Home Blog Page 477

Parlemen Kanada Loloskan Undang-Undang Anti Pengambilan Organ Hidup-hidup

Annie, Gao Yunlin dan Shu Can

Pada  14 Desember, Undang-Undang Anti Pengambilan Organ Hidup-hidup  (S-223) disahkan oleh Parlemen Kanada. Anggota parlemen mengatakan bahwa pengambilan organ secara hidup-hidup menantang martabat manusia, dan mereka memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan tidak pernah menyerah

RUU anti pengambilan hidup-hidup Kanada (S-223), lolos pembacaan ketiga di Dewan Perwakilan Rakyat pada 14 Desember dan disahkan dengan suara bulat. Setelah itu, akan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Gubernur Jenderal Kanada.

Senator Salma Ataullahjan yang memperkenalkan undang-undang anti  pengambilan organ hidup-hidup berkata : “Teman-teman, kalian tidak pernah menyerah. Saya harus mengucapkan terima kasih. Hati saya hangat melihat kalian.”

Garnett Genuis, anggota Parlemen Kanada berkata : “Tuhan telah menganugerahi manusia dengan martabat. Dan, yang harus kita lakukan adalah mempertahankan nilai dan martabat yang melekat pada semua manusia.”

Setelah lebih dari satu dekade penyelidikan, pengacara hak asasi manusia terkenal David Matthias dan mendiang mantan anggota Kongres David Kilgour merilis laporan “Pengambilan Organ Tubuh Hidup Berdarah”, menunjukkan bahwa Falun Gong adalah kelompok korban terbesar dari pengambilan organ tubuh secara hidup-hidup oleh Partai Komunis Tiongkok.

Senator Salma Ataullahjan dan Konservatif MP Garnett Genuis dalam file foto. (Limin Zhou/The Epoch Times)

Li Xun, juru bicara Himpunan Falun Dafa Kanada mengatakan: “Dua orang Davidian mengatakan bahwa [pengambilan organ hidup oleh Partai Komunis Tiongkok] adalah kejahatan yang belum pernah terlihat sebelumnya di bumi. Setelah 14 tahun bekerja keras, pengesahan RUU ini telah menyadarkan warga Kanada akan sifat jahat rezim partai Komunis Tiongkok.

Micheal Chong, Anggota parlemen Kanada mengatakan : “Kita perlu mengambil sikap yang lebih kuat untuk mempertahankan nilai-nilai kita, keyakinan  pada demokrasi, keyakinan  pada kebebasan, keyakinan  pada hak asasi manusia dan supremasi hukum.”

RUU tersebut menetapkan bahwa merupakan tindak pidana bagi warga Kanada berpergian ke luar negeri untuk menerima transplantasi organ ilegal, dan penduduk tetap atau orang asing yang terlibat dalam pengambilan organ secara paksa dan perdagangan organ manusia akan ditolak masuk ke Kanada.

Micheal Chong menambahkan: “Parlemen mengesahkan RUU ini adalah awal yang baru. Ini akan melarang warga Kanada berpartisipasi dalam praktik mengerikan pengambilan organ secara hidup-hidup, terutama dari tahanan hati nurani.”

Li Xun berkata: “Saya harap Kanada dapat menjatuhkan sanksi kepada penjahat kekerasan terhadap Falun Gong dan setiap tahanan hati nurani, dan mencegah mereka masuk ke Kanada.” (hui)

Langit Peringatkan Xi Jinping Akhirat pun Bukan Tempat Jiang Zemin

0

DR Xie Tian

Dalam sebuah karya puisi dari sastrawan terkenal Dinasti Tang bernama Bai Juyi yang berjudul “Chang Hen Ge”, terdapat kalimat “dari atas langit sampai ke dalam liang lahat, tidak juga dapat menemukannya dari kedua tempat itu”. “Akhirat adalah jalan tanpa kembali”, maksudnya adalah jalan kematian, setelah tiba di neraka tidak akan bisa lagi kembali ke dunia manusia, tidak ada lagi jalan untuk kembali.

Kata “Langit” dalam kalimat ini bermakna Kerajaan Langit atau surga; sedangkan liang lahat juga bermakna neraka; dari langit sampai ke liang lahat bermakna setiap sudut di alam semesta, menunjukkan bahwa bila Langit menghukum manusia yang jahat nan licik dan membuatnya tiada berpeluang untuk dilahirkan kembali, sekaligus memiliki pesan moral untuk manusia di dunia agar tersadarkan dan menyayangi kehidupan serta mengambil hikmah, sehingga tidak mengulangi perbuatan yang sama dari si penjahat tadi.

Penjahat terbesar anti kemanusiaan yakni Jiang Zemin telah meninggal dunia, bagi yang memahami fakta/kebenaran hal ini sangat melegakan, ibarat merayakan kemenangan, petasan pun disulut dan disambut dengan bersorak sorai.

Kejahatan Jiang Zemin yang telah mencelakakan negara dan rakyat Tiongkok, serta menentang kemanusiaan, ditakdirkan tak lama lagi pasti akan diadili, namun dalam mengantarkan Jiang Zemin menuju jalan ke liang lahatnya, Xi Jinping justru malahan mengadakan pemakaman dengan perhatian besar, apakah di baliknya ada sesuatu yang sulit diungkapkan olehnya? Ataukah belum menyadari, serta tidak memahami belas kasih Tuhan, dan tidak mengenali peringatan yang telah diberikan Tuhan bagi Tiongkok di masa mendatang.

Bicara soal Xi Jinping yang menguburkan Jiang Zemin dengan profil tinggi, mau tidak mau harus menyebut kelemahan kaum ateis yang begitu bodoh. Jasad Jiang Zemin, dimasukkan ke dalam peti mati transparan, naik turun pesawat, dipamerkan terbuka di luar gedung bandara, dan membuat wajah Jiang langsung terpapar sinar matahari. Sebenarnya ini adalah pantangan besar dalam pemakaman. Wajah orang yang mati, tak boleh terpapar matahari, atau ditempatkan langsung di bawah sinar matahari. Baik di dunia Timur maupun Barat, bagian wajah dan kepala orang mati seharusnya ditutupi dengan kain hitam, hanya pada saat perpisahan terakhir penutup wajah itu baru dibuka di dalam rumah persemayaman untuk ditunjukkan kepada para pelayat.

Seorang warganet mengutip pernyataan pada situs web pengetahuan yakni Zhihu dari Daratan Tiongkok, disebutkan bahwa wajah orang yang mati, ditutupi kertas kuning atau kain putih adalah sebagai penghormatan terhadap mendiang, juga perlindungan bagi yang masih hidup yang ditinggalkannya. Dasarnya adalah, agar orang-orang yang ditinggalkan tidak terkejut adalah penghormatan bagi mendiang, mencegah penyebaran virus dan bakteri, mencegah agar mendiang jangan sampai tidak rela meninggalkan dunia ini, dan menutupi aib mendiang dari hal yang disesalinya. Konten ini dikutip dari situs Zhihu, benar-benar suatu ketidak-tahuan.

Jelas, situs web di RRT sangat terbatas pemahamannya terkait kehidupan, roh dan jiwa, kepercayaan, dan fakta, semua penjelasan tersebut di atas adalah pandangan kaum ateis, yang hampir semuanya hanyalah dugaan sembarangan saja. Sebenarnya, menurut penuturan masyarakat Tiongkok kuno, ditutupnya bagian wajah mendiang, terutama pada titik akupunktur Baihui di (puncak) ubun-ubun, alasannya sangat sederhana, karena roh atau jiwa atau kesadaran seseorang setelah meninggal dunia, dan untuk meninggalkan jasadnya, ia akan keluar dari titik Baihui atau tempat lainnya. Sedangkan roh dan jiwa tidak bisa terpapar sinar matahari begitu saja, jika terpapar matahari maka akan lenyap atau sirna, tidak bisa terlahir (reinkarnasi) lagi. Roh Jiang Zemin dipaparkan di bawah sinar matahari, dan rohnya dimusnahkan, ini akan menimbulkan masalah besar.

Setelah penulis mengunggah penjelasan tradisional ini di Twitter, seorang pengguna Twitter lain dan sepertinya seorang wanita etnis Tionghoa di Kanada, merespon dengan mengusulkan penulis untuk tidak mengunggahnya bila tidak ada dasarnya. Dia berkata, lihat upacara pemakaman Rong Yiren (1916-2005, Wakil Presiden Republik Rakyat Tiongkok 1993 – 1998 yang sangat terlibat dalam pembukaan ekonomi Tiongkok untuk investasi Barat.), sama seperti Jiang, juga dengan peti mati yang sama, wajahnya juga tidak ditutupi. Penulis pun menjawab, jika Anda merasa tidak berdasar, sebenarnya ada, mungkin hanya Anda saja yang tidak mengetahuinya. Tapi walaupun Anda tidak percaya, berharap Anda bisa mengingatnya bahwa hidup manusia itu tidak terduga, memahami hal ini ada baiknya seandainya terdapat keluarga atau sahabat yang mengalami kemalangan ini, akan bermanfaat bagi almarhum, di dunia sana mereka akan berterima kasih pada Anda. Namun jika Anda hanya percaya pada cara-cara para kader partai komunis yang ateis, maka hal ini sangat disayangkan.

Kembali ke topik utama, Xi Jinping mengantarkan Jiang Zemin ke neraka, mengapa dilakukan dengan profil tinggi? Sebenarnya Xi Jinping tidak mungkin bertindak “low profile”, atau tidak berani “low profile”. Karena jika Xi Jinping mengadakan dengan low profile, maka akan menunjukkan adanya perselisihan antara Xi dan Jiang, dan memperlihatkan konflik internal Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang sengit dan terbuka.

Oleh karena itu di saat XI mengantarkan Jiang Zemin ke kuburnya, di depan banyak orang harus memperlihatkan perhatian besar, agar tidak memperlihatkan jejak, agar dapat menciptakan pemandangan damai yang semu di dalam tubuh PKT. Namun walaupun Xi Jinping mengadakan dengan “profil tinggi”, tapi profil tingginya sungguh aneh dan konyol, juga mengungkap ketidak-tahuan kaum ateis.

Ketika Jiang Zemin menapak jalan ke akhirat tanpa bisa kembali, Xi Jinping mendapat peringatan dari Tuhan, juga dikarenakan meninggalnya Jiang, sedang bertepatan dengan beberapa waktu terakhir ini rakyat Tiongkok secara terbuka dan terang-terangan berunjuk rasa, slogan rakyat Tiongkok yang dengan jelas menuntut “lengserkan partai komunis” dan “lengserkan Xi Jinping”, pada menandakan aspirasi rakyat Tiongkok menentang komunisme, dan ingin memusnahkan komunis, telah memasuki suatu tahapan baru. Inilah peringatan dari Tuhan, maka kini berpulang pada Xi Jinping apakah mempunyai kebijaksanaan yang cukup untuk memahaminya.

Seorang paranormal Inggris yang secara tepat telah meramalkan berita wafatnya Ratu Inggris yakni Craig Hamilton-Parker pada 1 Desember lalu mengeluarkan prediksi terbarunya terhadap situasi Tiongkok di masa mendatang, dibahas pula tentang beberapa hal yang paling disoroti sekarang ini. Parker mengatakan, “Saya melihat partai komunis Tiongkok telah runtuh… jika saya benar, menurut saya partai itu akan segera runtuh. Kita sedang berada pada suatu tahapan dari kegelapan melangkah menuju masa depan cerah.”

Sahabat pembaca dari Daratan Tiongkok yang memperhatikan, atau sering menerobos firewall atau jalur lain untuk memahami pandangan penulis, yang merasa sangat cemas akan situasi terkini masyarakat Tiongkok, menitipkan pesan pada orang lain untuk memahami keadaan Tiongkok saat ini dan masa depannya. Penulis merespon dan mengatakan kepada mereka bahwa petinggi AS sepertinya telah bertekad, untuk melakukan decoupling dengan PKT. 

Tentu, ekonomi AS decoupling dengan PKT, tidak seperti yang dibayangkan kebanyakan orang, dimana AS dan RRT akan putus hubungan ekonomi dan perdagangan secara tuntas. Bagaimana pun terdapat 5 juta jiwa lebih etnis Tionghoa di AS, komunitas ini tiap tahun menghabiskan makanan dan produk mulai dari cuka Zhenjiang sampai ikan Dace kalengan, dan acar sayur dari Fuling, yang setiap tahunnya bernilai miliaran dolar AS, semuanya harus diimpor dari Tiongkok.

Selama beberapa dasawarsa ini AS memblokade Kuba, tetapi cerutu Kuba masih menjadi favorit dan beredar di AS. Yang dimaksud decoupling ekonomi AS dengan RRT, adalah industri yang paling penting, produk teknologi tinggi, ketergantungan akan ekonomi, teknologi, dan finansial, dikurangi sampai nol atau sangat rendah. Sekarang masih banyak uang milik Wall Street yang berada di Tiongkok, tapi juga dengan cepat sedang ditarik. Setelah ditarik semua, peralihan rantai industri selesai, semua modal telah meninggalkan RRT, perekonomian RRT mungkin akan hancur.

Sikap Biden yang cukup persuasif terhadap RRT, dan masih sering mengampuni PKT, kebijakan anti komunisnya maju mundur. Pada pemilu paruh waktu AS kali ini, Partai Republik telah merebut kembali kursi DPR AS; jika pada 2024 Trump atau Trumpisme telah kembali, dan kaum konservatif menguasai kedua kamar kongres, AS pasti akan putus hubungan dengan PKT, bahkan mungkin akan terjadi bentrok.

Banyak orang telah menyadari, seolah-olah dalam semalam, rakyat Tiongkok telah tersadarkan! Sadarnya rakyat, dimulai dari seruan Gerakan Kertas Putih, seperti “lengserkan partai komunis” dan “lengserkan Xi Jinping”, slogan ini telah melampaui yang terjadi pada Gerakan Tiananmen 4 Juni 1989.

Dari mahasiswa menyebar ke warga kota, kalangan pekerja, dan manula pensiunan, membawa kertas putih berunjuk rasa, telah menjadi metode perlawanan yang baru rakyat Tiongkok. Sekelompok manula di kota Baoding Provinsi Henan pawai dan berunjuk rasa memprotes tidak adanya penghangat ruangan, apa yang mereka lakukan? Mereka membawa kertas putih, yang hanya bertuliskan “dingin”.

Xi Jinping seharusnya menyadari, slogan “lengserkan partai komunis” telah diserukan oleh puluhan ribu jiwa rakyat Tiongkok, panah yang telah diluncurkan tidak bisa ditarik kembali, rakyat Tiongkok telah memojokkan PKT di dinding jalan buntu. Perlawanan rakyat Tiongkok berikutnya, pasti akan menjadikan “lengserkan partai komunis” sebagai tuntutan dasar. Selain itu, runtuhnya PKT, kemungkinan akan terjadi tiba-tiba; dan keruntuhan yang mendadak seperti ini, mungkin saja akan segera terjadi. Terjadinya keruntuhan partai komunis di Tiongkok, belum tentu akan seperti Rusia, besar kemungkinan akan seperti Rumania, atau akan dengan model yang “berkarakter” seperti RRT.

Menurut informasi dari Tiongkok, dikatakan Xi Jinping telah mempersiapkan sebelum Rapat Dua Sesi tahun depan berlangsung, ia akan memanfaatkan sistem Komisi Politik Hukum dan Komisi Kedisiplinan Pusat untuk membereskan tuntas antek-antek di kubu Jiang Zemin dan Zeng Qinghong.

Berdasarkan daftar nama Xi, ada sebanyak 15.000 orang pejabat dari kubu Jiang dan Zeng, sarung tangan putih sebanyak 3.000 orang, total hampir 20.000 orang. Aset yang akan dilikuidasi mencapai RMB 100 Triliun Yuan (setara PDB Tiongkok selama setahun). Xu Jiayin dari Evergrande Group sepertinya hanyalah pisau persembahan. Bisa saja Xi Jinping memahami petunjuk dari Tuhan, dan mungkin akan segera bertindak, tapi pintu kesempatannya sekarang sudah sangat, sangat terbatas. (sud)

Orang-orang Tiongkok Tak Takut Lagi dengan Tirani, Akhir Xi Jinping Berada dalam Bahaya

0

NTD

Baru-baru ini “Revolusi Kertas Putih”  di seluruh Tiongkok telah memaksa Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk membuat perubahan kebijakan secara drastis  dengan cepat menghapus kebijakan nol COVID. Peristiwa itu  menyoroti bahwa masyarakat tidak lagi takut kepada rezim diktator PKT. Menurut analisis para ahli, Xi Jinping telah menyinggung terlalu banyak orang secara internal dan eksternal, dan akan berakhir dengan cara yang kurang menguntungkan. 

“Orang-orang Tiongkok Mematahkan Ketakutan Mereka”

Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 7 Desember secara resmi merilis “Sepuluh Aturan Baru” untuk mencegah epidemi. Kebijakan nol COVID  berubah secara drastis. Hal ini dipandang sebagai respon  “Revolusi Kertas Putih” dan protes rakyat di seluruh negeri.

“Revolusi Kertas Putih”, yang dipicu oleh kebakaran di Urumqi, Xinjiang, telah menyebar setidaknya sepertiga provinsi dan kota di Tiongkok. Aksi protes digelar di kota-kota tingkat pertama seperti Beijing, Shanghai, Wuhan, Chengdu, Chongqing, Nanjing, dan Guangzhou. Orang-orang meneriakkan slogan-slogan seperti “Mundurlah, Partai Komunis”, “Mundur, Xi Jinping”, dan “Demokrasi, bukan kediktatoran”.

Mahasiswa Tionghoa dan orang-orang Tionghoa di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Korea Selatan, dan negara lain mengadakan aksi protes dan kegiatan solidaritas. Gerakan ini merupakan aksi protes secara besar-besaran yang pertama kalinya oleh orang-orang Tiongkok di dalam dan luar negeri sejak gerakan demokrasi Tiananmen pada tahun 1989, yang berdampak kuat kepada otoritas PKT. Saat ini, aksi protes masih terus bergejolak.

Xu Wenli, salah satu pendiri Partai Demokrasi Tiongkok dan pensiunan peneliti senior di Universitas Brown, mengatakan kepada Voice of America bahwa negara-negara Barat telah mencabut larangan tersebut,  hanya PKT yang mengharuskan kebijakan nol kasus .

Dr. Wu Guoguang, seorang peneliti senior di Stanford University berkata: Sejauh ini signifikansi terbesar dari Revolusi Kertas  Putih  adalah bahwa rakyat Tiongkok telah mematahkan ketakutan mereka dan membela diri mereka sendiri. Revolusi Kertas Putih  menyatakan bahwa ada jutaan anak perempuan dan anak laki-laki pemberani di Tiongkok, dan Xi Jinping harus bertanya kepada mereka apakah mereka akan melakukan sesuatu dan mengambil alih kekuasaan.”。

Cengkeraman kekuasaan Xi Jinping dapat menyebabkan krisis baru pemerintahan 

Xi Jinping telah berhasil memenangkan masa jabatan ketiga di Kongres Partai Komunis ke-20, dengan empat kroninya bergabung dengan Komite Tetap Politbiro, sementara Li Keqiang, Wang Yang dan Hu Chunhua keluar. Jiang Zemin, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), meninggal dunia pada  30 November, dan faksi Jiang tercerai-berai ketika pohon tumbang dan monyet-monyet berhamburan.”

Namun, diyakini bahwa kekuatan Xi Jinping dalam partai dapat menyebabkan krisis baru dalam pemerintahan.

Xu Wenli kepada Voice of America mengatakan bahwa Xi Jinping mungkin bertekad melancarkan perang untuk menyelesaikan masalah Taiwan  setelah dia mengamankan kursinya di Kongres Nasional ke-20, atau bisa jadi ekonomi Tiongkok sedang menurun dan perusahaan asing pindah dari negara itu, sehingga memperburuk konflik domestik. Xi Jinping juga bisa mengambil risiko menyerang Taiwan untuk meredakan tekanan dalam negeri, tetapi perang di Selat Taiwan akan membuat Xi terbakar.

“Dalam keadaan seperti itu, bukan Aliansi Delapan Kekuatan, tetapi mungkin Aliansi 80 Kekuatan melawan Partai Komunis Tiongkok dan Xi Jinping,” kata Xu Wenli.

Pakar urusan Tiongkok dan pensiunan profesor California State University, Song Yongyi, mengatakan kepada Voice of America bahwa ada kemungkinan Xi Jinping bisa dengan gegabah memulai perang di Selat Taiwan, tetapi bisa berakhir dengan kegagalan, “seperti perang Putin saat ini antara Rusia dan Ukraina, dia juga akan mundur jika dia tidak melakukannya dengan benar.

Pembukaan Menciptakan Kekacauan Baru dan Dilema bagi Xi Jinping

Situasi saat ini dalam masyarakat Tiongkok penuh dengan pasang surut, dan gelombang demi gelombang.  “Revolusi Kertas Putih” telah memaksa Partai Komunis Tiongkok untuk menghentikan kebijakan  nol COVID, tetapi pembukaan  secara tiba-tiba  memicu kekacauan baru. Karena rendahnya kemanjuran vaksin domestik  dan fasilitas medis yang tak memadai, jumlah infeksi telah meningkat secara dramatis. Klinik demam  penuh sesak  dan obat-obatan  diborong habis, akan memicu badai resistensi terbaru.

Hu Ping, seorang pakar urusan Tiongkok, baru-baru ini men-tweet, “Jika Anda melepaskan, Xi Jinping berada dalam dilema. Jika Anda melepaskan, tidak ada yang terjadi, tidak ada yang salah, virus tidak lebih dari flu besar, dan COVID-19 tidak lebih dari penyakit yang bisa sembuh sendiri.  Jika epidemi menyebar dan banyak orang meninggal dunia setelah dibuka,  berarti nol COVID tidak berguna. Apa pun hasil yang terjadi,  akan mempermalukan pihak berwenang dan Xi Jinping.”

Hu Ping memberitahukan kepada Voice of America bahwa hasil akhir Xi Jinping “lebih buruk daripada kebaikan”, karena dia menyinggung terlalu banyak orang di dalam dan di luar.”

Hu Ping berkata bahwa Xi Jinping  menekan semua orang untuk menonjolkan otoritas pribadinya. Dia memperlakukan rakyat, pembangkang, intelektual liberal, termasuk kelas atas, tak peduli apakah faksi bersatu atau Jiang, tidak peduli pangeran atau generasi kedua merah, karena dia ingin menjadi diktator, tak hanya untuk menekan masyarakat dan Anda, tetapi juga kolega Anda.

Wu Guoguang mengatakan kepada Voice of America bahwa Xi Jinping ingin meniru Mao Zedong. Tetapi setelah kematian Mao, istri dan keponakannya ditangkap dan penerus pilihannya meninggal satu per satu. Semakin Xi Jinping mencoba meniru Mao, semakin besar kemungkinan dia akan berakhir seperti Mao di masa depan.

Wei Jingsheng, seorang aktivis pro-demokrasi Tiongkok terkemuka, mengatakan kepada Voice of America bahwa pengawasan Partai Komunis Tiongkok memang sangat ketat, tetapi tidak semua pejabat setia kepada Xi Jinping. Chen Sheng dan Wu Guang bukanlah nama besar, dan pemberontakan di Dazexiang tidak dapat diprediksi. Tetapi sudah menjadi aturan sejarah bahwa tirani harus mati”.

Untuk diketahui, Pemberontakan Chen Sheng dan Wu Guang adalah  pemberontakan pertama melawan pemerintahan Qin setelah kematian Qín Shǐ Huáng. Dipimpin oleh Chen Sheng dan Wu Guang, pemberontakan ini membantu menggulingkan Qin dan membuka jalan bagi Dinasti Han salah satu zaman keemasan terbesar Tiongkok. (hui)

Kamar Mayat Beijing Penuh, Satu Peti Es Menyimpan 30 Jenazah Hingga Rumah Duka Kekurangan Staf

0

Li Enzhen – NTD

Gara-gara jumlah orang yang terinfeksi COVID di Beijing terus melonjak, sistem medis di Beijing hampir runtuh dan jumlah kematian juga meningkat tajam. Saat ini, rumah sakit, rumah duka, dan krematorium di Beijing kewalahan.  Kamar mayat penuh dan rumah duka menyimpan banyak mayat dalam wadah berpendingin. Rumah duka dan krematorium mengalami kekurangan staf karena tingginya jumlah karyawan yang terinfeksi.

Sejak perubahan tajam dari kebijakan epidemi Partai Komunis Tiongkok (PKT), telah terjadi kesibukan untuk membeli obat-obatan di berbagai tempat.  Jumlah klinik demam meroket, sejumlah besar staf medis telah terinfeksi dan sumber daya medis terkuras.  Pada saat yang sama, jumlah kematian meningkat pesat. Semua rumah duka dan krematorium penuh dengan reservasi. Jumlah kremasi per hari meningkat beberapa kali lipat. Freezer penuh dan jenazah harus menunggu berhari-hari untuk dikremasi.

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa virus telah “menyebar secara intensif” di Tiongkok jauh sebelum PKT mencabut langkah-langkah blokade. WHO juga menyebutkan soal pelonggaran pembatasan disebutkan  menyebabkan merebaknya COVID hingga di luar kendali tak masuk akal.

Kamar mayat penuh, satu freezer menyimpan 30 mayat

Media “Ming Pao” Hong Kong melaporkan pada 18 Desember bahwa jumlah kematian terkait dengan epidemi di Beijing  meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir, dan kamar mayat di rumah sakit kota, rumah duka, dan tempat lain di mana mayat ‘diparkir’ dan ‘diproses’ semuanya “penuh sesak”. 

Orang dalam industri di Beijing mengungkapkan bahwa kamar mayat rumah sakit saat ini penuh dan “dua jenazah dimasukkan ke dalam satu kompartemen”; beberapa rumah duka telah membeli kontainer berpendingin untuk menyimpan 20 hingga 30 jenazah dalam satu kontainer.

Sumber yang relevan mengatakan bahwa rumah duka saat ini beroperasi 24 jam sehari. Rumah duka seperti Babaoshan dan Dongjiao rata-rata dapat mengkremasi lebih dari 300 jenazah sehari. Masih ada lebih dari 2.000 tumpukan jenazah. Sumber tersebut mengatakan bahwa karena kerusakan mayat sejumlah besar sisa-sisa jenazah yang tidak dibekukan, dua rumah duka yang disebutkan di atas  segera membeli wadah berpendingin untuk penyimpanan jenazah.

Laporan tersebut mengutip seorang anggota staf kamar mayat Rumah Sakit Persahabatan Tiongkokl-Jepang yang mengatakan bahwa lemari berpendingin di kamar mayat rumah sakit sudah penuh, dan semua jenazah adalah “pertama datang, pertama dilayani”.  Masih ada 30 jenazah yang tidak bisa dibekukan di tempat terbuka masih menunggu untuk dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

Staf kamar mayat Rumah Sakit Ketiga Universitas Peking juga mengatakan bahwa semua lemari es di rumah sakit sudah penuh, bahkan jenazah yang dikirim oleh hotline 120 tidak dapat diterima saat ini.

Staf kamar mayat Rumah Sakit Ditan Beijing mengatakan, bahwa mereka  tidak dapat menerima jenazah di rumah sakit, dan mereka semua harus mencari cara lain untuk memindahkannya.

Surat kabar itu bertanya kepada 12 rumah duka yang dikelola pemerintah di Beijing tentang volume bisnis kremasi saat ini.Sebagian besar staf mengatakan kepada mereka bahwa saat ini ada terlalu banyak tumpukan jenazah yang belum dikremasi, dan butuh waktu lama untuk mengantri.  Beberapa rumah duka harus menunggu 7 atau lebih dari 10 hari sebelum menerima jenazah baru.

Seorang anggota staf rumah duka Huairou mengatakan bahwa ada terlalu banyak jenazah yang harus dikremasi, dan ada jumlah jenazah yang dalam antrian, dan tidak mungkin untuk menerima janji baru. Namun, hanya ada dua insinerator di tempat kremasi, dan backlog terlalu banyak. Saat ini, “antrian  tak diketahui sampai kapan.” Semua yang dikirim dari daerah perkotaan akan langsung dikembalikan.

Selain itu, setelah merebaknya wabah, biaya perusahaan pemakaman meningkat tajam.

Laporan tersebut mengutip sejumlah orang dalam rantai industri pemakaman di Beijing yang mengatakan bahwa saat ini, layanan termasuk pembekuan awal jenazah dan kremasi ditawarkan dengan harga antara RMB. 20.000 hingga RMB. 30.000 , dibandingkan pada November yang hanya dipatok dari RMB. 10.000 .

Rumah duka, kekurangan staf krematorium saat kasus COVID meningkat

Selain itu, karena bertambahnya jumlah karyawan di lebih dari selusin rumah duka dan krematorium di Beijing, terjadi kekurangan karyawan dan pengemudi yang biasanya bekerja di rumah duka dan krematorium.

Rumah duka dan krematorium Beijing juga berjuang untuk memenuhi permintaan karena lebih banyak pekerja dan pengemudi dinyatakan positif COVID-19, demikian kantor berita Reuters melaporkan pada 17 Desember.

Pada 17 Desember sore, seorang reporter Reuters melihat sekitar 30 mobil jenazah diparkir di jalan masuk menuju rumah duka di pinggiran timur. Rumah Duka Dongjiao adalah krematorium yang ditunjuk oleh Beijing untuk para pasien COVID-19.

Diantaranya ada ambulans dan mobil dengan bagasi terbuka. Bagasi yang terbuka berisi tubuh yang terbungkus kain. Pekerja dengan alat pelindung diri kemudian membawa jenazah ke ruang persiapan untuk kremasi. Di antara sekian banyak cerobong asap, ada tiga cerobong asap yang selalu mengeluarkan asap.

Di sebuah rumah duka beberapa meter dari krematorium, seorang wartawan Reuters melihat sekitar 20 kantong jenazah kuning berisi jenazah di lantai. Reuters tidak dapat segera menentukan apakah mereka meninggal dunia karena COVID.

“Sekarang, lami memiliki lebih sedikit pengemudi dan lebih sedikit pekerja,” kata seorang pekerja di rumah duka Miyun kepada Reuters melalui telepon. Ia menambahkan bahwa ada permintaan yang menumpuk untuk layanan kremasi. 

“Kami memiliki banyak pekerja yang dinyatakan positif,” imbuhnya. 

Seorang anggota staf Huairou Funeral House  mengatakan bahwa dibutuhkan waktu tiga hari bagi jenazah untuk dikremasi setelah diantar ke rumah duka. “Kalian harus mengangkut jenazah ke sini sendiri, akhir-akhir ini sangat sibuk.”

Baru-baru ini, banyak orang terkenal di daratan Tiongkok meninggal dunia karena wabah tersebut. Misalnya, Yang Lianghua, reporter People’s Daily, juru bicara Partai Komunis Tiongkok, Zhou Zhichun, mantan wakil presiden dan wakil pemimpin redaksi China Youth Daily, dan Wang Delu, direktur Tembok Besar Beijing Institut Riset Strategis. Mantan pemain tim Shenyang Jinde berusia 37 tahun, Wang Ruoji, juga meninggal dunia karena virus tersebut.

Selain itu, dilihat dari obituari yang dirilis di Universitas Beijing, 15 profesor meninggal dunia dari 31 Oktober hingga 5 Desember; dan 18 meninggal dunia dari Universitas Tsinghua.

Sejak 7 Desember, Komisi Kesehatan Nasional Partai Komunis Tiongkok belum mengumumkan angka kematian terbaru .(Hui)

360 Juta Penduduk Tiongkok Terinfeksi COVID-19 ? Rezim Xi Jinping Mengubah Haluan 180°

0

oleh Rui Li

Dalam sebuah pertemuan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang dipimpinan oleh Xi Jinping pada Jumat (16 Desember), Xi Jinping selain tidak lagi menyinggung soal kebijakan Nol Kasus yang selama ini terus ia pertahankan, tetapi mengubah kebijakan demi “meningkatkan ekonomi dengan segala kekuatan”. Analis percaya bahwa krisis kekuasaan bagi PKT sudah berada di depan mata.

Menghadapi kekacauan yang disebabkan oleh pencabutan lockdown serempak secara tiba-tiba, pada 16 Desember Xi Jinping mengadakan “Konferensi Kerja Ekonomi Partai Komunis Tiongkok”. Dalam pertemuan yang ia pimpin itu, Xi sama sekali tidak menyinggung soal “Kemakmuran Bersama” dan “Mempertahankan kebijakan Nol Kasus” yang ia gagas, tetapi Xi Jinping malahan mengakui bahwa ekonomi Tiongkok sedang menghadapi situasi paling serius dan menekankan agar semua jajaran untuk mempromosikan perbaikan ekonomi.

Zhang Tianliang, scholar sejarah dan budaya mengatakan : “Krisis kekuasaan PKT sudah berada di depan mata, ia terpaksa membuat konsesi besar beralih dari epidemi ke ekonomi”.

Menghadapi “ledakan” epidemi yang disebabkan oleh perubahan tajam dari kebijakan pencegahan epidemi, masyarakat panik, tetapi jajaran pemimpi PKT termasuk Xi Jinping yang baru disahkan oleh Kongres Nasional ke-20 semua hanya diam tidak bisa mengatasi.

Komentator Wang He mengatakan : “Otoritas Xi Jinping putus asa dan dalam dilema. Apa pun yang mereka lakukan hasilnya salah. Dirinya tentu sadar benar bahwa kebijakan Nol Kasus telah gagal total. Tidak mungkin untuk menghilangkan virus. Kebijakan Nol Kasus telah menjadi proposisi yang salah. Dengan basis populasi yang besar dan lingkungan yang kompleks, membebaskan pemblokiran akan lebih sulit daripada negara lain di mana pun, dan risiko mutasi virus lebih besar, bahkan tidak mungkin dapat dicegah”.

Ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan melambat menjadi sekitar 3% tahun ini, jauh di bawah perkiraan yang 5,5%. Ini kemungkinan akan menjadi kinerja ekonomi paling buruk Tiongkok dalam hampir setengah abad terakhir.

Pada hari yang sama, media daratan Tiongkok juga melaporkan kematian dua orang jurnalis media pemerintah terkenal akibat virus Wuhan (COVID-19). Secara tidak langsung telah membenarkan bahwa situasi epidemi di Tiongkok terus memburuk, dan jumlah kematian terus melonjak.

Komisi Kesehatan Tiongkok yang selama ini dicurigai melakukan pemalsuan angka kasus epidemi, telah berhenti memperbarui jumlah kematian sejak 3 Desember, juga berhenti menerbitkan jumlah infeksi tanpa gejala sejak 14 Desember.

Dengan tidak adanya data resmi yang kredibel, data dari media “Grup Data Kota” melalui “Indeks Pencarian Kata Kunci” mencoba untuk menghitung jumlah kasus secara nasional. mengingat Beijing adalah kota besar pertama di Tiongkok yang memasuki infeksi massal, lalu diikuti oleh kota-kota seperti Chongqing, Wuhan, Kunming, Chengdu, dan lain-lain. Jadi tercatat hingga 9 Desember, diperkirakan sudah ada 240 juta orang yang terinfeksi virus wuhan (COVID-19). Dan dapat mencapai 360 juta pada pertengahan Desember. Sementara itu, jumlah kematian secara nasional dapat mencapai 1,7 juta pada tahun depan.

Saat ini, laporan tersebut telah dihapus di akun resmi WeChat.

Selain rumah sakit dan industri pemakaman yang telah dilaporkan secara luas menghadapi “beban berlebihan”, pengiriman ekspres juga merupakan industri yang sangat terpengaruh oleh putaran epidemi ini.

Karena banyak kurir pengiriman paket yang terinfeksi, banyak paket yang tidak terkirim. Pada 16 Desember siang, otoritas di Distrik Haidian Beijing mengeluarkan proposal yang bunyinya begini : Khususnya di masa sulit seperti saat ini, bagi yang kebetulan belum masuk kerja atau memiliki waktu senggang, Anda dipersilakan untuk ikut bergabung dalam ‘Barisan Pengantar Paket’. 

Tak lama kemudian, situs China.com melaporkan bahwa sejumlah “Biro Bisnis” di Daxing Beijing, Shunyi, Kaifeng di Henan dan tempat lainnya juga ikut mengeluarkan proposal serupa.

Kabarnya ada beberapa perusahaan pengiriman paket telah menaikkan upah sampai menjadi RMB. 400,- per hari, tetapi masih sulit mendapatkan kurir.

Warga Beijing mengatakan : “Ya Tuhan, bisa jadi barang yang kita beli belakangan ini hanya tertumpuk di lokasi pengiriman dan tidak akan terkirim gara-gara kekurangan kurir”.

Media resmi melaporkan bahwa pada 15 Desember sore, sejumlah besar kurir dari Provinsi Hebei, Kota Tianjin, Chongqing, Guizhou, dan Chengdu secara berangsur-angsur tiba di Beijing untuk mengurangi tekanan yang dialami bisnis pengiriman paket. (sin)

Serangan Virus ataukah Efek Samping Vaksin ? Atau Apakah yang Terjadi? Banyak Warga Tiongkok Tiba-Tiba Ambruk di Sembarang Tempat

0

 oleh Zheng Gushen

Wabah COVID-19 kembali melanda daratan Tiongkok, fenomena tahun 2020 yang berupa warga tanpa sadar tiba-tiba ambruk di sembarang tempat kini juga muncul lagi di berbagai tempat di daratan Tiongkok. Selama 3 tahun terakhir, fenomena ini memang kerap terjadi di Tiongkok tetapi tidak sebanyak sekarang. Beberapa orang mengira bahwa itu mungkin disebabkan oleh serangan virus, sementara yang lain menduga-duga bahwa itu adalah efek samping dari vaksin.

Sekitar seminggu terakhir ini, sejumlah besar rekaman video warga ambruk di sembarang tempat muncul di seluruh Tiongkok. Menurut estimasi kasar, setidaknya ada 20-an video. Frekuensinya yang sangat tinggi membuat orang takut.

Beberapa dari rekaman video ini berasal dari media sosial Tiongkok, dan beberapa berasal dari laporan media pemerintah setempat. Di antara warga yang tanpa sadar tiba-tiba ambruk di sembarang tempat ini, ada yang berusia lanjut, tetapi banyak juga yang masih muda, ada  petugas polisi, dokter, dan kurir pengantar paket. Sedangkan tempat mereka ambruk, ada yang di rumah, ada yang di pinggir jalan, ada yang di taman, ada yang di peron stasiun, ada yang di dalam bus, ada yang di kantor polisi, dan lain sebagainya.

Lokasi kejadian tersebut meliputi Susong di Provinsi Anhui, Kota Jinan dan Qingdao di Provinsi Shandong, Kota Nanning di Provinsi Guangxi, Kota Quanzhou di Provinsi Fujian, Kota Changchun di Provinsi Jilin, Kota Qiqihar di Provinsi Heilongjiang, Kota Haikou di Provinsi Hainan, Wanzhou di Kota Chongqing, Hongkong dan lainnya.

Rekaman video menunjukkan bahwa banyak warga yang tiba-tiba ambruk tanpa disadari. Banyak orang yang kejang-kejang setelah ambruk ke tanah, mirip seperti kejadian yang dialami pada tahun 2020 ketika epidemi parah mulai menyebar. Saat itu, ada dokter yang menjelaskan bahwa kejadian ambruk tanpa sadar itu mungkin disebabkan oleh virus Wuhan (COVID-19) yang menyerang jantung dan otak. Belakangan, beberapa orang menduga bahwa hal itu mungkin juga disebabkan oleh efek samping dari vaksin yang kalau di daratan Tiongkok menggunakan vaksin buatan dalam negeri.

Bagian pertama dari rekaman video : Polisi di Shandong yang tiba-tiba ambruk selama mengikuti sebuah persidangan. (Ganjing World)

Bagian kedua dari rekaman video : Pria Guizhou tiba-tiba ambruk di pinggir jalan. (Ganjing World)

Bagian ketiga dari rekaman video : Pria Hongkong ambruk di pinggir jalan dan kejang-kejang. (Ganjing World)

Bagian keempat dari rekaman video : Dokter di Sichuan yang tiba-tiba ambruk saat sedang praktek. (Ganjing World)

Bagian kelima dari rekaman video : Pria di Chongqing yang ambruk tak sadarkan diri di pinggir jalan. (Ganjing World)

Fenomena keenam yang sering terjadi “jatuh ke mana-mana” dalam wabah epidemi di Tiongkok: seorang wanita tiba-tiba jatuh di lift dari Clean World

Bagian keenam dari rekaman video : Wanita di lift yang tiba-tiba ambruk tak sadarkan diri. (Ganjing World)

Hari HAM Internasional 2022, Seruan Dihentikannya Penganiayaan Terhadap Falun Gong

0

ETIndonesia – Para praktisi Falun Dafa atau Falun Gong menyerukan agar dihentikannya penganiyaan terhadap Falun Gong yang masih berlanjut hingga saat ini di Tiongkok.

Hal demikian diserukan dalam aksi peringatan Hari HAM Internasional yang berlangsung di kawasan Tugu Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (17/12/2022).

Meskipun hujan rintik tak menyurutkan semangat para praktisi Falun Dafa yang menghadiri kegiatan pada saat itu. Mereka membentangkan sejumlah spanduk yang menyampaikan pesan-pesan yang bisa dilihat para aparat yang berjaga. Apalagi, para warga yang melintas dari penggunaan kenderaan roda empat, dua dan transportasi publik Transjakarta.

Para praktisi Falun Dafa atau Falun Gong menyerukan agar dihentikannya penganiyaan terhadap Falun Gong yang masih berlanjut hingga saat ini di Tiongkok. (Foto ; ETIndonesia)

Spanduk yang terbentang bertuliskan Falun Dafa is Good, Sejati-Baik-Sabar. Truthfulness Compassion Forbearance. Belajarfalundafa.com. Spanduk lainnya bertuliskan Hati-hati Cangkok Organ di China, Partai Komunis China Membunuh Praktisi Falun Gong dan Menjual Organnya. Tulisan Hentikan Penindasan pada Falun Gong di China, Stop Persecition of Falun Gongin China juga bisa melihat khalayak ramai.

Para praktisi Falun Dafa atau Falun Gong menyerukan agar dihentikannya penganiyaan terhadap Falun Gong yang masih berlanjut hingga saat ini di Tiongkok. (Foto ; ETIndonesia)

Aksi yang digelar tak jauh dari Monumen Nasional atau yang disingkat dengan Monas, para praktisi Falun dafa juga membentangkan spanduk yang menyampaikan pesan bertuliskan Akhiri Kejahatan Partai Komunis Tiongkok, Selamatkan Indonesia& Dunia enccp.com/id.

Para praktisi Falun Dafa atau Falun Gong menyerukan agar dihentikannya penganiyaan terhadap Falun Gong yang masih berlanjut hingga saat ini di Tiongkok. (Foto ; ETIndonesia)

Tak hanya itu, spanduk bertuliskan Langit Memusnahkan Partai Komunis Tiongkok, Heaven Will Destroy The CCP. Spanduk bertuliskan 10 Desember Hari HAM sedunia, Hentikan Penganiayaan terhadap Praktisi Falun dafa di China.  

Selain membentangkan spanduk, para praktisi Falun Dafa juga membagikan brousur yang menjelaskan tentang kebenaran fakta dan kondisi penindasan yang dialami para praktisi Falun Gong. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan damai.

Para praktisi Falun Dafa atau Falun Gong menyerukan agar dihentikannya penganiyaan terhadap Falun Gong yang masih berlanjut hingga saat ini di Tiongkok. (Foto ; ETIndonesia)

Ketua Himpunan Falun Dafa Indonesia (HFDI) Gatot Machali menyampaikan siaran pers dalam rangka Hari HAM Internasional 2022.

Berikut siaran pers lengkap Himpunan Falun Dafa Indonesia :

Meskipun Jiang Zemin Telah Meninggal Dunia, 

Penganiayaan Falun Gong Masih Terus Berlanjut

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Yang Terhormat, 

Bersamaan dengan peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, kami Himpunan Falun Dafa Indonesia (HFDI) mengajak kita semua – seluruh masyarakat Indonesia (dan juga Internasional) untuk mengingat penderitaan praktisi Falun Gong (Falun Dafa) – sebuah latihan kultivasi spiritual kuno Tiongkok yang berlandaskan pada prinsip “Sejati Baik Sabar” (https://falundafa.org/), yang mengalami penindasan “genosida” HAM kejam, oleh rejim Partai Komunis Tiongkok (PKT) – yang sampai saat ini masih terus berlanjut. 

Sepanjang tahun 1990-an, latihan kultivasi Falun Dafa sangat populer di Tiongkok. Akan tetapi, Jiang Zemin yang berkolusi dengan rejim PKT mulai melancarkan kampanye penindasan besar-besaran pada 20 Juli 1999, untuk melenyapkan Falun Dafa. Saat ini meskipun mantan ketua PKT Jiang Zemin, dalang penganiayaan terhadap Falun Dafa, telah meninggal dunia, namun anak buahnya yang terus menjalankan kebijakan penganiayaannya masih perlu dihukum, karena menyebabkan banyak praktisi dipenjara serta disiksa sampai mati dengan berbagai metode yang keji. 

Selain kematian, sebanyak ratusan ribu praktisi saat ini masih terancam jiwanya mendekam di penjara. Praktisi Falun Dafa dipaksa agar melepas keyakinannya terhadap prinsip “Sejati Baik Sabar”, jika praktisi tidak mau menandatangi surat pernyataan maka disiksa secara brutal. Para praktisi walau dalam kondisi sehat, rasional dan normal telah disekap di rumah sakit jiwa tanpa melalui prosedur hukum. Banyak di antara mereka disuntik secara paksa atau dipaksa menelan sejumlah obat-obatan yang dapat merusak sistem syaraf seseorang. Para praktisi Falun Dafa ini juga diikat dengan tali dan disiksa dengan setruman listrik. Penggunaan obat-obat yang tidak jelas telah mengakibatkan banyak praktisi menderita kelumpuhan. Beberapa orang praktisi telah menjadi buta dan tuli. Beberapa orang mengalami kerusakan organ dalam dan urat-urat mereka. Beberapa orang praktisi telah kehilangan setengah atau seluruh daya ingatan mereka dan menderita gangguan mental. Beberapa orang lagi menderita depresi berat. Beberapa orang bahkan meninggal dunia tidak lama setelah obat-obatan disuntikkan ke tubuh mereka. Sebagian praktisi dihukum dengan kerja paksa, bahkan beberapa praktisi wanita ditelanjangi dimasukkan kedalam sel narapidana untuk diperkosa beramai-ramai, dan penyiksaan secara keji lainnya. 

Data terakhir sejak dimulainya penindasan sampai hari ini, setidaknya 4.828 orang telah dikonfirmasi tewas akibat penganiayaan, dan diperkirakan masih ribuan lebih banyak lagi kasus kematian namun belum bisa dikonfirmasi. Angka ini hanyalah puncak gunung es, ketika fakta kebenaran nanti telah terungkap dan pengadilan akhir terhadap pelaku kejahatan disidangkan, total jumlah kematian dan korban lainnya bakal bisa mengejutkan lebih tinggi. (https://en.minghui.org/emh/special_column/death_cases/

Puncak horor daripada penganiayaan yang paling mengerikan dan telah menjadi sorotan dunia internasional adalah perampasan organ tubuh secara hidup-hidup dari puluhan ribu praktisi Falun Dafa untuk kebutuhan industri transplantasi di Tiongkok, yang melibatkan pejabat PKT sampai ke tingkat Politbiro, yang sampai dengan saat ini masih terus berlangsung (http://www.upholdjustice.org/node/460

Banyak bukti mengungkapkan kisah mengerikan tentang pembunuhan dan mutilasi ini. Laporan para saksi mata dan dokter-dokter Tiongkok menyatakan bahwa ribuan praktisi Falun Dafa telah dibunuh untuk diambil organ mereka, yang dijual untuk transplantasi dengan keuntungan sangat besar. Pelakunya adalah para pejabat PKT yang bekerja sama dengan para ahli bedah, otoritas penjara dan pejabat militer. Korban ditahan di kamp-kamp konsentrasi sebelum organ mereka diambil, dan setelahnya tubuh mereka segera dikremasi. 

Kesimpulan dalam laporan independen yang dirilis mantan anggota parlemen Kanada David Kilgour dan pengacara David Matas sangat mengejutkan bahwa pengambilan organ massal terhadap praktisi Falun Dafa telah berjalan selama beberapa tahun. Diduga puluhan ribu praktisi telah sengaja dibunuh untuk diambil organnya. Jantung, hati, paru-paru, kornea mata dan lainnya, dijual dengan harga yang tinggi kepada pasien transplantasi organ yang tidak mengetahui asal-usul sumbernya, pasien banyak yang berasal dari luar Tiongkok. (https://endtransplantabuse.org/). 

Pada 17 Juni 2019, pengadilan tribunal independen di London – diketuai oleh Sir Geoffrey Nice QC, yang bekerja di Pengadilan Pidana Internasional dan pernah memimpin penuntutan terhadap Slobodan Milosevic – mengeluarkan keputusan terakhir dan menyimpulkan: “bahwa tidak diragukan lagi pengambilan organ secara paksa dari para tahanan Falun Dafa telah terjadi dalam skala besar oleh organisasi dan individu yang didukung atau disetujui oleh negara” (https://www.reuters.com/article/us-britain-china-rights/china-is-harvesting-organs-from-falun-gong-members-finds-expert-panel-idUSKCN1TI236). Tribunal tersebut juga menganggap pembunuhan besar-besaran terhadap praktisi Falun Dafa karena organ tubuhnya sebagai “kejahatan kemanusiaan.”  

Pengaruh dari kejahatan ini tidak hanya dirasakan di wilayah Tiongkok, namun sebetulnya adalah menjelujur di seluruh dunia, karena banyak pasien penerima organ tubuh berasal dari Asia (termasuk Indonesia) maupun Barat, dan juga melibatkan banyak kerjasama antar industri transplantasi Tiongkok dengan profesional medis mancanegara, serta kerjasama di bidang farmasi. Baik secara sadar maupun tidak sadar, telah melibatkan banyak orang ke dalam kejahatan kemanusiaan ini. 

Selain itu, akibat kurangnya kecaman internasional kepada rejim PKT atas kejahatan perampasan organ tubuh yang mengerikan ini – seperti yang terlihat pada fenomena munculnya wabah pandemi Covid-19 saat ini, watak jahat rejim PKT yang penuh dengan kebohongan mengakibatkan tidak hanya menelan korban jiwa orang Tiongkok yang tak bersalah, tetapi juga berimbas ke seluruh masyarakat di dunia. Salah satu penyelidik utama perampasan organ praktisi Falun Dafa oleh rejim PKT – David Matas, menjelaskan: “Jika seluruh dunia kemarin berhasil mendesak kepada rejim Tiongkok agar transparan dan bertanggungjawab atas pelanggaran transplantasi organ, kita tidak akan mengalami wabah pandemi Covid-19 global seperti sekarang ini. Dan kini dunia harus menanggung konsekuensi akibat menutup mata terhadap praktek penyalahgunaan transplantasi organ di Tiongkok itu.” 

Demikian juga, dampak dari penganiayaan ini jauh melampaui komunitas Falun Dafa, karena akibat daripada rejim PKT yang tidak mengalami kecaman dari dunia internasional, maka rejim PKT akan semakin menerapkan taktik dan pengalaman yang diperolehnya dalam menganiaya Falun Dafa untuk diterapkan kepada kelompok maupun komunitas lain. Kampanye massal rejim PKT untuk mendiskriminasi dan memusnahkan Falun Dafa dengan nilai-nilai dasarnya – Sejati, Baik, Sabar – juga merupakan serangan terhadap hati nurani, kemanusiaan, serta merusak tatanan moral rakyat Tiongkok maupun masyarakat dunia. 

Kemampuan PKT untuk menganiaya pengikut Falun Dafa ternyata tidak dibatasi di wilayah kekuasaannya. Dengan memanfaatkan ketergantungan ekonomi suatu negara, khususnya yang bergabung dalam proyek Belt and Road Initiative (BRI) menekan sejumlah pemerintah untuk membatasi ruang gerak praktisi Falun Dafa di negara bersangkutan. Ketika catatan hak asasi manusia China muncul untuk tinjauan rutin pada 2018 dan 2019 yang dilakukan oleh Komisi HAM PBB, pejabat Tiongkok mengancam delegasi kritis dari Negara lain, sambil mendorong sekutunya untuk memujinya. Begitu juga saat dikritik oleh pemerintahan Barat atas catatan HAM-nya yang sangat buruk, jawaban standar rejim komunis Tiongkok adalah “Itu urusan dalam negeri Tiongkok.” Pendekatan Beijing dalam meredam tekanan atas kondisi HAM-nya, tentu saja sangat berbahaya, dan bertentangan dengan prinsip deklarasi hak asasi manusia. 

Beberapa hari sebelum Hari Hak Asasi Manusia pada 10 Desember 2022, praktisi Falun Dafa di 29 negara telah mengirimkan daftar pelaku kejahatan kepada pemerintah masing-masing, meminta negara-negara ini untuk memberikan sanksi kepada pelaku dan anggota keluarga mereka dengan pembatasan visa dan membekukan aset mereka karena keterlibatan mereka dalam penganiayaan terhadap Falun Dafa di Tiongkok.

(https://en.minghui.org/html/articles/2020/12/9/188679.html

Serupa dengan daftar yang diajukan sebelumnya, pelakunya berasal dari semua tingkatan dengan berbagai profesi dari seluruh China. Mereka termasuk sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum di berbagai tingkatan, kepala Kantor 610 di berbagai tingkatan, kepala polisi, petugas Biro Keamanan Domestik, hakim ketua, asisten hakim, direktur penjara, direktur kamp kerja paksa, dan sebagainya. 

Saat ini, sekitar lebih 900 anggota parlemen dari 35 negara termasuk dari Indonesia, dan lintas partai politik telah menandatangani pernyataan bersama yang menyerukan PKT untuk segera menghentikan kampanye sistematis dan brutal untuk ‘memberantas’ pengikut spiritual Falun Dafa. Dan sebanyak 212 anggota parlemen Indonersia dari berbagai tingkatan telah berpartisipasi dalam menandatangani petisi untuk menghentikan penganiayaan terhadap Falun Dafa. Ini langkah maju demi tegaknya hak asasi di dunia. (https://faluninfo.net/over-900- lawmakers-from-35-countries-condemn-persecution-of-falun-gong-on-human-rights-day/

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Yang Terhormat, 

Banyak orang bertanya mengapa rejim Partai Komunis Tiongkok (PKT) menindas Falun Dafa. Hal lain dikarenakan nilai nilai Sejati Baik dan Sabar adalah bertolak belakang dengan ideologi komunis yang Bohong Jahat dan Teror. Maka bagi negara komunis yang juga atheis, filosofi Falun Dafa yang bisa membuat orang berwatak baik menjadi ancaman baginya yang berwatak amoral dan jahat. PKT ketakutan pada prinsip “Sejati Baik Sabar” dan takut pada keyakinan ratusan juta praktisi yang kokoh dan penuh kedamaian. Praktisi Falun Dafa di Tiongkok bersama rekan praktisi di lebih 130 negara di seluruh dunia tidak membalas dengan kekerasan dan kebencian, namun tetap dengan penuh kedamaian & belas kasih menghadapi penganiayaan. 

Dan kami percaya, fenomena arus global ini dengan cepat akan sampai ke seluruh dunia, dan juga akan merambah ke negara Indonesia. Manusia akan menuai setiap tindakan / apa pun yang ditanam, itu adalah prinsip langit hukum alam semesta. Kami juga percaya bahwa hukum langit tidak akan meloloskan satu pelaku penganiayaan pun, apalagi orang-orang yang merusak prinsip dasar kebajikan dan moral Alam Semesta “Sejat Baik Sabar”, serta mereka yang menganiaya orang-orang yang berkultivasi “Sejati Baik Sabar”. 

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Yang Terhormat, 

Sebuah penindasan kerap dapat terus berlangsung, karena sebagian orang masih membisu dan belum bersikap di tengah kejahatan kemanusiaan ini, seolah tengah menunggu kebangkitan nurani dan rasa keadilan kita semua. Karenanya, melalui aksi damai seruan mengakhiri 23 tahun kejahatan kemanusiaan PKT terhadap para praktisi Falun Dafa ini, kami akan terus mengungkapkan fakta-fakta kejahatan kemanusiaan rejim komunis Tiongkok ini, bersamaan mengajak Ibu/Bapak/Sdri/Sdr agar bergabung membubuhkan dukungannya bagi petisi TOLAK PKT, yang diedarkan para relawan kami. 

Dan momentum kKematian mantan presiden Tiongkok Jiang Zemin, pejabat yg paling bertanggungjawab atas penganiayaan terhadap Falun Dafa seharusnya menjadi momentum bagi penguasa Tiongkok, presiden Xi Jinping untuk memperbaiki kondisinya HAM-nya. Untuk itu, kami atas nama Himpunam Falun Dafa Indonesia menyatakan sikap sebagai Berikut: 

  1. Mendesak rejim komunis Tiongkok untuk menghormati norma-norma internasional sesuai dengan deklarasi hak asasi manusia, dan segera menghentikan penganiayaan terhadap Falun Dafa serta membebaskan tanpa syarat semua praktisi yang masih ditahan di kamp-kamp konsentrasi. 
  2. Menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk berani bersikap menghentikan berbagai pelanggaran HAM berat yang terjadi di Tiongkok, yang sejalan dengan isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 “bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu penindasan di atas bumi ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kamusiaan dan prri keadilan.” 
  3. Meminta kepada pemerintah Indonesia untuk berani menolak segala bentuk tekanan yang dilakukan PKT melalui Kedutaan Besar Tiongkok dalam membatasi ruang gerak praktisi Falun Dafa di Tanah Air. 
  4. Mendorong pemerintah Indonesia untuk bersama-sama dengan Negara lain seperti Amerika Serikat dalam memperbaiki kondisi HAM di dunia, dan khususnya di Tiongkok. 
  5. Mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam gerakan menghentikan penganiayaan dan pelanggaran HAM yang terjadi di Tiongkok dengan turut menandatangani petisi global. 

Kami percaya suara Ibu/Bapak/Sdri/Sdr yang menyatu menjadi Masyarakat Internasional yang Menyerukan Diakhirinya Penganiayaan terhadap Falun Dafa ini, dapat membantu mengakhiri penganiayaan dan membawakan perubahan. Falun Dafa adalah baik, Dunia Membutuhkan SejatiBaik-Sabar. Terima kasih atas simpati dan dukungan morilnya. 

Jakarta, 17 Desember 2022 

Hormat Kami, 

Himpunan Falun Dafa Indonesia

4 Hal yang Harus Anda Lakukan untuk Melepaskan Kebencian

0

PURPOSEFAIRY.COM

Kekuatan Memaafkan

Saya tahu memaafkan bagi banyak dari kita tampak seperti hal yang mustahil dan menakutkan untuk dilakukan dan saya tahu bahwa seringkali kita mencari alasan untuk tidak memaafkan, tetapi saya ingin Anda tahu bahwa memaafkan bukanlah tentang mereka melainkan tentang Anda. Diri Anda sendiri, kedamaian batin, kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan Anda. Pengampunan adalah hadiah yang pertama- tama harus Anda berikan kepada diri Anda sendiri dan kemudian kepada orang lain.

“Melepaskan kebencian berarti membebaskan diri Anda dari penjara keterikatan Anda tentang rasa sakit dan luka masa lalu, serta menyadari bahwa pengampunan selalu menjadi kunci kebebasan Anda,” kata Luminita D. Saviuc

Saya ingin Anda bebas dari rasa sakit itu dan saya ingin Anda menemukan rasa kebebasan serta kedamaian batin yang luar biasa yang menghampiri Anda saat Anda melepaskan segala kebencian saat Anda memberikan kesempatan untuk memaafkan, dan saya percaya bahwa apa yang saya lakukan untuk berbagi dengan Anda hari ini akan membantu Anda melakukan hal itu.

Kebencian adalah racun yang dapat menyebabkan banyak kerusakan pada mereka yang bergantung padanya. Tapi pengampunan bisa memperbaiki kerusakan itu.

Ini adalah praktik Hawaii kuno yang sangat kuat dan sederhana, yang disebut Hoʻoponopono, yang berisi empat frasa indah yang dimaksudkan untuk mem- bantu kita melepaskan kebencian, memaafkan, dan membiarkan cinta kasih menguasai hati kita.

Bagaimana Melepaskan Kebencian

  1. Saya Minta Maaf

Dengan mata tertutup, bayangkan orang yang ingin Anda maafkan/dimaafkan duduk di depan Anda, dan ulangi tiga kata ajaib ini untuk mereka:

Saya minta maaf.

“Dibutuhkan orang yang kuat untuk meminta maaf, dan orang yang lebih kuat lagi untuk memaafkan.”

Jika Anda merasakan banyak kemarahan dan kebencian terhadap seseorang atau Anda yakin mereka mungkin merasakannya terhadap Anda, itu akan terasa palsu pada awalnya, tetapi saat Anda terus berlatih, banyak hal akan berubah dan Anda akan melepaskan penolakan sedikit demi sedikit.

  1. Mohon Maafkan Saya

Tidak ada hal baik yang pernah datang dari menyimpan kebencian, jadi mengapa tidak melepaskannya serta biarkan kedamaian batin dan cinta kasih mengatur hatimu?

Baik orang ini menyakiti Anda atau Anda menyakitinya, itu tidak masalah. Yang penting adalah Anda meminta dan membiarkan proses pemaafan itu berlangsung dengan mengatakan:

Mohon maafkan saya.

  1.  Terima kasih

Pada awalnya, Anda mungkin tidak mengerti mengapa Anda perlu mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang memperlakukan Anda dengan tidak baik/ Anda memperlakukannya dengan tidak baik, dan tentu saja, penolakan dari diri Anda akan ada, tetapi karena Anda akan masuk lebih dalam dan lebih dalam ke dalam praktik itu, hal-hal itu dapat berubah dan semuanya akan masuk akal bagi Anda.

“Saya akan mempertahankan bahwa terima kasih adalah bentuk pemikiran tertinggi dan rasa terima kasih adalah kebahagiaan yang digandakan oleh keajaiban.” – G.K. Chesterton.

  1. Saya Mencintai Anda

Anda akan merasakan lebih banyak perlawanan ketika Anda sampai ke bagian ini dan seperti yang saya katakan sebelumnya, itu akan terasa sangat palsu pada awalnya tetapi saat Anda masuk lebih dalam ke dalam latihan, Anda akan menemukan diri Anda merasa jauh lebih santai dan damai.

“Kegelapan tidak bisa mengusir kegelapan; hanya cahaya yang bisa melakukannya. Kebencian tidak bisa mengusir kebencian; hanya cinta yang bisa melakukan itu.” – Martin Luther King, Jr.

Saya jatuh cinta dengan praktik ini karena telah membantu saya melepaskan kebencian dan memaafkan tidak hanya banyak orang yang memperlakukan saya dengan tidak baik karena satu dan lain alasan selama bertahun-tahun, tetapi juga diri saya sendiri, membuat saya tetap waras di dunia yang terkadang gila.

Ingatlah kata-kata ajaib ini: Saya menyesal

Mohon maafkan saya Terima kasih

Saya mencintai Anda! (car)

Kisah Moral untuk Anak-Anak dari Pembaca McGuffey: Menimbang Seekor Gajah

0

EPOCH INSPIRED STAFF

Ini adalah kisah ke-11 dari serial McGuffey Readers yang akan kami muat ulang. Serial ini mengisahkan beberapa cerita dengan muatan moral terbaik dari buku sekolah klasik pada 1800-an, yang terjual sekitar 122 juta eksemplar pada 1960. Peredaran buku terbesar dari buku mana pun di dunia setelah Alkitab dan Webster’s Dictionary.

McGuffey Readers memainkan peran penting dalam sejarah Amerika, mengajarkan anak-anak tidak hanya pelajaran membaca, tata bahasa, dan ejaan, tetapi juga dalam perilaku moral dan karakter. Silakan menikmati, dan ceritakan pada anak-anak Anda!

“Seorang raja dari timur,” cerita ibu Teddy, “telah diselamatkan dari bahaya besar. Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya atas kese- lamatan jiwanya, dia bersumpah akan memberikan kepada orang miskin kepingan uang perak sebesar bobot gajah kesayangannya.”

“Wow! Betapa banyak jumlahnya,” seru Lily, membuka matanya lebar-lebar.

“Tapi bagaimana dia bisa menimbang seekor gajah?” tanya Teddy, anak yang pendiam dan bijaksana.

“Ada kesulitannya,” kata ibunya. “Orang- orang bijak dan terpelajar di istana berpikir sambil mengusap jenggot panjang mereka, dan membicarakan masalah itu, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana cara menimbang gajah.

“Akhirnya, seorang pelaut tua yang malang menemukan cara yang aman dan sederhana untuk menimbang binatang besar itu. Beribu- ribu keping perak telah dihitung oleh orang- orang; dan kerumunan orang miskin merasa lega dengan pemikiran cerdas pelaut itu.”

“O mama,” kata Lily, “Bagaimana caranya?

Beri tahu kami!”

“Tunggu! Tunggu!” kata Teddy. “Saya akan coba berpikir sendiri—berpikir keras—dan mencari tahu bagaimana berat seekor gajah dapat diketahui, dengan sedikit usaha dan biaya.”

“Saya sangat senang,” kata ibunya, “karena anak laki-laki ibu memutuskan untuk memikirkan topik itu. Jika anak ibu bisa mengetahui rahasia pelaut itu sebelum malam, dia akan mendapatkan jeruk sebagai pengganti usaha kerasnya.”

Bocah itu berpikir panjang dan keras. Lily menertawakan penampilan serius kakaknya, saat dia duduk menyandarkan kepala di tangannya. Seringkali dia menggodanya dengan pertanyaan, “Bisakah kamu menimbang seekor gajah, Teddy?”

Akhirnya, saat makan malam, Teddy tiba-tiba berteriak, “Aku sudah tau, Ibu!” “Oiya?” tanya ibunya.

“Bagaimana caranya?” tanya Lily.

“Pertama, saya akan membawa perahu besar sedekat mungkin dari dermaga, dan saya akan meletakkan papan sebagai jembatan penyeberang, sehingga gajah bisa berjalan ke dalam perahu.”

 “Oh, binatang yang begitu besar dan berat akan membuat kapal terbenam ke dalam air,” kata Lily.

“Tentu saja,” kata kakaknya. Lantas saya akan menandai ketinggian air di sekeliling perahu saat gajah berada di dalamnya. Kemudian dia harus kembali ke dermaga, meninggalkan perahu dalam keadaan kosong.”

“Tapi aku tidak melihat apa hubungannya dengan semua ini,” kata Lily.

“Benarkah kamu tidak tahu?” seru Teddy, kaget. “Nah, saya akan membawa tumpukan perak, dan melemparkannya ke dalam perahu sampai berat mereka akan membenamkan kapal sedalam tanda yang dibuat oleh gajah. Itu akan menunjukkan bahwa berat masing- masing adalah sama.”

“Wah, menarik sekali!” seru Lili; “Kamu akan membuat mesin penimbangan kapal, ya?”

“Itu rencana saya,” kata Teddy.

“Itulah rencana pelaut itu,” kata ibunya. “Kamu akan mendapatkan jeruk yang saya janjikan tadi, Nak;” dan dia memberikannya padanya sambil tersenyum.

Kisah ini direproduksi dari McGuffey’s Second Eclectic Reader, Revised Edition, yang diterbitkan pada 1879.

McGuffey Readers, yang kali pertama diterbitkan pada 1830-an, adalah serangkaian kisah bergambar untuk anak-anak sekolah dasar yang ditulis oleh seorang pendidik dan pendeta asal Amerika Serikat, William Holmes McGuffey ( 1800-1873 ). Buku ini banyak digunakan sebagai buku teks di sekolah-sekolah Amerika Serikat dari pertengahan 1800-an hingga awal abad ke-20. Saat ini beberapa sekolah masih menggunakan tulisan ini, terutama homeschooling yang berfokus pada pendidikan dan pengasuhan anak dengan pendidikan klasik dan pengembangan karakter moral.

Staf Epoch Inspired menuliskan kisah- kisah pengharapan tentang kebaikan, tradisi, dan kemenangan jiwa manusia, menawarkan wawasan berharga tentang kehidupan, budaya, keluarga dan komunitas, dan alam

Mengapa Gadis Sekarang Mencapai Pubertas Dini?

0

Martha Rosenberg

Usia di mana anak perempuan mencapai pubertas terus bertambah muda. Pada tahun 1840, rata-rata anak perempuan berusia 16,5 tahun ketika dia mencapai menarche (permulaan menstruasi) atau akil baligh. Pada 1920, usia turun menjadi 14,6; pada tahun 1950, menjadi 13,1; pada tahun 1980 menjadi 12,5; dan 12,43 pada tahun 2020. Pada tahun 2022, persentase anak perempuan AS yang mencapai akil baligh pada usia 10 tahun telah meningkat menjadi 10 persen dari 7 persen.

Pada tahun 2010, rata-rata anak perempuan mencapai pubertas pada usia 10,5 tahun. Tidak hanya penurunan usia pubertas yang terlihat di seluruh kelompok ras/etnis di Amerika Serikat, tetapi menurut sebuah penelitian di Journal of Adolescent Health, kecenderungan yang sama menuju pubertas dini juga telah dilaporkan di Inggris, Israel, Tiongkok, India, Korea, Ghana, Meksiko, dan Thailand.

Ada banyak alasan mengapa pubertas dini ini penting untuk dicermati. Pubertas dini menempatkan anak perempuan pada peningkatan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya, kepadatan mineral tulang yang rendah, gang- guan ginekologi / kebidanan, gastrointestinal, muskuloskeletal, neuro-kognitif, psikiatri dan pernapasan, serta  kanker,  menurut  masalah medis. 

Anak-anak dengan pubertas dini “seringkali berhenti tumbuh lebih awal dari biasanya” yang dapat “menyebabkan mereka menjadi lebih pendek dari rata-rata orang de- wasa,” tambah klinik Mayo. Publikasi ilmiah lainnya setuju.

Ada juga konsekuensi psikologis yang terkait dengan menarche dini. “Di antara gadis remaja, pubertas dini dikaitkan dengan lebih banyak gangguan depresi, gangguan penggunaan zat, gangguan makan, dan gangguan perilaku,” menurut artikel American Psychological Association. Anak perempuan juga berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual.

Apa Penyebab Pubertas Dini?

Sebagian besar, jika tidak semua, ahli medis setuju bahwa usia menarche menurun tetapi kesepakatan berakhir di sana. Ada banyak teori tentang penampilan dramatis pubertas dini di antara begitu banyak gadis, dan kemungkinan banyak dari mereka memiliki dasar fakta dan lebih dari satu teori yang akurat.

Makanan

Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 di International Journal of Endocrinology yang berfokus pada sekelompok gadis Tionghoa mengidentifikasi hubungan yang jelas antara pubertas dini dan makanan.

“Pola makan yang tidak sehat, makanan penutup dan makanan ringan yang berat, minuman ringan, dan gorengan, ditemukan secara signifikan berhubungan positif dengan pubertas dini pada anak laki-laki dan perempuan,” tulis para penulis.

“Makanan ini terlibat dalam waktu pubertas, mungkin dalam salah satu dari tiga cara: asupan lemak tinggi, gula tinggi, dan obesitas karena konsumsi kalori tinggi. Mengonsumsi makanan nirnutrisi, seperti makanan yang digoreng, secara meyakinkan dikaitkan dengan obesitas dan kenaikan berat badan yang cepat, prediktor potensial usia dini saat akil baligh dan penanda pubertas lainnya.”

Tentu saja, apa yang disebut kuliner Barat telah menyusup ke negara-negara yang pernah menikmati masakan lokal dan tradisional.

Menurut Dr. Robert Lustig, seorang profesor pediatri klinis di Rumah Sakit Anak Benioff University of California – San Francisco, “Gadis yang lebih gemuk memiliki tingkat hormon leptin yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan pubertas dini, yang menyebabkan tingkat estrogen yang lebih tinggi, yang menyebabkan resistensi insulin yang lebih besar, menyebabkan anak perempuan memiliki lebih banyak jaringan lemak, lebih banyak leptin dan lebih banyak estrogen, siklus makan sendiri, sampai tubuh mereka matang secara fisik.”

Pengganggu endokrin

Pengganggu endokrin adalah bahan kimia yang meniru dan mengganggu fungsi hormon kita dan tampaknya mengintai di mana-mana: di kemasan makanan, furnitur, produk pembersih, bahan bangunan, air minum, taman, kosmetik, dan banyak lagi. Seberapa buruk bahan kimia yang tidak diinginkan ini menginvasi dunia kita? Bisphenol A, pengganggu endokrin utama yang sering disebut BPA, ditemukan pada 90 persen bayi baru lahir yang diuji oleh Kelompok Kerja Lingkungan bersama dengan lebih dari 230 bahan kimia lainnya!

Sedihnya, pengganggu endokrin bukanlah satu-satunya penyebab lingkungan yang mungkin terjadi saat menelusuri akar pubertas dini. Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health juga mengaitkan logam seperti mangan dan timbal “dengan deregulasi sistem neuroendokrin, yang berpotensi mendukung munculnya pubertas dini pada anak-anak yang terpapar lingkungan.”

Kecemasan dan Stres Dalam Keluarga

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Emergency Medicine International menemu- kan bahwa peran kecemasan dalam sistem keluarga dapat berkontribusi pada pubertas dini. Anak perempuan dengan pubertas dini berasal dari rumah tangga miskin yang ditandai dengan perceraian dan pernikahan kembali, menurut penelitian tersebut. Anak perempuan yang orang tuanya bercerai ketika mereka berusia antara 3 dan 8 tahun memiliki risiko yang lebih besar. Ketidakhadiran ayah semakin dilihat sebagai faktor pada anak perempuan yang mengalami pubertas dini, kata makalah ilmiah.

“Ketiadaan ayah yang berhubungan secara biologis telah terbukti mempercepat perkembangan reproduksi,” tulis penulis di Journal of Adolescent Health. Dua dekade lalu, para peneliti mengemukakan bahwa “ketika anak perempuan menghadapi kondisi keluarga yang tidak menguntungkan untuk bertahan hidup (misalnya, hubungan keluarga yang tidak aman dan tidak mendukung), adalah adaptif untuk menjadi dewasa secara reproduktif lebih awal. Sejak saat itu, banyak penelitian empiris telah mengonfirmasi bahwa ketidakhadiran ayah memprediksi pematangan yang lebih awal. Anak perempuan di rumah tanpa ayah dua kali lebih mungkin mengalami akil baligh sebelum usia 12 tahun.”

Pandemi COVID-19

Dengan stres, isolasi paksa, dominasi komunikasi elektronik, dan efek negatif pada pola tidur dan pola makan, pandemi COVID-19 meningkatkan terjadinya pubertas dini.

Menurut penelitian di Italian Journal of Pediatrics, “Karena periode penutupan sekolah yang berlangsung lama, pembatasan aktivitas, dan perubahan pola makan dan tidur, peningkatan frekuensi obesitas pada anak diharapkan terjadi,” tulis para penulis.

“Selama penguncian, anak-anak tidak hanya tidak bersekolah, tetapi mereka juga menghadapi pembatasan yang ketat terhadap rutinitas fisik harian mereka, dan dalam periode tidak aktif ini, tidak dapat dihindari bahwa akan ada peningkatan waktu layar. Ketika semua faktor yang berkontribusi ini digabungkan, tidak sulit untuk memprediksi bahwa situasinya dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat.”

Benar saja, tulis para penulis, “permulaan pubertas terjadi lebih awal pada periode pan- demi dibandingkan tahun sebelumnya.”

Fenomena serupa dari pubertas dini yang meningkat dicatat selama pandemi di Korea dan di India.

Para Ahli Menimbang

Jeanne Stolzer, seorang profesor perkembangan anak dan remaja di Universitas Nebraska, berbagi pemikirannya dengan The Epoch Times. “Saya yakin pubertas dini yang kita saksikan mungkin disebabkan oleh konvergen- si variabel. Namun, menurut saya para peneliti perlu melihat dua variabel utama: Penggunaan skrining dan vaksinasi COVID. Saya juga percaya bahwa kurangnya sinar matahari dan aktivitas fisik dapat menjadi faktor penyebabnya.”

“Meskipun berbagai efek melatonin pada sistem gonad manusia belum sepenuhnya dipahami saat ini, kami tahu bahwa penggunaan layar jelas memengaruhi tingkat melatonin,” katanya. “Data menunjukkan bahwa melatonin memengaruhi oksitosin, vasopresin, dan sejumlah besar hormon pertumbuhan, oleh karena itu, pubertas dini sangat mungkin terkait dengan peningkatan waktu layar karena waktu layar mengganggu produksi melatonin.”

Para peneliti juga perlu melihat korelasi antara vaksin dan pubertas dini, kata Jeanne, “karena data awal menunjukkan bahwa siklus menstruasi telah dipengaruhi secara negatif oleh vaksin COVID. Masuk akal bahwa usia pubertas juga dapat terpengaruh.”

Satu studi, yang diterbitkan dalam International Journal of Clinical Practice pada Oktober lalu, menyimpulkan bahwa “infeksi dan vaksinasi COVID-19 dapat memengaruhi siklus menstruasi pada wanita.”

Dalam sebuah makalah baru-baru ini yang diterbitkan dalam International Journal of Sociology of the Family, Jeanne menulis, “Meskipun data ilmiah menunjukkan banyaknya efek negatif yang terkait dengan waktu layar, penggunaan layar meningkat secara eksponensial di seluruh dunia karena sebagian dunia- pandemi yang luas.”

Namun, Jeanne menyesalkan, “Seiring dengan semakin banyaknya bukti ilmiah yang terus dipublikasikan di seluruh benua yang mengonfirmasikan efek negatif yang terkait dengan waktu layar, sekolah – dari prasekolah hingga universitas – mendokumentasikan peningkatan signifikan dalam penggunaan waktu layar siswa.”

Jeanne Stolzer mengatakan anak-anak “membutuhkan sinar matahari langsung dalam jumlah besar dan aktivitas fisik luar ruangan yang ketat jika ingin perkembangan optimal terjadi. Sebagai akibat langsung dari pandemi, akses ke luar rumah sangat terbatas di banyak komunitas sehingga menghambat proses pembangunan secara eksponensial.” (jen)

Martha Rosenberg adalah reporter dan penulis yang diakui secara nasional yang karyanya telah dikutip oleh Mayo Clinic Proceedings, Public Library of Science Biology, dan National Geographic. Artikel sorotan Martha terhadap FDA berjudul, “Born with a Junk Food Deficiency”, menjadikannya sebagai jurnalis investigasi terkemuka. Dia telah mengajar di universitas-universitas seluruh Amerika Serikat dan tinggal di Chicago

Pertanda Buruk ? “Bola Api” Jatuh dari Langit di Hangzhou Tiongkok

0

oleh Li Enzhen

Pada Kamis (15/12) malam, banyak warga di Hangzhou, Jinhua, dan tempat-tempat lain di Provinsi Zhejiang menyaksikan “bola api” yang diduga adalah meteorit menembus langit, kemudian jatuh di wilayah Provinsi Zhejiang. Mengingat pada zaman kuno meteorit yang jatuh dari langit sering kali dianggap sebagai “pertanda buruk”, sehingga tidak heran jika banyak netizen bertanya-tanya apakah ada suatu bencana besar akan menimpa Tiongkok ?

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber berita, waktu kejadian adalah pada 15 Desember antara 17:40 hingga 18:00 waktu setempat. Dari rekaman video online menunjukkan bahwa ada “bola api” yang sangat terang jatuh dari langit dan langsung menghantam tanah.

Menurut laporan, sepotong kecil pecahan “bola api” itu ditemukan seorang warga di Kabupaten Pujiang, Jinhua. Polisi setempat telah memblokir wilayah sekitar dan menyelidiki lebih lanjut lokasi jatuhnya “Bola Api”.

Pada pukul 19:11 malam itu, seorang pria warga Desa Chengtou bermarga Chen mengatakan kepada reporter media daratan Tiongkok : “Jelas sekali meteorit itu jatuh di Desa Chengtou, dan mengenai jalan di depan pintu rumah petani desa lalu menimbulkan lubang sedalam enam atau tujuh sentimeter, untungnya tidak menimbulkan korban manusia”.

Mr. Chen mengatakan bahwa meteorit itu seukuran telur angsa, pipih, berwarna hitam, padat dan beratnya sekitar 350 gram, pecahan itu sudah dibawa pergi oleh polisi.

Kabarnya bahwa rumah petani lokal lainnya mungkin juga memiliki meteorit :  “Lihatlah potongan kecil seperti ini tetapi cukup berat, tidak ada suhu yang jelas. Sebelum kami mengambilnya, kami melihat “bola api” jatuh dari langit dan mengejutkan.

Menurut Zhejiang News, Ms. Ji, seorang karyawati yang baru pulang kerja mengatakan “Saat saya melewati jembatan layang Qiushi, hari sudah gelap, dan langit tiba-tiba cerah seperti siang hari. Saya melihat sesuatu yang mirip bola api di langit melintas dengan sangat cepat. Saat itu, saya kira kembang api besar. Setelah saya teringat bahwa kembang api telah dilarang oleh otoritas. Saya baru sadar benda yang saya lihat itu adalah meteor yang jatuh. Saat itu jam menunjukkan pukul 17:48”.

Menurut laporan itu, tercatat hingga pukul 22:00 hari itu, total ada 3 temuan di tempat yang berbeda yang diduga adalah meteorit. Selain yang ditemukan pria warga Desa Chengtou, meteorit lain yang ditemukan adalah yang berberat sekitar 150 gram dan satu lagi berberat 3 kati dan 4 tael yang ditemukan oleh Mrs. Chen Genhua bersama suaminya. 

Menurut catatan sejarah Tiongkok, insiden jatuhnya meteorit di daratan Tiongkok bukanlah yang jarang terjadi. Salah satu yang paling sensasional adalah ketika “hujan meteorit” yang sangat besar turun di Jilin, di timur laut Tiongkok pada 8 Maret 1976. Menurut cerita rakyat, hujan meteorit terjadi sekali dalam ratusan tahun. Setelah hujan meteorit di Jilin ini, situasi sosial dan politik Tiongkok mengalami perubahan drastis.

Pada 28 Juli 1976, gempa berkekuatan 7,8 skala Richter meluluhlantakkan Kota Tangshan, Hebei. Menurut data resmi, gempa dahsyat itu menimbulkan 240.000 orang warga meninggal dan 160.000 orang warga lainnya terluka berat.

Pada tahun yang sama (1976), trio pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok yakni  Zhou Enlai, Zhu De, dan Mao Zedong satu demi satu meninggal dunia. Pada 6 Oktober tahun yang sama, kudeta terjadi di dalam Zhongnanhai, dimana Jiang Qing, Wang Hongwen, Zhang Chunqiao, Yao Wenyuan yang merupakan “Geng Empat” dan para pendukung mereka digulingkan. Insiden ini menandai berakhirnya “Revolusi Kebudayaan”, sejak saat itu Tiongkok memasuki era yang berbeda. (sin)

Ahli Strategi AS : Keruntuhan Ekonomi Tiongkok akan Mempengaruhi Dunia

oleh Ren Hao

Ke mana otoritas Tiongkok akan mengarahkan ekonominya melalui kebijakan lockdown ketat kemudian melonggarkannya secara tiba-tiba dengan tanpa dasar ilmiah ? Mari kita dengarkan penjelasan Gregory Copley, Presiden American International Institute for Strategic Studies saat menerima wawancara eksklusif dari New Tang Dynasty TV.

Situasi epidemi di daratan Tiongkok saat ini semakin memburuk, kondisi kekurangan dokter dan obat-obatan, juga stok cadangan bahan baku terjadi di seluruh negeri. Copley percaya bahwa ini merupakan cerminan bahwa ekonomi Tiongkok sedang runtuh, dan Partai Komunis Tiongkok tidak tahu bagaimana untuk menanggulanginya.

Gregory Copley mengatakan : “Yang terlihat sangat jelas adalah ekonomi Tiongkok akan terus runtuh, dan mata pencaharian rakyat akan semakin terpengaruh. Kita segera akan melihat munculnya fenomena kekurangan pangan sepanjang musim dingin tahun ini. Orang tidak mampu pindah baik ke dalam negeri atau ke luar negeri untuk mempertahankan pekerjaan demi kehidupan. Pendek kata, mereka tidak dapat menjamin bagaimana bisa makan. Musim dingin tahun ini akan menjadi musim dingin yang paling, paling sulit mereka lewati”.

Copley khawatir kekacauan yang terjadi di daratan Tiongkok akan menyebabkan penurunan ekonomi global.

Gregory Copley mengatakan : “Saya pikir kita mulai melihat bahwa masyarakat di seluruh dunia mulai menyadari keruntuhan ekonomi Tiongkok sangat mungkin dan akan segera terjadi. Itu akan memengaruhi kehidupan semua orang di seluruh dunia. Kita akan segera melihat resesi ekonomi global yang serius”.

Copley menambahkan bahwa Tiongkok saat itu sedang menghadapi krisis ekonomi bersamaan dengan krisis politik. Sedangkan politik dengan ekonomi memiliki kaitan yang sangat erat dan saling berinteraksi, sehingga dapat saja membuat situasinya berubah secara tidak terduga. (sin)

Tiongkok Melarang Obat COVID-19 Luar Negeri, “Lianhua Qingwen” yang Dapat Merusak Hati Disalahgunakan

0

 oleh Zhu Ying

Dengan merebaknya wabah COVID-19 di Tiongkok, warga sipil Tiongkok terus mendatangi toko obat untuk memborong berbagai obat flu dan penurun demam. Ada dokter yang memperingatkan bahwa penyalahgunaan obat herbal tradisional Tiongkok “Lianhua Qingwen” dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada saat yang sama, di bawah kendali otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT), harga obat oral merk Pfizer yang telah terbukti efektif dalam mengobati COVID-19, harga eceran tertingginya telah dinaikkan berlipat ganda oleh pemerintah Tiongkok.

Baru-baru ini, Beijing dan kota-kota besar lainnya mengalami kekurangan obat untuk COVID-19 yang parah. Pada Rabu (14 Desember), juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby secara terbuka menyatakan bahwa pemerintah AS bersedia memberikan bantuan dengan cara apa pun yang dapat diterima oleh pemerintah Tiongkok.

Namun, menurut Radio Free Asia, berita tersebut justru dianggap “sangat sensitif” oleh pejabat PKT. Dan, departemen propaganda Tiongkok telah memerintahkan agar seluruh media Tiongkok dilarang mengungkapkan berita tersebut kepada publik.

Di sisi lain, meskipun obat oral Paxlovid (tablet Nimatevir/ritonavir) merek “Pfizer” telah terbukti efektif dalam pengobatan gejalah COVID-19. Namun di bawah kendali pemerintah Tiongkok, harga obat tersebut sekotak yang dijual di situs web Tiongkok menjadi RMB. 2.980,- padahal di Amerika Serikat obat ini hanya dijual sekitar USD. 60,- (setara RMB. 400,-) sekotak.

Ren Ruihong, mantan eksekutif senior proyek bantuan penyakit kritis Palang Merah Tiongkok mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa pemerintah Tiongkok mengontrol harga penjualan obat-obatan khusus yang diimpor dari luar negeri, sehingga harga obat oral Pfizer di Tiongkok juga ditetapkan oleh pemerintah Tiongkok.

Ren Ruihong mengatakan bahwa untuk waktu yang lama, pemerintah Tiongkok tidak ingin obat atau vaksin canggih buatan Eropa dan Amerika itu masuk ke Tiongkok dalam jumlah besar, apalagi dijual dengan harga murah di pasar Tiongkok, dengan tujuan agar obat impor tidak berdampak pada kepentingan industri farmasi dalam negeri. Dengan demikian, rakyat Tiongkok terpaksa menggunakan obat palsu, obat-obatan yang tidak efektif atau bahkan jelas-jelas memiliki efek samping yang merugikan kesehatan.

Laporan tersebut secara khusus menyebutkan bahwa lantaran jadi barang rebutan kini “Lianhua Qingwen” yang harga sekotaknya sampai mencapai RMB. 100,- pada kenyataannya tidak dapat mencegah atau mengobati infeksi karena COVID-19. Sedangkan mengkonsumsinya secara membabi buta dapat menyebabkan kerusakan hati.

Beberapa hari yang lalu, direktur Departemen Penyakit Hati Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Provinsi Shandong secara terbuka memperingatkan masyarakat lewat Internet bahwa dalam beberapa hari terakhir dirinya telah merawat banyak pasien yang mengalami kerusakan hati karena penyalahgunaan “Lianhua Qingwen”. Ada juga dokter yang mengatakan bahwa “Lianhua Qingwen” dapat merusak hati itu sudah diketahui di kalangan dokter, tetapi karena berbagai alasan dan bahkan tekanan, mereka terpaksa diam.

Seorang dokter akar rumput di Provinsi Jiangsu saat diwawancarai oleh reporter Radio Free Asia mengungkapkan bahwa yang dapat dia lakukan adalah mengingatkan keluarga dan teman-temannya untuk tidak mengkonsumsi “Lianhua Qingwen”, dan dia juga akan mengingatkan pasien untuk tidak menganggap remeh obat ini. Tetapi dokter lain belum tentu mengingatkan pasien, karena semua orang tahu Wu Yiling dan Zhong Nanshan berada di balik obat ini, kedua orang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok ini memiliki kepentingan besar.

Menurut informasi publik, sejumlah ahli medis baru-baru ini secara terbuka mengeluarkan peringatan kepada masyarakat bahwa mengkonsumsi obat flu, obat turun demam, dan lain-lain termasuk “Lianhua Qingwen” secara membabi buta, sangat mudah menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

Peng Jie, seorang profesor di Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Nanfang, mengungkapkan bahwa beberapa hari lalu dirinya kedatangan seorang pasien berpenyakit lambung yang datang berobat karena mengeluh bola mata dan kulitnya menguning gara-gara mengkonsumsi “obat paten Tiongkok” untuk mencegah tertular COVID-19. Pasien tersebut mengalami induksi obat sehingga perlu dirawat di rumah sakit.

Peng Jie memperingatkan bahwa penyalahgunaan obat flu dapat menyebabkan gagal hati, yang dapat mengancam jiwa pada kasus yang parah. Pada saat yang sama, fungsi ginjal juga terganggu bahkan mengalami kerusakan karenanya. Jadi jangan mengkonsumsi berlebihan atau mencampur obat-obatan paten Tiongkok, obat flu, atau antipiretik tanpa petunjuk dokter.

Chen Chuxiong, wakil kepala apoteker dari Departemen Farmasi di Rumah Sakit Memorial Sun Yat-sen Universitas Sun Yat-sen secara langsung mengingatkan masyarakat bahwa tidak semua orang cocok untuk mengkonsumsi “Lianhua Qingwen”, karena ada toksisitas tertentu, sehingga orang dengan pencernaan yang kurang baik dan yang diare tidak boleh mengkonsumsinya. Obat ini juga mengandung ephedra, yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah, jelas tidak cocok bagi penderita hipertensi. (sin)

WHO Mendesak Tiongkok Memberikan Data Mentah Guna Menyelidiki Asal Usul COVID-19

oleh Li Zhaoxi

Untuk menyelidiki asal-usul COVID-19, pada Rabu (14 Desember), Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali mendesak pihak pemerintah Tiongkok untuk berbagi data mentah tentang COVID-19.

Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip pada jumpa pers dalam pernyataan di situs web WHO berkata :  “Kami terus mendesak Tiongkok untuk berbagi data yang kami minta guna melakukan penelitian terhadap asal-usul virus ini, seperti yang telah saya katakan berulang kali, bahwa semua hipotesis masih dalam diskusi.”

Tedros mengatakan WHO akan membentuk badan baru untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang asal mula SARS-CoV-2. Langkah tak terduga itu membuat beberapa ilmuwan khawatir. 

Marion Koopmans, seorang ahli virus dan dokter hewan dari Erasmus University Medical Center di Belanda, menyampaikan prihatin dengan keterlambatan ini, dan tentu saja ini agak aneh. Kami kehilangan waktu yang berharga. 

Bagaimana SARS-CoV-2 pertama kali muncul sebagai patogen pernapasan dengan penularan berkelanjutan dari manusia ke manusia 3 tahun setelah wabah pertama kali muncul di Kota Wuhan, Tiongkok tetap menjadi bahan perdebatan aktif.

Menurut para ahli, ada dua teori utama tentang asal usul SARS-CoV-2 : Teori pertama adalah bahwa SARS-CoV-2 adalah hasil dari penyebaran alami zoonosis. Teori kedua adalah bahwa virus yang menginfeksi manusia adalah hasil dari kecelakaan yang berhubungan dengan laboratorium.

Tedros, yang telah lama tunduk pada Beijing, menuduh Tiongkok karena tidak bersedia membagikan “data mentah” sejak awal pandemi, dan menyerukan WHO untuk melakukan peninjauan terhadap laboratorium dan lembaga penelitian terkait yang beroperasi di wilayah dimana kasus penularan terhadap manusia pertama kali terdeteksi pada bulan Desember 2019. Tedros juga mengharapkan penelitian lebih banyak tentang pasar hewan di dalam maupun sekitar Wuhan, termasuk hewan yang dijual di pasar grosir Huanan.

Para peneliti yang sebelumnya telah mengkritik penanganan WHO terhadap asal-usul virus, kini menyambut gembira nada Tedros yang lebih keras daripada terdahulu. 

“Ini adalah tanda bahwa WHO dapat melakukan penyelidikan yang lebih kredibel atau berimbang”, kata ahli biologi molekuler Alina Chan, peneliti terapi gen di Broad Institute, AS.

Pada 14 Mei, Zeng Yujia dan 17 orang ilmuwan lainnya secara bersama mengirim surat ke jurnal “Science” yang menunjukkan bahwa teori laboratorium perlu mendapatkan evaluasi yang lebih imbang. Tapi Zeng Yujia ragu apakah pihak Tiongkok bersedia menyetujui laboratoriumnya diperiksa. “Saat ini, kurangnya transparansi adalah sebuah keuntungan bagi Tiongkok”.

David Relman, seorang peneliti microbiome di Stanford University, berharap Tedros mengakui bahwa di waktu lalu WHO telah menggunakan “pendekatan yang salah”. “Saya berpikir dia tidak boleh begitu saja mengambil langkah berikutnya dengan tanpa mencemaskan apa yang telah terjadi sejauh ini”.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian membantah pernyataan Tedros pada konferensi pers 14 Desember. Ia menekankan bahwa laporan yang telah dihasilkan sebelumnya telah menarik sebuah kesimpulan penting, dan kembali menyinggung mengenai pernyataan bahwa SARS-CoV-2 mungkin saja sudah pernah muncul untuk pertama kalinya di negara lain, bahkan bisa jadi (virus) memasuki Tiongkok melalui makanan yang dibekukan. Dia juga menyindir Tedros agar tidak mempolitisasi masalah tersebut.

David Relman juga ingin tahu apakah WHO adalah organisasi terbaik dalam mengawasi penelitian tentang asal-usul SARS-CoV-2. “Karena mereka bukan lembaga independen”, katanya. Relman menyarankan untuk mengusut tentang asal usul patogen, sebaiknya Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membentuk organisasi yang sama sekali baru menurut jalur pemikiran Badan Energi Atom Internasional.

Tapi Relman merasa gembira dengan adanya langkah baru WHO untuk menemukan jawaban tentang asal usul SARS-CoV-2. Relamn juga sangat berharap fungsi ilmu pengetahuan yang lebih mendominasi”. (sin)