Home Blog Page 652

Angin Kencang yang Menyertai Hujan Lebat Rusakkan Puluhan Rumah Warga di Bantaeng

0

ETIndonesia- Sebanyak 39 rumah warga di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan,  mengalami kerusakan dengan tingkat ringan hingga berat.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis bahwa peristiwa ini terjadi setelah hujan lebat yang disertai angin kencang berlangsung pada Selasa siang (1/2), pukul 14.00 waktu setempat. 

Dari total rumah rusak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantaeng merinci rumah rusak ringan berjumlah 9 unit dan rusak berat 30 unit. Kejadian ini berdampak pada 39 KK di Desa Pajukukang, Kecamatan Pajukukang.

BPBD melaporkan tidak ada korban luka atau pun mengungsi akibat peristiwa tersebut. Angin kencang juga menyebabkan tempat usaha rusak berat 6 unit dan fasilitas ibadah rusak ringan 1 unit. 

BPBD bersama unsur-unsur daerah, TNI, Polri, dinas terkait, Tagana, PMI, aparat kecamatan dan relawan membantu warga yang rumahnya rusak. BPBD memastikan keluarga yang terdampak aman dari kerusakan rumah. Di samping itu, BPBD memberikan bantuan logistik kepada mereka.  

Berdasarkan prakiraan cuaca, Kamis (3/2), Kecamatan Pajukukang terpantau berawan sepanjang hari. Namun demikian, pemerintah daerah dan masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan siap siaga, khususnya selama puncak musim hujan di bulan Februari ini. Angin kencang masih dapat berpotensi terjadi bersamaan dengan turunnya hujan lebat.  (asr)

George Soros : 4 Faktor Mengancam Terpilihnya Kembali Xi Jinping

 oleh Zhang Ting

Miliarder George Soros berpendapat bahwa krisis real estate, epidemi, musuh dalam partai, dan penurunan angka kelahiran merupakan faktor-faktor tidak kondusif yang melemahkan Xin Jinping untuk kembali terpilih sebagai Sekjen Partai Komunis Tiongkok (PKT). 

Bloomberg dalam laporannya menyebutkan bahwa George Soros, 91 tahun, mengatakan dalam sebuah acara kegiatan yang diselenggarakan oleh Hoover Institution di Universitas Stanford pada Senin 31 Januari, bahwa mengingat reaksi dalam Partai Komunis Tiongkok, sehingga upaya Xi Jinping untuk mensederajatkan levelnya setinggi Mao Zedong dan Deng Xiaoping tidak dapat terwujud.

Pernyataan Soros datang hanya beberapa hari sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing. Soros mengatakan bahwa krisis real estate, musuh dalam partai, vaksin yang tidak efektif, dan tingkat kelahiran yang menurun, semuanya ini merupakan faktor yang merugikannya.

Secara luas diyakini bahwa Xi Jinping akan terpilih kembali sebagai Sekjen PKT lewat Kongres ke-20 pada musim gugur tahun ini.

Menurut media ‘Bloomberg’, persiapan untuk kongres ini adalah salah satu periode paling sensitif dalam kalender politik partai. Di bawah sistem satu partai yang sangat tidak transparan, banyak kegiatan dilakukan secara tertutup. Dilihat dari permukaan, Xi tampaknya memiliki kekuatan yang terkonsolidasi dan mampu mendesak keluar dari arena para penantang potensial, membuat sebagian besar pengamat Tiongkok menyimpulkan bahwa Xi Jinping akan dengan mudah kembali terpilih sebagai Sekjen. PKT.

Namun, Soros percaya bahwa manajemen Xi Jinping dalam pertumbuhan ekonomi dan pengendalian epidemi di dalam negeri yang sedang berlangsung ini merupakan pertarungan yang dapat membuat Xi turun dari tahta.

Soros mengatakan : “Perpecahan internal partai begitu tajam sehingga tercermin dalam berbagai publikasi partisan”… “Xi Jinping sedang diserang oleh mereka yang terinspirasi oleh pikiran Deng Xiaoping yang menghendaki peran yang lebih besar untuk bisnis swasta.”

Soros mengatakan bahwa pasar real estat yang dianggap sebagai mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Tiongkok saat ini sedang bermasalah. Ini jelas menjadi ganjalan buat Xi Jinping yang ingin terpilih kembali.

Dia mengatakan bahwa model yang terjadi saat ini adalah yang tidak berkelanjutan.

China Evergrande Group, yang memiliki utang sebesar lebih dari USD. 3.000 miliar berada di ambang kehancuran, pertama kali diberi label default pada bulan Desember tahun lalu setelah gagal bayar terhadap beberapa obligasi mereka. Pada saat yang sama, banyak pengembang properti di daratan Tiongkok juga mengalami kesulitan menjual dan membayar utang. Soros memperkirakan bahwa warga yang menginvestasikan sebagian besar tabungan mereka di real estat akan berada di baris yang menentang Xi Jinping.

Pejabat Tiongkok berupaya untuk meredakan dampak potensial dari masalah pasar real estat, dan Gubernur Bank Sentral Yi Gang sampai berulang kali mengatakan bahwa pemerintah akan mengendalikan risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh krisis likuiditas untuk para pengembang seperti Evergrande.

Soros mengatakan, pertanyaannya sekarang adalah apakah Xi Jinping akan menggunakan alat yang diperlukan untuk membangun kembali kepercayaan terhadap dirinya.

“Kinerja triwulan kedua tahun 2022 akan menjadi petunjuk apakah Xi Jinping berhasil atau tidak. Namun, tampaknya situasi saat ini tidak optimis buat Xi Jinping,” kata Soros. (sin)

Belanda Cabut Lockdown, Denmark Akhiri Pembatasan COVID-19 dan Kembali Jalani Kehidupan Normal

 Lorenz Duchamps

Pemerintah Belanda mengumumkan akan mulai mencabut salah satu pembatasan COVID-19 terberat di Eropa, yang memungkinkan industri perhotelan mulai kembali menyambut pelanggan.

“Pada 26 Januari, sebagian besar lokasi di negara kita dapat dibuka kembali, dalam kondisi tertentu,” kata pemerintah dalam panduan yang menjelaskan kondisi pembukaan kembali. 

“Ini berarti restoran dan bar, bioskop, teater, tempat musik, museum, kebun binatang, dan taman hiburan dapat dibuka kembali,” tambah pernyataan itu. 

Belanda menjalani lockdown keras sejak pertengahan Desember—ketika pemerintah memaksa sejumlah tempat usaha yang tidak esensial dan para profesional seperti tukang cukur untuk menutup toko.

Sejak 26 Januari, industri perhotelan Belanda diizinkan untuk menyambut kembali pelanggan, meskipun hanya dengan kapasitas yang dikurangi dan aturan jarak sosial yang berlaku. 

Sektor ini juga tidak akan diizinkan buka antara pukul 22.00. Hingga pukul 5 pagi dan pelanggan harus dapat menunjukkan paspor vaksin COVID-19 untuk dapat masuk ke lokasi.

Ribuan pengunjuk rasa baru-baru ini memadati jalan-jalan di negara itu, ketika kemarahan meningkat atas perintah pemerintah untuk mengizinkan toko-toko yang tidak esensial, tukang cukur, dan pekerja seks untuk melanjutkan bisnis pada 15 Januari, sementara tempat lainnya seperti restoran dan kafe harus tetap tutup.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyampaikannya pada hari Selasa, ketika ia mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID-19 terberat di Eropa. Ia juga mengumumkan pemerintah “mengambil langkah besar hari ini untuk membuka” negara.

“Kami benar-benar mengambil risiko hari ini, dan kami harus jelas tentang hal itu,” kata Rutte. 

Relaksasi pembatasan diberlakukan ketika Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan (RIVM), sebuah lembaga independen dari Kementerian Kesehatan Belanda, pada  Selasa melaporkan rekor 366.120 kasus untuk minggu sebelumnya, melonjak 51 persen. Meskipun jumlah keseluruhan kasus virus telah meningkat, serta rawat inap, jumlah pasien yang dirawat di ICU mulai menurun.

Hampir 90 persen orang dewasa di Belanda telah disuntik dan sekitar 57 persen memiliki suntikan booster. Dari mereka yang berusia 60 tahun ke atas yang memenuhi syarat untuk booster, sekitar 90 persen telah menerima suntikan, menurut RIVM.

Sementara itu di Denmark, Perdana Menteri Mette Frederiksen  pada Rabu 2 Februari, mengatakan bahwa setelah banyak konferensi pers yang serius, dia akhirnya dapat menyampaikan “kabar baik yang luar biasa,” mengumumkan bahwa pemerintah akan menghapus semua tindakan pembatasan yang tersisa dari awal Februari.

“Denmark akan terbuka lagi, sepenuhnya terbuka,” katanya, seraya menambahkan bahwa sementara pandemi masih berlangsung, pemerintah yakin Denmark telah mengatasi “fase kritis.”

Tidak  jelas pembatasan apa yang akan diakhiri orang Denmark, tetapi kemungkinan akan mencakup kartu kesehatan digital, yang sekarang harus digunakan untuk memasuki museum, klub malam, kafe, bus pesta, dan  beraktivitas di dalam ruangan restoran. (asr)

Otoritas Lakukan 250 Ledakkan di Awan Demi Modifikasi Cuaca Saat Menggelar Olimpiade Beijing

0

NTDTV.com

Jelang Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, tuan rumah untuk memastikan kondisi cuaca  sesuai dengan kebutuhan penyelenggara, pihak berwenang Tiongkok akan melakukan intervensi berskala besar terhadap cuaca lokal. Masyarakat khawatir bahwa intervensi berskala besar dalam cuaca dapat merusak siklus iklim alam dan membawa dampak buruk yang sulit diprediksi terhadap lingkungan dan ekologi.

Menurut laporan ‘Washington Post’, untuk memastikan bahwa semua faktor selama Olimpiade Musim Dingin dapat memuaskan keinginan politik pemerintah komunis Tiongkok, mereka menerapkan intervensi manual berskala besar terhadap cuaca di sekitar daerah pertandingan, termasuk curah hujan buatan, penyebaran badai, menciptakan langit biru secara artifisial, dan Kantor Modifikasi Cuaca Beijing, sebuah lembaga yang merupakan unit bagian dari Pusat Perubahan Cuaca Dinas Meteorologi Tiongkok adalah pihak yang ditunjuk untuk merencanakan dan mengimplementasikan intervensi manual ini

Menurut laporan itu : Dalam tiga bulan terakhir, otoritas tersebut pernah melaksanakan percobaan sedikitnya 250 kali peledakan dalam awan di dekat Kota Zhangjiakou, dan menempatkan 12 buah pesawat katalitik di bandara setempat yang disiagakan untuk melakukan intervensi awan jika dibutuhkan. 

“Para ahli memperkirakan bahwa otoritas bermaksud untuk melakukan operasi perubahan cuaca buatan manusia yang berskala lebih besar daripada ukuran Olimpiade Beijing 2008”.

Laporan ‘Washington Post’ menyebutkan bahwa sejak lama Tiongkok telah membuat curah hujan buatan dengan menembakkan meriam dan roket yang berisi perak iodida (Agl) ke dalam awan. 

Bahkan, sejak 14 bulan terakhir, pihak berwenang justru meningkatkan kegiatan tersebut. Laporan menunjukkan, bahwa upaya semacam itu kemungkinan akan berpengaruh terhadap kehidupan 1,4 miliar rakyat Tiongkok, juga negara-negara tetangga, seperti Myanmar, India dan Nepal. Selain itu, meningkatkan ketegangan antara negara-negara itu. Dalam laporan juga dipertanyakan apakah pemerintah suatu negara diperbolehkan untuk mengubah cuaca sesuka hatinya ?

Ini bukan pertama kalinya pemerintah Tiongkok melakukan hal ini. Ketika Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas tahun 2008, perkiraan Dinas Meteorologi awal adalah pada hari pembukaan (8 Agustus) akan ada hujan atau badai petir di sore harinya. 

Untuk memastikan bahwa tidak hujan saat upacara pembukaan diadakan, Kantor Modifikasi Cuaca Beijing melakukan operasi intervensi cuaca buatan selama 9 jam berturut-turut. Total telah meluncurkan 1.104 buah roket intervensi hujan pada saat itu.

Menurut laporan Voice of America, seorang peneliti Universitas Tsinghua mengungkapkan bahwa ketika Partai Komunis Tiongkok mengadakan perayaan ulang tahun ke-100 pada 1 Juli 2021, untuk memastikan munculnya fenomena “langit cerah” pada hari perayaan, pihak berwenang Tiongkok meluncurkan sebuah roket intervensi awan pada malam sebelumnya, yang memicu hujan untuk membersihkan polusi dan kabut asap yang menyelimuti udara Beijing.

Intervensi cuaca berskala besar yang sering dilakukan pemerintah Tiongkok, karena kebutuhan untuk propaganda politik telah menimbulkan kekhawatiran dan kritik dari para ilmuwan.

Dalam sebuah artikel berjudul “Blue skying”, Chien Shiuh-shen, seorang ahli lingkungan Asia dan profesor dari Departemen Geografi dan Sumber Daya Lingkungan di Universitas Nasional Taiwan menulis : Pandangan tradisional percaya bahwa sifat-sifat dari sinar matahari dan atmosfer adalah fakta alam yang tidak dapat diubah. Namun, pemerintah Tiongkok menggunakan “tongkat komando”nya telah meluncurkan kampanye yang bertujuan untuk mengendalikan kondisi meteorologi lokal untuk memobilisasi langit biru, sebuah fenomena yang dikenal di sini sebagai ‘birunya langit perayaan’.

Chien Shiuh-shen menulis dalam artikelnya bahwa ‘birunya langit perayaan’ adalah pedang bermata dua. Meskipun dapat memamerkan kemampuan Tiongkok mengelola iklim untuk memenuhi kebutuhan propaganda pihaknya, cuaca dan kualitas udara tiba-tiba membaik ketika para VIP internasional tiba. Ini adalah semacam ironi di mata masyarakat setempat, yang malahan merusak legitimasi pemerintah partai komunis Tiongkok di negara tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan ‘Washington Post’, Gavin Schmidt, penasihat iklim senior NASA, dengan blak-blakan menyatakan bahwa praktik seperti katalisis awan dan curah hujan buatan adalah kerjaan orang bodoh yang duitnya banyak.

Guo Tieliu, mantan tokoh media senior secara terus terang mengatakan : “Ketika pembuat kebijakan Tiongkok mengambil keputusan (iklim), mereka tidak akan mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap dunia, dan bahkan dampak lingkungan terhadap sekitarnya selain area Beijing”.

Dhanasree Jayaram, seorang profesor geopolitik dan hubungan internasional di Institut Pendidikan Tinggi Manipal, India mengatakan kepada ‘Washington Post’, bahwa orang-orang akan melihat bahwa pemerintah Tiongkok lebih sering dan proaktif, menggunakan teknologi untuk memodifikasi iklim. 

“Kami tidak memiliki cara untuk mengetahui efek apa yang akan terjadi pada ekosistem yang berbeda. Yang dapat kami ketahui adalah bahwa atmosfer tidak dibatasi secara politis,” katanya. (sin)

Partai Komunis Tiongkok Menghadapi Tantangan-Tantangan Ekonomi Terbesar Selama Bertahun-Tahun

oleh Fan Yu

Tahun baru lebih dari sebulan, dan tantangan-tantangan ekonomi tersebut sudah menumpuk untuk Beijing.

Ini adalah sebuah tahun yang penting bagi Partai Komunis Tiongkok, yang diharapkan untuk mengumumkan sebuah daftar calon kepemimpinan yang baru (selain Xi Jinping) nantinya tahun ini. 

Seberapa baik (atau buruk) Partai Komunis Tiongkok menangani ekonomi dan kesehatan Tiongkok akan menjadi sangat penting di masa mendatang.

Risiko real estate tetap berada di posisi yang sangat penting. Meskipun memulai sesuatu yang baru setelah suatu masa yang sulit di sebuah tahun yang baru, masalah sektor properti tahun lalu masih ada.

Pengembang real estat Tiongkok yang berjuang, Evergrande, tetap berjuang. 

Setelah melewatkan pembayaran bunga pada obligasi berdenominasi dolar di Desember 2021, saham-saham Evergrande untuk sementara ditangguhkan dari perdagangan di Hong Kong setelah pihak berwenang di Provinsi Hainan memerintahkan Evergrande untuk menghancurkan 39 bangunan yang sedang dibangun. Pengembang lain, Shimao, dilaporkan belum membayar bunga pada sebuah produk pinjaman kepercayaan.

Sektor-sektor real estat tetap menjadi sebuah masalah yang mendesak bagi Beijing. Perusahaan peringkat-kredit S&P Global menyatakan pada bulan ini bahwa gagall bayar pengembang real estat itu akan mempercepat pada tahun ini jika kebijakan pemerintah Partai Komunis Tiongkok tidak “mempermudah secara berarti.”

Dan pelonggaran kebijakan bukanlah apa yang diinginkan Beijing, bahkan jika Beijing telah melonggarkan sedikit kendali pada bulan ini. Setelah terkenal memberi batasan pada tahun lalu mengenai berapa banyak pengembang dapat meminjam dalam sebuah upaya untuk mengurangi utang industri tersebut, Partai Komunis Tiongkok tidak mungkin untuk mengabulkan hal tersebut.

Sebuah dilema untuk Partai Komunis Tiongkok adalah bahwa jika dibiarkan tidak terpecahkan, sebuah pasar real estat yang tidak mudah menghasilkan uang tunai akan menyebabkan masalah-masalah yang lebih luas, terutama di pemerintah setempat dan pemerintah kotamadya.

Kita tidak berbicara mengenai pemerintah kota pesisir tingkat 1 seperti Shanghai atau Hangzhou, tetapi kita berbicara mengenai pemerintah kota-kota kecil dan pemerintah kotamadya-kotamadya di pedalaman dan daerah timur laut Tiongkok. Di banyak kota, penjualan tanah ke pengembang properti berfungsi sebagai sebuah sumber pendapatan yang penting, sebanyak sepertiga dari semua pendapatan fiskal.

Hal ini akan menciptakan sebuah krisis pendanaan untuk kotamadya, yang menggunakan hasil penjualan tanah untuk proyek pekerjaan umum dan infrastruktur untuk menyediakan pekerjaan maupun aliran pendapatan di masa depan.

Jadi, jika pengembang menghentikan proyek real estat yang baru, pemerintah daerah dapat dengan cepat melihat proyek-proyeknya juga dihentikan. Banyak dari proyek-proyek itu masih memiliki utang masing-masing. Kita dapat dengan baik melihat sebuah krisis gagal bayar pemerintah setempat karena sebuah krisis real estate berikutnya menghantui.

Kebijakan COVID-19 oleh Tiongkok juga menghadirkan sebuah tantangan. Kebijakan “nol-COVID” Tiongkok yang berlangsung lama berupa karantina-karantina yang kejam untuk menekan virus tersebut. Dan, di hadapan varian Omicron yang sangat menular, pihak-pihak berwenang telah menunjukkan sedikit kemauan untuk melonggarkan kebijakan itu.

Partai Komunis Tiongkok telah mengkarantina tiga kota sejak Desember, termasuk Xi’an, Anyang, dan Yuzhou, selama berminggu-minggu. Baru-baru ini, kota pesisir Tianjin mulai menguji semua penduduknya untuk membasmi COVID.

Secara ekonomi, karantina yang dilakukan Tiongkok cukup merusak tidak hanya untuk Tiongkok, tetapi juga untuk luar negeri. Kegiatan usaha terhenti, angkutan berhenti, dan pabrik-pabrik ditutup. Tiongkok, sebagai pusat manufaktur dunia, dapat memperburuk krisis rantai pasokan yang sedang berlangsung jika karantina menjadi meluas.

Para ekonom mengamati dengan cermat bagaimana Partai Komunis Tiongkok menanggapi varian Omicron selama beberapa minggu ke depan.

Tahun Baru Imlek dimulai awal tahun ini, pada 1 Februari, dan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing dimulai pada 4 Februari dan akan berlangsung selama tiga minggu. Dua peristiwa besar ini akan mendorong sebuah pergerakan orang-orang dan barang-barang yang bermakna. Wabah COVID selama kegiatan ini dapat menggiring Tiongkok untuk menerapkan karantina dan menyebabkan masalah-masalah bagi Beijing.

Hal-hal ini adalah beberapa masalah yang lebih mendesak yang dihadapi Partai Komunis Tiongkok pada Januari. Dan, ini tidak termasuk lebih banyak masalah makro seperti suku bunga yang diperkirakan Federal Reserve Amerika Serikat naik akhir tahun ini, yang dapat merugikan investasi asing ke Tiongkok, atau inflasi global yang lebih tinggi yang merugikan permintaan untuk produk Tiongkok.

Tantangan ini ditambah dengan sebuah tahun politik yang penting bagi Partai Komunis Tiongkok—–perombakan kepemimpinan, dilema Taiwan, dan penolakan global terhadap agenda Beijing–—akan menjamin sebuah tahun yang penting bagi ekonomi Tiongkok. (Vv)

Pakar : Beijing Akhirnya Akan Mematikan Tesla di Tiongkok Demi Mendukung Produsen Kendaraan Listrik Lokal

Frank Fang dan David Zhang

Strategi nasional Beijing untuk transfer teknologi secara paksa berarti bahwa Tesla pada akhirnya akan disingkirkan dari pasar Tiongkok, sama seperti nasib diderita oleh perusahaan Barat lainnya di masa lalu, kata Robert Atkinson, Presiden Information Technology and Innovation Foundation (ITIF) yang berbasis di Washington.

“Pada akhirnya, strategi untuk Tiongkok adalah cukup jelas. Mereka akan memanfaatkan anda dan kemudian mencampakkan anda,” kata Robert Atkinson dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan NTD, media saudara The Epoch Times.

Robert Atkinson  menjelaskan, Strategi Tiongkok untuk Tesla, ia percaya adalah, hei, kita akan mendapatkan beberapa keuntungan dari Tesla. Tetapi pada akhirnya, kita ingin perusahaan seperti Geely dan para pembuat kendaraan listrik Tiongkok lainnya untuk mendominasi, bukan hanya di pasar Tiongkok, tetapi di banyak pasar dunia. 

Rezim Tiongkok dikenal karena mengharuskan perusahaan asing untuk masuk usaha patungan dengan perusahaan Tiongkok, banyak dari perusahaan-perusahaan Tiongkok itu didukung oleh rezim partai komunis Tiongkok, untuk mendapatkan pengetahuan  teknologi dan kekayaan intelektual yang berharga.

Tesla tampaknya telah menghindari risiko semacam itu ketika, pada tahun 2018, Tesla menjadi pembuat mobil asing pertama yang mendirikan sebuah pabrik yang sepenuhnya dimiliki Tesla di Tiongkok tanpa sebuah perusahaan Tiongkok sebagai mitranya. Pabrik Tesla yang berlokasi di Shanghai, mulai memproduksi Tesla Model 3 pada akhir tahun 2019.

Namun, Robert Atkinson mengatakan Beijing memang mendapatkan “transfer teknologi secara langsung atau tidak langsung” dari Tesla. Terlebih lagi, pembuat kendaraan listrik Tiongkok juga diatur untuk diuntungkan, karena beberapa pekerja Tesla saat ini pada akhirnya akan beralih pekerjaan dan bekerja untuk pembuat kendaraan listrik Tiongkok sebagai gantinya, tambahnya.

Misalnya, Robert Atkinson menunjuk ke dua perusahaan telekomunikasi Eropa, Nokia dan Ericsson, mengatakan bagaimana kedua perusahaan itu pernah memiliki bagian besar di pasar Tiongkok sebelum menyerahkan pada ke pesaingnya dari Tiongkok, ZTE dan Huawei.

“Saya pikir itulah yang akan kita lihat terjadi [dengan Tesla] di beberapa titik. Pertanyaan sebenarnya adalah berapa lama?” kata Robert Atkinson.

Robert Atkinson mengatakan bahwa tetapi mungkin yang lebih penting untuk diketahui semua perusahaan asing, apakah Tiongkok tidak menyerah pada metode-metodenya saat ini dalam memperoleh teknologi-teknologi Barat.

“Transfer teknologi secara paksa, pencurian kekayaan intelektual, akuisisi ilmu pengetahuan, apa pun yang  ingin anda sebut, masih tetap akan menjadi sebuah bagian inti dari ekonomi Tiongkok untuk setidaknya satu atau dua dekade lagi,” Robert Atkinson memperingatkan.

Ekonomi Tiongkok menjadi lebih canggih, dengan cepat berkembang di Amerika Serikat dalam 20 tahun terakhir, menurut peringkat global kompleksitas ekonomi oleh Laboratorium Pertumbuhan Universitas Harvard. Sebuah peringkat yang lebih tinggi pada Indeks Kompleksitas Ekonomi menunjukkan suatu negara mengekspor barang-barang yang lebih beragam dan kompleks.

Pada tahun 2000, Tiongkok berada di peringkat ke-39 dalam Indeks Kompleksitas Ekonomi sementara Amerika Serikat adalah negara paling kompleks keenam di dunia. Di tahun 2019, Tiongkok melonjak ke peringkat ke-16 sedangkan Amerika Serikat turun ke peringkat ke-11.

Jepang menempati peringkat pertama pada tahun 2000 dan 2019.

Untuk membalikkan tren tersebut, Robert Atkinson mengatakan Undang-Undang Inovasi dan Persaingan Amerika Serikat, sebuah Rencana Undang-Undang yang disahkan di Senat pada bulan Juni tahun lalu, adalah bagian utama undang-undang untuk membangun kemampuan-kemampuan Amerika Serikat di sektor teknologi canggih.

Jika diberlakukan, Rencana Undang-Undang tersebut akan mengotorisasi sekitar 190 miliar dolar AS pembelanjaan untuk penelitian dan pengembangan ilmiah serta pendanaan sebesar  52 miliar dolar AS untuk meningkatkan produksi dan penelitian Amerika Serikat di bidang semikonduktor–—kepingan kecil yang menggerakkan segalanya mulai dari telepon pintar, kendaraan listrik, hingga rudal.

Dewan Perwakilan Rakyat masih perlu meloloskan Rencana Undang-Undang tersebut versi Senat. Pada November tahun lalu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi (D-Calif.) dan Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (D-N.Y.) mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengumumkan sebuah perjanjian bikameral untuk konferensi Undang-Undang Inovasi dan Persaingan Amerika Serikat.

Menurut Robert Atkinson, mungkin ada pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat bulan depan.

Masih banyak lagi yang dapat dilakukan pemerintah Amerika Serikat, seperti mengingkari perusahaan Tiongkok yang diketahui mendapat keuntungan dari pencurian kekayaan intelektual atau besar-besaran, mendapat subsidi pemerintah Amerika Serikat secara besar-besaran dengan cara mengakses pasar Amerika Serikat, Robert Atkinson menambahkan.

Subsidi pemerintah yang berlebihan dan pencurian  kekayaan intelektual termasuk praktik perdagangan yang ilegal yang dilakukan Tiongkok yang ditemukan di dalam penyelidikan “Bagian 301” Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat pada tahun 2018. 

Hal itu mendorong perang dagang Tiongkok-Amerika Serikat dan mendorong penandatanganan kesepakatan perdagangan fase pertama pada Januari 2020. Di bawah kesepakatan perdagangan itu, Tiongkok setuju untuk membeli setidaknya tambahan barang dan jasa Amerika Serikat sebesar USD 200 miliar selama tahun 2020 dan 2021 dan mengakhiri transfer teknologi secara paksa.

“Saya pikir pada akhirnya, apa yang harus kita lakukan di Amerika Serikat adalah kita harus mulai bergerak lebih cepat, Jika kita tidak bergerak lebih cepat, maka saya pikir pada dasarnya adalah tamat,”  kata Robert Atkinson. (Vv)

Acara TV Tiongkok Menargetkan Para Pejabat yang Korup, Jack Ma Terlibat dalam Skandal Korupsi

0

Yang Wei

Televisi pemerintah Tiongkok, CCTV, menayangkan sebuah miniseri selama lima hari mengenai para pejabat yang korup. Cuplikan miniseri tersebut menampilkan Zhou Jiangyong, mantan pejabat tinggi kota Hangzhou, dan sebuah pusat perdagangan elektronik. Rincian kasus korupsi Zhou Jiangyong mengungkapkan bahwa Jack Ma  terlibat secara tidak langsung, yang menyebabkan Jack Ma kembali di bawah sorotan kampanye anti-korupsi yang diluncurkan Xi Jinping.

“Nol Toleransi” ditayangkan dari 15 Januari hingga 19 Januari. “Nol Toleransi” menampilkan 16 kasus pejabat yang korup. Zhou Jiangyong adalah sebuah contoh bagaimana kader setempat dapat memanfaatkan industri -industri swasta untuk keuntungan politik maupun ekonomi, menurut miniseri propaganda tersebut.

Zhou Jiangyong dan saudaranya, Jianyong, memperoleh aset perusahaan teknologi petrokimia swasta senilai lebih dari 1 juta dolar AS. 

Di bawah kewenangan Zhou Jiangyong, perusahaan tersebut menyediakan pabrik dan peralatan dengan imbalan “dukungan teknis” dari Jianyong. Perusahaan tersebut juga dibebaskan dari sewa tanah.

Jianyong juga “mendirikan bersama” perusahaan teknologi petrokimia lain tanpa modal. Ia memiliki 40 persen perusahaan tersebut–—lebih dari  2,2 juta dolar AS, modal terdaftar dan penambahan modal. Kesepakatan itu dimungkinkan karena pendiri lainnya membutuhkan seorang pendukung politik untuk bisnis-bisnis setempat, menurut media Tiongkok.

Selain itu, sebuah perusahaan konstruksi lokal telah berulang kali menyediakan atau meminjamkan uang kepada Jianyong, di mana total lebih dari  3,25 juta dolar AS. 

Kewenangan Zhou Jiangyong atas proyek setempat memfasilitasi transfer kepentingan ke perusahaan itu, menurut liputan CCTV.

Jianyong juga ikut mendirikan sebuah perusahaan teknologi informasi yang, dengan dukungan Zhou Jiangyong, memiliki hak-hak operasi sebagian dari sistem pembayaran seluler di dua departemen transportasi kereta bawah tanah setempat.

Permainan kekuasaan-uang yang dilakukan Zhou Jiangyong ada di mana-mana di rezim tersebut. Agar bisnis biasa berhasil di Tiongkok saat ini, atau bahkan untuk bertahan, dibutuhkan restu dan dukungan dari para pejabat partai komunis.

Adapun apa yang disebut “nol Toleransi” oleh pemimpin Tiongkok Xi Jinping terhadap korupsi, hampir tidak ada jiwa yang tidak bersalah di antara pejabat Partai Komunis Tiongkok. Mereka yang telah mampu mempertahankan kekuasaannya dan tetap menjabat juga mengandalkan dukungan politik yang kuat untuk mereka.

Zhou Jiangyong kehilangan kekuasaan di bawah kampanye anti-korupsi Xi Jinping karena “ada terlalu banyak keluhan” dan bahwa Zhou Jiangyong tidak dapat lagi menghindari penyelidikan, menurut China Economic Weekly.

Keluhan itu terkait dengan istri Zhou Jiangyong yang memegang sebuah posisi penting di sebuah bank setempat, di mana istri Zhou Jiangyong mendapatkan banyak uang tetapi jarang muncul di bank tersebut. Keluhan itu, yang datang dari karyawan, sampai ke badan disiplin teratas Beijing, Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin.

Jack Ma Diincar Lagi

Saat Zhou Jiangyong sedang diselidiki atas kasus korupsi pada Agustus 2021, sebuah laporan oleh China Economic Weekly menyiratkan bahwa perusahaan fintech Jack Ma, Ant Group, secara tidak langsung terlibat dalam transaksi gelap.

Anak perusahaan Ant Group, Shanghai Yunxin Venture Capital Management Co., memiliki investasi di dua perusahaan data Jianyong –—  masing-masing sebesar 14,3 persen saham dan 13,5 persen saham.

Informasi tersebut mengungkapkan bahwa Xi Jinping terus-menerus menargetkan orang-orang kaya tertentu, seperti Jack Ma, melalui kampanye “kemakmuran bersama,” yang diluncurkan Xi Jinping pada Agustus 2021. 

Saat itu, Xi Jinping berkata, “Tiongkok akan berusaha untuk meningkatkan pendapatan orang-orang yang berada dalam kelompok berpenghasilan rendah dan memperluas kelompok berpenghasilan menengah.” Jack Ma melakukan bagiannya dengan “menyumbangkan” 15,5 miliar dolar AS kepada masyarakat.

Di bawah kampanye “kemakmuran bersama,” masa depan tampak suram bagi Jack Ma dan perusahaan-perusahaan swasta yang besar, termasuk perusahaan-perusahaan penanaman modal asing, di Tiongkok.

Mengapa Jack Ma kehilangan kekuasaanya? Jack Ma mengkritik pihak-pihak berwenang dalam sebuah pidato pada Oktober 2020, di mana ia mengatakan bank-bank Tiongkok “masih memiliki sebuah mentalitas pegadaian; hipotek dan jaminan adalah untuk sebuah pegadaian.”

Pernyataan Jack Ma mengenai sistem perbankan Tiongkok yang mirip pegadaian membuatnya menghabiskan 2,8 miliar dolar AS untuk membayar denda dari regulator anti-monopoli, yang ia “terima dengan tulus,” dan dengan “terima kasih dan hormat.” 

Jack Ma yang dulu blak-blakan berubah menjadi Jack Ma yang rendah hati dan bahkan menghilang dari masyarakat sejak mengkritik sistem regulasi Tiongkok. Jack Ma terlihat berada di Belanda pada Oktober 2021.

Miniseri “Toleransi Nol” menunjukkan bahwa sektor swasta Tiongkok telah lama berkontribusi pada “kemakmuran bersama” masyarakat.

Pada 17 Januari, dalam acara virtual Forum Ekonomi Dunia, Agenda Davos 2022, Xi Jinping menekankan slogan Partai Komunis Tiongkok: “Kami tetap berkomitmen untuk mereformasi dan membuka diri” untuk menyerukan kerja sama global.

Tetapi, orang-orang yang cerdas dan kaya, seperti Ka-shing Li, orang terkaya di Hong Kong, telah lama memindahkan investasinya keluar dari Tiongkok. Tren global dari investasi asing yang meninggalkan Tiongkok tidak dapat diubah ke keadaan semula.

Krisis ekonomi yang membayangi telah mempengaruhi para pegawai negeri sejak tahun 2021, ketika guru dan pejabat diminta untuk mengembalikan bonus mereka. Beberapa pemerintah setempat bahkan memiliki bonus yang ditangguhkan tanpa batas waktu. 

Memasuki tahun 2022, pegawai negeri Tiongkok terus-menerus berkontribusi untuk “kemakmuran bersama” melalui  pemotongan gaji hingga 25 persen.

Krisis ekonomi menghantam rezim Tiongkok dengan keras, sehingga rezim Tiongkok menggunakan “kemakmuran bersama” untuk menargetkan sektor swasta. 

Sepertinya Jack Ma akan tetap menjadi target di tengah kampanye anti-korupsi yang diluncurkan Xi Jinping. (Vv)

Kasus COVID-19 Terus Naik, Kasus Harian Bertambah 16.000 dan Meninggal Dunia 28 Orang

0

ETIndonesia-Laporan yang dirilis oleh Satgas Penanganan COVID-19 tentang situasi COVID-19 di Indonesia menunjukkan penambahan kasus harian COVID-19.

Laporan per Selasa (1/2/2022) menunjukkan penambahan sebanyak 16.021 kasus baru dengan total 4.369.391 dan 28 meninggal dunia akibat COVID-19 dengan total sebanyak 144.348 kasus meninggal dunia.

Selain kasus kesembuhan yang dilaporkan sebanyak 3.240 kasus dengan total kasus kesembuhan sebanyak 4.143.694 kasus.

Sebanyak 5 provinsi di antaranya mencatatkan penambahan kasus positif yakni Provinsi DKI Jakarta 6.391 kasus, Jawa Barat 4.249, Banten 2.463 dan Jawa Timur 760 kasus dan Bali 715 kasus.

Soal lonjakan kasus COVID-19, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, menyampaikan bahwa memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir.

“Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar dr. Nadia dalam keterangannya.

Ia mengatan untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

“Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” tambah dr. Nadia.

Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terangnya. (asr)

Cara Mengatur dan Merapikan Rumah Anda, Ruang demi Ruang

0

Better Homes and Gardens, BHG.com

Ingin tahu bagaimana cara mulai merapikan rumah Anda? Bayangkan apa yang Anda lihat dan tulislah bagaimana perasaan Anda tentang  ruangan itu. Kemudian, pejamkan mata Anda dan bayangkanlah seperti apa ruang baru yang Anda inginkan. Tulislah bagaimana perasaan Anda terhadap ruang baru yang Anda inginkan. Letakkan tulisan ini di tempat yang mudah terlihat sebagai pengingat. Jika Anda melakukannya secara konsisten, tujuan Anda akan dapat dicapai. Inilah cara mengatasi beberapa area terberat di rumah Anda.

Atur Area Pintu Masuk

Area pintu masuk adalah gambaran dari keseluruhan rumah Anda, maka sangat wajar jika ingin menjadikan area tersebut fungsional dan bermakna. Namun demikian, area ini cenderung berantakan karena tempat meletakkan benda-benda yang tidak ingin jauh dari pintu. Aturlah benda-benda harian yang sering dibawa keluar dan masuk di area pintu masuk. Gantungkan papan tulis di dinding agar memudahkan menulis pesan pengingat, atau tambahkan pengait dan rak dekoratif untuk menyimpan kunci, surat, dan barang-barang lainnya.

Atur Ulang Ruang Kerja

Kantor yang berantakan lebih mungkin menjadi tempat “pembuangan” benda- benda daripada ruang kerja yang fungsional.

Atur ulang ruang kerja Anda, maka Anda akan segera merasakan perbedaannya. Singkirkan perabot dan barang-barang rusak atau tidak terpakai lainnya. Kemudian, cerahkan ruangan dengan pemilihan cat dan karpet warna-warni. Terakhir, tambahkan benda-benda seperti aksesori meja dan dokumen folder yang sesuai dengan kepribadian Anda, agar pekerjaan yang paling biasa pun menjadi sedikit lebih menyenang- kan.

Sumbangkan Makanan dan Barang yang Tidak Digunakan

Dapur adalah salah satu tempat termudah untuk diatur. Mulailah dengan memeriksa makanan di dapur anda. Donasikan makanan-makanan yang tidak diinginkan. Pastikan belum dibuka dan belum kedaluwarsa, ke tempat yang lebih membutuhkan. Selanjutnya, periksa peralatan makan, panci dan wajan, serta aksesori dekoratif untuk dapur. 

Sumbangkan apa pun yang tidak digunakan atau tidak disukai secara teratur. Menyumbangkannya adalah cara terbaik untuk melepaskan benda-benda yang disayang namun sebenarnya sudah tidak digunakan.

Sunting Perabotan

Rumah Anda semestinya mencerminkan gaya pribadi Anda. Jika Anda memiliki perabot dari pemberian, ubahlah sesuai selera Anda dengan mengecat warna baru atau menggantinya dengan perangkat lainnya seperti misalnya tarikan laci. Jangan biarkan sentimentalitas mengganggu Anda menyimpan barang-barang yang tidak sesuai dengan selera Anda. Jika barang lungsuran tidak sesuai selera, sebaiknya jangan digunakan.

Akan lebih baik menggunakan barang-barang yang sesuai dengan selera Anda.

Inventarisasi Isi Lemari Anda

Mengatur lemari adalah kesempatan baik untuk melihat seberapa banyak barang yang Anda miliki dibanding dengan apa yang benar-benar Anda gunakan. Keluarkan semua barang dari lemari pakaian dan urutkan ke dalam kategori yang sama. Kemudian, keluarkan barang-barang serupa yang tersimpan di bawah tempat tidur, di lemari kamar tidur cadangan, atau di gudang. Setelah semuanya berada dalam di satu tempat, maka dengan mudah akan diketahui mana yang terlalu banyak dimiliki dan mana yang jarang digunakan.

Bersihkan Lemari Obat dan Lemari Linen Anda

Sama seperti makanan, obat-obatan dan kosmetik memiliki umur simpan. Periksa tanggal kedaluwarsa dan buang semua yang melewati masa kadaluarsanya. Sortir handuk saat Anda menggunakannya, buang yang kasar, sobek, atau bernoda, atau alih- fungsikan sebagai lap.

Rayakan Prestasi Anda

Tetaplah termotivasi untuk terus melakukan perapian dengan cara menghargai diri sendiri atas keberhasilan besar maupun kecil. Setiap kali mencapai tujuan, carilah cara untuk merayakannya, seperti berjalan-jalan, menikmati camilan, atau menyimpan sedikit uang ke dalam toples untuk jalan-jalan di malam hari. Merayakan adalah cara yang bagus untuk membuat diri Anda terus maju. (ron)

Sukses: “Apa Artinya dan Mengapa Itu Penting ?”

0

Jeff Minick

Kita berada di 2022, beberapa orang pasti mencoba untuk menegakkan resolusi yang mereka buat pada Hari Tahun Baru: seperti misalnya menurunkan berat badan, berolahraga, menghabiskan lebih sedikit waktu di media sosial, dan latihan disiplin diri lainnya yang bertujuan untuk menciptakan kebiasaan yang lebih baik.

Selain keinginan, kemauan, dan stamina, veteran perang tahu resolusi adalah salah satu kunci kemenangan adalah membuat sumpah mereka sespesifik mungkin. Alih-alih perintah samar-samar misalnya “menurunkan berat badan”, mereka bertujuan untuk “menurunkan satu pon seminggu selama 20 minggu”. Jika mereka ingin menjadi bugar, mereka mengesampingkan “olahraga lebih banyak” yang samar dan bergabung di gym dengan tujuan berolahraga di sana setiap  Senin, Rabu, dan Jumat pagi.

Semua baik dan bagus. Namun datangnya tahun baru juga memberikan kesempatan yang sempurna untuk berhenti sejenak dan memandang hidup kita secara lebih luas. Kehilangan 20 pound adalah usaha yang layak, tetapi memeriksa gambaran besar dari diri kita sendiri juga dapat membawa manfaat. Penyelidikan ini mungkin dengan menemukan diri kita berdiri di depan cermin dan menanyakan pertanyaan seperti ini:

Apakah saya di jalan yang benar? Apakah saya memenuhi panggilan saya atau panggilan saya berhubungan dengan bakat saya? Apakah saya membuat kemajuan atau gagal dalam pencarian saya untuk menjadi yang terbaik yang saya bisa? Dan apa sebenarnya artinya itu?

Singkatnya, bagaimana kita mengukur kesuksesan dalam skala besar?

Memenangkan waktu

Budaya kita menilai tingkat pencapaian berdasarkan kriteria seperti kekayaan dan bakat. Miliarder seperti Mark Zuckerberg, Bill Gates, dan Elon Musk dinyatakan sukses karena kekayaan yang mereka hasilkan dan karena memiliki bakat yang dibutuhkan untuk menghasilkan uang. Ini bukan hal baru. Sejak zaman Andrew Carnegie dan Cornelius Vanderbilt, orang Amerika menganggap akumulasi uang dalam jumlah besar sebagai tanda pencapaian/keberhasilan.

Kita memberikan karangan bunga pujian yang sama kepada selebriti kita, aktor, bintang olahraga, penulis, dan artis lainnya. Clint Eastwood, Meg Ryan, Serena Williams, Brett Favre, Stephen King, Anne Tyler, semua pria dan wanita ini, yang masih berada di antara kita, dianggap memiliki sukses besar dalam profesi mereka.

Mengabaikan kekurangan pribadi mereka, kebanyakan dari kita akan setuju dengan evaluasi itu. Ini pasti orang-orang yang memiliki keterampilan dan pencapaian yang luar biasa.

Tetapi bagaimana dengan kemenangan dan kejayaan jiwa manusia yang tidak diperhatikan oleh publik pada umumnya dan oleh banyak media kita, yang tidak serta merta memberikan ketenaran dan kekayaan yang luar biasa?

Sukses ada di sekitar kita

Jika kita membuka mata, kita dapat melihat bahwa pencapaian hampir merupakan hal yang lumrah di dunia kita.

Pada 18 Desember 2021, misalnya, saya mengunjungi Old Opera House Theatre di Charles Town, West Virginia, untuk menonton pertunjukan “The Nutcracker”. Saya menghadiri pertunjukan balet itu karena cucu perempuan saya yang berusia 5 tahun, telah berusaha tampil semanis mungkin, tentu saja, tampil singkat di atas panggung sebagai lady bug, peran yang ditambahkan untuk anggota termuda dari kelompok penari.

Dan saya meninggalkan malam itu dengan senang hati karena tampilan bakat yang saya lihat malam itu. Koreografinya, para penarinya, kostumnya yang luar biasa, dan efek spesialnya semua membuatku kagum. Seperti yang kemudian saya katakan kepada putra saya dan istrinya, saya terkejut karena pertunjukan yang begitu indah telah terjadi di kota kecil yang kebanyakan orang Amerika bahkan tidak tahu kalau ada. Selain itu, saya katakan, apa yang luar biasa adalah bahwa di seluruh negeri kita adalah orang-orang dengan bakat mereka yang sedang berkembang yang dipamerkan, bukan hanya penari, tetapi juga musisi, pelukis, penulis, pembangun, perawat, guru, ibu, dan ayah, yang pencapaiannya mungkin tidak diketahui kecuali oleh kerabat atau teman dekatnya, tetapi tetap saja nyata, mulia, dan layak dipuji.

Balet itu, misalnya, adalah kesuksesan yang luar biasa, pertunjukan besar yang dicapai oleh bakat, dorongan, dan kerja keras, disatukan oleh apa yang mungkin kita anggap biasa. Jelas, orang biasa dapat melakukan hal-hal luar biasa.

Yang membawa kita ke bentuk kesuksesan yang kurang nyata, tetapi yang ternyata dan terpuji untuk dirinya sendiri.

Hidup dengan baik

Meskipun sering dikaitkan dengan Ralph Waldo Emerson, tidak ada bukti bahwa ia menulis puisi “Apa Itu Sukses?” Pada 1904, Bessie Anderson Stanley menciptakan puisi serupa, dan kita harus berasumsi bahwa beberapa penulis anonim mengambil syairnya dan membentuknya kembali menjadi bagian yang akan saya gunakan di sini untuk penerapannya: ‘Apa Itu Sukses?’

Sering dan banyak tertawa; Untuk memenangkan rasa hormat dari orang-orang cerdas dan kasih sayang anak-anak; Untuk mendapatkan persetujuan dari kritikus yang jujur dan menanggung pengkhianatan dari teman-teman palsu;

Untuk menghargai keindahan; 

Untuk menemukan yang terbaik dalam diri orang lain;

Untuk memberikan diri sendiri; Untuk menjadikan dunia sedikit lebih baik, baik dengan anak yang sehat, sepetak kebun, atau kondisi sosial yang ditebus;

Bermain dan tertawa dengan antusias dan bernyanyi dengan gembira;

Mengetahui bahkan satu kehidupan telah bernafas lebih mudah karena Anda telah hidup, Ini berarti telah berhasil.

Beberapa pembaca puisi ini mungkin menganggap sentimen seperti Maudlin, layak mendapat kartu Hallmark tapi bukan filosofi hidup, tapi saya bukan salah satunya. 

“Untuk menemukan yang terbaik di orang lain”, “memberikan diri sendiri”, dan “mengetahui bahkan satu kehidupan telah bernafas lebih mudah karena Anda “ ukuran pencapaian ini sangat bertentangan dengan zaman egoisme dan egoisme kita, dan saya percaya, kita pantas mendapat pujian.

Dan “untuk meninggalkan dunia sedikit lebih baik, baik dengan anak yang sehat, sepetak kebun, atau kondisi sosial yang ditebus” adalah pengingat yang indah bagi kita untuk mencerahkan sudut di mana kita berada. Begitu banyak politisi, pakar, dan orang berkuasa berusaha mengubah atau mengendalikan kelompok besar manusia, seringkali dengan konsekuensi yang tidak terduga dan menghancurkan, sedangkan ibu yang merawat halaman belakang rumahnya sendiri, berhubungan dengan tetangganya, dan “sering dan banyak” tertawa lebih sering berhasil daripada gagal.

Prioritas gambaran besar

Seperti yang dapat kita temui, ada berbagai macam tolok ukur yang dapat kita gunakan untuk mengukur keberhasilan dalam diri kita sendiri dan orang lain. Uang, ketenaran, kebaikan, bakat, kebajikan, cinta dan kebaikan yang kita tunjukkan kepada orang lain, semuanya berfungsi sebagai kerangka pencapaian kita. Dan terkadang, tujuan yang kita perjuangkan mungkin membingungkan mereka yang memerhatikan kita.

Dolores Hart lahir pada 1938, menjadi aktris terkenal  pada akhir 1950-an. Dalam lima tahun, ia muncul dalam 10 film, termasuk film hit “Where the Boys Are,” bekerja dengan pria terkemuka seperti  Marlon Brando dan Montgomery Clift, dan merupakan aktris pertama yang mencium Elvis Presley di layar. Dia bertunangan untuk menikah, dan karirnya di Hollywood tampak meyakinkan.

Tetapi pada 1962, yang  mengejutkan Hollywood dan dunia, Hart melepaskan karir filmnya dan pernikahannya yang tertunda; membuang perhiasan, pakaian bagus, dan harta benda duniawi lainnya; dan memasuki Biara Regina Laudis, sebuah biara Benediktin di Connecticut. Di sana, Hart, sekarang Ibu Dolores Hart, telah melayani biara dan Tuhannya selama lebih dari 50 tahun.

Bagaimana, kita mungkin bertanya, bagaimana wanita seperti itu, bintang Hollywood yang sedang naik daun menjadi biarawati, mengukur kesuksesan dan pencapaian? Dalam wawancara baru-baru ini dengan Fox News, dia berkata, “Menemukan Tuhan berarti menemukan cinta.”

Mencium Presley di film memiliki klaim atas ketenaran, tetapi apa yang dilakukan Hart untuk keyakinannya menurut saya sebagai pencapaian terbesarnya.

Seperti Hart, bagaimana kita mengukur kesuksesan kita, dan dalam hal ini, kegagalan kita—adalah bagaimana kita mengukur diri kita sendiri. (awp)

Jeff Minick memiliki empat anak dan beberapa cucu yang terus bertambah. Selama 20 tahun, dia mengajar sejarah, sastra, dan bahasa Latin untuk seminar siswa homeschooling di Asheville, NC Dia adalah penulis dua novel, “Amanda Bell” dan “Dust on Their Wings “ dan dua karya non-fiksi, “ Learning as I Go” dan “Movies Make the Man”. Saat ini, dia tinggal dan menulis di Front Royal, Va. Lihat JeffMinick.com untuk mengikuti blognya

Selamat Tinggal Pandemi, Selamat Datang Endemi

0

Joe Wang

Pada awal 1918, ketika Perang Dunia I memasuki tahun terakhirnya, virus A influenza H1N1 menginfeksi jutaan orang, menyebabkan pandemi flu Spanyol. Pada April 1920, setelah empat gelombang dan hampir 100 juta kematian, pandemi berakhir. H1N1 menjadi jauh lebih tidak mematikan dan hanya menyebabkan flu musiman biasa. Itu telah menjadi virus endemik.

Akankah sejarah berulang? Setelah dua tahun pandemi COVID-19 dan empat gelombang varian yang berbeda, apakah SARS-CoV-2 akan menjadi virus endemik?

Terlihat Baik

Setelah opini saya baru-baru ini “Omicron May Help End the Pandemic This Winter (Omicron Mungkin dapat Membantu Mengakhiri Pandemi pada Musim Dingin Ini)” diterbitkan, pembaca bertanya apakah saya dapat mengutip publikasi tinjauan sejawat untuk mendukung klaim akhir pandemi saya. Nah, karena gelombang Omicron masih berlangsung, proyeksi saya hanya bisa sebaik prediksi para ahli. Tapi hal-hal yang terlihat sejauh ini cukup bagus.

Dalam seminggu terakhir, ada beberapa jurnal penelitian terkait yang diterbitkan yang menunjukkan arah yang sama—bahwa Omicron menyebar cepat tetapi kurang patogen. Tak satu pun dari mereka yang belum ditinjau rekan sejawat, dan karena datanya bersifat sensitif terhadap waktu, sehingga para ilmuwan memilih untuk mengizinkan akses publik ke penelitian mereka secara “langsung”, karena proses tinjauan sejawat membutuhkan waktu.

Jadi apa yang disarankan oleh data baru itu? Bisakah penyebaran Omicron mengakhiri pandemi? Gelombang datang dan pergi, jadi agar Omicron menjadi gelombang terakhir, Omicron harus mampu merangsang kekebalan yang kuat dan tahan lama terhadap varian potensial di masa depan.

Imunitas dan Vaksinasi Sel T

Harapan untuk kekebalan jangka panjang bergantung pada respons sel T protektif. Dalam artikel saya sebelumnya, saya mengutip penelitian Universitas Cape Town yang menunjukkan bahwa respons sel T yang bertahan lama, yang diinduksi baik oleh vaksinasi atau infeksi alami, mengenali Omicron secara silang. Para penulis menyimpulkan bahwa kekebalan sel T yang terpelihara dengan baik terhadap Omicron kemungkinan akan berkontribusi pada perlindungan dari COVID-19 parah yang disebabkan oleh varian lain.

Namun, ternyata tidak semua respons sel T sama. Studi Cape Town tidak membedakan jenis respons sel T yang diinduksi baik oleh infeksi alami maupun vaksinasi. Kita sekarang mengetahui bahwa meskipun vaksinasi dengan vaksin berbasis protein S merangsang respons sel T, respons tersebut tidak menginduksi perlindungan. Itulah sebabnya, meski dunia memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi pada November, gelombang Omicron tetap datang.

Perlindungan yang Lebih Kuat

Pada 10 Januari, jurnal ilmiah Nature menerbitkan artikel tinjauan sejawat berjudul “Reaksi Silang Memori T cells Berasosiasi dengan Perlindungan terhadap Infeksi SARS-CoV-2 pada Kontak COVID-19”. Dikirim ke Nature oleh para ilmuwan Imperial College London lima bulan lalu, artikel tersebut melihat epitop sel T (fragmen protein yang sangat kecil) dari protein SARS-CoV-2 yang berbeda (S, N, E, dan ORF1) dalam hal reaktivitas silang mereka dengan spesies lain dari virus corona manusia OC-43 dan HKU1, yang menyebabkan flu biasa.

Mereka menemukan kumpulan epitop sel T dari protein S, N, dan ORF1 yang reaktif, bersilangan antara SARS-CoV-2 dan virus corona manusia (huCoV). Namun, respons sel T spesifik yang menginduksi perlindungan berasal dari epitop protein N dan ORF1, bukan protein S (protein lonjakan). Mereka kemudian menyimpulkan bahwa pada vaksin generasi kedua yang dikembangkan untuk melawan COVID-19, protein non-spike harus dimasukkan.

Ketika saya membaca makalah tersebut, saya kurang tertarik pada rekomendasi para ilmuwan tentang pengembangan vaksin generasi berikutnya, dan lebih mendalami studi mereka tentang protein non-spike (N dan ORF1) dan reaktivitas silang epitop sel T mereka antara SARS- CoV-2 dan hu- CoVs, karena informasi baru ini dapat menjelaskan perlindungan silang kekebalan sel T yang terperinci antara SARS- CoV-2 dan huCoVs.

Dengan kata lain, jika epitop protein-N dari flu biasa dapat menginduksi kekebalan sel T protektif jangka panjang terhadap SARS-CoV-2, maka infeksi Omicron dengan banyak epitop protein-N juga harus dapat menginduksi imunitas sel T yang serupa dan memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap infeksi varian SARS-CoV-2 di masa depan.

Jika Anda dapat mengenali sepupu jauh Anda di tengah keramaian, Anda pasti dapat melihat saudara Anda tepat di sebelah Anda.

Cahaya di Ujung Terowongan

Selama sekitar satu tahun dari sekarang, para ilmuwan telah membahas potensi SARS-CoV-2 untuk bergabung dengan empat virus corona manusia lainnya sebagai virus endemik.

SARS-CoV-2 adalah virus corona ketujuh yang menginfeksi manusia. Kami memiliki MERS-CoV yang menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah, SARS-CoV dan SARS-CoV-2 yang menyebabkan sindrom pernapasan akut yang parah, dan empat virus endemik lainnya (OC43, HKU1, 229E, dan NL63) yang menyebabkan flu biasa.

Dalam makalah tinjauan sejawat berjudul “Karakteristik Imunologis Mengatur Transisi COVID-19 ke Endemisitas” yang diterbitkan dalam jurnal bergengsi Science pada Februari 2021, para ilmuwan di Pennsylvania State University dan Emory University menyatakan bahwa semua virus corona manusia memperoleh kekebalan dengan karakteristik serupa. Pandemi COVID-19 adalah konsekuensi dari populasi manusia yang belum pernah melihat SARS-CoV-2 sebelumnya. Setelah infeksi yang meluas (seperti gelombang Omicron) terjadi di seluruh dunia, virus pada akhirnya akan beredar secara endemik, yang berarti bahwa infeksi masih dapat terjadi tetapi dengan gejala yang lebih ringan dan kematian yang jauh lebih sedikit.

Ada dua alasan mengapa transisi dari pandemi ke endemi tidak terjadi sampai Omicron: 1) Semua vaksin yang banyak digunakan didasarkan pada protein lonjakan, yang tidak menginduksi respons sel T pelindung jangka panjang; dan 2) Kekebalan alami tidak tersebar luas.

Makalah Nature mengungkapkan bahwa sel T pelindung (mensekresi IL-2) diinduksi oleh infeksi SARS- CoV-2. Oleh karena itu, kami dapat memperkirakan bahwa penyebaran infeksi Omicron yang lebih luas akan menginduksi kekebalan sel T reaktif-silang yang lebih luas, yang selanjutnya menawarkan perlindungan yang lebih luas terhadap potensi varian SARS-CoV-2 di masa depan. Akibatnya, kita kemungkinan sangat dekat untuk bisa mengucapkan selamat tinggal pada pandemi.

Meskipun kita harus sadar bahwa kita belum keluar dari hutan dan orang-orang masih menderita, saya tetap optimis bahwa kita mulai melihat cahaya di ujung terowongan.

Kita juga harus ingat bahwa bahkan ketika kita mengucapkan selamat tinggal pada COVID-19, kita mungkin tidak akan sepenuhnya bebas dari SARS-CoV-2. Bahkan flu musiman membunuh lebih dari setengah juta orang di seluruh dunia setiap tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus endemik lain kemungkinan akan menambah beban sistem kesehatan di seluruh dunia.

Hal baiknya adalah, seperti yang saya sebutkan di artikel saya sebelumnya, Omicron dapat dilihat sebagai vaksin hidup yang dilemahkan, yang memiliki rekam jejak yang sangat baik di antara semua vaksin. Ada sekitar 11 penyakit yang banyak digunakan untuk memeranginya dengan vaksin yang dilemahkan, seperti campak, gondongan, cacar air, dan polio. Sejauh ini, tidak satu pun dari penyakit ini yang menyebar di luar kendali setelah beberapa dekade vaksinasi.

Mudah-mudahan, Omicron akan bertindak seperti sepupu vaksin yang dilemahkan lainnya, dan dengan sedikit keberuntungan, tidak ada varian SARS-CoV-2 lain yang akan muncul menjadi pandemi di masa depan. (osc)

Joe Wang, Ph.D., adalah ilmuwan utama untuk proyek vaksin SARS Sanofi Pasteur pada tahun 2003. Dia sekarang adalah presiden New Tang Dynasty TV (Kanada), mitra media The Epoch Times

Nonton Bareng Angsa Hitam pada Tahun Macan

Shi Shan

2021 telah berlalu dan tahun baru 2022 telah dimulai. Apakah akan ada suasana baru di dunia, tentu setiap orang memiliki harapan yang berbeda, tetapi tidak ada yang berani mengatakan bahwa dirinya mengetahuinya.

Ajaran Buddha mengutamakan hukum sebab-akibat, dan apa yang akan terjadi pada 2022 tentu saja berkaitan erat dengan apa yang telah terjadi sebelumnya, mari kita menengok ke belakang, menyayangi hari ini dan menatap masa depan, pertama-tama penulis rangkum dulu apa saja yang terjadi tahun lalu, artinya peristiwa penting apa saja yang telah terjadi pada 2021 dan mungkin memiliki dampak yang cukup besar di masa depan.

Peristiwa besar yang dirangkum oleh AFP, pertama-tama adalah kelanjutan dari epidemi. Meskipun lebih dari 20 vaksin telah dikembangkan oleh berbagai negara di seluruh dunia, namun varian Delta dan Omicron yang lebih menular telah bermunculan satu demi satu.

Meskipun disuntik vaksin dapat mengurangi risiko penyakit parah, tetapi kenyataan pahitnya adalah harapan bahwa pandemi akan segera teratasi telah sirna, virus yang bandel terus menyebar ke seluruh dunia, dengan angka kematian resmi melebihi 5,39 juta jiwa.

Tetapi WHO percaya bahwa angka ini terlalu diremehkan padahal jumlah kematian sebenarnya mungkin dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi.

Tiongkok yang selalu mempertahankan strategi “nol infeksi”, pada akhir tahun lalu pecah lagi situasi epidemi.

Statistik terbaru menunjukkan bahwa Xi’an telah menjadi kota dengan infeksi lokal terbanyak.

Kota berpenduduk 13 juta orang ini telah sepenuhnya di lockdown, dan mereka mulai melakukan desinfeksi komprehensif dan memperketat pembatasan perjalanan. Kewaspadaan pihak berwenang Tiongkok ditingkatkan berlipat ganda untuk menghindari wabah berskala besar pecah menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing.

AFP mengatakan, yang disesalkan adalah, dua tahun pasca merebaknya pandemi mahkota Covid-19, sumbernya malahan masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. WHO telah mengirimkan tim ahli ke Tiongkok, tempat virus pertama kali merebak, tetapi sejauh ini belum mendapatkan kesimpulan apa pun.

Kantor Berita resmi Xinhua dari PKT menempatkan penyebaran pandemi COVID-19 yang terus menyebar, pada nomor terakhir dalam sepuluh besar peristiwa internasional. Disebutkan: untuk “perang berlarut-larut” melawan pandemi, sangat mendesak bagi semua pihak untuk bekerja sama, dan menjadikan vaksin sebagai produk publik global dan memberikan peran penuh pada vaksin, obat-obatan dan langkah-langkah pencegahan pandemi.

Menurut pendapat penulis, pandemi akan menjadi hal terpenting bagi seluruh dunia di tahun ini, dan bahkan mungkin terus berlanjut hingga dua tahun ke depan. Semakin besar korban jiwa, semakin banyak perhatian akan diberikan pada asal
usul virus COVID-19.

Di satu sisi, PKT menyanyikan “nasib kebersamaan” dengan nada tinggi, tetapi di sisi lain, PKT benar-benar memblokir dan menutupi apakah itu penyelidikan asal virus, data epidemi, atau bahkan bahan penelitian virus awal.

Penelitian tentang asal muasal pandemi sangat penting bagi masa depan umat manusia, karena bagaimana pandemi yang menyebabkan begitu banyak kerugian terjadi? Tanpa penyelidikan yang serius, komprehensif dan objektif, kita sama sekali tidak dapat menjamin bahwa lain kali tidak akan terjadi lagi, juga sama sekali tidak ada cara untuk mencegah meletusnya wabah besar yang mematikan ini untuk kali berkutnya.

Tiongkok adalah negara dimana pandemi pertama kali muncul dan merebak. Tindakan yang diambil oleh PKT sama sekali bertentangan dengan apa yang disebut “nasib kebersamaan”. Hal ini memiliki pengaruh sangat besar bagi masa depan.
Apa yang kita lihat sekarang adalah bahwa diplomasi RRT sedang dalam kesulitan, apakah ini hanya evolusi dari situasi yang tidak disengaja? Tentu saja bukan!
Hal kedua adalah pergantian presiden AS dan serangkaian peristiwa yang terkait dengan hal ini.

Artikel AFP mengatakan bahwa pada 6 Januari 2021, ratusan pendukung Presiden Trump menyerbu Kongres AS dalam upaya untuk mencegah anggota parlemen mengonfirmasi kemenangan Demokrat Joe Biden dalam pemilihan presiden pada November 2020. Adegan kacau balau yang menewaskan lima orang ini telah membuat heboh seluruh dunia.

Laporan AFP lebih ditujukan pada Trump, sedangkan laporan Xinhua (media corong RRT) ditujukan pada seluruh sistem demokrasi Barat modern, terutama yang disebut “demokrasi ala Amerika”.

Kantor Berita Xinhua menempatkan insiden ini ditempat pertama dari sepuluh insiden besar internasional. Artikel itu mengatakan bahwa kekerasan berdarah pada 6 Januari 2021 itu, yang dipentaskan di aula politik tertinggi di Amerika Serikat, sempat mengejutkan dunia, menonjolkan kesenjangan perpecahan dalam masyarakat Amerika, dan mematahkan ilusi “demokrasi ala Amerika”. “Demokrasi ala Amerika” telah menjadi alat bagi politisi Amerika untuk menghasut opini publik demi memaksimalkan kepentingan mereka sendiri.

Menurut hemat saya, insiden 6 Januari bukanlah sebuah peristiwa yang terpisah, ini berkaitan erat dengan dugaan kecurangan selama masa pemilu sebelumnya.
Jika tidak ada tuduhan kecurangan pemilu serta pengelabuhan yang disengaja oleh sejumlah pihak, tentu saja tidak akan ada insiden Serbuan Kongres di kemudian hari.
Dari perspektif yang lebih luas, bagaimana kelak mempraktikkan sistem demokrasi liberal di era diferensiasi nilai yang dibawa-serta oleh era Internet, hal ini merupakan sebuah tantangan besar bagi Amerika Serikat serta masyarakat dunia.

Bagaimana berinteraksi, berkompromi dan secara konstruktif membentuk konsensus tentang tata kelola sosial di antara berbagai kelompok sosial, kelompok bu- daya, kelompok agama, kelompok etnis dan kelompok kepentingan yang berbeda di era Internet, hal ini bakal menjadi masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat demokrasi.

Masalah ini, sama seperti virus COVID-19, kemungkinan akan mempeng- aruhi masa depan umat manusia selama bertahun-tahun.

Peristiwa besar ketiga versi AFP sebenarnya merupakan serangkaian peristiwa serupa, yakni kudeta militer.

Dalam satu tahun pada 2021 lalu, perebutan kekuasan dengan kekerasan telah terjadi di banyak negara di seluruh dunia, dan telah terjadi kemunduran yang jelas dalam demokrasi. Termasuk Myanmar, Chad, Mali, Guinea dan Sudan di Afrika, telah terjadi insiden di mana jenderal militer merebut kekuasaan tertinggi di negara-negara itu melalui kudeta militer. Bersamaan itu juga disertai dengan insiden tewasnya sejumlah warga sipil yang disertai gerakan penindasan dan aksi protes.

Dalam kesimpulan Xinhua, tidak ada yang namanya peristiwa kudeta. Hal ini bisa dimaklumi, karena pemahaman PKT tentang negara, pemerintahan dan politik pada dasarnya dibangun di atas fondasi kekerasan, salah satu ajaran Mao adalah: “kekuasaan politik muncul dari laras senapan”, siapa yang godamnya paling besar dialah sang penguasa.

Bagi mereka, ini adalah kebenaran, ini adalah hukum alam yang legal dan tidak perlu dipermasalahkan.

Namun kantor berita Xinhua, menganggap apa yang disebut multilateralisme yang diprakarsai Xi Jinping sebagai peristiwa besar internasional. Xi Jinping membuat pernyataan ini pada Oktober 2021 saat berpidato di peringatan 50 tahun masuknya RRT ke PBB.

Agence France-Presse menempatkan situasi Eropa di urutan V, menyebutkan Eropa menghadapi tantangan.

Eropa pada 2021, dimulai dari Inggris secara resmi keluar dari keanggotaan Uni Eropa per 1 Januari, kemudian Kanselir Jerman Angela Merkel mengundurkan diri setelah 16 tahun berkuasa, pada akhir tahun lalu pemerintahannya di-estafet oleh suatu koalisi baru.

Juga ada keputusan Mahkamah Konstitusi Polandia bahwa pasal tertentu dari Perjanjian Eropa tidak sesuai dengan konstitusi nasional; Ukraina, sebagai perbatasan baru antara Eropa dan Rusia, berada di bawah tekanan kuat yang semakin meningkat.

Juga ada krisis imigran. Belarus sengaja menciptakan jalur Minsk yang membiarkan ribuan imigran, terutama dari Timur Tengah berkemah di atas tanah es dan salju di perbatasan Polandia di sisi Belarusia, dengan harapan mereka akan memasuki wilayah Uni Eropa. Setidaknya lebih dari selusin imigran tewas di kedua sisi perbatasan.

Selain itu juga ada kasus Lituania mengubah kantor perwakilan ekonomi dan budaya Taipei setempat menjadi kantor perwakilan Taiwan yang memicu reaksi keras dari Beijing.

Sebuah negara dengan populasi kurang dari 3 juta, melawan sosok monster super, bagaimana dengan UE? Membantu sekutukah? Atau menyerah pada kepentingan? Untuk apa UE didirikan? Berdasarkan prinsip apakah? Apakah itu aliansi kepentingan atau aliansi nilai?

Semuanya ini ditonjolkan dengan jelas dalam masalah Lituania melawan RRT.

Menurut pendapat penulis, kejadian ini, kemungkinan besar akan memiliki makna yang lebih penting dan menentu- kan bagi masa depan Uni Eropa, bahkan melebihi krisis Ukraina.

Xinhua juga melihat hal ini, meskipun Xinhua menempatkan masa depan Uni Eropa di tempat IX. Xinhua mengatakan bahwa Jerman dan Uni Eropa telah memasuki “era pasca-Merkel”. Ketika Merkel meninggalkan panggung politik, UE sedang menghadapi banyak ujian berat, dan ia sempat memuji gaya pragmatis dan rasional dari Merkel yang sangat bermanfaat ketika UE mencari “otonomi strategis” yang sebenarnya.
Ketika PKT mengacu pada “otonomi strategis” UE, terutama ditujukan pada Uni Eropa yang terlepas dari Amerika Serikat. PKT selalu berharap bahwa dunia ini dapat terbentuk menjadi “Romance of the Three Kingdoms” atau “Romance of the Four Kingdoms”, Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia dan Eropa.

Sejujurnya, perubahan besar dalam lanskap geopolitik semacam ini membutuhkan peristiwa besar. Krisis Ukraina yang telah kita saksikan dapat dipastikan bakal menjadikan hubungan Amerika Serikat dan Eropa lebih akrab lagi. Dalam hal ini, harapan PKT mungkin tidak akan terpenuhi dalam beberapa tahun mendatang.

Baik Agence France-Presse maupun Xinhua News Agency menganggap krisis Ukraina sebagai salah satu dari sepuluh peristiwa besar, yang membedakannya adalah AFP menekankan Ukraina, sementara itu Kantor Berita Xinhua menekankan kontradiksi antara Rusia dan Barat telah meningkat, tentu saja, sebenarnya ini adalah hal yang sama.

Kejadian ini sebenarnya lebih merupakan kontradiksi antara Eropa dan Rusia, dengan bantuan sistem Uni Eropa, beserta sistem NATO, Eropa telah memperluas kekuatannya ke timur dan Rusia telah merasakan krisis keamanan menghadang di depan mata.

Amerika Serikat diikat masuk oleh NATO. Biden pernah secara terbuka mengatakan bahwa Ukraina tidak perlu terburu-buru untuk bergabung dengan NATO, tetapi Eropa, terutama Jerman, mungkin memiliki pandangan yang berbeda.

Amerika Serikat dan Inggris berada di pihak UE, selain kewajiban terhadap NATO, juga ada alasan utama lainnya, yaitu alasan nilai.

Lainnya termasuk penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah. Situasi di Timur Tengah tampaknya tegang setiap tahun, namun ketegangan di Timur Tengah sudah menjadi hal biasa.

Penarikan militer AS dari Afghanistan merupakan strategi yang ditetapkan pada masa pemerintahan Obama, setelah ditata dan diatur oleh dua presiden sebelumnya, sebenarnya memiliki kartu cukup bagus, namun akhirnya berubah menjadi kekalahan besar di tangan Biden.

Peristiwa besar internasional, kira-kira hanya itu saja. Di Tiongkok juga terjadi banyak peristiwa besar, untuk hal ini tidak dapat lagi mengandalkan kantor berita Xinhua.

Penulis sendiri memilih tiga kejadian. Peristiwa pertama, Tiongkok terjerumus ke dalam krisis ekonomi dan perusahaan-perusahaannya menghadapi kesulitan besar. Dari Alibaba pada awal tahun hingga Evergrande di akhir tahun, pada dasarnya dilema ekonomi RRT berlangsung sepanjang tahun. Hal ini membawa dua masalah, yang pertama adalah pengangguran, dan yang kedua adalah resesi fiskal RRT.

Pengangguran tidak dibahas disini, keuangan pemerintah RRT dan utang pemerintah daerah meningkat dua kali lipat, pemerintah pusat juga tidak punya uang. Pada akhir tahun 2021, PKT juga mengubah cara pembayaran pajak usaha kecil dan mikro, dan kemungkinan yang dihadapi oleh usaha kecil di mulai tahun 2022, pajak penghasilan yang mereka bayarkan kemungkinan akan meningkat 5 hingga 10 kali lipat. Hal ini akan selangkah lebih maju melenyapkan usaha kecil dan mikro di Tiongkok, dan menyebabkan pengangguran yang lebih besar, serta menciptakan kelemahan konsumsi yang lebih parah, serta ekonomi RRT akan terjatuh ke dalam kesulitan yang lebih besar.

Kedua, Sidang Paripurna VI Kongres Nasional PKT ke 19. PKT membuat sebuah “resolusi historis” dan pasca Mao Zedong, maka Xi Jinping menjadi sosok pemimpin besar, pemikir, filsuf dan ahli strategi PKT yang lain.

Penentuan posisi menggelikan semacam ini ditentukan oleh sistem PKT, harus seperti ini, jika tidak, partai tidak menjadi partai, dan negara tidak menjadi negara.

Sistem otokratis kediktatoran membu- tuhkan otoritas absolut dari sang diktator itu sendiri, jika otoritas tidak terbentuk dalam penyelesaian krisis yang sebenarnya, maka hal itu hanya bisa didapat dari bualan yang dipromosikan. Semua sistem kediktatoran adalah sama, Korea Utara, RRT, Uni Soviet, Venezuela, Kuba dan lain-lain.

Sistem kediktatoran sungguh sangat mirip dengan sistem hidrolik dalam teknik mesin, melalui sistem hidrolik dan cukup dengan mengerahkan sedikit kekuatan, dapat disalurkan menjadi tekanan super. Tetapi sistem ini perlu ketertutupan, begitu ada kebocoran oli atau apa saja, seluruh sistem akan ambruk.

Apa yang kita saksikan sekarang, PKT membanting setir ke kiri sebenarnya merupakan kebutuhan sistem, juga merupakan kebutuhan pengoperasian sistem.

Masalahnya adalah bahwa setelah menjalani 30 tahun reformasi dan keterbukaan di Tiongkok, masyarakatnya bukanlah suatu sistem yang sepenuhnya tertutup, maka itu timbullah masalah. Selain perlawanan dari pihak warga sipil, perlawanan di dalam partai pun cukup sengit. Maka perebutan kekuasaan tidak bisa lagi dihindari.

Pada Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok pada akhir 2022 nanti, Komite Sentral Partai akan mengusung Xi Jinping sebagai “pemimpin besar” (bukan Komite Sentral Partai sebagai inti), kita akan menyaksikan semua jenis perebutan kekuasaan akan menjadi semakin sengit, dan kemungkinan bahkan akan ada insiden kejutan yang tidak terduga.

Peristiwa besar ketiga adalah angsa hitam mengunjungi Lapangan Tiananmen di Beijing.

Banyak orang mungkin berpikir itu hanya omong kosong dan kebetulan saja, tapi penulis tidak melihatnya seperti itu.

Ada banyak peristiwa aneh serupa yang tercatat dalam sejarah Tiongkok, seperti melihat roh gentayangan di dalam istana, sang kaisar bermimpi pertanda buruk, dan lain-lain, sebelum kemudian terjadi peristiwa perubahan mendadak. Bukankah Langit dan manusia menyatu?

Jika Anda tidak percaya, maka anggap saja hal ini sebagai lelucon. Tetapi angsa hitam mendarat dan berdiri di Lapangan Tiananmen, hal ini memang betul-betul sangat aneh, sampai sekarang tidak satu pun orang yang tahu dari mana datangnya si angsa hitam itu? Tidak ada angsa hitam liar di belahan bumi utara, mungkinkah ia terbang dari Australia?

Kejatuhan semua negara komunis otokratis di dunia ditentukan oleh “angsa hitam” setelah beberapa putaran “badak abu-abu”.

Di Daratan Tiongkok, “badak abu-abu (adalah ancaman yang sangat mungkin, berdampak tinggi namun diabaikan. Badak abu-abu bukanlah kejutan acak, tetapi muncul setelah serangkaian peringatan dan bukti nyata)” sudah datang beberapa ekor yang menyeruduk PKT hingga sedikit babak belur.

Kapan “angsa hitam (peristiwa tak terduga atau tak terdeteksi, biasanya satu kejadian dengan konsekuensi ekstrem)” benar-benar datang, ini barulah akan menjadi fokus terbesar 2022 ini, atau dua tahun ke depan 2023-2024? (lin)