Home Blog Page 443

Antrean Masih Panjang Meski Krematorium di Changzhou Memperabukan 1 Jenazah dalam 15 Menit

0

oleh Xia Dunhou, Li Xin’an, dan Liu Fang 

Setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) mencabut kebijakan Nol Kasus, gelombang epidemi dahsyat langsung melanda seluruh negeri yang memperburuk jumlah kematian. Akibat dari upaya PKT untuk menyembunyikan fakta epidemi, membuat sejumlah warga sipil di Tiongkok tidak menyadari bahwa epidemi sudah berkumbang sangat parah.

Selama lebih dari sebulan, rumah sakit, rumah duka dan krematorium di seluruh Tiongkok dipenuhi dengan jenazah, sehingga antrian panjang di depan rumah duka. Bahkan ada tungku yang dipakai untuk mengkremasi lebih dari satu jenazah, memperbanyak insinerator untuk pembakaran jenazah, selain adegan tragis yang menggunakan lemari pendingin makanan laut untuk penyimpanan sementara jenazah. Sedangkan di wilayah pedesaan yang luas, di desa yang sama, banyak keluarga melakukan pemakaman pada hari yang sama, dan jumlah makam baru di banyak daerah pedesaan meningkat secara signifikan.

Warga Kota Changzhou bermarga Tian mengatakan : “Sebulan yang lalu, banyak warga di sini yang kehilangan anggota keluarganya, tetapi berita kematian tidak diumumkan di TV, berita di TV tidak menyebut jumlah orang yang meninggal. Seberapa parahnya antrian di krematorium ? Baru dikremasi kalau ada 5 bungkus rokok merk ‘Zhunghua’. Epidemi ini sangat serius.”

Mr. Tian mengatakan bahwa di Kota Changzhou ada dua buah krematorium. Pada puncaknya, krematorium Buyiqiao di sebelah barat kota mengkremasi 1.000 orang setiap hari, setiap jenazah selesai dikremasi dalam waktu 15 menit.

Mr. Tian menambahkan : “Bulan lalu, setiap harinya memperabukan 1.000 jenazah pasien COVID-19 dengan kedelapan unit tungku yang dioperasikan 24 jam. 3 unit tungku cadangan mereka belum digunakan. Sekarang semuanya sudah digunakan. Butuh 15 menit.”

Ms. Cheng, seorang warga Tiongkok juga menuturkan bahwa banyak kerabat dan temannya telah meninggal karena COVID-19.

Ms. Cheng mengatakan : “Di antara teman-teman saya, ada beberapa orang yang kehilangan kakak laki-laki dan kakak perempuan mereka. Ada dua yang masih kecil. Salah satu kakak laki-laki mereka meninggal mungkin sekitar usia 70 tahun. Dia mengatakan bahwa alasan utamanya adalah karena tidak ada obat. Kakaknya itu dulunya bekerja di ketentaraan.”

Pada 15 Januari, Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Gong mengungkapkan bahwa PKT telah menutupi fakta tentang epidemi selama lebih dari tiga tahun. Epidemi di daratan Tiongkok telah menyebabkan kematian 400 juta orang. Ketika gelombang epidemi ini berakhir, Tiongkok akan ada 500 juta warga Tiongkok yang meninggal dunia. Guru Li mengatakan bahwa ketika SARS muncul terakhir kali, 200 juta orang Tiongkok meninggal dunia. Bertahun-tahun kemudian, PKT menemukan bahwa populasi telah menurun, kemudian segera merilis sistem dua anak dan tiga anak.

Komentator politik Li Zhengkuan menjelaskan kepada The Epoch Times pada  Kamis (19 Januari) bahwa karena PKT memblokir fakta tentang epidemi, ditambah dengan penyebaran bencana yang tidak merata, jadi jika tidak melibatkan diri seseorang, kerabat dan teman-temannya, seseorang bisa jadi tidak merasakan keseriusan dari tragedi wabah yang sedang terjadi. (sin)

Belanda dan Jepang akan Menerbitkan Peraturan Baru tentang Pembatasan Ekspor Chip ke Tiongkok

oleh Wang Xiang

Bloomberg melaporkan pada  Kamis (19/1) bahwa Belanda dan Jepang akan bergabung dalam strategi yang dipimpin oleh pemerintahan Biden untuk membatasi ekspor teknologi dan mencegah masuknya Tiongkok ke dalam industri chip. Saat ini, Belanda dan Jepang memiliki pemasok utama peralatan manufaktur semikonduktor di seluruh dunia.

Mengutip sumber yang mengetahui masalah ini Bloomberg melaporkan bahwa, aturan baru tentang kontrol ekspor teknologi baik Belanda dan Jepang dapat disahkan paling cepat pada akhir Januari 2023. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte telah membahas rencana tersebut dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada awal bulan ini.

Belanda dan Jepang kemungkinan besar tidak melakukan apa yang telah dilakukan Washington, yang tidak hanya membatasi ekspor peralatan buatan AS, tetapi juga mencegah orang Amerika bekerja sama dengan pembuat chip Tiongkok, kata laporan itu. Meski demikian, begitu ketiga negara tersebut bertindak bersama, maka Beijing dapat semakin terisolasi dari teknologi atau pengetahuan yang dibutuhkan untuk membangun semikonduktor canggih.

AS adalah rumah bagi pembuat chip terbesar, dengan Applied Materials, Lam Research, dan KLA. Dan Belanda memiliki ASML, yang mengontrol pasar fotolitografi, salah satu langkah terpenting dalam produksi komponen elektronik. Tokyo Electron Co., Ltd. Jepang adalah pesaing terkemuka dunia dalam jenis peralatan lain selain mesin litografi.

Tanpa akses ke peralatan yang diproduksi di ketiga negara tersebut, perusahaan Tiongkok akan merasa hampir tidak mungkin untuk membangun lini manufaktur chip yang canggih, kata para analis.

Pemerintahan Biden mengumumkan aturan yang menargetkan kontrol ekspor chip Tiongkok pada Oktober tahun lalu, dan Kementerian Perdagangan AS sedang mendengarkan komentar publik tentang aturan tersebut yang akan jatuh tempo pada 31 Januari tahun ini. Beberapa perusahaan semikonduktor AS telah menyatakan ketidaksetujuan mereka, tetapi anggota parlemen dari kedua partai di Kongres mendukung pendekatan yang diambil oleh Gedung Putih.

Partai Republik pada Rabu (18 Januari) menekan Menteri Perdagangan Gina Raimondo untuk memberlakukan tindakan yang lebih keras terhadap perusahaan pembuat chip Tiongkok, sambil mempertanyakan apakah langkah-langkah pengendalian ekspor ditegakkan secara memadai.

Semikonduktor telah menjadi medan pertempuran utama antara dua ekonomi terbesar dunia. Amerika Serikat adalah rumah bagi penemuan dan pemasok teknologi chip terbesar, sementara Tiongkok adalah pasar permintaan tunggal terbesar. Tiongkok telah berusaha mengurangi ketergantungannya pada impor setelah Washington membatasi akses Tiongkok  ke chip canggih untuk penggunaan militernya.

Bagi pemerintahan Biden, mengajak Belanda dan Jepang untuk bersama memperluas pembatasan ekspor terhadap Tiongkok dapat meningkatkan efektivitasnya. Bagi pemerintah Belanda dan Jepang, mereka juga harus menyeimbangkan kekhawatiran geopolitik dengan iming-iming kehilangan akses ke pasar yang besar.

Perdana Menteri Belanda Rutte mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss pada Kamis, bahwa kerja sama antara Belanda dan Amerika Serikat “bergantung pada perkembangan diskusi.” (sin)

Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2023 Tanpa Kehadiran Pengusaha Tiongkok

oleh He Yating

Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) ke-53 di Davos, Swiss yang dijadwalkan berlangsung selama 5 hari telah dibuka pada 16 Januari. Para pemimpin dari 50 lebih negara beserta sejumlah besar pemimpin politik dan bisnis menghadiri pertemuan tersebut, tetapi tanpa kehadiran dari pengusaha Tiongkok, meskipun otoritas Beijing mengutus Wakil Perdana Menteri Liu He untuk berpartisipasi.

Isu-isu utama yang dibahas dalam forum tahun ini adalah : Bagaimana menghadapi krisis pangan dan energi, bagaimana menghadapi inflasi yang tinggi, pertumbuhan yang rendah dan utang yang tinggi, serta bagaimana menghadapi resesi industri, kerentanan sosial, risiko geopolitik dan sebagainya.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh penyelenggara Forum Davos pada 16 Januari, 1.500 pemimpin dari 700 lebih organisasi internasional telah mendaftarkan diri untuk menghadiri pertemuan tersebut. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan pemimpin lainnya masuk dalam daftar kehadiran. Lima puluh enam menteri keuangan, 19 gubernur bank sentral, 30 menteri perdagangan, dan 35 menteri luar negeri dari seluruh dunia bersama dengan ratusan pembuat kebijakan juga menghadiri pertemuan.

Di dunia bisnis, terdapat lebih dari 600 orang CEO perusahaan global terkemuka, termasuk Jamie Dimon dari JPMorgan Chase, David Solomon dari Goldman Sachs, dan James Gorman dari Morgan Stanley, serta lebih dari 2.500 orang CEO lainnya. Saat ini, ribuan orang penjaga keamanan pribadi yang dilengkapi dengan senjata beserta lebih dari 2.000 unit jet pribadi yang dibawa oleh pengusaha tersebut telah muncul di Kota Davos.

Meskipun Beijing mengutus Wakil Perdana Menteri Liu He dan Sekretaris Keuangan Hongkong Chen Maobo untuk berpartisipasi dalam forum ini, tetapi tidak terlihat seorang pun pengusaha elit Tiongkok yang selama ini aktif mengikuti forum tersebut menghadiri pertemuan. Hal ini jelas menarik perhatian dunia luar.

Yang Yuanqing, ketua dan CEO Lenovo Group, produsen PC terbesar di dunia, Liu Qiangdong, CEO JD.com, Wang Jianlin, pendiri dan ketua Wanda Group, Dong Mingzhu, ketua Zhuhai Gree Group, Ren Zhengfei, kepala Huawei , Ketua Grup Sinochem Ning Gaoning, Ketua Poly Group Co., Ltd. Xu Niansha dan pengusaha Tiongkok terkenal lainnya yang selama ini selalu menghadiri Forum Ekonomi Dunia Davos, tahun ini tidak satu pun menghadiri pertemuan tahunan tersebut.

Jack Ma, pendiri Alibaba adalah seorang “pelanggan” Forum Davos, ia sangat aktif di arena ekonomi internasional pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, Jack Ma bahkan terpilih sebagai direktur Dewan Direksi Yayasan Forum Ekonomi Dunia, menjadi pengusaha Tiongkok pertama yang terpilih.

Pada Januari 2019, di Forum Ekonomi Dunia Davos, Jack Ma mengomentari persiapan Uni Eropa terhadap undang-undang peraturan tentang ekonomi Internet. Tanpa diduga, beberapa bulan kemudian, Jack Ma, Alibaba serta Ant Group yang di bawah kendalinya menghadapi pemeriksaan ketat di pihak berwenang Tiongkok. Sejak itu, dia tidak pernah muncul di Forum Davos, dan untuk satu masa yang panjang telah menghilang dari pandangan publik.

Tak lama setelah Jack Ma mengundurkan diri dari kepemimpinan dewan direksi Alibaba, ia pun melepaskan kendali atas Ant Group dan Hengsheng Electronics, dan kini ia telah pindah ke Jepang.

Forum Ekonomi Dunia yang setiap tahunnya berlangsung di Davos dianggap sebagai kompas untuk mengamati ekonomi dunia, ia juga menjadi forum pertukaran informasi ekonomi antar negara, dan salah satu saluran bagi pengusaha Tiongkok untuk berkomunikasi, bertatap muka dengan pengusaha Barat, dan mencari peluang bagi perusahaan Tiongkok untuk berintegrasi ke dalam rantai pasokan Barat. Forum Ekonomi Dunia Davos ini sesungguhnya memiliki pengaruh internasional yang tidak kecil, sehingga tidak dapat diremehkan. Namun demikian, mengapa para pengusaha Tiongkok secara kolektif menghilang dari Davos ?  Hal mana menarik perhatian kalangan internasional.

Seorang netizen Twitter meninggalkan komentar di bawah berita yang relevan : “Bisa jadi kecewa berat”. Ada netizen menimpali dengan tulisan : “Jika Anda menyampaikan hal yang benar, kemudian menjadi pusat perhatian, apalagi bereputasi melebihi pemimpin, Anda pasti disalahkan. Tetapi jika Anda menyampaikan hal yang keliru, apalagi sampai menyinggung perasaan pemimpin, Anda juga akan disalahkan. Oleh karena itu tidak ada orang yang ingin menonjol”. Ada netizen yang berkomentar : “Mending tidak hadir, supaya daftar penggerebekan tidak bertambah satu orang lagi.” (sin)

Dari Timur dan Barat,  2 Penguasa Agung yang Mengubah Dunia

0

Mike Cai 

Ketertarikan panjang Eropa dengan seni dan budaya Tiongkok kuno bukanlah hal baru, karena hal itu bahkan di mitologi pada Abad Pertengahan. Namun, pada masa pemerintahan Louis XIV era baru dimulai, membawa Timur dan Barat menjadi lebih dekat dari sebelumnya.

Terinspirasi oleh kekayaan filosofi dan seni Tiongkok kuno, Raja Louis XIV mengutus enam misionaris Jesuit pada tahun 1685 untuk menjelajahi Tiongkok kuno, mengubah arah sejarah. Sementara Louis XIV sendiri adalah model yang sempurna untuk raja Eropa, misionarisnya akan segera bertemu dengan penguasa teladan lainnya, Kaisar Kangxi. Nyatanya, Louis menulis surat kepada Kangxi pada tahun 1688:

“Pangeran yang paling tinggi, paling Unggul, paling Puissant (memiliki kekuatan atau pengaruh yang besar), dan paling murah hati, Sahabat Baik Kita yang Terkasih, semoga Tuhan menambah Keagunganmu dengan akhir yang bahagia. Diberitahu, bahwa Yang Mulia, berkeinginan untuk berada di dekat Pribadi Anda, dan di Dominion Anda, sejumlah besar Orang Terpelajar, sangat berpengalaman dalam Ilmu Pengetahuan Eropa, kami memutuskan beberapa Tahun yang lalu, untuk mengirim kepada Anda enam Ahli Matematika Terpelajar Subjek Kami, untuk menunjukkan kepada Yang  Mulia apa yang paling membuat penasaran dalam Sains, dan terutama Pengamatan Astronomi dari Akademi Terkenal yang telah kami dirikan di Kota Paris kami yang baik. … Sahabatmu yang Tersayang dan Baik, Louis.”

Potret Louis XIV, sekitar tahun 1701, oleh Hyacinthe Rigaud. Louvre. (PD-AS)
Kaisar Kangxi dalam pakaian istana, oleh seorang pelukis istana Dinasti Qing yang tidak dikenal. Museum Istana, Beijing. (PD-AS)

Kedua raja di ujung timur dan barat daratan Eurasia ini sangat menonjol di dunia pada akhir abad ke-17. Di Barat, Louis XIV (1638–1715) memerintah Prancis selama 72 tahun sebagai anggota Dinasti Bourbon dan merupakan monarki Eropa yang paling lama memerintah. Di Timur, Kangxi (1654–1722) memerintah Tiongkok selama hampir 62 tahun sebagai anggota Dinasti Qing dan kaisar Tiongkok yang paling lama memerintah. Keduanya suka berkuda, berburu, dan memanah, menyukai seni, dan mengantarkan zaman keemasan selama masa pemerintahan mereka. Mereka unik, namun hadir dengan kesamaan yang mencolok.

Hak Ilahi untuk Memerintah

Baik Louis XIV dan Kangxi memerin- tah dengan hak Ilahi, tetapi pemerintahan mereka diwujudkan melalui teologi Timur dan Barat yang berbeda. Raja Louis menganggap dirinya sebagai wakil Tuhan di bumi, sedangkan Kaisar Kangxi dianggap sebagai Putra Langit.

Raja menyamakan dirinya dengan Dewa Apollo, yang merupakan Dewa matahari dalam mitologi Yunani dan Romawi, dan memilih matahari Apollo sebagai lambangnya. Sama seperti planet-planet berputar mengelilingi matahari, para bangsawan dan abdi dalem berputar mengelilingi Raja Matahari di Versailles. Sebagai seorang raja yang suka menari dan tampil, Louis saat berusia 14 tahun memulai debutnya sebagai Apollo di “Ballet Royal de la Nuit” untuk memperingati kemenangannya atas pemberontakan Fronde. Lukisan dan pahatan alegoris juga menggambarkan raja sebagai kaisar Romawi dalam kemenangan militernya. Hubungan dengan zaman kuno Yunani-Romawi ini menonjolkan kekuasaannya sebagai raja dan memuliakan posisi raja sebagai penguasa pilihan Ilahi.

Patung Raja Matahari, Louis XIV, di Ruang Perang (Salon de la Guerre) Istana Versailles, Paris. (Coyau/CC BY-SA 3.0)

Louis XIV juga seorang Katolik yang taat dan bersumpah untuk membela iman Katolik pada penobatannya. Namun, tidak seperti Louis, yang mencari kesatuan agama di bawah satu keyakinan, di Tiongkok kuno, Kangxi mengakui tiga tradisi Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme yang bersinggungan dalam kehidupan sehari-hari.

Orang Tionghoa kuno percaya bahwa gunung dekat dengan langit dan merupakan tempat tinggal suci bagi Yang Abadi. Selama berabad-abad, kaisar Tiongkok mengunjungi Gunung Tai, yang dikenal sebagai gunung suci,  dan  ketiga  disiplin agama tersebut memiliki  kuil  utama di sana. Pendakian ke puncaknya menegaskan aturan mereka dari surga, dan itu melambangkan hubungan antara legitimasi kekaisaran dan keilahian. Kunjungan Kangxi sangat penting karena dia adalah orang Manchu dan lebih merupakan orang luar bagi orang Tiongkok yang bersuku Han. Dengan mendaki Gunung Tai, Kangxi mengirim pesan bahwa dia tidak akan memerintah sebagai penakluk Manchu tetapi sebagai kaisar tradisional Han, dan ini membuktikan bahwa Dinasti Qing yang baru sesuai dengan tradisi Tiongkok yang ada. Peristiwa luar biasa ini diperingati dalam lukisan gulungan Wang Hui, “Tur Inspeksi Selatan Kaisar Kangxi, Gulungan Tiga: Ji’nan ke Gunung Tai.”

“Tur Inspeksi Selatan Kaisar Kangxi, Gulungan Tiga: Ji’nan ke Gunung Tai,” oleh Wang Hui (Tionghoa, 1632–1717) dan asistennya. Museum Seni Metropolitan. (Domain Publik)

Kaisar Kangxi dan Belajar dari Barat

Meskipun Kangxi dan Louis XIV tidak pernah bertemu secara langsung, mereka terhubung secara tidak langsung melalui misionaris Yesuit Prancis di Tiongkok. Para misionarislah yang pertama kali membuat perbandingan liris antara kedua penguasa dan membawa pengetahuan langsung. Ini memicu penemuan dan inspirasi bersama saat mereka menjelajahi seni dan budaya satu sama lain, mengantarkan gelombang pertukaran Sino-Franco.

Kaisar Kangxi menyambut utusan raja Prancis dan terpesona oleh pengetahuan ilmiah yang mereka bawa; dia sangat tertarik pada astronomi, matematika, dan kedokteran Eropa. Kaisar menjadikan mereka guru pribadinya karena mereka memberinya pelajaran dengan tekun setiap hari. Kangxi juga suka mengajar para menterinya, sambil membawa mereka dalam perjalanan untuk menunjukkan pengetahuannya. Dia juga memerintahkan penerjemahan buku-buku seperti “Elemen” karya Euclid dan bahkan berusaha membuktikan otoritas karya Tiongkok kuno dengan sains Barat.

Jean Baptiste Colbert mempersembahkan anggota Royal Academy of Sciences kepada Louis XIV pada tahun 1667. “Pendirian Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis dan Observatorium Paris,” oleh Henri Testelin setelah Charles Le Brun. Istana Versailles, Paris. (PD-AS)

Ahli matematika raja memiliki tujuan ilmiah yang jelas; di antaranya adalah studi geografis wilayah Qing dan benua Asia Timur. Kaisar Kangxi memiliki aspirasi yang kebetulan, karena dia ingin meningkatkan praktik kartografi sebagai alat kontrol perbatasan atas wilayah yang baru ditaklukkannya. Dengan demikian, ada kepentingan konvergen antara kaisar dan dorongan Royal Academy untuk eksplorasi ilmiah.

Para misionaris terkesan dengan ketekunan kaisar karena dia menghabiskan sebagian besar waktu luangnya untuk mengejar pembelajaran Barat. Mereka membawa banyak instrumen presisi buatan Paris dari tembaga berlapis emas — termasuk kompas, teleskop, arloji, dan alat gambar seperti busur derajat, sektor, dan penggaris — untuk memfasilitasi studinya.

Instrumen dengan kotak kulit, diproduksi di bengkel Bion di Prancis, yang disalin oleh Bengkel Kekaisaran Qing. Museum Louvre. (Rama/CC BY-SA 3.0 dari)

Kangxi sering mengajak para misionaris untuk menemaninya dalam kampanye militernya, dan mereka bekerja sama untuk menentukan lokasi relatif mereka terhadap ibu kota. Sementara kaisar dan gurunya menghitung garis lintang berdasarkan ketinggian polestar, pejabat Qing memperkirakan garis bujur dengan jarak  terukur tali geometris. Menerapkan pengetahuan yang baru ditemukan ini dalam astronomi dan geometri, mereka mampu memetakan medan baru.

Sebuah grafometer, digunakan untuk survei. (Rama dan satu penulis lagi/ CC BY-SA 3.0 fr)

Seiring pertumbuhan kerajaan Kangxi, kebutuhan untuk mengembangkan pemetaan wilayah Qing yang komprehensif dan konsisten mengharuskan permintaan akan instrumen survei tanah yang lebih baik dari Eropa. Untuk memenuhi permintaan ini, kaisar mengarahkan bengkel kekaisaran untuk membuat instrumen mereka sendiri berdasarkan prototipe Paris, dan dia secara pribadi memeriksa dan mengkritik produksinya. Dengan demikian, Kaisar Kangxi mendirikan praktik kartografi kekaisaran resmi menggunakan metode dari French Royal Academy of Sciences.

“Tur Inspeksi Selatan Kaisar Kangxi, Gulungan Empat: Perbatasan Shandong-Jiangsu ke Pertemuan Sungai Kuning dan Huai,” antara 1632 dan 1717, oleh Wang Hui. Museum Guimet. (PD-AS)

Louis XIV dan Porselen Tiongkok

Misionaris Raja Louis melakukan perjalanan kembali ke Prancis membawa hadiah dari kaisar. Terpesona oleh harta karun itu, raja memprakarsai minat yang mendalam untuk meniru seni dan budaya Tiongkok di semua lapisan masyarakat Prancis. Sentimen kekaguman ini bergema dalam kutipan dari Voltaire (1694–1778), yang menulis: “Tidak ada rumah di Eropa yang kekunoannya terbukti dengan baik seperti di Kekaisaran Tiongkok.”

Porselen adalah salah satu cara terpenting untuk memperkenalkan seni Tiongkok ke istana Prancis. Louis XIV sendiri mengumpulkan lebih dari 3.000 keping porselen Tiongkok. Raja akan meminum supnya dari cangkir porselen Tiongkok besar dengan gagang emas. Itu dilihat sebagai emas putih pada waktu itu di Eropa karena kelangkaannya dan merupakan tanda kemewahan. Pigmen oksida kobalt dilukis di atas tanah liat putih murni, menghasilkan desain biru yang elegan dengan latar belakang putih salju.

Namun, potongan-potongan ini diubah dan disesuaikan dengan selera Prancis. Dudukan perunggu cor berlapis emas ditambahkan ke barang porselen impor ini untuk meningkatkan nilainya dan menggunakan kembali penggunaannya. “Air Mancur Parfum” misalnya, dibangun kembali dari tiga barang porselen yang berbeda dengan perunggu berlapis emas untuk mengambil fungsi yang benar-benar baru— mengeluarkan parfum. Sepasang guci terbuat dari dua vas porselen Tiongkok. Setiap vas dipasang di antara cincin tuang bibir dan kaki perunggu emas yang dihubungkan oleh pegangan yang dirancang dengan cabang bunga dan daun acanthus yang bergulir. Namun, guci ini dimaksudkan hanya untuk penggunaan dekoratif.

Sepasang guci porselen Tiongkok (porselen dibuat tahun 1662–1722), dari era Kangxi, dengan dudukan perunggu berlapis emas Prancis (dudukan dibuat tahun 1745–49). Museum J. Paul Getty. (Domain publik)

Kegemaran akan porselen Tiongkok juga terwujud dalam seni dan arsitektur Prancis. Raja menunjukkan selera seni Tiongkok di kediaman pribadinya dan retret di Versailles, seperti Porselen Trianon, yang terinspirasi oleh pagoda porselen Nanking. Rumah porselen memamerkan perpaduan kedua budaya, karena atap bergaya Prancis ditutupi dengan ubin keramik biru dan putih yang dihiasi dengan vas porselen, sedangkan panel semen interior, kayu, dan furnitur semuanya dicat biru dan putih, membangkitkan kesenian Tiongkok.

Lukisan bergaya Barok Prancis pada saat itu juga menggemakan antusiasme terhadap porselen Tiongkok, khususnya karya Alexandre-François Desportes (1661–1743), yang sering menggambarkan mangkuk porselen Tiongkok dalam lukisan benda matinya.

Vas berpenutup dari lima set, 1662–1722, Tiongkok (pemerintahan Kangxi). Porselen hard-paste dengan dekorasi biru glasir. Museum J. Paul Getty. (Domain publik)

Terpesona oleh kualitas porselen yang luar biasa, para pengrajin Prancis berusaha menirunya dan menemukan teknik fabrikasi rahasianya. Dalam upaya untuk menduplikasinya, mereka mengembangkan porselen lunak buatan. Namun, mereka menemukan bahwa mereka tidak dapat menghasilkan kualitas dan daya tahan yang sama tanpa kaolin, tanah liat putih yang sangat halus yang merupakan bahan utama. Baru pada awal abad ke-18 orang Prancis menemukan teknik Tiongkok dalam membuat porselen pasta-keras, melalui penyelidikan seorang misionaris Jesuit di tempat pembakaran kekaisaran di Tiongkok.

Pertukaran Sino-Franco

Tidak hanya Kaisar Kangxi dan Raja Louis XIV yang berdaulat luar biasa dengan hak mereka sendiri, tetapi juga warisan mereka ditandai dengan penemuan bersama yang meresmikan lebih dari satu abad hubungan khusus antara Timur dan Barat. Namun bahkan setelah masa pemerintahan mereka, penerus mereka  melanjutkan tradisi penemuan bersama ini, yang mengilhami refleksi di antara para intelektual di Zaman Pencerahan yang bergema jauh melampaui perbatasan Prancis dan Kerajaan Tengah (Tiongkok dari kata Zhong=tengah dan Guo=negara).

Sementara para misionaris berhasil memperkenalkan sains Barat ke Tiongkok kuno, penyebaran agama Kristen menjadi dibayangi, karena ajaran Konfusius dan Lao Tzu tetap mengakar dalam tradisi Tiongkok kuno. Sehingga pada gilirannya meninggalkan kesan mendalam pada para misionaris dan mereka membawa ajaran Tiongkok kuno ini kembali ke Eropa. Secara khusus, filsafat Konfusius sangat dikagumi oleh para filsuf Eropa untuk lebih memahami surga dan alam. (aus)

Mike Cai adalah lulusan dari New York Fei Tian Academy of the Arts dan  University of California–Berkeley.

Tren Warna Rumah 2023

0

HUNTER BOYCE

THE ATLANTA JOURNAL-CONSTITUTION

Dengan memasuki pergantian tahun datanglah tren baru. Sementara  perancang   interior lebih berkaitan dengan selera pribadi dan kreativitas yang berani, tren adalah landasan rancangan sesuai aturannya sendiri. 

Mereka dapat memandu rancangan Anda saat Anda tidak ada inspirasi. Dan mereka dapat menginformasikan pilihan Anda ketika semua opsi terasa terlalu banyak.

Menurut  Realtor.com,  enam  warna cat berikut akan mempengaruhi tren rancangan interior 2023.

Hijau Hangat

Untuk tampilan yang  nyaman  dan  alami, warna hijau yang hangat adalah pilihan yang tepat.

“Hijau hangat  menyambut  warna yang terasa kaya sekaligus  bersemangat,” kata Gena Kirk, wakil presiden Corporate Design Studio, kepada Realtor.com. “Kami telah melihat  peningkatan minat pada warna hijau di ruang dapur karena orang ingin menjauh dari ruang putih dan abu-abu yang solid.”

Netral

Warna-warna netral tidak pernah ketinggalan zaman, jadi warna-warna tanah tetap populer tahun depan.

“Mereka menyediakan pondasi yang dapat Anda tambahkan kuas, mengubahnya sesuai musim, dan memperbarui secara berkala,” kata Kirk kepada Realtor.com. 

“Kanvas kosong itu memberikan latar belakang bagi pembeli rumah untuk membayangkan ruang versi mereka sendiri dan bagaimana kenang-kenangan khusus, pusaka, dan seni dapat menjadikannya milik mereka.”

Abu-abu Lebih Berani

Menurut desainer interior utama Decorilla,  Devin  Shaffer,   warna   abu-abu yang lebih berani  menyebar  dengan cepat.

“Klien telah bosan dengan daftar singkat abu-abu yang menjadi standar pembangun dan spesialis cat,” katanya kepada  Realtor.com.  “Untungnya,  warna yang lebih inventif terus bermunculan.

“Warna ini sangat cocok untuk ruang tamu, pintu  masuk,  dan  kamar  tidur. Saat digunakan di  pintu  masuk,  warna ini dapat membantu mengatur tone “menyambut”. Jika digunakan di ruang tidur, dapat membangkitkan perasaan tenang dan relaks. Sebagian besar klien kami menyebutkan kata-kata ‘tempat perlindungan’ atau ‘mengasingkan diri’ saat menjelaskan bagaimana  mereka ingin merasakan rumah mereka.”

Biru Navy

Biru Navy menawarkan rute yang lebih aman bagi mereka yang ingin membumbui ruang hidup mereka dengan warna yang berani. Alex Capozzolo, salah satu pendiri SD House Guys, mengatakan kepada Realtor.com bahwa warna tersebut menjadi semakin populer.

“Biru Navy terus meningkat popularitasnya selama beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan menjadi tren warna utama di tahun 2023,” katanya. 

“Coba gunakan warna itu sebagai dinding aksen, atau pasangkan dengan warna biru yang lebih terang untuk efek yang lebih halus.”

Merah Lembut

Warna merah lembut akan kembali populer, kata Fig Linens dan  Home’s Carlin van Noppen.

“Warna merah yang lembut dan bersahaja menambah percikan warna sekaligus mempertahankan  nuansa  netral dari batu bata ekspos,” katanya kepada Realtor.com. 

“Ini berarti calon pembeli akan terkesan  dengan  tampilan  ruangan Anda yang saling padu padan  antara merah lembut dengan batu bata ekpos dan dapat membayangkan diri mereka berada di dalamnya.”

Kuning  Mustard

Untuk menambah  sedikit  warna  ekstra di ruang tamu Anda, pertimbangkan warna kuning mustard.

“Warna dengan nada mustard yang mudah dipadupadankan ini dapat menjadi warna andalan di rumah Anda,” kata Robin DeCapua, pemilik dan desainer di Madison Modern Home, kepada Realtor.com. 

“Perlu diingat bahwa dinding yang lebih gelap menentukan perabot yang lebih terang, jadi pastikan untuk memadukan warna putih krem dengan warna ini – bukan abu-abu – karena warna ini benar- benar memiliki dasar yang hangat.”

Sejarah Kue Keranjang Disajikan pada Hari Raya Imlek

0

ZHENG ZIREN

Perayaan Imlek belum lengkap tanpa suguhan kue keranjang atau niangao. Kue ini wajib hadir saat momen Imlek tiba. Namun keberadaan kue ini memiliki sejarah yang panjang.

William C. Hu dalam bukunya Chinese New Year: Fact & Folklore mengatakan, pada awalnya kue gao (niangao) atau puding, tidak dimakan pada tahun baru. Kue ini dinikmati pada hari kesembilan bulan kesembilan penanggalan Tionghoa (lunar), bersamaan dengan munculnya tradisi yang disebut “denggao”. 

Saat itu kue keranjang ini bernama chongyang. Tradisi denggao sudah ada sejak Dinasti Han (206 SM- 220 M). Kata “deng” artinya mengarang, sedangkan kata “gao” selain mengenal kata ini sebagai puding, kata ini juga dapat diartikan sebagai “mencapai hal yang lebih tinggi”. Oleh karena itu, sejak Dinasti Han, terutama saat tradisi denggao dimulai, makan puding menjadi simbol pencapaian kesuksesan karir seseorang.

Seiring dengan maraknya puding atau makanan gao di hari kesembilan bulan kesembilan, akhirnya berkembang pula berbagai jenis puding. Kue ini juga dibuat untuk perayaan tradisional Tionghoa lainnya. Salah satunya adalah jenis niangao (kue keranjang) yang digunakan untuk perayaan Tahun Baru Imlek.

Perkembangan sejarah ini kemudian divalidasi oleh sarjana Tiongkok abad ke-17, Liu Tong yang mencatat dalam tulisannya bahwa pada Hari Tahun Baru Imlek, orang memakan kue yang paling penting, kue gao (puding) yang disebut niangao. Kue ini terbuat dari beras ketan manis yang dimasak dengan cara dikukus.

Istilah kue niangao awalnya hanya digunakan di istana pada masa Dinasti Song (960-1279). Namun kemudian juga diadopsi oleh masyarakat umum.

Konsumsi kue keranjang pun kian tersebar luas karena orang menyukai arti keberuntungannya, dan mereka kemudian menyingkat namanya menjadi niangao, atau yang berarti “puding berisi harapan tinggi”. (et)

PKT Menyelesaikan Perhitungan Setelah Musim Gugur, Para Prajurit Kertas Putih Menghilang Begitu Saja

0

oleh Yan Shu

Klimaks dari “gerakan kertas putih” telah mereda selama lebih dari sebulan, namun Partai Komunis Tiongkok (PKT) masih secara diam-diam menangkap para peserta yang berpartisipasi. Seorang gadis merekam video sebelum penangkapannya, mendesak publik untuk tidak membiarkan mereka menghilang begitu saja.

Cao Zhixin, seorang peserta gerakan kertas Putih berkata : “Halo, saya Zhixin. Sekarang saya telah menugaskan beberapa teman untuk mempublikasikan video ini setelah saya hilang, yang berarti bahwa pada saat Anda melihat video ini, saya akan dibawa pergi oleh polisi, seperti beberapa teman saya yang lain.”

Cao Zhixin adalah seorang editor berusia 26 tahun di Peking University Press. Ia merekam sebuah video pengakuan sebelum dia menghilang, menceritakan pengalamannya pada 27 November tahun lalu ketika dia dan teman-temannya pergi ke tepi Sungai Liangma di Beijing untuk memberi penghormatan kepada para korban kebakaran Urumqi.

Ia juga menyampaikan pesan : “Kami peduli dengan masyarakat ini, kami memiliki emosi yang sah untuk diungkapkan ketika rekan-rekan kami terbunuh, kami memiliki belas kasih kepada mereka yang kehilangan nyawa mereka, itulah mengapa kami pergi ke lokasi (peringatan).”

Cao Zhixin mengatakan bahwa di tempat peringatan, mereka mematuhi perintah dan tidak ada konflik dengan polisi, tetapi mereka dibawa pergi oleh polisi dua hari kemudian, bersama dengan beberapa temannya. Selanjutnya, Cao Zhixin dan yang lainnya dinyatakan tidak bersalah oleh polisi dan dibebaskan.

Tanpa diduga, mulai 18 Desember, para pemuda yang berpartisipasi dalam kegiatan berkabung ini sekali lagi ditangkap secara kriminal oleh polisi Beijing, tetapi surat perintah penangkapannya kosong, dan polisi juga menolak untuk memberitahukan kea=pada mereka di mana mereka ditahan.

Cao Zhixin menyampaikan pesan : “Kami tidak ingin menghilang begitu saja. Kami ingin tahu mengapa kami dihukum? Apa bukti untuk menghukum kami?”

Cao Zhixin juga berkata “: “Jika hanya karena kami pergi ke tempat berkabung karena simpati, berapa banyak ruang yang dimiliki masyarakat ini untuk menampung emosi kami?”

Di akhir video, Cao Zhixin meminta kekuatan sosial untuk membantu para pejuang muda yang berpartisipasi dalam revolusi kertas putih.

Cao Zhixin juga berkata “: “Saya harap semua orang dapat membantu kami. Jika Anda ingin menghukum kami, tolong tunjukkan bukti! Jangan biarkan kami menghilang dari dunia ini secara tidak jelas.”

Video tersebut juga mencantumkan nama, tempat kerja, dan waktu hilangnya 13 “orang hilang”. Setelah video dirilis, itu menarik banyak perhatian di berbagai platform sosial.

Menurut laporan Radio Free Asia, polisi  telah menangkap setidaknya 40 peserta “Gerakan Kertas Putih” dengan meretas ponsel mereka yang ditangkap. (hui)

Skala Kematian Epidemi di Tiongkok Sangat Besar, 400 Juta Orang Meninggal Dunia dalam 3 Tahun

0

oleh Lin Cenxin/Yi Ru/Li Peiling

Jumlah kematian akibat COVID-19 di Tiongkok menjadi perhatian dunia. NTD mewawancarai sejumlah kota di Tiongkok dan kota tingkat pertama Shanghai dan menemukan skala kematian yang sangat besar.

Pada  14 Januari, Jiao Yahui, direktur departemen urusan medis dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengatakan pada konferensi pers bahwa dalam 35 hari sejak 8 Desember tahun lalu, telah terjadi total kumulatif 59.938 kematian akibat COVID-19 di rumah sakit  seluruh negeri, yang menimbulkan pertanyaan. Bloomberg mengutip profesor ahli wabah dari University of California, Los Angeles (UCLA) Prof. Zuofeng Zhang bahwa jumlah kematian yang secara resmi dilaporkan oleh Partai Komunis Tiongkok mungkin hanya “puncak gunung es”.

Omicron  menyebabkan lonjakan infeksi di Hong Kong tahun lalu, dengan jumlah kematian kumulatif lebih dari 9.000 kasus dan tingkat kematian 0,77% pada 9 Mei tahun lalu, dan tingkat kematian 0,67% dalam sepekan terakhir dan angka kematian sejauh ini 0,45%.

Ahli virologi Amerika Serikat, Lin Xiaoxu berkata : “Berdasarkan angka-angka di Hong Kong, jumlah kematian di Beijing dalam sebulan terakhir ini, yaitu setelah pembukaan pada awal Desember, akan melebihi 70.000, atau sekitar 0,45%. Jika tingkat kematian seperti itu dihitung, maka jumlahnya akan melebihi. Angka resminya sekarang adalah 60.000 di seluruh negeri, jadi angka ini sama sekali tidak dapat dipercaya.”

Selama periode beberapa waktu terakhir, banyak rumah sakit, rumah duka, kamar mayat dan krematorium di Tiongkok  kelebihan beban. Seorang netizen mengatakan, “Ini mengejutkan! di daerah kecil tempat tinggal seorang kerabat, 21 orang meninggal dunia pada akhir dan awal tahun. Netizen lain berkata, “Di desa kampung halaman saya di Shanxi kehilangan lebih dari 50 lansia.”

 Li, seorang warga dari Provinsi Anhui berkata : “Jumlah orang yang telah meninggalkan daerah tempat saya tinggal sangat menakutkan, hampir setiap minggu,  ada lansia yang meninggal dunia, ada 50 atau 60 lansia di daerah saya, tetapi sekarang mereka semua sudah meninggal dunia, tidak ada satupun dari mereka yang bisa ditemukan.”

Sedangkan Wang Jun, seorang petani di Wuhan berkata : “Ya, mereka semua meninggal dunia beberapa waktu  lalu. Sangat menyedihkan. Beberapa orang tua yang meninggal dunia di rumah selama 5 hari ini tidak ada yang mengetahuinya, karena dia tinggal sendirian, anaknya  sedang bekerja di luar kota.”

Sejumlah video menunjukkan prosesi pemakaman di mana-mana di Shaoyang, Hunan, dengan peti mati berjejer di beberapa aula dan orang-orang berbaris untuk menguburkan orang yang mereka cintai di pegunungan. Seorang penduduk Hunan mengatakan kepada NTDTV bahwa dia bisa melihat balai berkabung didirikan di mana-mana di Kabupaten Kecil tempat tinggalnya. 

Seorang Penduduk Hunan, Li Chun berkata : “(Orang yang meninggal) jauh lebih banyak. Mereka adalah yang tinggal di seberang jalan dan satu di sini setelah meninggal yang satu yang seberang lagi meninggal. Saya mencoba menghitungnya, untuk sebuah kabupaten (dengan penduduk 100.000 orang), saya menghitungnya, seharusnya ada 6 sampai 8 orang di rumah duka, dan area pemakaman juga penuh.”

Ada juga berita bahwa pemerintah telah meminta gudang rantai dingin di Dermaga Wusong, distrik Baoshan, Shanghai, yang biasa digunakan untuk menyimpan makanan laut, untuk menyimpan 8.000 jenazah. Pihak berwenang memperluas insinerator untuk memproses 2.000 jenazah tambahan per hari.

Hu Liren, mantan pengusaha Shanghai yang tinggal di Amerika Serikat: “Shanghai sedang menghadapi masalah. Karena daerah perkotaan terlalu padat, akan ada terlalu banyak kematian. Kemudian jenazah akan terus menumpuk. Apa yang harus dilakukan dengan begitu banyak jenazah ? kita hanya bisa membekukannya, lalu memprosesnya secara perlahan. Untuk memprosesnya perlahan, perlu tempat penyimpanan, jadi menggunakan cold storage di Baoshan Wusong Wharf, yang dulunya membekukan makanan laut. Sekarang tidak ada makanan laut beku, lalu menggunakannya untuk membekukan jenazah.”

Hu Liren, menambahkan bahwa ia memiliki seorang teman yang ibunya meninggal dunia dan butuh waktu hampir dua setengah minggu dari kremasi hingga mengumpulkan abunya. Proses ini biasanya hanya memakan waktu empat hari, yang berarti empat kali lebih banyak kremasi, ditambah lagi dengan fakta bahwa rumah duka sekarang membakar mayat 24 jam sehari, bukannya delapan jam sehari, yang juga berarti jumlah kremasi meningkat tiga kali lipat. Dari sini, diperkirakan jumlah kematian di Shanghai dalam sehari adalah 12 kali lipat dari sebelum wabah, yaitu lebih dari 4.000 orang.

Namun demikian, Shanghai hanyalah sebuah mikrokosmos dari keseluruhan negara. Hu Li Ren mengatakan bahwa jika kita mengalikan jumlah rata-rata kematian dalam sehari sebanyak 12 kali, yaitu sekitar 8 juta dalam setahun di Tiongkok, maka hampir 4 juta orang telah meninggal dunia dalam dua minggu terakhir, dibandingkan dengan 60.000 kematian dalam sebulan yang diklaim oleh Partai Komunis Tiongkok, yang jauh lebih kecil.

Hu Liren berkata : “Karena setiap rumah ada orang yang meninggal dunia. Di beberapa rumah tangga, seperti di antara teman-teman saya, ada beberapa keluarga di mana orang tua telah meninggal dunia, ada 2- 3 orang, ini adalah bencana besar.”

Pada 15 Januari, Master Li Hongzhi, pencipta Falun Gong, mengungkapkan bahwa selama lebih dari tiga tahun,  Partai Komunis Tiongkok telah menutup-nutupi epidemi, yang telah menewaskan 400 juta orang di Tiongkok, dan  500 juta orang akan meninggal dunia di Tiongkok pada saat gelombang epidemi ini berakhir. Master Li mengatakan bahwa ketika SARS terakhir kali muncul, 200 juta orang meninggal dunia di Tiongkok. Beberapa tahun kemudian, ketika Partai Komunis Tiongkok mendapati bahwa jumlah penduduknya menurun, mereka segera memperkenalkan sistem dua anak dan tiga anak.

Dr. Lin Xiaoxu, seorang ahli virologi Amerika Serikat berkata bahwa partai Komunis Tiongkok memiliki banyak penipuan dalam proses ini. Sama seperti ketika epidemi pertama kali merebak di Wuhan,  orang-orang tidak mempercayai angka-angka resmi. Anda harus merilis data dari guci resmi, yang masih merupakan data resmi di dalamnya, artinya setidaknya data Wuhan juga sejauh ini diremehkan.

Lin Xiaoxu percaya pengungkapan Master Li tentang skala kematian di Tiongkok, yang jauh melebihi beberapa pandemi dalam sejarah manusia, sangat mengejutkan. Beliau menginspirasi orang-orang untuk mencari kebenaran daripada tertipu oleh kebohongan Partai Komunis Tiongkok. (hui)

Ahli Epidemiologi : Puncak Kedua Gelombang Serangan Wabah COVID di Tiongkok Diprediksi pada Mei atau Juni

0

Kathleen Li dan Lynn Xu

Wabah COVID-19 di Tiongkok saat ini diperkirakan akan mencapai puncak kedua dalam beberapa bulan mendatang, menurut ahli epidemiologi Tiongkok. Gelombang pertama terus melanda negara ini, menewaskan sejumlah besar kader veteran Partai Komunis dan selebritas di berbagai bidang dan membebani sistem medis Tiongkok.

Tanggal puncak untuk gelombang kedua infeksi intensif akan terjadi antara Mei dan Juni tahun ini. Prediksi tersebut datang dari Zhang Wenhong, direktur Pusat Nasional Penyakit Menular Tiongkok dan kepala penyakit menular di Rumah Sakit Huashan Shanghai, menurut laporan 10 Januari dari portal berita daratan Tiongkok, Sina.

Sementara itu, ahli epidemiologi Tiongkok Zeng Guang mengatakan dalam laporan Caixin News, yang diterbitkan pada 12 Januari, bahwa gelombang nasional akan bertahan pada puncaknya selama 2-3 bulan, dengan kasus-kasus yang parah berlangsung sedikit lebih lama. Zeng adalah anggota kelompok ahli senior dari Komisi Kesehatan Nasional dan kepala ilmuwan di Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok.

Prediksi ini muncul ketika gelombang pertama virus masih menerjang daratan Tiongkok.

Serentetan obituari kematian harian orang terkenal dalam beberapa minggu terakhir telah menjadi bukti skala wabah tersebut. Sampel harian pada 13 Januari termasuk Mao Ahi, anggota Akademi Teknik Tiongkok, Xuan Ke, seorang etnografer musik, dan penyanyi terkenal Xie Lisi. Meskipun berita kematian kader Partai Komunis, akademisi, dan tokoh-tokoh hiburan telah menjadi berita di seluruh dunia, laporan resmi tidak menyebutkan COVID-19, dan umumnya hanya merujuk pada “penyakit.”

Wabah eksplosif telah melanda Tiongkok sejak awal Desember, ketika Partai Komunis Tiongkok (PKT) melonggarkan kebijakan Nol COVID-19 yang telah diterapkan selama bertahun-tahun. Lonjakan kematian  dramatis pun terjadi.

Lansia Menanggung Beban Terbesar dari Virus

“Banyak orang lanjut usia yang meninggal dunia dalam gelombang epidemi ini, seperti pensiunan pejabat senior dan seniman seni pertunjukan, yang sudah berusia 80-an dan 90-an,” Komentator Jepang Li Wenzheng mengatakan kepada The Epoch Times pada 13 Januari.

Li menempatkan beberapa tanggung jawab atas kematian tersebut pada PKT. Para anggota partai yang sudah lanjut usia tidak lagi berguna bagi rezim, tetapi menikmati uang pensiun yang tinggi dan perawatan medis khusus serta asuransi sebagai hadiah atas kesetiaan mereka kepada partai. Kematian mereka meringankan beban ekonomi rezim, di saat Tiongkok sedang berjuang secara ekonomi setelah tiga tahun menghadapi pandemi.

Dalam sebuah postingan di Weibo pada 21 Desember, ekonom Tiongkok Mei Xinyu, seorang peneliti di Kementerian Perdagangan, meratapi kematian ayah mertuanya, Hu Angang – seorang anggota partai yang sudah lanjut usia dan dihormati.

Mei mengatakan bahwa ayah mertuanya “berakhir di lantai kamar mayat rumah sakit menunggu untuk dikremasi” karena “200-300 mayat menunggu untuk dikremasi setiap hari di pemakaman Babaoshan Beijing, dan hari ini tidak ada antrean untuknya.” Hu bukanlah warga biasa. Dia adalah seorang profesor di Universitas Tsinghua, direktur Institut Studi Nasional, dan kepala ahli di Institut Tata Kelola Nasional dan Global.

Terpaksa Menyimpan Jenazah di Rumah

Situasi ini bahkan lebih sulit bagi warga Tiongkok pada umumnya. Mendapatkan perawatan medis sangat sulit, dan ketika gagal, sama sulitnya untuk mendapatkan tempat untuk kremasi. 

Pihak keluarga kadang-kadang terpaksa menyimpan mayat orang yang dicintai di rumah atau di dalam kendaraan mereka, kata seorang warga Shanghai yang tidak disebutkan namanya kepada The Epoch Times. 

Sedangkan, warga Shanghai Zhang Pei (nama samaran) mengatakan kepada The Epoch Times bahwa seorang teman membayar tambahan 5.000 dolar AS untuk mendapatkan kremasi tepat waktu bagi seorang anggota keluarga yang sudah lanjut usia.

Warga Shanghai Wu Fangyan (nama samaran) mengatakan pada 13 Januari bahwa “rumah sakit masih penuh sesak. Hanya satu obat yang diberikan untuk setiap kunjungan, dan satu obat tersebut tidak menurunkan demam, jadi Anda harus kembali pada sore hari dan mengantri berjam-jam … terus mendaftar, mengantri, menemui dokter, dan mendapatkan obat.”

Wu mengungkapkan rasa frustasinya karena dokter tidak mau memberikan lebih dari satu dosis obat. “Kadang-kadang Anda bahkan tidak bisa mendapatkan [satu dosis] obat setelah mengantre berjam-jam.”

“Sikap pemerintah terhadap kami adalah mengabaikan apakah kami bisa bertahan hidup atau tidak.”  Yang kuat bertahan hidup, sisanya mati, kata Wu.

Pejabat : ‘Pertempuran yang telah dipersiapkan’

Para pembuat kebijakan Tiongkok memiliki cerita yang berbeda. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengklaim pada konferensi pers pada 9 Januari bahwa Tiongkok sedang berjuang dalam “pertempuran yang telah dipersiapkan” untuk melawan epidemi.

Seluruh dunia terus menyatakan keprihatinannya tentang data kematian dan infeksi yang tidak jelas dari Tiongkok. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada 11 Januari bahwa mereka bekerja sama dengan Tiongkok tetapi mengatakan bahwa respon negara itu ditantang oleh kurangnya data. 

“Ada beberapa kesenjangan informasi yang sangat penting yang sedang kami upayakan untuk diisi oleh Tiongkok,” kata pemimpin teknis COVID-19 WHO Maria Van Kerkhove. (asr)

Misteri Epidemi Tiongkok : Mengapa Strain Virus yang Sama Menimbulkan 2 Keadaan yang Berbeda ?

0

oleh Lin Yutang dan Zhang Ruizhen 

Setelah Tiongkok membuka perbatasannya pada 8 Januari, media resmi Tiongkok melaporkan bahwa rata-rata setiap hari ada sekitar 500.000 orang warga yang melakukan lintas perbatasan melalui berbagai bandara. Kementerian Taiwan dalam upayanya untuk mengumpulkan strain virus “bawaan” wisatawan asal daratan Tiongkok yang memasuki Taiwan menemukan bahwa, strain virus “bawaan” mereka masih terutama BA.5 dan BF.7.

Hal yang menarik perhatian kalangan medis dunia adalah mengapa strain virus yang sama tetapi hanya di daratan Tiongkok yang menyebabkan epidemi yang begitu serius ?

Seorang wisatawan asal Tiongkok di Bandara Internasional Ibukota Beijing mengatakan : “Kami merasa senang karena kami sudah bisa melakukan perjalanan keluar kota, pergi ke tempat-tempat yang tidak bisa kami kunjungi dalam waktu 3 tahun terakhir.”

Warga negara Tiongkok kini telah terbebas dari jeratan larangan ekstrim dan tidak manusiawi dari pemerintah komunis Tiongkok selama tiga tahun terakhir. Mulai dari 7 Desember tahun lalu, mereka tidak perlu lagi menjalani tes asam nukleat dan memeriksa kode kesehatan setiap hari, dan mereka dapat dengan bebas bepergian ke luar negeri mulai 8 Januari 2023. Namun, akibat PKT terus menyembunyikan data epidemi yang sebenarnya, menyebabkan banyak negara memperkuat pengendalian terhadap penyebaran epidemi terutama dengan masuknya wisatawan asal Tiongkok.

Guido Bertolaso, Kepala Dinas Kesehatan Lombardy, Italia mengatakan : “Dari gelombang pertama wisatawan asal Tiongkok yang datang, terdapat 35 dari 92 orang yang dinyatakan positif COVID-19. Yang lebih celaka adalah 62 dari 120 orang wisatawan yang datang pada gelombang berikutnya telah dinyatakan positif COVID-19.”

Pada akhir Desember tahun lalu, Italia melakukan skrining COVID-19 terhadap seluruh wisatawan asal Tiongkok yang masuk Italia, dan menemukan bahwa lebih dari separuh wisatawan tersebut telah didiagnosis positif COVID-19. Setelah itu, pemerintah Jepang, Korea Selatan, termasuk banyak negara Eropa dan Amerika Serikat juga memperkuat pengendalian dan pencegahan, tetapi ada juga negara yang memilih untuk tidak menerapkan inspeksi wajib, termasuk Selandia Baru, Indonesia, dan Thailand.

Wisatawan asal Tiongkok yang tiba di Thailand mengatakan : “Kami sangat senang bisa kembali ke Thailand, kami telah menunggu selama tiga tahun !”

Pada 11 Januari media Tiongkok melaporkan bahwa hampir setengah dari wisatawan asal Tiongkok melakukan perjalanan ke Thailand. Media Thailand “The Bangkok Post” mengutip informasi dari penanggung jawab Bandara Suvarnabhumi memberitakan bahwa selama periode Tahun Baru Imlek dari 16 hingga 28 Januari, wisatawan asal daratan Tiongkok yang datang diperkirakan mencapai 1,8 juta orang.

Menurut sekuensing gen yang dirilis oleh Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan, strain virus utama yang menyebar di daratan Tiongkok masih terutama BA.5 dan BF.7. Secara umum, tingkat penyakit parah dan kematian yang disebabkan oleh strain virus ini seharusnya relatif lemah, tetapi mengapa ada di daratan Tiongkok justru menyebabkan tingkat kematian yang begitu tinggi ? Ini yang perlu menjadi perhatian. Mungkinkah epidemi menarget PKT itu benar adanya.

Tang Jingyuan, seorang komentator dan pemerhatian urusan Tiongkok mengatakan : “Virus yang sama, tetapi di daratan Tiongkok ia berpenampilan seperti ledakan bom nuklir, bahkan infeksi ulang yang menyebabkan penyakit berubah serius sering muncul. Lalu mengapa orang yang terinfeksi virus yang sama di daratan, setelah tiba di luar negeri, strain virus itu langsung menunjukkan penampilan yang berbeda ?”

Tang Jingyuan yang juga memiliki latar belakang medis, percaya bahwa dengan perkembangan epidemi, fakta sebenarnya akan menjadi semakin jelas. (sin)

Xi Jinping Berada dalam Dilema Hadapi Epidemi yang Telah Diprediksikan Menarget PKT

0

 oleh Luo Tingting

Pada 18 Januari, Xi Jinping untuk pertama kalinya berbicara secara terbuka tentang situasi di Tiongkok pasca pelonggaran pencegahan epidemi, dan menjelaskan soal kebijakan pencegahan epidemi ketat yang telah berlangsung selama 3 tahun terakhir. Fakta membuktikan bahwa Xi Jinping sedang menghadapi dilema dalam upaya mencegah penyebaran epidemi. Pendiri Falun Gong, Guru Li Hongzhi beberapa tahun sebelumnya telah memprediksikan bahwa epidemi ini menarget partai Partai Komunis Tiongkok.

Xi Jinping Mengklaim kebijakan Nol Kasus adalah Benar

Media Partai Komunis Tiongkok “CCTV News” dalam laporannya menyebutkan bahwa Xi Jinping menyampaikan rasa simpatinya kepada pejabat partai akar rumput dan pemerintah melalui konferensi video di Balai Agung Rakyat, Beijing pada 18 Januari. Xi juga menghubungi Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Harbin untuk menanyakan ihwal situasi perawatan rumah sakit setelah adanya penyesuaian kebijakan pencegahan epidemi.

Xi Jinping mengatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir, pemerintah Tiongkok telah secara ketat menerapkan “Kontrol kelas A terhadap penyakit kelas B” (yaitu, kebijakan lockdown ketat) adalah pilihan yang tepat. Karena ia sanggup menekan tingkat keparahan penyakit dan tingkat kematian.

Xi juga mengatakan bahwa sekarang pencegahan epidemi telah memasuki tahap baru, yang masih membutuhkan “perjuangan keras”.

Seorang pasien yang menerima oksigen di koridor rumah sakit Beijing pada 2 Januari 2023. (Getty Images)

Pejabat WHO Mengungkapkan Kebenaran

Namun, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia pernah mengungkapkan bahwa kebijakan Nol Kasus tidak efektif melawan virus (COVID-19). Sebelum Beijing memutuskan untuk melonggarkan secara total pencegah penyebaran, epidemi di Tiongkok sudah menyebar tanpa dapat dikendalikan. Otoritas PKT sangat menyadari hal ini, jadi mereka memutuskan untuk mengubah kebijakan pencegahan epidemi.

Pejabat Politik dan Hukum Senior di Beijing : PKT Menyembunyikan Informasi tentang Sejumlah Besar Pejabat Senior telah Meninggal Sebelum Pencegahan Epidemi Dilonggarkan

Pada 19 Desember tahun lalu, Radio Free Asia mengutip informasi yang disampaikan oleh seorang pejabat politik dan hukum senior di Beijing memberitakan bahwa sebelum Beijing melonggarkan langkah-langkah pencegahan epidemi, telah terjadi infeksi yang luas dalam sistem medis, banyak staf medis dan warga lansia yang positif terinfeksi, jumlah kematian melonjak tinggi, rumah duka / krematorium harus bekerja di luar batas kemampuan, sistem layanan medis menjadi lumpuh akibat kelebihan beban, tetapi situasi ini terus disembunyikan oleh pihak berwenang.

Pejabat senior ini juga mengungkapkan bahwa kerabatnya meninggal dunia karena terinfeksi virus COVID-19 saat menjalani pemulihan kesehatan di rumah sakit, tetapi kesimpulan kematian yang ditulis oleh dokter adalah infeksi saluran kemih. Butuh lima hari bagi jenazah untuk dikremasi.

Dia juga mengungkapkan bahwa penyembunyian fakta tentang epidemi secara langsung menyebabkan kematian sejumlah besar pensiunan pejabat tinggi, dan lebih banyak warga sipil. Dia mengaku bahwa dirinya yang sudah termasuk 1% tingkat sosial golongan atas saja menghadapi banyak hambatan, sulit untuk membayangkan bagaimana situasi yang harus dihadapi oleh rakyat kebanyakan.

Karena PKT terus menutupi fakta mengenai epidemi, data epidemi resmi dipertanyakan secara luas oleh dunia luar, tetapi data yang akurat tidak dapat diperoleh.

Pada 16 Januari, media Epoch Times melaporkan bahwa Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Gong mengatakan bahwa selama 3 tahun terakhir PKT terus menutupi fakta tentang epidemi. Epidemi di Tiongkok telah menyebabkan 400 juta orang meninggal dunia. Ketika gelombang epidemi ini berakhir, Tiongkok akan kehilangan 500 juta jiwa.

Guru Li Hongzhi juga mengatakan bahwa ketika SARS muncul terakhir kali, 200 juta orang meninggal di Tiongkok. Bertahun-tahun kemudian, PKT menemukan bahwa populasi telah menurun, dan segera merilis sistem dua dan tiga anak.

Guru Li mengungkapkan bahwa 400 juta orang meninggal akibat wabah di Tiongkok, mengejutkan dunia. Banyak ahli melalui verifikasi dan analisis menemukan bahwa angka ini tidak berbeda jauh dengan fakta yang terjadi.

Misalnya, PKT secara resmi mengumumkan pada 17 Januari bahwa populasi nasional pada akhir tahun 2022 adalah 1,41 miliar jiwa. Namun pada bulan Juli 2022, data yang bocor dari sistem Biro Keamanan Umum Shanghai menunjukkan bahwa setelah epidemi menyebar selama tiga tahun, populasi Tiongkok yang tersisa hanya 1 miliar jiwa.

Pada 22 Desember 2022, sejumlah besar mobil pengangkut jenazah sedang mengantri masuk gerbang krematorium di Beijing. (STF/AFP/Getty Images)

Negara Barat Tidak Menerapkan Lockdown, Justru Membuat Epidemi Cepat Mereda

Selain itu, penutupan kota, karantina berskala besar yang sering dilakukan oleh PKT, dan tes asam nukleat yang terus menerus selama tiga tahun terakhir telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang serius, menimbulkan keluhan publik yang meluas, dan akhirnya memicu terjadinya Revolusi Kertas Putih di seluruh negeri. Sejumlah besar warga sipil Tiongkok turun ke jalan, meneriakkan slogan politik “Partai Komunis Tiongkok mundur”.

Otoritas PKT terpaksa mengeluarkan “10 Aturan Baru” untuk pencegahan epidemi pada 7 Desember, mengumumkan pencabutan kebijakan Nol Kasus. Namun, pelepasan kendali tanpa peringatan dan persiapan itu telah memicu gelombang epidemi yang lebih besar.

Namun, sangat berbeda dari kebijakan Nol Kasus PKT, negara-negara di seluruh dunia lebih memilih untuk hidup berdampingan dengan virus, akhirnya epidemi pun mereda dalam lebih dari dua tahun, roda ekonomi dapat berputar kembali dan kehidupan masyarakat berangsur pulih.

Contoh paling khas adalah penyelenggaraan sepakbola Piala Dunia di Qatar pada bulan November 2022, dimana para pecinta sepak bola dari seluruh dunia berkumpul di stadion. Adegan puluhan ribu orang dalam stadion yang menyaksikan karnaval juga disiarkan secara langsung oleh media resmi PKT. Dan, hal mana sempat berdampak sensorik yang besar terhadap orang-orang Tiongkok yang dikurung dalam rumah dan hanya menjalani tes asam nukleat dari hari ke hari.

Banyak komentar-komentar di Internet yang membandingkan antara kebijakan ketat dalam pencegahan epidemi di Tiongkok dengan “puluhan ribu orang yang bersuka ria di Piala Dunia, mengapa di sana tidak ada wabah, dan mengapa mereka tidak takut tertular?”

Virus  (COVID-19) Menarget Partai Komunis Tiongkok

Setelah PKT gagal dalam memberantas epidemi, baru mau mulai belajar dari model Barat yakni hidup berdampingan dengan virus, dan melonggarkan kebijakannya dalam pencegahan yang ketat. Akibatnya, sejumlah besar kasus parah dan kematian terjadi. Rumah sakit dan rumah duka di seluruh negeri penuh, jenazah terus didatangkan tanpa henti-hentinya ke krematorium.

Berita duka yang diposting di media sosial terus bermunculan, dan sejumlah besar merupakan pejabat senior PKT, anggota partai, dan selebritas dari semua lapisan masyarakat serta dari segala usia yang pro-PKT telah meninggal dunia. Komunitas internasional dikejutkan oleh situasi epidemi di Tiongkok saat ini, banyak ahli berspekulasi bahwa virus varian baru dengan tingkat kematian yang lebih tinggi mungkin sedang menyebar di daratan Tiongkok.

Faktanya, ketika epidemi merebak di Wuhan pada awal tahun 2020, pendiri Falun Gong, Guru Li Hongzhi telah memperingatkan dalam artikelnya yang berjudul “Rasional” : “Tetapi saat ini wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT. Jika tidak percaya kalian coba lihatlah, saat ini negara-negara yang paling parah, semuanya adalah yang dekat dengan partai jahat, begitu juga dengan manusia”.

Guru Li Hongzhi memperingatkan manusia di dunia : “Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan. Jika tidak percaya tunggu dan lihat saja”.

Jadi bagaimana kita bisa terhindar dari bencana ini ? Guru Li Hongzhi menunjukkan : “Manusia seharusnya dengan tulus bertobat kepada Dewa, ‘diri saya ada kesalahan di mana, mohon diberikan kesempatan untuk berubah’, ini barulah caranya, ini barulah obat mujarab”.

Guru Li Hongzhi juga memberitahu murid-muridnya cara menyelamatkan orang yang berada dalam bahaya : “Seperti mengklarifikasi fakta – mengajukan 3 pemunduran dan secara tulus melafalkan kata-kata yang mengandung kebenaran,  semuanya itu adalah obat mujarab dan cara menyelamatkan manusia yang terbaik.” (sin)

Kominfo Tutup 7 Situs dan Grup Medsos yang Memuat Jual Beli Organ Tubuh

0

ETIndonesia- Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memutus akses tujuh situs dan lima grup media sosial yang memuat konten jual beli organ tubuh manusia. Pemutusan akses itu sudah dilakukan sejak Kamis (12/01/2023). 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan menyatakan pemutusan akses itu dilakukan sesuai permintaan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Negara RI. 

“Kami sudah menerima surat dari Bareskrim Polri kemarin dan hari ini. Isinya meminta Kominfo untuk melakukan pemutusan akses atas tujuh situs yang memuat konten manipulasi data tersebut,” jelasnya di Jakarta Pusat, Jumat (13/01/2023) dalam siaran pers Kominfo.

Menurut Dirjen Semuel, sebelumnya Tim AIS Kementerian Kominfo telah melakukan pemantauan terhadap beberapa situs dan akun media sosial yang diduga memuat konten jual beli organ tubuh. 

“Kami melakukan pencarian situs jual beli organ tubuh manusia seperti yang disampaikan penyidik Kepolisian yang tengah menangani kasus di Makassar dengan laporan adanya situs jual beli organ tubuh lewat Yandex,” tuturnya.

Selain menemukan situs, Tim AIS Kementerian Kominfo juga menemukan lima grup media sosial Facebook dengan konten serupa. Hasil temuan itu kemudian disampaikan ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk mengonfirmasi pelanggaran yang terjadi. 

“Semua datanya kami kirimkan untuk memastikan situs tersebut benar-benar melanggar hukum. Lalu Bareskrim Polri mengirim surat untuk memutus akses 3 situs pada Kamis dan hari ini (Jumat) ada 4 situs,” tuturnya. 

Berdasarkan hasil penyelidikan, ketujuh situs tersebut melanggar Pasal 192 jo Pasal 64 ayat (3) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang berbunyi “Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apapun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”

“Ketiga situs tersebut sudah tidak bisa diakses secara normal per Kamis, 12 Januari 2023 pukul 22.00 WIB. Dan empat situs akan diputus aksesnya dalam kurun waktu satu kali 24 jam ke depan,” jelas Dirjen Semuel.

Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menyatakan pemutusan akses situs dan akun media sosial dilatari pertimbangan ada indikasi tindak pidana memperjualbelikan atau jaringan tubuh dengan dalih apapun yang dilarang dan sangat meresahkan masyarakat.  

“Berdasarkan hasil profiling dan analisis semua situs itu berada atau dibuat di luar negeri,” tandasnya. 

Dirjen Semuel mendorong masyarakat untuk segera melapor ke Kementerian Kominfo jika menemukan situs sejenis agar bisa dilakukan penanganan sesuai perundangan yang berlaku. 

“Peran masyarakat penting untuk membantu penyidikan. Dan kami mengharapkan masyarakat dapat melaporkan lewat aduankonten.id,” ungkapnya. (asr)

Ramai Konten Ngemis Online di Medsos, Kemensos Tindak Kegiatan yang Mengeksploitasi Lansia, Anak dan Penyandang Disabilitas

ETIndonesia- Menteri Sosial Tri Rismaharini mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada pemerintah daerah untuk menindak maraknya ngemis online di platform media sosial TikTok . 

Sebelumnya, Menteri Sosial berjanji akan menyurati Pemda terkait isu yang sedang ramai di media sosial.

“Nanti saya surati ya. Ndakndak (bukan ke kepolisian). Saya imbauan ke daerah, itu (ngemis online) memang engga boleh,” katanya di Jakarta, Rabu (18/1) dalam siaran persnya.

Edaran tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penertiban Kegiatan Eksploitasi dan/atau Kegiatan Mengemis yang Memanfaatkan Lanjut Usia, Anak, Penyandang Disabilitas, dan/atau Kelompok Rentan lainnya. 

Dalam edaran yang diterbitkan tanggal 16 Januari 2023 itu, para gubernur dan bupati/wali kota dihimbau untuk mencegah adanya kegiatan mengemis, baik yang dilakukan secara offline maupun online di media sosial yang mengeksploitasi para lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, dan/atau kelompok rentan lainnya.

Edaran Mensos juga mengatur tindakan yang harus dilakukan jika menemukan kegiatan eksplotasi. Pemerintah daerah dan masyarakat diminta melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Satuan Polisi Pamong Praja apabila menemukan kegiatan mengemis dan/atau eksploitasi para lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, dan/atau kelompok rentan lainnya. 

Tidak hanya itu, Pemda diminta untuk memberikan perlindungan, rehabilitasi sosial, dan bantuan kepada para lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, dan/atau kelompok rentan lainnya yang telah menjadi korban eksploitasi melalui mengemis, baik yang dilakukan secara offline maupun online di media sosial. 

Baru-baru ini, masyarakat dibuat resah oleh maraknya konten mengemis online di TikTok yang mengeksploitasi lansia. Ibu-ibu paruh baya diminta mengguyur air ke tubuh mereka untuk mendapatkan gift atau bayaran dari penonton. Lebih memprihatinkan, eksploitasi ini dilakukan oleh anaknya sendiri.

Lansia adalah salah satu kluster yang menjadi tanggung jawab Kementerian Sosial sehingga fenomena ini menjadi perhatian Menteri Sosial. Dalam beberapa kesempatan, Mensos mengatakan bahwa lansia berperan besar dalam membesarkan anak dan keturunannya. Oleh karena itu, lansia tidak boleh ditelantarkan, apalagi dieksploitasi.

Kemensos sendiri memiliki berbagai program untuk kesejahteraan lansia. Salah satu yang terbaru adalah bantuan permakanan bagi lansia tunggal. Selain itu, Kemensos melalui Sentra Rehabilitasi Sosial yang tersebar di daerah juga memberikan berbagai program perlindungan, jaminan dan perlindungan, serta layanan asistensi rehabilitasi sosial bagi lansia terlantar. (asr)

Kelompok Sipil Korea Selatan: Kampanye Pengusiran Institut  Konfusius  Diluncurkan

Jin Yan dan Lin Hu melaporkan dari Busan, Korea Selatan

Sejumlah kelompok masyarakat sipil Korea mengadakan unjuk rasa di depan Universitas Dongseo di Busan baru-baru ini. Mereka menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok menggunakan Institut Konfusius untuk melakukan kegiatan spionase dan menyerukan kepada pemerintah untuk menutup Institut Konfusius di Korea Selatan.

“Kami yakin bahwa polisi rahasia Tiongkok ada di setiap sudut kecuali Menara Mutiara Oriental. Pemerintah Yoon Suk-yeol  harus menganggap penting masalah ini secara serius dan lebih proaktif dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan kita.”

Baru-baru ini, di depan Universitas Dongseo di Distrik Sasang, Busan, sejumlah kelompok warga yang menghadiri unjuk rasa berpendapat bahwa Institut Konfusius adalah agen propaganda dan spionase Partai Komunis Tiongkok dan kelompok yang bernama Front Persatuan harus diusir dari negara tersebut.

Menurut MBN, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan telah memulai penyelidikan apakah Institut Konfusius terlibat dalam kegiatan propaganda dan spionase untuk sistem Partai Komunis Tiongkok.

Universitas Dongseo di Busan membuka Institut Konfusius pada 2007, dan Universitas Dong-A juga mendirikan institut tersebut pada tahun yang sama.

Pada konferensi pers, beberapa kelompok warga bergabung bersama untuk mendesak Kementerian Pendidikan Korea Selatan dan Pengawas Pendidikan Kota dan provinsi untuk menutup Institut Konfusius dan Kelas Konfusius di 22 universitas dan 16 sekolah menengah pertama dan atas di Korea Selatan. 

Han Min Ho, Wakil Bersama dari Kampanye Korea untuk Mengungkap Kebenaran tentang Institut Konfusius, berkata :  “Kami mengeluarkan peringatan keras kepada para rektor universitas dan staf Institut Konfusius bahwa mempertahankan Institut Konfusius adalah pengkhianatan terhadap negara dan pelanggaran kepercayaan terhadap para mahasiswa, dan kami menyerukan kepada para rektor dan profesor bahwa Institut Konfusius harus segera dihapuskan.”

Sejak tahun lalu, peserta unjuk rasa telah menggelar konferensi pers di depan universitas-universitas Korea di mana Institut Konfusius berada untuk mendesak pengusiran lembaga itu. (hui)

Dengan Menurunnya Populasi, Tiongkok Kehilangan Pamor Sebagai Pasar Terbesar Dunia

0

 oleh Yang Wei

Pada 17 Januari, pemerintah komunis Tiongkok mengumumkan bahwa populasi Tiongkok tahun 2022 mengalami pertumbuhan negatif. Sebelumnya, dunia luar telah menduga bahwa Beijing terus menciptakan data palsu tentang jumlah total penduduk Tiongkok. Ketika epidemi menyebabkan banyak kematian, pemerintah komunis Tiongkok tidak dapat lagi menutupi tren penyusutan populasi. Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Gong dengan jelas menyatakan : PKT telah menutupi fakta tentang epidemi selama lebih dari tiga tahun, dan epidemi di Tiongkok telah menyebabkan kematian 400 juta orang. Ini berarti bahwa populasi Tiongkok sekarang telah anjlok hingga 1 miliar jiwa atau sudah kurang. Selain itu juga mencerminkan bahwa dalam 3 tahun terakhir ini ekonomi Tiongkok mengalami penyusutan yang tajam, sehingga pamor Tiongkok sebagai pasar terbesar di dunia telah memudar.

Tiongkok bukan lagi negara terpadat di dunia

Dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri Tiongkok yang diadakan pada 17 Januari, seorang reporter media bertanya : Sebagaimana yang dilaporkan bahwa jumlah populasi Tiongkok pada akhir tahun 2022 adalah 1.411.750.000 jiwa, sedangkan jumlah penduduk India yang diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun lalu diperkirakan mencapai 1,412.000.000 jiwa, yang mana menunjukkan India telah melampaui Tiongkok dalam jumlah penduduk dan menjadi negara terpadat di dunia. Bagaimana pendapat pihak Tiongkok tentang masalah ini ?

Jawaban yang disampaikan secara samar-samar oleh pejabat Kementerian Luar Negeri Tiongkok itu tidak penting, tetapi bagaimana pun juga terpaksa harus mengakui bahwa Tiongkok bukan lagi negara terpadat di dunia. Entahlah, apakah pada waktu PKT menciptakan angka 1,41 miliar jiwa itu tidak sadar bahwa angka itu lebih rendah dari jumlah penduduk India ? Tetapi yang jelas, dampaknya yang bakal muncul di kemudian hari adalah apa yang tidak diinginkan oleh rezim Beijing dan PKT.

Pengakuan Beijing terhadap pertumbuhan populasi yang negatif tidak akan menghilangkan keraguan dunia luar, tetapi hanya akan menambah keraguan dan kekhawatiran. Sebuah penilaian yang dibuat lembaga Jepang pernah menggunakan jumlah total garam dapur sebagai parameter untuk memperkirakan jumlah penduduk Tiongkok, dan hasil kesimpulannya adalah bahwa populasi Tiongkok sekitar 800 juta jiwa.

Sejak 2017, PKT terus bertahan untuk mengklaim bahwa populasi Tiongkok adalah 1,4 miliar lebih jiwa, meskipun dunia luar bersikap pesimis terhadap angka itu dan memperkirakan total populasi Tiongkok berkisar antara 800 juta hingga 1,2 miliar. Beberapa waktu lalu, Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Gong dengan jelas menyatakan : PKT telah menutupi fakta tentang epidemi selama lebih dari tiga tahun, dan epidemi di Tiongkok telah menyebabkan kematian 400 juta orang. Ini berarti bahwa populasi Tiongkok saat ini telah turun tajam menjadi sekitar 1 miliar jiwa. Jika angka 1,4 miliar yang diumumkan oleh PKT pada tahun 2019 juga merupakan angka buatan, bisa jadi populasi aktual Tiongkok yang saat ini sedang menghadapi parahnya epidemi sudah menurun hingga di bawah 1 miliar. Mungkin saja tidak jauh dengan angka hasil kesimpulan lembaga Jepang yang 800 juta jiwa. 

Guru Li Hongzhi juga menyatakan bahwa ketika gelombang epidemi ini berakhir, Tiongkok akan kehilangan 500 juta jiwa. Ini berarti populasi Tiongkok pada tahun 2023 masih akan berkurang sebanyak 100 juta jiwa.

Tentu saja menyedihkan bahwa begitu banyak warga negara Tiongkok yang telah dan akan meninggal dunia. Meskipun demikian, PKT masih saja berusaha menutupi kenyataan yang membuat masyarakat dalam dan luar negeri marah. Fakta tidak akan berubah. Perekonomian Tiongkok telah mengalami kesulitan selama tiga tahun terakhir. Kegilaan PKT terlihat jelas bagi semua orang. Penurunan populasi yang tajam berarti ekonomi Tiongkok seharusnya menyusut .

Perekonomian Tiongkok sepertinya tidak tumbuh dalam tiga tahun terakhir

Lebih dari setahun yang lalu, pada 10 Desember 2021, konferensi kerja ekonomi PKT telah mengakui bahwa perkembangan ekonomi sedang menghadapi 3 tekanan kuat dari permintaan yang menyusut, guncangan pasokan, dan ekspektasi yang melemah. Pada saat itu konferensi kerja ekonomi juga menghasilkan keputusan yang menghendaki seluruh partai dan organ pemerintah untuk “mengencangkan tali pinggang” untuk menghadapi hari-hari mendatang yang lebih sulit.

Pada tahun 2021, PKT mengumumkan bahwa PDB tahunan akan menjadi RMB. 114 triliun, meningkat 8,1%, dan telah berulang kali mengklaim bahwa pencegahan dan pengendalian epidemi serta pembangunan ekonomi “jauh lebih unggul” dari negara mana pun di dunia. Namun, pada akhir tahun 2021, PKT mengklaim bahwa pembangunan ekonomi menghadapi 3 tekanan kuat, bahkan mencantumkan “permintaan yang menyusut” di daftar urutan teratas sebagai alasan ekonomi gagal ditumbuhkan. Ini menunjukkan bahwa para pemimpin puncak PKT sepenuhnya memahami data sebenarnya tentang jumlah kematian akibat epidemi, dan penurunan tajam populasi pasti akan menyebabkan kontraksi permintaan. Ini mungkin juga menjelaskan mengapa PKT dengan cemas mendesak rakyat jelata untuk memiliki anak kedua atau ketiga secepat mungkin.

Pada tahun 2020, Tiongkok dan seluruh dunia “menutup diri” akibat COVID-19 sehingga pertumbuhan ekonomi pun terganggu. Namun, PKT mengklaim bahwa epidemi hanya menyebabkan ribuan orang meninggal. Pada akhir tahun, masih mengarang data palsu pertumbuhan PDB tahunan Tiongkok yang sebesar 2,3%, dan mengklaim bahwa total PDB mencapai lebih dari RMB. 100 triliun. Yang pasti, pemerintah komunis Tiongkok telah menutupi sejumlah besar kematian akibat epidemi. Ekonomi Tiongkok kemungkinan besar telah menyusut saat itu, dan tidak ada harapan untuk melampaui Amerika Serikat pada tahun 2020.

Di tahun 2021, epidemi di Tiongkok belum benar-benar mereda, masih banyak kematian sehingga jumlah populasi terus menurun, skala ekonomi masih menyusut. Perekonomian negara-negara di seluruh dunia berangsur pulih, kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh PKT untuk mengklaim bahwa pesanan asing mulai berdatangan untuk menutupi fakta bahwa ekonomi Tiongkok sebenarnya masih terus menyusut. Jika “pesanan asing mulai berdatangan” itu benar, mengapa PKT pada akhir tahun 2021 menyebutkan bahwa pembangunan ekonomi menghadapi 3 tekanan kuat, bahkan “kontraksi permintaan” menempati urutan pertama alasan. Rahasia jadi bocor.

Pada tahun 2022, pemerintah Tiongkok mungkin menghadapi kesulitan dalam mengarang angka-angka tersebut akibat penutupan kota yang terus menerus yang membuat perekonomian terhenti sama sekali. Sehingga mereka hanya memunculkan pertumbuhan PDB sebesar 3% pada tahun 2022, itu saja tanpa embel-embel. Pada saat yang sama mereka terpaksa mengakui tentang populasi yang tubuhnya negatif.

Dalam tiga tahun terakhir, dengan penurunan tajam dalam jumlah penduduk dan terus menyusutnya ekonomi Tiongkok, skup pasar jadi ikut mengecil. Dengan berkurangnya orang, konsumsi harian juga menurun, permintaan perumahan berkurang. Karena itu, banyak usaha besar dan kecil bangkrut, PHK terjadi di mana-mana.

Pada 9 Januari, Li Keqiang, Perdana Menteri Tiongkok yang masa jabatannya tingga beberapa bulan. Saat mengunjungi Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar, ia mengatakan : “Entitas pasar, terutama usaha kecil, menengah dan mikro, industri rumah tangga dan komersial individu saat ini sedang menghadapi kesulitan besar dan masalah baru”. Sebelum lengser, Li Keqiang tampaknya masih berusaha mengungkap situasi sebenarnya di Tiongkok.

“Tiongkok merupakan pasar yang sangat besar” sebagaimana yang sering diklaim oleh para pemimpin Partai Komunis Tiongkok dengan cepat kehilangan nilainya.

Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He saat berpidato di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss pada 17 Januari 2023. (Fabrice Coffrini/AFP/Getty Images)

Seberapa besar pasar Tiongkok yang masih tersisa ?

Mengingat fakta bahwa populasi Tiongkok telah menurun tajam dalam tiga tahun terakhir, rangkaian data ekonomi yang dibuat oleh PKT pada dasarnya tidak memiliki nilai referensi. Ketika belum lama ini pemerintah Tiongkok mengumumkan data ekonominya untuk tahun 2022, ia masih mengklaim bahwa Tiongkok belum mampu membebaskan diri dari 3 tekanan kuat yakni permintaan domestik yang menyusut, guncangan pasokan, dan ekspektasi yang melemah.

Dari 15 hingga 16 Desember 2022, Konferensi Kerja Ekonomi Tiongkok tiba-tiba membalikkan kebijakan ekonomi yang sudah diputuskan dalam Kongres Nasional ke-20, mereka tidak lagi menekankan “sirkulasi internal” dan “Berdikari”, tetapi tiba-tiba beralih ke “berfokus terhadap masalah yang dihadapi perusahaan swasta, dan melakukan hal-hal praktis”. Pada saat yang sama mereka mengklaim “ingin terus memainkan peran ekspor dalam mendukung perekonomian”, juga “lebih menggencarkan upaya untuk menarik dan memanfaatkan modal investasi asing”.

Jelas, para pemimpin tertinggi PKT menyadari sepenuhnya berapa banyak warga negara di daratan Tiongkok yang telah meninggal akibat epidemi, dan mereka juga menyadari keseriusan penyusutan ekonomi akibat penurunan tajam populasinya. Mereka harus mencoba lagi untuk menipu perusahaan swasta dan modal asing untuk menyelamatkan rezim PKT yang saat ini sudah kritis. Permintaan domestik Tiongkok tidak lagi dapat diandalkan, dan “sirkulasi internal” bahkan tidak lagi dapat dijadikan slogan. Pemimpin puncak PKT dipaksa untuk menekankan perlunya memulihkan “kepercayaan” dalam pembangunan ekonomi.

Pada 17 Januari, di Forum Ekonomi Dunia yang diadakan di Davos, Swiss, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He berpidato, mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok “akan tetap mempertahankan perluasan keterbukaan di segala arah kepada dunia luar”.

Saat ini, rantai pasokan negara-negara Barat sedang dengan cepat meninggalkan daratan Tiongkok. PKT lagi-lagi menyembunyikan jumlah kematian kasus epidemi membuat negara-negara merasa lebih berisiko untuk berinvestasi di Tiongkok. Propaganda PKT sudah tidak ada yang mau percaya. Saat ini, Beijing terdesak untuk mengakui bahwa jumlah populasi Tiongkok sudah tumbuh secara negatif, yang selanjutnya membenarkan keraguan dari berbagai negara bahwa pasar besar Tiongkok sudah tidak lagi sebesar dulu.

Dalam pemasaran, basis populasi merupakan indikator penelitian pasar utama, dan berbagai perusahaan multinasional yang memasuki pasar Tiongkok telah berusaha mendapatkan statistik nyata tentang populasi Tiongkok. Kesimpulan mereka adalah bahwa pengecer internasional besar yang pernah masuk ke Tiongkok, kecuali Wal-Mart, yang masih bertahan, semuanya telah mundur dari Tiongkok. Costco, yang baru saja memasuki Tiongkok dan mampu menggeser supermarket lokal, mungkin dalam waktu tak lama lagi dapat menemukan bahwa untuk melanjutkan ekspansi di luar kota-kota besar Tiongkok akan menghadapi risiko yang tidak kecil.

Pada 17 Januari, Kantor Berita Xinhua mengutip ucapan Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok yang menyebutkan : “Seiring dengan membaiknya situasi epidemi di Tiongkok, yang mempercepat normalisasi kehidupan dan produksi, vitalitas ekonomi, kegiatan masyarakat dan potensi Tiongkok yang sepenuhnya dapat dilepaskan, maka itu akan menjadi pendorong bagi pemulihan ekonomi dunia”.

Epidemi belum berakhir, tetapi teriakan kosong PKT itu justru mengungkap kurangnya kepercayaan diri dari para pemimpin puncak PKT. Pada hari yang sama, Kantor Berita Xinhua malahan menerbitkan artikel berjudul “Laporan Forum Ekonomi Dunia Menunjukkan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Eropa dan Amerika pada 2023 Sangat Suram”. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok tidak akan diperoleh dengan PKT menjelek-jelekkan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. Kelesuan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat pasti berpengaruh dan akan membuat investasi asing Tiongkok dan pesanan ekspor terus menurun.

Amerika Serikat dan negara-negara lain menawarkan bantuan kepada Tiongkok dalam perang melawan epidemi, tetapi PKT menolaknya dengan berpura-pura masih sanggup bertahan, dan berulang kali menyembunyikan kebenaran tentang epidemi. Pada 8 Januari, PKT mencabut larangan bagi warganya untuk bepergian ke luar negeri, bahkan memfitnah pembatasan masuk dan pencegahan epidemi turis Tiongkok oleh berbagai negara sebagai “manipulasi politik”.

Pada akhir gelombang epidemi ini, populasi Tiongkok akan berkurang lagi sebanyak 100 juta jiwa. Dan, sejauh mana penyusutan skup pasar Tiongkok akan terus dipantau secara saksama oleh pemerintah dan perusahaan multinasional. Pamor pasar besar Tiongkok benar-benar sedang memudar, dan rakyat Tiongkok yang menderita memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang PKT. Saat ini, slogan “reformasi dan keterbukaan” sudah tidak lagi dapat menyelamatkan rezim Partai Komunis Tiongkok. (sin)