Home Blog Page 521

Mengapa Anda Perlu Merawat Saraf Vagus

0

ASHLEY TURNER

Dikenal sebagai pengembara, saraf vagus, atau saraf kranial X (10), adalah saraf panjang yang membentang dari tengkorak ke usus besar, menghubungkan dan mengendalikan semua organ di antaranya. Saraf vagus adalah komponen utama dari sistem saraf parasimpatis, yang mengawasi beragam fungsi tubuh yang penting, termasuk mengontrol suasana hati, respons imun, pencernaan, detak jantung, dan banyak lagi.

Sistem saraf parasimpatis juga dikenal sebagai respon istirahat dan pencernaan karena mengembalikan keseimbangan tubuh setelah stimulasi simpatis, atau respon lari-atau- lawan. Ketika tubuh dalam keadaan simpatik, fokus utamanya adalah stres dan mampu melarikan diri dari situasi, jika diperlukan. Dalam keadaan parasimpatis, tubuh menjadi relaks dan tenang serta mampu fokus untuk beristirahat dan mencerna.

Pada dasarnya, saraf vagus  adalah jalan raya komunikasi antara usus, otak, dan seterusnya.

Sumbu Usus-Otak

Sebuah analogi penting untuk diingat adalah bahwa ketika usus terbakar, otak terbakar, dan begitu sebaliknya. Ini dikarenakan adanya hubungan erat antara usus dan otak melalui saraf vagus. Yang membangun salah satu koneksi utama antara otak dan saluran pencernaan, serta mengirimkan informasi tentang kondisi organ dalam ke otak melalui serabut saraf aferen.

Jaringan komunikasi ini dikenal sebagai sumbu usus-otak.

Saraf vagus bertanggung jawab untuk memberi Anda “firasat” tentang situasi atau sesuatu yang buruk atau tidak sehat, atau ide yang berbahaya.

Nada vagal

Aktivitas, atau nada saraf vagus sangat penting untuk fungsi yang optimal. Peningkatan tonus vagal mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Memiliki nada vagal yang lebih besar berarti tubuh dapat dengan cepat rileks setelah periode stres. Ketika nada vagal lemah, gejala dapat muncul.

• Beberapa tanda dan gejala insufisiensi nada vagal adalah:

• Suara serak

• Kesulitan menelan

• Refleks muntah menurun

• Deviasi uvula menjauh dari sisi saraf yang rusak

• Abnormalitas detak jantung atau variabilitas detak jantung

• Gejala gastrointestinal

• astroparesis

• Kehilangan selera makan

• Kekurangan nutrisi

• Disfungsi neurotransmiter, kecemasan, dan/atau depresi

• Disregulasi gula darah

• Disfungsi metabolisme

• Sindrom nyeri

• Ketidakseimbangan tiroid

• Disregulasi adrenal

• Gangguan jalur detoksifikasi

Faktor risiko

Penting untuk memahami apa yang menyebabkan saraf vagus terganggu sejak awal. Apa pun yang membuat stres pada tubuh (fisik, emosional, atau spiritual) dan dibiarkan pada akhirnya dapat merusak saraf vagus.

Ini bisa menjadi pilihan makanan inflamasi, ketidakseimbangan usus, berbagai infeksi seperti Lyme, ketidakseimbangan hormon, disregulasi gula darah, kebiasaan tidur yang buruk, dan paparan racun lingkungan seperti jamur, logam berat, atau bahan kimia. Demikian juga, apa pun yang dianggap tubuh memberi kehidupan (secara fisik, emosional, atau spiritual) akan memperkuat saraf vagus.

Seringkali, kita melihat trauma berkontribusi terhadap kerusakan pada nada vagal, terutama pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan. Selain itu, pikiran negatif dan pola otak dapat berkontribusi pada disfungsi saraf vagal.

Juga, otak dapat terhubung dengan pola negatif sebagai akibat dari melalui hal-hal sulit dalam hidup. Tampaknya kesulitan berjalan melalui penyakit kronis dapat semakin memperburuk pola otak negatif dan disfungsi vagal.

Kuat versus Tertekan

Mengapa Anda ingin mengaktifkan saraf vagus? Nada vagal yang tinggi memiliki banyak manfaat, termasuk membantu mengatur glukosa darah, mengurangi tingkat peradangan, memperbaiki pencernaan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, mendukung detoksifikasi, meningkatkan fungsi metabolisme, menenangkan stres, mendorong kesehatan mental dan fungsi neurotransmitter yang lebih baik, dan banyak lagi.

Dan nada vagal yang  lemah? Itu dapat mengarah pada situasi yang berlawanan.

Tidak ada keraguan tentang itu, beberapa tahun terakhir telah menjadi musim stres dan kecemasan. Saat kita membahas saraf vagus, penting untuk dipahami bahwa itu sangat dipengaruhi oleh stres.

Saat Anda stres, fungsi saraf vagal berkurang, memungkinkan banyak gejala yang tidak diinginkan. Demikian juga, ketika Anda berada di bawah tekanan yang signifikan, memperkuat nada vagal dapat menurunkan respons lawan-atau-lari Anda dan riam berikutnya dari hormon stres inflamasi.

Melakukan aktivitas dan olahraga untuk saraf vagus akan membantu tubuh Anda untuk berhasil menavigasi stres.

Cara Mengencangkan Saraf Vagus

Dengan memahami cara kerja saraf vagus, Anda dapat belajar untuk bekerja dengan sistem saraf Anda, daripada mengasihaninya.

Pernapasan dalam

Pernapasan diafragma dalam, pernapasan kotak, atau pernapasan pranayama dapat mengencangkan saraf vagus. Pastikan perut Anda mengembang ke luar dan Anda fokus pada napas panjang dan lambat untuk mendapatkan manfaat maksimal. Teknik pernapasan ini adalah alat yang sangat membantu untuk digunakan selama saat-saat stres.

Kesadaran

Ikut serta dalam doa, meditasi, dan kesadaran, dapat berdampak positif pada saraf vagus. Strategi  ini tidak hanya memerangi stres dan kecemasan, tetapi juga dapat meningkatkan variabilitas detak jantung dan aktivitas parasimpatis.

Stimulasi Dingin

Penelitian menunjukkan bahwa paparan dingin akut mengaktifkan neuron kolinergik yang merupakan bagian dari jalur saraf vagus dan merangsang saraf vagus. Mandi air dingin yang singkat selama satu hingga dua menit meningkatkan stimulasi saraf vagus dengan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Anda juga dapat menghabiskan waktu di luar dalam cuaca dingin dengan pakaian minim, atau terjun ke air dingin untuk efek terapeutik.

Bernyanyi, Bersenandung, Berzikir, dan Berkumur

Saraf vagus terhubung ke pita suara Anda, jadi bernyanyi, bersenandung, melantunkan mantra atau berzikir, dan berkumur dapat mengaktifkan saraf vagus. Perlu diingat, harus dengan kumur yang kuat dan keras untuk stimulasi saraf vagal yang maksimal.

Olahraga

Manfaat olahraga bagi kesehatan sudah banyak diketahui, jadi mungkin tidak mengherankan jika aktivitas fisik juga mengencang- kan saraf vagus. Temukan aktivitas yang Anda sukai dan tetap konsisten untuk stimulasi saraf vagus yang optimal.

Pijat

Menerima pijat terapi teratur di berbagai bagian tubuh dapat membantu nada saraf vagus. Pijat refleksi juga dapat merangsang saraf vagus, meningkatkan variabilitas detak jantung, dan mengurangi respons stres lawan- atau-lari. Bahkan memberi diri Anda pijatan kaki dapat membantu memulihkan fungsi saraf vagus.

Perawatan Kiropraktik

Perawatan kiropraktik dan manipulasi tulang belakang mengatur sistem saraf otonom di tingkat perifer dan proyeksinya ke sistem saraf pusat. Secara khusus, penyesuaian chiropraktik dapat mengaktifkan sistem parasimpatis dan, oleh karena itu, menurunkan regulasi aktivitas sistem simpatik.

Mendukung Usus

Karena usus dan otak terhubung melalui saraf vagus, mendukung usus tidak hanya mengencangkan saraf vagus, tetapi juga mendukung otak. Melengkapi dengan probiotik, prebiotik, dan serat dapat mendukung saraf vagus, karena mikrobiota usus berdampak pada saraf vagus.

Asam lemak omega-3

Asam lemak omega-3 sangat penting untuk dikonsumsi karena tubuh tidak dapat membuatnya sendiri. Mengkonsumsi asam lemak omega-3 dari ikan berlemak yang ditangkap secara liar, biji rami, dan kenari, atau mengonsumsi suplemen omega-3 dapat meningkatkan tonus vagal dan aktivitas vagal. Studi menunjukkan asam lemak omega-3 meningkatkan variabilitas detak jantung dan sebaliknya merangsang saraf vagus

Tertawa dan Menghabiskan Waktu Bersama Orang Lain

Interaksi sosial adalah dasar untuk kesehatan secara keseluruhan, terutama fungsi saraf vagal. Para  peneliti telah menemukan bahwa peningkatan interaksi sosial  yang positif secara langsung berkorelasi dengan peningkatan nada vagal. Pastikan Anda memprioritaskan kebersamaan dengan orang lain dan menikmati hidup! (yud)

Dr.  Ashley  Turner,  seorang  naturopathi yang  telatih  secara  tradisional  dan  dokter kesehatan   holistik   bersertifikat   untuk   Restorative Wellness Center. Sebagai Ahli dalam pengobatan  fungsional,  Dr.  Ashley  Adalah penulis  Panduan  penyembuhan  usus  “Restorative   Kitchen”   dan   “Restorative   Traditions,” sebuah buku masak yang terdiri dari resep liburan non-inflamasi. 

Ketinggian Air Sungai Yangtze di Tiongkok yang Terus Menyusut Ungkap Penemuan Patung Buddha Kuno

0

REUTERS

BEIJING, Tiongkok—Ketinggian air yang turun dari Sungai Yangtze telah mengungkap sebuah pulau yang tenggelam di Kota Chongqing di barat daya Tiongkok  dan tiga patung Buddha di atasnya yang diyakini berusia 600 tahun, menurut laporan media pemerintah Partai Komunis Tiongkok, Xinhua.

Ketiga patung tersebut ditemukan di bagian tertinggi dari pulau karang yang disebut Foyeliang, awalnya diidentifikasi dibangun pada masa Dinasti Ming dan Qing.

Permukaan air Sungai Yangtze telah turun dengan cepat karena kekeringan dan gelombang panas di wilayah barat daya Tiongkok.

Curah hujan di cekungan Yangtze sekitar 45 persen lebih rendah dari biasanya sejak Juli, dan suhu tinggi kemungkinan akan bertahan setidaknya satu minggu lagi, menurut prakiraan resmi.

Sebanyak 66 sungai di 34 kabupaten di Chongqing telah mengering, kata penyiar CCTV pada Jumat (26/8).

Kekeringan selama berminggu-minggu di seluruh Eropa juga telah mengungkap harta karun yang telah lama terpendam.

Di Spanyol, para arkeolog senang dengan munculnya lingkaran batu prasejarah yang dijuluki “Spanish Stonehenge”. Sungai besar lainnya di Eropa, Danube, telah jatuh ke salah satu level terendahnya dalam hampir satu abad, memperlihatkan lebih dari 20 kapal perang Jerman yang tenggelam selama Perang Dunia II di dekat kota pelabuhan sungai, Prahovo di Serbia. (eko)

Sebelum Gempa Melanda Sichuan, Tiongkok, Pemandangan Kelelawar yang Berputar-putar Sangat Menakutkan

0

Luo Tingting

Kelelawar dalam kelompok besar muncul di langit di Mianzhu, Sichuan, Tiongkok pada Minggu (4/9) malam. Keesokan harinya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 terjadi di Kabupaten Luding, Provinsi Sichuan. Netizen percaya bahwa kedatangan kelelawar dalam jumlah besar yang tidak normal adalah pertanda gempa bumi. Netizen berseru :  “Hormati alam dan kehidupan, dan semuanya memiliki makna spiritualitas!”

Sejumlah besar kelelawar terbang keluar dari gua sebelum terjadi gempa 

Sebuah video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa di Mianzhu, Sichuan, sejumlah besar kelelawar terbang di langit saat malam tiba. Seorang saksi, Zhang, berkata, “Saya mendengar sesuatu menjerit. Ketika saya melihat ke atas,  penuh sesak. Saya tidak tahu apakah itu burung atau kelelawar.”

Video lain menunjukkan bahwa pada 4 september malam, semua kelelawar di gua di Kota Mianzhu terbang keluar dan pemandangannya seperti film bencana.

Kemudian pada 5 september siang, gempa bumi terjadi di Kabupaten Luding, Provinsi Sichuan. Netizen berseru: “Hewan adalah yang paling sensitif. Apakah ini merasakan sesuatu? Hewan juga tahu bahwa gempa akan segera terjadi.”

Netizen juga berkata : “Gempa bumi, tsunami atau bencana geologis terkait lainnya, terutama sebelum bencana besar, umumnya dirasakan oleh beberapa hewan di alam sebelumnya, jadi kita harus memperhatikan respons abnormal sejumlah besar hewan.”

Beberapa ahli mengklaim bahwa kelelawar muncul dalam jumlah besar adalah hal yang normal, tetapi netizen menertawakan mereka ketika  pakar mengatakan hal demikian adalah kejadian biasa.  Apakah itu biasa-biasa saja? Apakah menurut Anda hal biasa ketika kami berlarian?”

Mengambil contoh gempa Tangshan, seorang netizen berkata, “Pasti ada penglihatan sebelum bencana datang. Gempa Tangshan menunjukkan ini.”

Buku “Gempa Tangshan” menyebutkan bahwa adanya situasi tidak normal pada hari-hari sebelum gempa Tangshan, terutama pada jam-jam sebelum gempa yakni : 1. Sejumlah besar tikus berlarian berkelompok; 2. Sejumlah besar burung terbang di atas sepanjang waktu 3. Kucing dan anjing gelisah dan menggonggong pada malam sebelum gempa; 4. Air sumur melonjak dan memiliki suhu tertentu; 5. Langit lebih cerah di malam hari.

Menurut sebuah video yang beredar di Weibo, gempa bumi terjadi di Kabupaten Luding, Sichuan menyebabkan banyak keruntuhan dan pemutusan Jalan Raya Nasional 318. Setelah gempa melanda, Brigade Pemadam Kebakaran Sichuan mengirim tujuh detasemen, termasuk Ganzi, Chengdu, Deyang, Leshan, Ya’an, Meishan, dan Ziyang, dengan total 530 orang  menyelamatkan diri dari pusat gempa. Sejauh ini, para pejabat mengatakan gempa tersebut  menewaskan tujuh orang.

Setelah Kemarau Panjang Pasti Ada Gempa Besar

Sichuan baru saja mengalami suhu tinggi dan kekeringan parah. Muncul diskusi panas di internet sebelumnya bahwa “setelah kekeringan parah, akan ada gempa bumi besar.” Pernyataan itu bukannya tanpa dasar ilmiah. Pada 1980-an, ahli geologi Geng Qingguo menerbitkan monografi yang berjudul “Hubungan antara kekeringan dan gempa bumi di Tiongkok”, yang menarik perhatian.

Geng Qingguo menganalisa statistik dari data kekeringan dan gempa bumi yang parah yang terjadi di Tiongkok dari tahun 1956 hingga 1970. Dia menemukan bahwa setiap kali gempa bumi besar dengan kekuatan 6 atau lebih besar, pusat gempa sering mengalami kekeringan parah dalam satu hingga tiga tahun sebelumnya. Ketika semakin besar daerah mengalami kekeringan dan semakin lama periodenya, semakin tinggi besarnya gempa di masa depan.

Menurut analisanya, Geng Qingguo secara akurat memprediksi gempa Haicheng pada tahun 1975 dan gempa bumi Tangshan pada tahun 1976.

Kekeringan dan Gempa Besar

Faktanya, ada pepatah mengatakan bahwa “setelah kekeringan hebat pasti ada gempa bumi besar” menjadi kenyataan pada awal Periode Musim Semi dan Musim Gugur.

Berdasarkan sejarah kuno, pada tahun kedua pengangkatan Raja You, ketinggian air Jingshui, Weishui dan Luoshui di tiga sungai besar di barat Zhou turun tajam, dan sungai-sungai mengering. Taishi Bo Yangfu merasakan bahwa ini adalah pertanda buruk, dan percaya bahwa setelah kekeringan hebat, akan ada gempa bumi besar dan Dinasti Zhou akan binasa.

Bo Yangfu berkata: “Dinasti Zhou akan binasa. Qi langit dan bumi tidak akan kehilangan urutannya; jika urutannya terlampaui, orang-orang akan berada dalam kekacauan.

Benar saja, pada tahun kedua Raja You, gempa Qishan terjadi, yang seharusnya menjadi gempa pertama yang tercatat berkekuatan 6 atau lebih tinggi dalam sejarah Tiongkok. Gempa bumi menyebabkan kerusakan besar. Menurut “Catatan Sejarah” Sima Qian, semua sungai besar di barat terputus. Bahkan tanah longsor terjadi di Qishan.

Bo Yangfu percaya bahwa gempa bumi disebabkan oleh kegagalan kaisar untuk menerapkan pemerintahan yang baik, dan “inkonsistensi antara yin dan yang” menyebabkan langit membawa bencana. Pada tahun kesebelas Raja You  melarikan diri.  Xi Rong, Quan Rong dan Marquis Shen menyerang Zhou, membunuh Raja You di kaki Gunung Li, dan ia meninggal dunia. Butuh waktu kurang dari sepuluh tahun dari gempa besar hingga berakhirnya Dinasti Zhou Barat. (hui)

Putin Instruksikan Pasukan Rusia Menguasai Seluruh Wilayah Donetsk pada 15 September

Aboluowang.com

Rupanya agresi militer Rusia ke Ukraina yang sudah berlangsung selama lebih dari setengah tahun tidak berjalan mulus sebagaimana rencana awalnya. Menurut laporan yang diberikan oleh “Kyiv Post” pada 2 September, bahwa dalam sebuah pengarahan singkat yang diberikan oleh Oleksiy Hromov, Wakil Kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Ukraina pada 1 September menyebutkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan perintah kepada pasukannya untuk menguasai seluruh wilayah Donetsk, Ukraina timur pada 15 September ini.

Menurut sebuah laporan yang diberikan oleh “Kyiv Post” pada 2 September, Oleksiy Hromov, Wakil Kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Ukraina dalam sebuah pengarahan singkatnya pada 1 September, menyebutkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan perintah kepada tentara Rusia untuk sepenuhnya menguasai wilayah Oblast Donetsk di Ukraina timur pada 15 September.

Oleksiy Hromov menyebutkan bahwa tentara Rusia terus menguasai wilayah-wilayah seperti Kharkiv, Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, Kherson dan Mykolaiv dalam upayanya menciptakan kondisi untuk mulai lagi serangan. Pada saat yang sama, pasukan juga berulang kali menyesuaikan rencana dan tindakan mereka sesuai dengan instruksi yang diberikan Putin agar pada 15 September nanti mencapai perbatasan administratif Oblast Donetsk.

Oleksiy Hromov mengungkapkan bahwa menurut intelijen yang diterima, Komando Tinggi Angkatan Bersenjata Rusia memutuskan untuk membubarkan Brigade Serangan Udara Pengawal Independen ke-31 dan Brigade Tujuan Khusus Pengawal Independen ke-22 karena mereka kehilangan banyak personel. Prajurit yang selamat kurang dari 20%. Di sisi lain, tentara Rusia sedang menyusun kembali pasukan Distrik Militer Pusat di Luhansk-Donetsk, yang diarahkan untuk bergerak ke daerah Kurakhiv, juga memobilisasi Tentara ke-3 yang baru dibentuk ke perbatasan Ukraina-Rusia, tetapi belum jelas mana yang dijadikan target serangan pasukan Rusia itu.

Putin sebelumnya telah mengumumkan bahwa militer Rusia akan menduduki semua wilayah separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk, tetapi tentara Ukraina mengklaim masih menguasai lebih dari sepertiga wilayah di Donetsk. Associated Press yang mengutip informasi dari pejabat dan analis militer Ukraina pada bulan Juni mengatakan bahwa tentara Rusia pada waktu itu tampaknya menduduki sekitar setengah dari wilayah Donetsk, tetapi tidak jelas apakah di kemudian hari wilayah yang diduduki itu menjadi semakin luas atau sempit. (sin)

Serangan Balik Strategis Jepang Terhadap Rivalnya

Wang He

Apabila PKT (Partai Komunis Tiongkok) berniat memperbaiki hubungannya dengan Jepang, masih ada dua kali kesempatan. Kesempatan “diplomatik pandemi” tidak dilewatkan. PM Jepang Fumio Kishida terdiagnosa positif COVID-19, maka Xi Jinping menelepon pada 22 Agustus lalu sebagai wujud keprihatinannya. Kesempatan lain adalah “diplomatik belasungkawa”, PKT pun merasa kikuk, dan hanya mengatakan “akan ditentukan sesuai situasi dan kondisi”.

Pemakaman Shinzo Abe pada 12 Juli lalu (kedua kali pasca PD-II), pemerintah RRT (Republik Rakyat Tiongkok) tidak mengirim utusan sebagai ungkapan belasungkawa, alasannya dikarenakan belum menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah Jepang, padahal sebenarnya PKT masih menyimpan kebencian terhadap pandangan politik Abe (seperti “kawasan Indo-Pasifik yang bebas terbuka”, “jika Taiwan bermasalah, maka Jepang juga bermasalah, berarti aliansi Jepang-AS bermasalah pula”). 

Faktanya, belum lagi pemerintah Kishida sempat mengedarkan surat pemberitahuan resmi kepada pemerintah dari berbagai negara, tetapi Menlu AS Blinken khusus datang untuk hal itu, dan Wakil Presiden Taiwan Lai Ching-Te juga menghadiri pemakaman dengan “status pribadi” (media massa Taiwan memberitakannya dengan status “utusan khusus” Tsai Ing-Wen), ini menunjukkan Beijing telah berada di sisi yang berseberangan dengan Jepang, AS, dan Taiwan.

Pusat perhatian sekarang tertuju pada pemakaman kenegaraan Abe pada 27 September mendatang. Kemenlu Jepang telah mengumumkan jadwal upacara tersebut kepada 195 negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Jepang, dan kepada 4 wilayah termasuk Taiwan, serta 80 lembaga internasional, dalam acara tersebut akan hadir ratusan politisi dari luar negeri. 

Pemerintah Jepang akan mengatur pertemuan tatap muka empat mata dengan para pemimpin negara asing, seperti dialog dengan Wakil Presiden AS Kemala Harris untuk mewujudkan kebijakan yang dikemukakan Abe yakni “kawasan Indo-Pasifik yang bebas terbuka”, dan memperkuat aliansi Jepang-AS. Seharusnya RRT mengirim utusan, kuncinya adalah apa tingkatan utusannya tersebut, dan bagaimana berdialog dengan pemerintah Kishida.

Tahun ini adalah “50 tahun normalisasi hubungan diplomatik RRT-Jepang”. Pemerintah Kishida menyatakan membangun “hubungan Jepang-RRT yang stabil dan konstruktif”, sedangkan dari pihak Xi Jinping menyatakan membangun “hubungan RRT-Jepang yang sesuai dengan tuntutan zaman baru”, kedua belah pihak sepertinya saling berhubungan, sebenarnya tidak demikian, pada dasarnya adalah berseberangan strategis.

Contohnya, Jepang menilai aksi militer RRT di sekitar Taiwan, termasuk aksi mereka di Laut Timur meliputi Kepulauan Senkaku di Prefektur Okinawa dan juga Laut Tiongkok Selatan, merupakan “upaya mengubah status quo secara sepihak”, yang sangat bertolak belakang dengan “kestabilan” dan “konstruktif”, serta dalam hal jaminan keamanan sangat mengkhawatirkan.

Intinya adalah masalah Taiwan. Menurut Jepang, keseimbangan militer dalam hubungan kedua daratan sedang berubah ke arah yang menguntungkan bagi PKT, dan kesenjangan itu akan semakin besar dari tahun ke tahun. Sikap Jepang sangat jelas, “mengharapkan” masalah Taiwan dapat diselesaikan secara damai dengan dialog. 

Selama ini Jepang terus merencanakan dengan AS bagaimana menghadapi perang di Selat Taiwan. Bahkan, terkait masalah Jepang akan menerima pengungsi dari Taiwan, Menlu Jepang yakni Yoshimasa Hayashi mengatakan pada surat kabar Nikkei pada 19 Agustus lalu, akan ditangani dengan baik secara keseluruhan oleh pemerintah Jepang sesuai kondisi saat itu.

Antara RRT dan Jepang saling bertentangan. Akibat semakin dipercepatnya penempatan “invasi militer terhadap Taiwan” oleh Beijing, kedua belah pihak telah mulai mengarah pada sikap siaga konfrontasi, disini akan dicontohkan tiga hal. (Sedangkan dalam hal pertentangan strategis, sudah berlangsung sejak beberapa tahun silam, seperti pesawat militer RRT sering kali menerobos masuk zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Jepang lalu pesawat Jepang buru-buru mengejar “menyertainya terbang”, serta konflik kapal polisi laut RRT dan Jepang di sekitar Kepulauan Senkaku).

Pertama: Menghadapi Ancaman Rudal RRT (Korut Hanya Bandit Kecil)

Pada 21 Agustus lalu, surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun mengutip pernyataan eksklusif nara sumber yang menyebutkan, pemerintah Jepang sedang meneliti bagaimana menderetkan lebih dari 1.000 unit rudal jelajah jarak jauh. Mempertimbangkan kondisi “Taiwan akan bermasalah”, pemerintah Jepang merencanakan melakukan penempatan rudal jarak jauh ini pada gugus kepulauan di barat daya Jepang dengan Pulau Kyushu sebagai pusat, tindakan ini dimaksudkan untuk menambal “kesenjangan rudal” dengan RRT.

Kedua: Menaikkan Anggaran Militer

Sejak 2013, anggaran pertahanan Jepang telah meningkat selama 10 tahun berturut-turut, anggaran pertahanan tahun fiscal 2022 Jepang telah melampaui JPY 5,4 triliun (582 triliun rupiah, per 27/08), mendobrak kebiasaan anggaran pertahanan tidak melebihi 1% dari PDB (Produk Domestik Bruto). Dan setelah meletusnya perang Rusia-Ukraina, Kishida berkata “Saya merasakan kewaspadaan krisis yang sangat kuat terhadap Ukraina saat ini atau Asia Timur di masa mendatang”, oleh sebab itu ia berencana menaikkan anggaran militer Jepang sampai di atas 2% dari PDB.

Juli tahun ini, rapat insidentil kabinet Jepang memutuskan, akan melakukan pengecualian pada anggaran militer, dengan tidak ditetapkan batas atas, yang akan “dibahas dalam proses penetapan anggaran” di akhir tahun. 

Pada 22 Agustus lalu, liputan eksklusif dari Kantor Berita Kyodo News memberitakan, Kementerian Pertahanan berencana mengajukan anggaran militer sebesar JPY 5,5947 triliun (603 triliun rupiah) untuk tahun fiskal 2023 (sekitar 1/5 dari nominal anggaran militer RRT 2022). Selain itu, anggaran militer juga akan mencakup sejumlah “pengajuan proyek” yang belum disebutkan nilainya. Fokus pada tahun fiskal 2023 masing-masing adalah mengembangkan “kemampuan pertahanan luar zona”, memperbanyak pesawat nirawak ukuran kecil dan perlengkapan nirawak lainnya, membangun “Aegis Combat System” yang baru, serta meningkatkan kemampuan anti-rudal dengan mengembangkan “sistem anti-rudal hipersonik”.

Ketiga, Merevisi Tiga Dokumen Strategis: “Strategi Jaminan Keamanan Nasional”, “Kerangka Program Pertahanan”, dan “Rencana Persiapan Kekuatan Pertahanan Jangka Menengah”

Tahun 2013, dengan Komisi Keamanan Nasional (NSC) AS sebagai contoh, Jepang telah menyusun Dewan Keamanan Nasional Jepang, dan telah mengeluarkan “Strategi Jaminan Keamanan Nasional Jepang” (yang terutama merencanakan kebijakan pertahanan dan keamanan Jepang). 

Sebelumnya, Jepang pada 1976 menyusun “Kerangka Program Pertahanan”, hingga 1990 telah mencapai sasaran yang ditetapkan pada kerangka tersebut; pasca berakhirnya perang dingin, masing-masing di tahun 2004, 2010, 2013, dan 2018 telah dilakukan revisi. Berdasarkan “Kerangka Program Pertahanan”, Jepang kemudian menyusun lagi “Rencana Persiapan Kekuatan Pertahanan Jangka Menengah” (“jangka menengah” adalah 5 tahun).

Kabinet Kishida berencana merevisi ketiga dokumen tersebut pada akhir tahun ini. Jika dikatakan, topik utama dalam revisi sebelumnya adalah “bagaimana menghadapi negara RRT yang sedang bangkit”, maka revisi pada 2022 ini, mungkin akan mengutamakan pada bagaimana menghadapi ancaman nyata RRT yang akan mengobarkan perang di Selat Taiwan.

Kemungkinan Jepang Menapak Kembali Jalan Lama Negara Militerisme Sangat Kecil

Orientasi kabinet Kishida di atas, menandakan bahwa Jepang tengah melakukan transformasi yang bersejarah, untuk mengarah menuju negara militer besar. 

Faktanya, memasuki 2022, proses amandemen konstitusi dan Jepang menjadi “negara normal” telah dipercepat, jumlah kursi dalam parlemen Jepang yang mendukung amandemen konstitusi telah melampaui batas bawah amandemen konstitusi yakni dua pertiga dari total anggota parlemen. Di kalangan masyarakat internasional ada semacam kekhawatiran, akankah militerisme kembali mendominasi Jepang? 

Menurut penulis, hal ini hampir tidak mungkin. Tanpa membahas transformasi demokratisasi Jepang pasca perang telah sangat kokoh sejak lama, sehingga tidak tersisa lagi pondasi politik untuk menapak kembali jalan militerisme. Walaupun dari pola internasional, posisi AS sebagai negara adidaya dan ketergantungan Jepang terhadap AS, juga membuat Jepang tidak ada lagi ruang untuk menapak kembali jalan militerisme. 

Perkembangan sejarah pasa PD-II membuktikan, Jepang sudah tidak mempunyai kesempatan dan potensi untuk menjadi negara adidaya. AS menempatkan pasukan di Jepang, hal ini sangat berpengaruh bagi arah orientasi Jepang dan perkembangan militernya (contoh, “Treaty of Mutual Cooperation & Security between US & Japan”, yang direvisi pada 1960; kedua negara menetapkan “Guidelines for US & Japan Defense Cooperation” pada 1978, yang direvisi masing-masing pada 1997 dan 2015). Jepang secara mendalam juga menyadari “aliansi Jepang dan AS hari ini tidak hanya pondasi stabilitas dan perdamaian bagi Jepang saja, tetapi juga bagi kawasan Indo-Pasifik, bahkan bagi masyarakat internasional”.

Dalam makna tertentu, PKT telah mendorong Jepang berubah menjadi negara militer besar. Di satu sisi, pola strategi internasional mempercepat arah perubahan konfrontasi bipolar AS dan RRT; di sisi lain, ancaman PKT terhadap Jepang kian hari kian besar. 

Sebagai contoh, Agustus tahun ini RRT melakukan latihan perang di sekeliling Taiwan, lima bilah rudal pun jatuh ke zona ekonomi eksklusif milik Jepang, dan Jepang merasa hal ini memang disengaja oleh pemimpin PKT; selain itu, surat kabar Nikkei menyebutkan sejak meletusnya perang Rusia-Ukraina, aktivitas militer RRT dan Rusia di sekitar Jepang pun melonjak drastis (sekitar 2,5 kali lipat, dengan masa perbandingan 4 bulan sebelum dan 4 bulan sesudah meletusnya perang Rusia dan Ukraina).

Kesimpulan

Jelas PKT telah menjadi perusak perdamaian dan keamanan internasional. Hal ini pun, ibarat koin dua sisi, karena erat kaitannya dengan penindasan PKT terhadap dalam negeri serta pemerintahannya yang diktator. Oleh sebab itu, PKT tidak hanya merupakan musuh internasional, tapi juga merupakan musuh bagi rakyat Tiongkok. (hui)

Barat Hendak Decoupling, Xi dan Li Beda Pendapat?

0

Wang He

Tren decoupling (memisahkan diri) dari Barat dengan perekonomian Tiongkok kian terlihat jelas. Bahkan Jerman yang sebelumnya sangat dekat dengan PKT (Partai Komunis Tiongkok) pun telah menyatakan sikapnya: Pada 11 Agustus lalu, pada konferensi pers musim panas yang sudah menjadi tradisi di Berlin, Kanselir Olaf Scholz menghimbau agar perusahaan Jerman mengurangi ketergantungannya terhadap RRT (Republik Rakyat Tiongkok).

Sebelumnya, yakni pada 8 Agustus, lembaga riset ekonomi terbesar Jerman yakni Ifo Institute for Economic Research merilis laporan riset yang menjelaskan, jika terjadi kondisi decoupling bilateral antara negara Barat dengan Tiongkok, maka PDB (Produk Domestik Bruto) negeri tirai bambu itu akan anjlok sampai 2,27%, angka ini akan jauh lebih besar daripada kerugian PDB negara Barat (Jerman sekitar 0,76% dan negara UE lainnya sekitar 0,49% dan AS (Amerika Serikat) sekitar 0,48%), sedangkan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) akan mengalami kemerosotan terbesar. Laporan tersebut meliputi negara Barat antara lain: 27 negara UE, Inggris, AS, Kanada, Jepang, dan Australia.

Jika laporan Ifo tersebut telah memaparkan data tertentu mengenai decoupling antara negara-negara Barat dengan PKT, maka apa yang dialami oleh SoftBank Group sebagai raksasa investasi industri teknologi dunia telah membuat para investor Barat semakin ngeri menyaksikan risikonya jika terlalu dekat dengan PKT.

SoftBank pernah menganggap Tiongkok sebagai tempat yang didambakan, investasinya di Alibaba membuatnya meraup imbal hasil lebih dari dua ribu kali lipat, VisionFund sebagai dana investasi teknologi terbesar yang berada di bawah naungannya, sebanyak 23% investasinya hingga 2021 berada di Tiongkok. Tetapi, trend telah berubah, pasar Tiongkok sejak 2021 telah membuat SoftBank rugi besar. Contohnya, laporan keuangan konsolidasi tahun fiskal 2021 menunjukkan bahwa kerugian yang dibukukan akibat DiDi Chuxing Technology Co. terhadap Softbank adalah sekitar USD (Dolar Amerika) 6,7 Milyar (99 triliun rupiah, per 27/08) (Hingga Juni tahun ini saja, SoftBank telah menginvestasikan modal USD 12 Milyar atau ….rupiah pada DiDi), dan kerugian itu sepenuhnya berasal dari tekanan PKT terhadap DiDi. Dalam laporan keuangan kuartal teranyar, perusahaan AI SenseTime yang menguasai teknik identifikasi wajah, telah menimbulkan kerugian USD 1,8 Milyar (….rupiah) bagi SoftBank, dan kerugian terbesar adalah berasal dari sanksi yang diberlakukan AS terhadap SenseTime (karena SenseTime telah membantu PKT menindas HAM dalam skala besar di Xinjiang).

Pada 10 Agustus tahun lalu, dalam rapat laporan keuangan SoftBank Group, CEO SoftBank Group yakni Masayoshi Son menyatakan akan menghentikan sementara investasi di Tiongkok. Tapi bukan hal mudah untuk melakukan stop loss (menghentikan kerugian, red.). Kuartal pertama tahun ini, SoftBank telah merugi sekitar USD 12,7 Milyar (178 triliun rupiah), dan kuartal kedua merugi lebih dari USD 23 Milyar (341 triliun rupiah). 

Surat kabar Wall Street Journal memberitakan SoftBank mengalami pukulan keras setelah terjadi aksi jual saham teknologi global, dan “aksi jual kali ini dipicu oleh tindakan menaikkan suku bunga serta aksi perombakan perusahaan teknologi ulah PKT.” Kasus SoftBank menjelaskan, jebakan yang dipasang oleh PKT baik disengaja maupun tidak telah sangat merugikan banyak pihak yang kewalahan dalam menghadapinya.

Mungkin berkaca pada kasus SoftBank, pada Agustus tahun ini, pengelola investasi global atau yang biasa disebut hedge fund yakni Bridgewater Associates LP, telah menjual semua sahamnya pada saham konsep Tiongkok yakni Alibaba, DiDi, JD.com, BiliBili, dan NetEase Inc. Padahal pendiri Bridgewater Associates LP yakni Ray Dalio justru adalah sesepuh di Wall Street yang paling optimis terhadap PKT. Sejak pertama kali ia berkunjung ke Tiongkok pada 1984 lalu, tanpa ditutup-tutupi dia selalu mendukung penguasa Beijing dengan sistem pemerintahan diktator satu partainya, bahkan mengirim putranya untuk hidup selama setahun di Tiongkok. Pada November tahun lalu, Bridgewater berhasil mengumpulkan modal sebesar USD 1,25 Milyar (18,5 triliun rupiah) dari para investor di Tiongkok, dan seketika itu juga melonjak menjadi salah satu perusahaan private placement bermodal asing yang terbesar di bursa Tiongkok.

Lalu, mengapa Dalio mendadak melakukan tindakan ini? Ada dua latar belakang. Pertama, semakin kecil kemungkinan AS dan RRT akan mencapai kesepakatan audit, seluruh saham konsep Tiongkok mungkin akan delisting dari bursa AS. Kelima saham konsep Tiongkok yang telah dijual semuanya oleh Bridgewater Associates LP itu, telah masuk dalam daftar perusahaan yang dipastikan delisting oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) berdasarkan Holding Foreign Companies Accountable Act (HFCAA). Kedua, dijualnya saham konsep Tiongkok oleh Bridgewater Associates LP, bertepatan dengan kunjungan Pelosi ke Taiwan dan latihan perang RRT di sekeliling Taiwan. Ketika masyarakat semakin khawatir Beijing menyerang Taiwan, akan sulit membayangkan untuk terus berinvestasi di Tiongkok.

Dari hal tersebut di atas, baik pemerintah negara Barat maupun para investor, akan melakukan decoupling ekonomi dengan RRT dalam ruang lingkup tertentu. Hal ini tentunya akan berdampak sangat buruk bagi perekonomian Beijing yang telah mulai goyah di tengah terpaan badai itu.

Bagaimana menghadapi decoupling perekonomian Barat? Dalam hal ini sepertinya telah timbul perselisihan internal PKT antara Ketua Xi dan PM Li. Dikabarkan begitu Rapat Beidaihe pada awal Agustus lalu berakhir, Xi mengarah ke utara, sementara Li ke selatan, dengan membawa pendapat masing-masing yang semakin luas mengekspos perselisihan ini.

Pada 16 Agustus, Li Keqiang muncul di Shenzhen, menyerukan kepada masyarakat yang mengerumuninya dan mengungkapkan bahwa pemerintah akan membentuk modal ventura (venture capital, red.), agar memudahkan masyarakat bisa “saling mendorong dan menolong” dalam berwirausaha. Yang cukup menarik adalah, Li Keqiang berkata: Dalam proses melangkah berinovasi, di antara kita ada yang mengatakan kita adalah nomor satu di dunia, kita boleh berpikir begitu, tapi dalam proses inovasi ini, harus diingat selalu ada yang lebih hebat, dan lebih kuat daripada kita. Apakah yang diisyaratkan Li Keqiang disini? Mungkin Li hendak mengatakan: Tiongkok masih tertinggal jauh dengan negara Barat, jangan merasa diri sudah hebat, dan membangun dengan menutup diri.

Kalangan luar menyoroti, Li Keqiang begitu tiba di Shenzhen, menggelar seminar bagi para penanggung jawab ekonomi utama pemerintahan, meminta penyelesaian misi menyerahkan keuangan ke pusat, dan kembali disebut soal “menjalani hidup hemat”, dan berziarah ke Monumen Deng Xiaoping, dengan menjunjung tinggi “reformasi keterbukaan”, mengatakan “bagaimana pun internasional berubah secara permukaan, betapa pun rumit kondisinya, reformasi keterbukaan harus tetap dijalankan dengan teguh”, “reformasi keterbukaan harus terus dilakukan, Sungai Kuning dan Yangtze tidak akan mengalir terbalik, air Pelabuhan Yantian masih akan terus mengalir tiada henti”. Mungkin mengisyaratkan apapun yang terjadi mutlak tidak bisa decoupling dengan ekonomi Barat. (Namun hal ini hanya bertepuk sebelah tangan. Kecuali PKT berubah menjadi baik tidak akan terjadi decoupling, sedangkan PKT terlalu banyak menumpuk kejahatan, tidak tertolong lagi, dan sudah terbujur kaku.)

Sedangkan Xi Jinping? Pada saat bersamaan ia menuju Liaoning di wilayah utara, mengenang kembali yang disebut Sejarah “Perang Pembebasan Utara” dan “Pertempuran Liao Ning – Shen Yang” (1945-1948), menyebutkan “revitalisasi wilayah Timur Laut penuh keyakinan”, kembali menyinggung “kemakmuran bersama”, tetapi tidak disinggung masalah perekonomian yang merosot. Xi Jinping juga terus menerus mengatakan “reformasi keterbukaan”, namun maknanya telah berubah sejak lama.

Di dalam benak Xi, “Timur bangkit, Barat jatuh”, “dengan sirkulasi dalam negeri sebagai modul utama, saling dorong sirkulasi ganda dalam dan luar negeri”, “kemakmuran bersama”, “mandiri dan swadaya teknologi”, adalah empat pilar yang membentuk kerangka kebijakan ekonomi makro. Sebisa mungkin tidak decoupling dengan perekonomian Barat, jika keadaan memaksa, juga harus mempersiapkan diri menghadapi decoupling. Sejumlah pikiran Xi ini adalah konten utama dalam laporan “Kongres Rakyat Nasional ke-20”.

Jelas bahwa Xi dan Li berbeda pendapat. Tentu saja, ada kemungkinan Xi dan Li berbagi tugas, masing-masing menyanyikan duet operanya, dan saling berkoordinasi. Tapi yang disebut “Sungai Kuning dan Yangtze tidak akan mengalir terbalik” oleh Li Keqiang, di seluruh situs internet Tiongkok tidak ditemukan rekaman video dengan konten terkait (rekaman tersebut hanya beredar sesaat di grup WeChat di Tiongkok, kemudian segera dihapus). Ini menunjukkan, Xi dan Li bukan memainkan “opera 2 orang”, melainkan Xi sedang menekan Li.

Rumor tentang selisih pendapat antara Xi Jinping dengan Li Keqiang sudah beredar sejak lama, Li tentu tidak memiliki kekuatan riil untuk menantang Xi, tapi pemerintahan yang dikepalai Xi kian hari kian berbelok ke haluan kiri ekstrem, konflik di dalam maupun luar negeri semakin sengit, semua ini mungkin dapat menjadi amunisi bagi kubu anti Xi Jinping. Pasca “Kongres Rakyat Nasional” (pada November nanti) apakah Xi Jinping masih akan menjabat untuk ketiga kalinya, saat ini belum bisa dipastikan. (sud)

Penasihat Gedung Putih Fauci Mundur Bukan Pertanda Baik Bagi Beijing

0

Zhou Xiaohui

Di tengah bermunculannya berbagai kekacauan di Tiongkok, dan berbarengan dengan pergulatan kalangan petinggi PKT (Partai Komunis Tiongkok) yang tak berkesudahan, belakangan ini telah terjadi sejumlah peristiwa penting di AS (Amerika Serikat) yang akan berdampak pada pergerakan situasi di masa depan. Selain Mahkamah Agung AS telah membatalkan kasus Roe v. Wade, dengan menyerahkan kembali hak aborsi kepada dewan legislatif dan warga masing-masing negara bagian, satu lagi peristiwa sebelum pemilu paruh waktu November mendatang, pada pemilu primer internal Partai Republik AS, kandidat partai yang direkomendasikan oleh mantan Presiden Trump memenangkan suara mayoritas, terutama yang belum lama ini Harriet Hageman dengan keunggulan mutlak mengalahkan anggota kongres Liz Cheney yang saat ini masih menjabat, hal ini semakin menonjolkan tekad warga pemilih konservatif dalam hal melindungi nilai-nilai tradisi Amerika.

 Dalam pidato Hageman setelah menang pemilihan, hingga belasan kali dia mengulangi kata-kata paralelisme yakni: “sudah cukup…”, dengan mengungkapkan masalah yang ada di AS saat ini dan ketidakpuasan warga AS, dia memenangkan gelombang demi gelombang sorak sorai dan tepuk tangan. Di antaranya dia mengemukakan “kita sudah cukup dengan Anthony Fauci!” dan baru saja kata-katanya ini terucap, Fauci sudah langsung bertindak.

 Pada 22 Agustus lalu, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) yang merangkap sebagai Kepala Laboratory of Immunoregulation, sekaligus sebagai Kepala Penasihat Medis Gedung Putih yakni Anthony Stephen Fauci mengeluarkan pernyataan, dirinya akan mundur dari jabatannya pada Desember mendatang. Fauci yang tahun ini telah berusia 81 tahun dan sudah sejak 1984 menjabat sebagai direktur lembaga tersebut, yang telah melalui 7 kali pergantian presiden AS, ia mengatakan alasan pengunduran dirinya karena berharap bisa “melakukan suatu hal lain”. Dan baru pada Juli lalu Fauci mengatakan kepada kantor berita Reuters, ia merencanakan pensiun sebelum masa jabatan Biden yang pertama berakhir, tapi kemungkinan bisa lebih awal.

“Melakukan suatu hal lain” jelas hanya sekedar alasan pengunduran dirinya, alasan yang sebenarnya adalah setelah virus PKT (atau COVID-19, atau Pneumonia Wuhan) mengakibatkan pandemi, sumber asal virus tersebut hingga kini belum ada kesimpulan yang pasti, tidak sedikit anggota dari Partai Republik menyerukan diadakannya investigasi terhadap Fauci yakni apakah dia memainkan fungsi terkait. Seiring dengan semakin dekatnya pemilu paruh waktu, semakin besar pula kemungkinan Partai Republik akan mengungkit kembali masalah itu di kongres, tak sedikit anggota Partai Republik berjanji setelah memenangkan sebanyak mungkin suara, akan memanggil Fauci memberikan kesaksian di hadapan kongres.

Steve Scalise selaku “cemeti” (party whip) Partai Republik di kongres setelah Fauci mengumumkan pengunduran dirinya menyebutkan, “Selama dua tahun lebih, anggota Partai Demokrat di kongres menolak mengadakan forum dengar pendapat terkait sumber asal virus Korona, atau pemerintah kita mungkin dalam hal finansial ikut serta dalam penelitian ‘peningkatan fungsional’. Pada saat anggota Partai Republik meraih kursi mayoritas tahun depan, kondisi ini akan berubah. Sangat senang mengetahui, setelah pensiun nanti, Dr. Fauci akan mempunyai banyak waktu untuk hadir dalam forum dengar pendapat,dan setelah dia resmi mengundurkan diri bisa berbagi pengetahuannya mengenai laboratorium di Wuhan, berikut akibat arahan dan pengawasannya yang terus menerus berubah, yang mengakibatkan misi yang salah harus dibebankan secara paksa kepada warga Amerika.”

Faktor pendorong lainnya yang membuat Fauci mempercepat pengunduran dirinya adalah pada akhir Juli lalu, Dr. Deborah Birx yang pernah menjabat sebagai koordinator Respon Virus Korona Gedung Putih di era Trump “berkhianat”. Menurut berita Fox News belum lama ini, Birx baru saja menerbitkan buku barunya yang berjudul “Face the Nation”, yang mengakui dirinya dan Fauci telah berbohong kepada Trump dan warga AS. Dia mengakui telah merekayasa fakta dengan dalih keamanan publik, memanipulasi laporan COVID-19 untuk menyesatkan masyarakat. Angka yang dikemukakannya soal 15 hari dan 30 hari untuk mencegah penularan serta menjaga jarak 6 kaki (sekitar 1,8 meter) dan berkumpul tak lebih dari 10 orang, adalah hasil rekayasa.

Fox News menyebutkan, Birx juga mengakui dirinya mengetahui peristiwa kebocoran laboratorium, dia memberitahu Daily Mail bahwa virus tersebut dibuat oleh para ilmuwan di Wuhan Institute of Virology, padahal pada 2020, dia malah mengatakan, tidak ada bukti yang dapat menguatkan bahwa kejadian itu adalah suatu kecelakaan laboratorium, dan mengatakan virus kemungkinan ditularkan dari binatang pada manusia.

“Memberontaknya” Birx jelas telah memberikan tendangan telak terhadap Fauci. Kalau kita melihat kembali konten lebih dari 800 pucuk surel Fauci yang diungkap, maka akan mengerti bahwa pengunduran diri Fauci itu adalah karena keterpaksaan, karena takut dimintai pertanggung-jawaban.

Pada Juni tahun lalu, lewat “Freedom of Information Act” AS surat kabar Washington Post, Buzzfeed, dan CNN telah memperoleh lebih dari 3.000 pucuk surel milik Fauci, waktu pengiriman surel dimulai dari Januari 2020 hingga Juni 2020. Dalam surel tersebut dapat diketahui kondisi awal merebaknya pandemi di AS, dan juga bagaimana Fauci berinteraksi dengan pemerintah, pejabat kesehatan dalam dan luar negeri, media massa, tokoh terkenal dan masyarakat biasa, di antaranya yang paling disoroti adalah masalah sumber asal virus.

Surel menunjukkan, Fauci bersama para koleganya telah mencermati semacam pernyataan pada beberapa bulan di awal 2020, yakni virus PKT kemungkinan berasal dari Wuhan Tiongkok akibat adanya kebocoran sebuah laboratorium di sana, akan tetapi Fauci terus membantah pernyataan tersebut, baru pada sidang senat pada 11 Mei 2021 lalu, Fauci terpaksa berdalih, mengatakan dirinya “tidak percaya” virus seperti itu tercipta secara alami, dan menyatakan mendukung investigasi. Lalu, ada satu pertanyaan: Awalnya sebelum melalui investigasi mengapa Fauci langsung menyangkal bahwa virus itu berasal dari kebocoran laboratorium? Mengapa dia kemudian mengubah pengakuannya pada sidang senat?

Di antara surel terdapat sepucuk surel yang dikirimkan oleh penanggung jawab lembaga penelitian biomedis terbesar di AS kepada Fauci, isinya menyebutkan “ciri-ciri yang tidak lazim” pada virus semacam ini mungkin menunjukkan bahwa virus tersebut “dirancang khusus”, terhadap hal itu Fauci menanggapi bahwa dirinya akan berdialog tentang masalah ini lewat telepon. Selain itu, pada April 2020, sepucuk surel yang dikirimkan oleh Francis Collins selaku Direktur National Institute of Health AS yang berjudul “konspirasi berubah menjadi epidemi”, respon Fauci terhadap surel ini sudah dihapus.

Pada 18 April, anggota tim WHO selaku sponsor Laboratorium Wuhan, yang juga Ketua EcoHealth Alliance New York yakni Peter Dasza mengirim surel kepada Fauci yang isinya berterima kasih atas penyangkalan Fauci terhadap “pernyataan bahwa virus berasal dari kebocoran laboratorium”. Dasza tidak hanya telah mendanai riset fungsional pada Wuhan Institute of Virology, tapi juga merupakan salah seorang investigator utama yang diutus WHO untuk menyelidiki laboratorium tersebut. EcoHealth Alliance yang dipimpinnya juga merupakan salah satu dari tiga besar lembaga yang memperoleh pendanaan dari National Institute of Health (NIH). Dia memanfaatkan “studi gain of functions” yang dilakukan virologis RRT yakni Shi Zhengli di Wuhan untuk mengajukan permohonan pendanaan dari NIH, yang kemudian “diberikan” kepada Wuhan Institute of Virology, dan Fauci adalah yang bertanggung jawab menyetujuinya.

Dalam surel dijelaskan pula, antara Fauci dengan Kepala Pusat Pengendalian dan Pengawasan Penyakit (CDC) RRT yakni George F. Gao terdapat interaksi melalui surel. Saat pandemi mulai menyebar ke seluruh dunia di awal 2020, dalam sepucuk surel dengan mantan Menteri Kesehatan AS pada Februari Fauci menyatakan, “Masker sebenarnya dipersiapkan bagi pasien yang terjangkit, tujuannya agar mencegah mereka menularkan virus pada orang yang belum terjangkit, dan bukan untuk melindungi orang yang belum terjangkit agar tidak tertular.” Dia juga menambahkan, masker yang dijual di toko-toko “tidak mampu secara efektif menangkal virus, karena virus tersebut berukuran sangat kecil, sehingga mampu menembus bahan masker”. Dan George F. Gao setelah diwawancarai majalah Science, media massa memberitakan bahwa Gao menuding masyarakat AS dan negara Barat lainnya yang tidak memakai masker, telah “membuat satu kesalahan besar”. Setelah itu dalam surel pada 2 Maret George F. Gao menjelaskan kepada Fauci, bahwa itu adalah wartawan sendiri yang telah membesar-besarkannya, dia sendiri tidak pernah menuding seperti itu, dan jawaban Fauci adalah “Maksud Anda sepenuhnya saya pahami. Tidak ada masalah”.

Ketika Fauci dikritik oleh kaum konservatif AS, dalam surel 8 April George F. Gao menghiburnya, “Saya telah membaca sejumlah berita (tapi semoga tidak benar), Anda sedang diserang oleh sejumlah orang. Dalam kondisi yang tidak rasional seperti sekarang ini, semoga Anda baik-baik saja”. Lalu tiga hari kemudian Fauci membalas surel itu dengan pernyataan terima kasih, disebutkan “Terima kasih atas perhatian Anda. Tapi walaupun ada beberapa orang gila, kondisi masih terkendali”. Perhatian dari George F. Gao terhadap Fauci sepertinya memiliki makna lain, apakah di balik keduanya terdapat kisah yang terselubung?

Ada satu lagi surel yang berkaitan dengan Tiongkok. Pada 17 Februari 2020, seseorang yang bernama Jodie Dillman mengirim surel kepada Fauci yang mengatakan seorang perawat di Harbin membocorkan rahasia. Dikatakan bahwa jumlah orang yang meninggal di Harbin jauh melampaui angka yang dipublikasikan, pasien dan petugas medis yang mati di lobi rumah sakit tak dimasukkan ke dalam daftar pasien meninggal, para petugas medis tidak mempunyai perlengkapan perlindungan, pokoknya semua orang yang sebelum mati tidak terdiagnosa positif maka tidak akan dianggap mati karena virus.

Akan tetapi, setelah menerima surel ini Fauci justru tidak menanggapinya, tidak hanya tidak mengirimkan lagi surel tersebut kepada orang lain sebagai tembusan, tapi juga tidak melaporkannya kepada Gedung Putih. Padahal di saat itu, ia telah mengetahui adanya pernyataan bahwa virus berasal dari laboratorium di Wuhan. Fauci mengabaikan berita penting seperti ini, dan menyangkal kalau virus berasal dari Wuhan, apa alasannya yang sebenarnya?

Lalu pada 7 September 2021, situs berita AS The Intercept mengungkap data sebanyak lebih 900 halaman tentang riset virus Korona yang didanai oleh NIAID yang dipimpin oleh Fauci. Dokumen tersebut mencakup pengajuan pengalihan dana yang sebelumnya tidak dipublikasikan, menunjukkan institut tersebut pernah mengalihkan dana pemerintah kepada Wuhan Institute of Virology di RRT. Dalam dokumen yang baru saja dipublikasikan itu menunjukkan bahwa lembaga yang dipimpin Fauci telah mendanai penelitian peningkatan fungsional yang dilakukan oleh Wuhan Institute of Virology, dengan memodifikasi dan meningkatkan tingkat penularan virus binatang, guna meneliti lebih lanjut dampaknya terhadap manusia.

Terhadap hal ini, senator Partai Republik Rand Paul di akun Twitter-nya mengatakan: “Saya telah meminta Departeman Kehakiman untuk memeriksa pernyataan kesaksian Fauci yang telah berbohong kepada kongres. Laporan ini seharusnya sudah sangat jelas menyatakan bahwa dia harus dituntut pertanggung-jawabannya.”

Bocornya surel Fauci dan terungkapnya informasi terkait, serta pernyataan kesaksian Dr. Birx, menjelaskan bahwa departemen terkait AS sebenarnya sejak awal sudah mengetahui bahwa virus COVID-19 berasal dari Wuhan, Tiongkok, dan pihak AS telah ikut mendanai virus PKT, Fauci sedang berupaya menutupi fakta. Sebagai seorang warga AS sekaligus penasihat medis kepresidenan, kepentingan siapakah yang diutamakan oleh Fauci?

Walaupun Fauci menutupinya, walaupun penguasa PKT terus menekankan virus itu berasal dari alam bebas, tapi negara Barat yang dipimpin AS, terus menyelidiki sumber asal virus PKT tersebut, dan semakin lama semakin banyak bukti yang menjelaskan, semakin banyak pakar dan tokoh dunia yang menilai, bahwa virus tersebut berasal dari Wuhan Institute of Virology.

Pada April 2020, Presiden kala itu Donald Trump menyatakan, dirinya telah mempunyai bukti bahwa virus yang mengakibatkan pandemi global kali ini berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan. Menlu Pompeo ketika diwawancarai media massa pada Mei, menyatakan, “Ada banyak bukti yang menjelaskan bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium di Wuhan. Harus diingat, RRT memiliki sejarah menulari seluruh dunia, mereka memiliki catatan menjalankan laboratorium yang tidak memenuhi syarat. Ini sudah bukan pertama kalinya, seluruh dunia telah terpapar virus akibat kesalahan fatal yang diakibatkan laboratorium milik RRT.”

Pada Mei 2021, Presiden AS Biden menginstruksikan, agar badan intelijen menginvestigasi dan menyerahkan laporannya terkait sumber asal COVID-19 dalam tempo 90 hari. Walaupun kesimpulan dari laporan tersebut tidak jelas dan samar-samar, tapi telah membuat PKT berkeringat dingin.

Dan pada September 2021 organisasi pelacakan virus global yakni DRASTIC, dari sejumlah pelapor yang disamarkan identitasnya memperoleh dokumen dari EcoHealth Alliance yang mengajukan dana riset pada Badan Proyek Riset Lanjutan Pertahanan (DARPA) AS yang menunjukkan, Ketua EcoHealth Alliance yakni Peter Dasza pada 2018 mengajukan kontrak kepada Pentagon, yang menyangkut “penelitian peningkatan fungsional” yang berbahaya, dokumen ini membuktikan bahwa virus PKT adalah dibuat atau diperkuat di dalam laboratorium, dan orang yang bekerjasama dengan Peter Dasza adalah Shi Zhengli selaku pakar virology dari Wuhan Institute of Virology.

Pada 17 Desember 2021, saat diwawancarai oleh Fox News Trump menyebutkan PKT telah menghancurkan seluruh dunia, dan harus membayar ganti rugi sebesar USD 60 Triliun (891.156 triliun rupiah, per 28/08) akibat pandemi pneumonia Wuhan itu. Trump juga menyebutkan bahwa PKT telah memeras AS selama bertahun-tahun di bidang ekonomi. Dan pada Agustus, ganti rugi yang diajukan Trump adalah minimal USD 10 Trilyun (148.526 triliun rupiah), dia juga mengusulkan agar “sebagai langkah pertama, semua negara harus menghapus semua hutang mereka kepada Tiongkok, sebagai pembayaran di muka atas uang ganti rugi ini.” Ini menandakan, bukti di tangan Trump menunjukkan virus PKT berasal dari Wuhan Institute of Virology, dan karena RRT sengaja menutupinya dari dunia, dan membiarkan virus tersebut menyebar ke seluruh dunia, sehingga berjatuhanlah begitu banyak korban jiwa dan orang yang tertular.

Apabila pada pemilu paruh waktu AS pada November nanti, Partai Republik berhasil merebut kembali kendali atas kongres, bahkan sampai kamar senat, maka “Justice for Victims of COVID19 Act” yang diajukan oleh senator Josh Hawley yang menuntut pertanggung jawaban RRT yang telah menyebabkan virus menyebar ke seluruh dunia, mungkin ada peluang akan diloloskan. Dan undang-undang tersebut akan mencabut hak kekebalan hukum RRT, dan terhadap perilaku jahat RRT — seperti membungkam pelapor, dan menutupi informasi penting terkait virus PKT — dan akan dapat ditempuh hak gugatan pribadi.

UU akan mengizinkan pengadilan membekukan aset milik pemerintah RRT, agar dapat memberikan ganti rugi kepada korban. UU tersebut mengusulkan agar Kementerian Luar Negeri membentuk tim kerja khusus membantu korban COVID-19 menggugat, melakukan investigasi internasional terhadap kelalaian Beijing mengatasi pandemi, termasuk memanfaatkan WHO untuk menutupi kebohongannya. Jika rezim RRT menolak tuntutan ganti rugi internasional, AS akan memimpin kekuatan internasional, untuk mendapatkan ganti rugi dari pemerintah RRT, termasuk menyiapkan program pemaksaan Beijing mempersiapkan ganti rugi.

Dengan sendirinya, pengunduran diri Fauci bukan pertanda baik. Apakah ini tidak akan membuat Beijing ketakutan? Dan ketakutan ini akan semakin besar seiring dengan mundurnya Fauci, seiring dengan semakin banyaknya korban, serta serangkaian peristiwa yang sedang terjadi di AS. Semakin banyak pertanda yang menunjukkan, cepat atau lambat dalam hal sumber asal virus, PKT akan diserang dan dituntut pertanggung-jawabannya oleh seluruh dunia. (sud)

Gempa Kuat Melanda Sichuan, Tiongkok Memakan Korban Jiwa, Orang-orang Berlarian, Bangunan Rusak Hingga Komunikasi Terputus

0

Li Enzhen

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 terjadi di Kabupaten Luding, Prefektur Ganzi, Sichuan, Tiongkok pada  Senin(5/9) pukul 12:52 waktu setempat.  Saat ini, komunikasi di pusat gempa terputus, jalanan terputus, dan rumah rusak parah. Laporan media daratan Tiongkok menyebutkan menewaskan 13 orang.

Menurut laporan media daratan Tiongkok, dampak gempa membuat terputusnya komunikasi  di Kota Moxi dan Kota Yanzigou yang merupakan di pusat gempa di Sichuan.  Tanah longsor dan kerusakan rumah di Kota Detuo juga serius, dan jalan-jalan di Kota Lengqi terputus. Longsor terjadi di Jalan Nasional 318 menuju pusat gempa dan jalanan pun terputus. Saat ini, orang-orang hanya diperbolehkan keluar dari area tersebut. Sedangkan orang lain tidak diperbolehkan masuk.

Menurut laporan, getaran gempa dirasakan dalam jangkauan yang luas dan intensitas yang kuat pada sejumlah daerah. Jangkauan yang dirasakan terutama terkonsentrasi di Provinsi Sichuan. Ada juga laporan gempa bumi dirasakan di Chongqing, Provinsi Yunnan, Provinsi Shaanxi, Provinsi Guizhou dan tempat-tempat lain.

Beberapa netizen mengatakan bahwa bangunan di dekat pusat gempa rusak, dinding retak, furniture tergeser, jalanan hancur, gunung longsor dan rumah ambruk.

Pukul 18:00 pada (5/9) gempa dilaporkan menewaskan 13 orang di Kabupaten Shimian, Kota Ya’an, dan beberapa kota telah terdampak dengan berbagai tingkat, menurut CCTV, media resmi Partai Komunis Tiongkok. Jalan Raya Nasional Domestik 108 dan Jalan Raya Provinsi 217 terputus. Dampak gempa juga membuat jalan di Kota Wanggangping, Kotapraja Caoke, dan Kotapraja Xinmin, Kabupaten Shimian terputus. Bahkan sarana komunikasi, beberapa jalur utama dan jaringan lokal juga rusak, dan 79 stasiun pangkalan terputus dan dihentikan. Selain itu,  pasokan listrik juga kena dampaknya. Beberapa aliran listrik terputus dan gardu induk listrik tidak berfungsi.

“China News Weekly” melaporkan bahwa staf pusat komando 120 di Prefektur Ganzi mengatakan bahwa ambulans telah dikirimkan ke Kabupaten Luding. Media itu melaporkan situasinya, “Saat ini masih serius.”

Video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa ada tanah longsor di Kabupaten Luding. Longsoran tanah dan batu terus berjatuhan dan debu mengepul.

Menurut laporan singkat dari Jaringan Gempa Tiongkok, pada  (5/9), gempa bumi terjadi di Luding, Ya’an dan tempat-tempat lain di Sichuan. Statistik menunjukkan bahwa total 7 kali  gempa dengan kekuatan beragam.  Gempa berkekuatan 2,8 atau lebih terjadi dalam waktu satu jam.

Gempa  terasa di kawasan perkotaan Chengdu, dan dirasakan di Ganzi, Aba, Liangshan, Ya’an dan tempat lainnya. Warga di Yunnan, Shaanxi dan tempat lainnya juga merasakan gempa.

“Jimu News” melaporkan dari keterangan seorang warga.  Ia mengatakan kediamannya berada di lantai 32, dan merasakan bergoyang pada saat itu. Sedangkan, Du, seorang penduduk dari sebuah komunitas di Distrik Weiyang, Xi’an, Provinsi Shaanxi, mengatakan bahwa sekitar pukul 12 siang pukul 17.00, tiba-tiba dia merasa tidak bisa berdiri saat berjalan di sekitar rumah. Ia merasa sedikit pusing setelah duduk.

Seorang warga Kabupaten Luding mengatakan bahwa ketika gempa melanda, dia sedang melakukan pengujian tes PCR di alun-alun dan merasakan getaran yang kuat dalam waktu singkat. Banyak orang-orang berlarian ke alun-alun untuk menghindari gempa.

Netizen daratan menuliskan pesan di medsos, “Gempanya terlalu dahsyat. Saat sedang menonton TV di ruang tamu, tiba-tiba terjadi gempa. Pertama-tama getarannya masih lemah dan kemudian tiba-tiba mulai bergetar hebat. Ia tinggal di apartemen lantai 28. Semakin tinggi tempat tinggal, semakin parah goncangannya. Ia langsung lari ke kamar mandi. Butuh waktu dua menit getaran baru berhenti . Ini pertama kalinya ia merasakan tempat tinggalnya akan runtuh.  Ia telah berjuang untuk waktu yang lama apakah akan lari atau tidak. Chengdu sedang ditutup karena pengendalian epidemi, hanya ada pilihan, apakah ia akan tertular karena COVID-19 sampai mati atau  terguncang sampai mati jika ia tidak melarikan diri. 

Netizen lainnya juga menuliskan, “Dalam obrolan gempa bumi Sichuan, ia menerima tiga informasi.  Ia merasakan hal yang bertolak belakang ketika ia menerimanya : “Membuka pintu dan berlari ke bawah dari gedung bangunan, satu lagi adalah “bayangkan kondisinya lebih baik sekarang” dan pernyataan manajemen properti yang mengatakan : “Jangan berlari!””

Ada juga yang menuliskan, ada orang yang dikarantina di rumah, dipasang sensor pintu, dan alarm akan berbunyi ketika dia keluar rumah. Tepat setelah gempa, orang itu merasa bergoyang  di lantai 32. Dia ingin lari, tapi  takut dikarenakan dia terancam akan dipenjara.”

Netizen juga menuliskan : Inilah gempa bumi,  saya masih bertanya apakah saya bisa lari, tapi saya tidak boleh lari, mana yang diutamakan dalam situasi gempa dan epidemi?”

Netizen juga menyebutkan, “Sudah dilanda suhu tinggi, kekeringan, pemadaman listrik, kebakaran hutan, epidemi, gempa bumi, sungguh sulit bagi orang-orang Sichuan pada tahun ini! Menyaksikan perubahan di dunia dan berada di dalamnya. Manusia hanyalah setitik debu di alam semesta yang indah, dan begitu juga dengan bumi ini.” (hui)

Beijing Mencak-Mencak Karena Washington Menyetujui Penjualan Senjata ke Taiwan Senilai USD.1,1 Miliar

oleh Li Yan

Kementerian Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan peralatan militer senilai USD. 1,1 miliar ke Taiwan, termasuk 60 peluru kendali anti-kapal (termasuk kapal selam) dan 100 peluru kendali udara-ke-udara. Sebagai tanggapan, Beijing mengancam akan mengambil tindakan balasan.

Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) Amerika Serikat menyebutkan bahwa penjualan itu termasuk “Sidewinder”, peluru kendali yang digunakan dalam penyerangan dari udara-ke-udara atau dari udara-ke-darat dengan biaya sekitar USD. 85,6 juta. Sedangkan biaya untuk peluru kendali “Harpoon” adalah sekitar USD. 355 juta. Selain itu, biaya untuk perangkat pendukung program radar pengawasan Taiwan yang besarnya diperkirakan mencapai USD. 665.4 juta.

Perintah penjualan tersebut mencerminkan dukungan AS kepada Taiwan yang berkelanjutan. Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar Tiongkok di Washington menyebutkan dalam sebuah pernyataan, bahwa jika penjualan senjata terwujud, Beijing dengan tegas akan mengambil “tindakan balasan” sesuai dengan perkembangan situasi.

Pemerintahan Joe Biden mengatakan bahwa paket tersebut telah dipertimbangkan selama beberapa waktu sebelumnya dan diputuskan setelah melalui konsultasi dengan anggota parlemen Taiwan dan AS.

Laura Rosenberger, direktur senior Gedung Putih untuk urusan Tiongkok dan Taiwan, menyebutkan dalam sebuah pernyataan : “Seiring dengan pemerintah Tiongkok Ketika terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan, termasuk meningkatkan kehadiran militernya di udara dan laut di sekitar Taiwan, dan mencoba untuk mengubah status quo di Selat Taiwan, maka kami memberi Taiwan apa yang mereka butuhkan untuk mempertahankan kemampuan bela diri”.

Setelah Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS mengunjungi Taiwan pada bulan lalu, Beijing melakukan latihan militer “Pengepungan Taiwan” selama 4 hari dengan peluru tajam yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kemudian mengklaim akan menormalkan aktivitas militer di sekitar Taiwan. Nancy Pelosi adalah pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Taiwan setelah bertahun-tahun tidak terjadi kunjungan serupa.

Pentagon menyebutkan bahwa putaran baru peralatan militer yang baru diumumkan pada hari Jumat itu tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di kawasan tersebut. Pejabat AS mengatakan bahwa penjualan senjata ini juga tidak mencerminkan AS mengubah kebijakan Taiwan.

Diperkirakan Kongres AS dapat menyetujui paket penjualan senjata ini

Bulan lalu Reuters pernah melaporkan bahwa pemerintahan Biden bermaksud untuk memasok peralatan baru kepada Taiwan yang akan digunakan untuk memelihara sistem militer Taiwan yang ada saat ini, dan memenuhi pesanan yang ada, meskipun ketegangan meningkat setelah kunjungan Pelosi. Namun ini bukan untuk memberinya kemampuan militer baru.

“Penjualan yang diusulkan ini bersifat rutin dalam hal mendukung upaya berkelanjutan Taiwan memodernisasi angkatan bersenjatanya dan menjaga pertahanannya tetap kredibel”, kata seorang juru bicara Kemenlu AS yang meminta namanya tidak disebutkan.

Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan rasa terima kasihnya, dan menambahkan bahwa kegiatan “provokatif” dari militer Tiongkok belakangan ini merupakan ancaman serius bagi Taiwan. Oleh karena itu pembelian paket senjata ini akan membantu Taiwan menghadapi tekanan militer Tiongkok.

Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataannya menyebutkan bahwa, pembelian ini juga mencerminkan keseriusan Taiwan dalam memperkuat kemampuan pertahanannya secara keseluruhan untuk bersama-sama menjaga keamanan dan perdamaian di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik.

Rupert Hammond-Chambers, presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan (U.S.-Taiwan Business Council), mengatakan Kamar Dagang AS-Taiwan menentang apa yang disebut “pendekatan terbatas” terhadap penjualan senjata ke Taiwan.

“Seperti yang ditunjukkan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) baru-baru ini dalam latihan ala “pengepungan Taiwan”, Taiwan menghadapi berbagai ancaman dan membutuhkan berbagai kemampuan untuk merespons”, kata Rupert Hammond-Chambers dalam sebuah pernyataan. Ia juga menambahkan bahwa jika Taiwan tidak dilengkapi dengan kemampuan pertahanan yang menyeluruh. Maka seiring berjalannya waktu, hal itu akan menciptakan “celah” baru dalam pertahanan Taiwan yang dapat dimanfaatkan oleh Beijing.

Reuters melaporkan bahwa penjualan tersebut harus ditinjau oleh Kongres, tetapi para pembantu di kongres baik dari Partai Demokrat maupun Republik, mereka semua percaya bahwa persetujuannya akan berjalan lancar.

Sejak kunjungan Pelosi, anggota Kongres dari kedua partai, termasuk gubernur dari setidaknya dua negara bagian AS juga telah berkunjung ke Taiwan, yang tidak heran lagi mendapat kritikan dari Beijing.

Adapun kontraktor utama untuk peluru kendali “Harpoon” adalah perusahaan Boeing. Sedangkan kontraktor utama untuk peluru kendali “Sidewinder” dan proyek radar pengawasan adalah perusahaan AS “Raytheon”. (sin)

Pemakaman Gorbachev, Ribuan Warga Rusia Berbaris untuk Mengucapkan Selamat Tinggal

oleh Li Yan

Pemakaman Mikhail Gorbachev, mantan pemimpin terakhir Uni Soviet yang meninggal pada 30 Agustus 2022 dalam usia 91 tahun, diadakan pada Sabtu (3 September). Gorbachev diakui oleh komunitas internasional atas jasanya menghapus totalitarianisme Partai Komunis Uni Soviet. Ribuan orang Rusia berbaris di dekat Kremlin untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Mikhail Gorbachev.

Reuters melaporkan bahwa banyak orang Rusia menghargai Gorbachev, pemimpin yang membawa perdamaian dengan menggulingkan totalitarianisme dan memberikan kebebasan kepada rakyat Rusia.

Mikhail Gorbachev yang menjabat sebagai pemimpin Uni Soviet dari tahun 1985 hingga 1991, meninggal dunia pada Selasa (30 Agustus) dalam usia 91 tahun. Seperti lazimnya, peti jenazah Gorbachev diberangkatkan dari  Aula Kolom (Hall of Columns) di tengah Kota Moskow menuju pemakaman usai upacara peringatan pada Sabtu (3 September).

Peti jenazah Gorbachev ditempatkan di tengah aula, diselimuti bendera Rusia tiga warna. Jenazahnya terbaring di peti terbuka. Putrinya Irina bersama kedua putrinya dan teman-teman serta keluarganya duduk di dekat peti jenazah.

Sejumlah besar warga Rusia dari segala usia jalan berbaris melewati aula dan meletakkan bunga di altar kecil di bagian bawah kaki peti jenazah dan memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Gorbachev.

Gorbachev dikenal sebagai seorang reformis dan negarawan yang pemberani. Karena ia membebaskan Eropa Timur dari komunisme Uni Soviet selama lebih dari empat dekade dan menyatukan kembali Jerman Timur dan Barat. Ia mengakhiri Perang Dingin tanpa pertumpahan darah. Untuk itu ia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1990.

“Beliau adalah pembawa damai”, kata Tatiana, wanita Rusia berusia 80 tahun yang datang melayat meskipun kesehatannya kurang kondusif.

Keterangan Foto : Seorang wanita memegang bunga sedang berbaris di depan Aula Kolom di Moskow untuk mengikuti upacara perpisahan terhadap jenazah Mikhail Gorbachev pada 3 September 2022. (Natalia Kolesnikova/AFP)

“Beliau ingin memberi kita demokrasi dan kebebasan, tetapi kita justru yang belum siap”, kata maestro media Rusia Alexander Lebedev yang merupakan teman dekat Gorbachev. Di masa lalu, mereka pernah secara bersama mendanai sebuah surat kabar oposisi.

“Ini yang paling disayangkan, tapi kami akan tetap menjadi negara Eropa. Sejarah ini akan berakhir suatu hari nanti”. kata Alexander Lebedev.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang sekarang menjabat sebagai Wakil Presiden Dewan Keamanan, memberikan penghormatan kepada Gorbachev pada hari Sabtu, seperti juga yang dilakukan oleh sejumlah politisi senior pro-Kremlin lainnya.

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban juga mempersembahkan karangan bunga. Para pemimpin Eropa dan Barat lainnya tidak menghadiri pemakaman hari Sabtu karena perang Rusia-Ukraina, dan Rusia berada di bawah sanksi Barat yang berat.

Gorbachev akan dimakamkan Sabtu sore di pemakaman Novodevichy yang terkenal di Moskow. Istrinya, Raisa, juga dimakamkan di sana setelah kematiannya pada tahun 1999.

Penerjemah Gorbachev mengungkapkan pada 1 September bahwa beberapa bulan sebelum meninggal dunia, Gorbachev sempat terkejut dan bingung ketika mendengar pecahnya perang antara Rusia dengan Ukraina. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, jiwa Gorbachev juga terguncang akibat memburuknya hubungan Rusia-Ukraina.

Di antara pelayat juga terdapat anak muda Rusia yang bahkan belum lahir ketika Uni Soviet runtuh.

Seorang pemuda memegang buku dengan potret Mikhail Gorbachev mengantri di depan Aula Kolom di Moskow untuk menghadiri upacara perpisahan jenazah Gorbachev. (Natalia Kolesnikova/AFP)

Gorbachev melaksanakan reformasi selama ia memimpin Uni Soviet. Dalam masa jabatannya, 15 republik persatuan termasuk Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet yang kemudian membubarkan diri.

“Ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang beliau lakukan untuk kebebasan pers dan hubungan internasional”. Oleg, seorang mantan mahasiswa sejarah berusia 22 tahun mengatakan : “Seperti runtuhnya Tembok Berlin”.

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri upacara pemakaman hari itu. Namun Putin telah memberikan penghormatan dan mengheningkan cipta kepada Gorbachev pada Kamis (1 September). Gorbachev juga tidak menerima pemakaman resmi kenegaraan, seperti yang dilakukan terhadap mantan Presiden Boris Yeltsin yang meninggal pada tahun 2007. Ia adalah presiden yang menunjuk Putin sebagai penggantinya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis (1 September) memberitakan bahwa Putin tidak dapat menghadiri upacara pemakaman Gorbachev pada Sabtu karena jadwal kerjanya. “Oleh karena itu Presiden Putin memutuskan untuk memberikan penghormatan kepada Gorbachev secara langsung pada hari ini”.

Dia juga mengatakan bahwa pemerintah akan membantu pemakaman Gorbachev dengan mengirim pengawal kehormatan serta menyediakan segala kebutuhan lainnya. (sin)

G7 Sepakat untuk Menerapkan Batas Harga Minyak Ekspor Rusia

oleh Wang Yuhe

Pada 2 September, Kelompok Tujuh negara industri (G7) mencapai konsensus dan setuju untuk menetapkan batas harga minyak Rusia untuk melawan perang energi Rusia.

Negara-negara G7 mencapai konsensus untuk menetapkan batas atas harga minyak dan produk minyak Rusia di pasar internasional.

Negara-negara G7 yang termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, dan Italia berpendapat bahwa langkah itu akan mencegah Rusia untuk terus menyalurkan hasil dari penjualan minyak untuk mendanai perang. Selain itu G7 juga berkomitmen untuk terus mendukung Ukraina melawan Rusia. 

Para menteri keuangan G7 juga percaya bahwa membatasi harga minyak mentah Rusia dapat mengurangi tekanan pada pasar energi internasional dan mengekang kenaikan harga energi global.

Menanggapi keputusan tersebut, Rusia mengatakan akan berhenti memasok minyak dan produk minyak bumi ke negara-negara yang menerapkan pembatasan. Sementara itu dunia luar percaya bahwa Tiongkok dan India, dua negara perdagangan terbesar Rusia tidak akan bergabung dengan rencana G7.

Analisis BBC menjelaskan bahwa keputusan G7 itu memiliki makna simbolis yang jelas. Namun, tingkat efektivitasnya juga tergantung pada kisaran harga batas dan penerapannya secara spesifik.

G7 diperkirakan akan menerapkan batas harga pada 5 Desember mendatang, bertepatan dengan dimulainya sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia. (sin)

Mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa yang Melarikan Diri Selama 7 Pekan Kembali ke Sri Lanka

Epoch Times

Pejabat bandara Sri Lanka mengatakan bahwa mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa yang digulingkan tiba kembali di Sri Lanka terbang dari Bangkok melalui Singapura pada 2 September. Setelah tiba di bandara internasional, ia disambut oleh para menteri dan politisi dan mendapat kalungan bunga.

7 pekan silam Gotabaya Rajapaksa meninggalkan Sri Lanka saat negara menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam sejarah yang memicu demonstrasi warga.

Menurut BBC, Rajapaksa terus tinggal di Thailand dengan visa sementara sebelum ia terbang kembali ke Sri Lanka melalui Singapura.

Setelah Rajapaksa melarikan diri dari negara itu, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, yang ditunjuk olehnya, menjabat sebagai presiden sementara, dan kemudian dipilih oleh anggota parlemen sebagai penggantinya.

Media Sri Lanka melaporkan bahwa pemerintah telah memilih tempat tinggal untuk Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, tetapi tidak jelas apakah dia langsung pergi ke sana atau ke fasilitas militer yang aman terlebih dahulu.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Sri Lanka mengatakan kepada BBC bahwa sebagai mantan presiden Rajapaksa akan mendapatkan jaminan keamanan dari pemerintah.

Kembalinya Rajapaksa adalah masalah sensitif bagi pemerintah baru, yang tidak ingin lebih banyak protes dan perlu memastikan keselamatannya, kata laporan itu.

Mantan Presiden Sri Lanka Rajapaksa (kanan) tiba di Bandara Internasional Don Mueang di Bangkok pada 11 Agustus 2022. (Tananchai Keawsowattanan/THAI News Pix/AFP/Getty Images)

Central News Agency melaporkan bahwa pada 2 September, seorang pejabat senior pertahanan Sri Lanka mengatakan : “Kami diberitahu bahwa Rajapaksa akan kembali ke Sri Lanka pada hari Sabtu pagi”.

“Kami baru saja membentuk unit keamanan baru untuk melindunginya ketika dia kembali ke Sri Lanka pada Sabtu. Unit ini terdiri dari anggota gabungan antara pasukan komando tentara dan polisi”, tambah pejabat itu.

Ekonomi Sri Lanka sudah runtuh di pertengahan tahun lalu, dan warga sipil mengeluh tentang kesulitan hidup. Kemudian mulai melakukan serangkaian demonstrasi pada pertengahan bulan Maret tahun ini. Pada 1 April, Presiden Rajapaksa saat itu mengumumkan negara dalam darurat dan menekan unjuk rasa.

Pada pertengahan April, Sri Lanka mulai kehabisan obat-obatan dan gagal membayar utang luar negerinya. Akhir bulan Juni stok bensin habis, dan waktu pemadaman listrik yang terjadi setiap hari semakin panjang. Warga sipil akhirnya menduduki istana presiden pada 9 Juli, bahkan militer dan polisi pun gagal menghalau mereka.

Setelah Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, ia pertama-tama mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden dari Singapura, kemudian terbang ke Bangkok, Thailand, dan telah meminta penggantinya Presiden Ranil Wickremesinghe untuk mengatur kepulangannya. (sin)