Tewas dan 16 Hilang Akibat Kapal Wisata Jepang Lenyap di Lautan

Pada 23 April di Hokkaido, Jepang, sebuah kapal wisata yang membawa 26 orang hilang kontak setelah tenggelam di Semenanjung Shiretoko. Penjaga Pantai Jepang dan Pasukan Bela Diri Udara meluncurkan misi pencarian dan penyelamatan semalam setelah menerima laporan tersebut. Kabar terbaru dari Markas Keamanan Laut Distrik 1 pada 24 April, sejauh ini 10 orang telah berhasil ditemukan, tetapi semuanya dipastikan tewas, dan 16 orang lainnya keadaannya belum diketahui

NTDTV.com

Kantor berita NHK melaporkan bahwa pada kemajuan pencarian dan penyelamatan terbaru yang diumumkan sebelumnya, 10 orang dari kapal wisata yang hilang ditemukan. Sebanyak 8 dari 10 orang tidak sadarkan diri, dan kondisi 2 orang lainnya tidak diketahui. Markas Besar Keamanan Laut Distrik 1 Jepang kemudian menyatakan bahwa semua 10 orang yang diselamatkan dipastikan tewas; 7 pria dan 3 wanita termasuk di antara 10 orang itu, dan tampaknya tidak ada anak-anak.

Hingga pukul 11.00 pagi pada 24 April, ditemukan 9 orang, 7 orang di antaranya tidak sadarkan diri saat dibawa ke rumah sakit, dan 2 orang lainnya untuk sementara belum diketahui statusnya.

Keterangan Foto : Pada 24 April 2022, di halaman sekolah di Prefektur Okhotsk, Hokkaido, tim penyelamat mengangkat bahan untuk menutupi tandu. (STR/JIJI PRESS/AFP via Getty Images)

NHK melaporkan bahwa kapal wisata yang hilang “KAZU 1” adalah perahu wisata kecil yang dioperasikan oleh perusahaan “Shiretoko Cruise” dan dapat membawa 65 orang. Berangkat dari Pelabuhan Utoro, Kota Shari, Hokkaido sekitar pukul 10 pagi pada 23 April. Itinerary meliputi mengunjungi air terjun di tebing Semenanjung Shiretoko yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia, serta menyaksikan hewan liar seperti beruang dan elang. itinerary awalnya dijadwalkan untuk kembali ke pelabuhan pada pukul 1 siang di hari yang sama.

Awak “KAZU 1” kehilangan kontak sekitar pukul 13:15 pada hari itu setelah melaporkan bahwa “haluan kebanjiran dan akan tenggelam” dan “lambung telah miring sekitar 30 derajat”. Ada 26 orang di kapal wisata, termasuk seorang kapten, seorang awak kapal dan 24 penumpang, termasuk dua anak-anak. Sebanyak 26 orang mengenakan jaket pelampung, tetapi suhu air laut mungkin hanya sekitar 2 hingga 3 derajat Celcius.

Pada pukul 17.55 23 April, kapal patroli Mabes Keamanan Maritim tiba di lokasi kejadian untuk memulai misi pencarian dan penyelamatan. Pada 18:30 pada tanggal 23 April, 6 kapal patroli dan 4 helikopter telah dimasukkan ke dalam pencarian dan penyelamatan. Sekitar pukul 19:40 pada 23 April, Resimen Penerbangan Kedua Angkatan Udara Bela Diri juga menempatkan pesawat pencari penyelamat U125 dari Tim Penyelamat Chitose.

Pukul 05:50 pada 24 April, polisi menerima pemberitahuan bahwa helikopter polisi menemukan tiga orang di ujung depan Tanjung Shiretoko dari udara. Pada pukul 05:45, sebuah pesawat Coast Guard melihat seseorang di daerah berbatu Tanjung Shiretoko. Setelah diselamatkan, 4 orang tersebut tampak tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.

Operasi pencarian dan penyelamatan tersebut berakhir pada pukul 11.00 24 April, sebanyak 9 orang ditemukan, dan 17 orang masih dalam pencarian dan penyelamatan.

NHK melaporkan pada sore hari bahwa dalam kemajuan pencarian dan penyelamatan terbaru, sejauh ini 10 orang dari kapal wisata yang hilang telah ditemukan; 8 dari 10 orang tidak sadarkan diri, dan kondisi 2 orang lainnya tidak diketahui.

Setelah diverifikasi oleh Coast Guard, dipastikan bahwa semua 26 penumpang di dalamnya berkebangsaan Jepang dan tidak ada orang asing.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang semula dijadwalkan untuk memeriksa Kota Kumamoto pada 24 April, mengetahui hilangnya perahu wisata Hokkaido dan untuk sementara mengubah jadwal perjalanannya, dan memutuskan untuk menggunakan helikopter Pasukan Bela Diri untuk kembali ke Kediaman Perdana Menteri di Tokyo untuk mendengarkan laporan pencarian dan penyelamatan.

Keterangan Foto : Pada 24 April 2022, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengadakan konferensi pers tentang tenggelamnya kapal wisata di luar kantornya di Tokyo. (STR/JIJI PRESS/AFP via Getty Images)

Central News Agency mengutip NHK yang melaporkan bahwa Markas Besar Keamanan Laut Distrik 1 mengumumkan identitas awak kapal hari ini, termasuk kapten Toyoda Tokuyuki yang berusia 54 tahun dan awak kapal yang berusia 27 tahun. Nama-nama 24 penumpang belum dirilis.

Penjaga Pantai menyatakan bahwa 5 dari 9 orang yang ditemukan sebelumnya mengenakan jaket pelampung; karena perusahaan pelayaran menyatakan bahwa semua 26 orang di kapal mengenakan jaket pelampung, 4 dari 9 orang lainnya mungkin jaket pelampungnya terjatuh.

Komite Keselamatan Transportasi pemerintah Jepang, telah mengirim tiga penyelidik kecelakaan kapal ke daerah setempat pada hari ini untuk menyelidiki penyebab kecelakaan secara rinci.

Menurut Markas Besar Keamanan Laut Distrik Pertama, kapal wisata “KAZU 1” kandas sesaat setelah meninggalkan Pelabuhan Utoro pada 11 Juni tahun lalu. Saat itu ada 21 penumpang dan dua awak kapal, termasuk 23 orang (dua diantaranya  adalah Anak-anak), untungnya, tidak ada yang terluka, dan perahu wisata terlepas dari pantai dangkal dan kembali ke daratan. Kapten berusia 42 tahun itu dikirim ke kejaksaan atas surat dugaan kelalaian bisnis. (hui)

Sebuah kapal berlayar melalui es yang melayang di Laut Okhotsk dengan pegunungan Semenanjung Shiretoko di latar belakang, pada 10 Februari 2007. Semenanjung Shiretoko dimasukkan dalam Daftar Warisan Alam Dunia oleh Komite Warisan Dunia pada Juli 2005. (TOSHIFUMI KITAMURA/AFP via Getty Images)

Uni Eropa Mencapai Kesepakatan untuk Membuat Aturan Baru Mengatur Google dan Facebook

Sebanyak 27 anggota parlemen Uni Eropa pada Sabtu (23/4/2022) mencapai kesepakatan yang mengharuskan Big Tech seperti Google dan Facebook  mengambil lebih banyak langkah untuk mengatur Internet of Things di platform mereka. Termasuk konten ilegal dan membayar regulator

Li Qingyi dan Rong Yu

Setelah 16 jam negosiasi, sebanyak 27 negara Uni Eropa dan anggota parlemen Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan untuk memperkenalkan langkah regulasi terhadap Big Tech seperti Google dan Facebook  yakni “Undang-Undang Layanan Digital”.

Di bawah Undang-Undang Layanan Digital, perusahaan yang melanggar aturan menghadapi denda hingga 6% dari omset global mereka, sementara perusahaan yang berulang kali melanggar aturan dapat dilarang melanjutkan bisnis di Eropa.

Aturan baru ini juga melarang iklan anak-anak yang ditargetkan atau data sensitif seperti agama, jenis kelamin, ras, dan opini politik. Pada saat yang sama, desain dan taktik curang yang menyesatkan orang agar memberikan data pribadi kepada perusahaan online juga dilarang.

Perusahaan teknologi juga dikenakan biaya peraturan tahunan hingga 0,1% dari pendapatan bersih global tahunan mereka, yang dapat menghasilkan antara 20 dan 30 juta euro per tahun ke UE.

Serangkaian aturan lain, Undang-Undang Pasar Digital, yang diusulkan oleh wakil presiden eksekutif Komisi Eropa dan komisaris persaingan dan antimonopoli, Margrethe Vestager, juga mendapat dukungan dari negara-negara anggota Uni Eropa dan anggota parlemen Uni Eropa pada bulan lalu. Aturan tersebut dapat memaksa perusahaan Big Tech seperti Google, Amazon, Facebook, dan Microsoft untuk mengubah operasi bisnis inti mereka di Eropa. (sin)